Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KETERLAKSANAAN MODEL SCIENTIFIC CRITICAL THINKING (SCT)UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF EFFICACY MAHASISWA CALON GURU KIMIA PADA MATERI KOLOID Rusmansyah Rusmansyah; Leny Yuanita; Muslimin Ibrahim; Khairiatul Muna; Isnawati Isnawati
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains Vol 9, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/quantum.v9i2.5570

Abstract

Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang keterlaksanaan model SCT untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis dan self efficacy mahasiswa calon guru kimia padamateri koloid. Sintaks model SCT adalah 1) Orientasi mahasiswa; 2) Aktivitas ilmiah; 3) Presentasi hasil aktivitas ilmiah; 4) Penyelesaian tugas berpikir kirits; 5) Evaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan dari prototipe model SCT dalam pembelajaran materi Koloid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan model SCT menunjukkan kategori sangat baik (85,84,%), aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran menunjukkan kategori sangat aktif (85,29%), terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis (rerata N-gain = 0,87/tinggi) dan self efficacy mahasiswa calon guru kimia (rerata N-gain = 0,78/tinggi). Dengan demikian model SCT sudah memenuhi syarat kepraktisan dan keefektifan sebagai prototipe sebuah model. 
The Pedagogical Competence Skills of Biology Teacher Candidates Kukuh Munandar; Muslimin Ibrahim; Leny Yuanita
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 1, No 3 (2018): Budapest International Research and Critics Institute October
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v1i3.47

Abstract

The research on "Pedagogical Competence Skills of Biology Teacher Candidates" aims to identify the pedagogical competence profile of biology teacher candidates in biology learning to prepare them in this 21st century. The results of the research are used as: 1) suggestion for stakeholders to improve pedagogical competence of biology teacher candidates, 2) reflection of learning in the department of Biology Education, and 3) recommendation for further research in the development and empowerment of prospective teachers, especially biology teacher. To achieve these goals, this research uses qualitative research method with quantitative descriptive analysis. The data collection instruments are: 1) pedagogical self-evaluation questionnaire, 2) assessment sheets of learning device, 3) assessment sheets of teaching learning process, and 4) teachers’ self-confidence assessment sheets. Based on the data analysis, it can be concluded that the category of pedagogical ability of the students of biology teacher candidates in the assessment is very good (= 3.77 scale 4). Meanwhile, the category of the self-evaluation assessment of prospective biology teacher students is good (= 3.87 scale 5). However, the category of the use of ICT-based learning media is enough  (= 2.2 scale 5).
MINUMAN DAUN YACON SEBAGAI PRODUK UNGGULAN MASYARAKAT SENDURO Leny Yuanita; Prima Retno Wikandari; Rinie Pratiwi; Wahyu Budi Sabtiawan; Dhita Ayu P.S
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v4n2.p73-77

Abstract

The target of the community service was the empowerment of the community of Argosari Village, Senduro to produce a ready-to-sell yacon leaf drink. This activity involved lecturers, students, farmer groups, and villagers. There were three stages in this activity, including preparation, implementation, and evaluation.The training included making yacon leaf drink and packaging of product. The community service were conducted for 8 months starting from February to September 2017. The product was a ready-to-sellyacon leaf drink with certificate number of P-IRT No. 2133508030333-22. In addition, the students have been able to socialize with Argosari Village community through yacon processing program and P -IRT permit arrangement.
PEMBUATAN MINUMAN EMPON-EMPON DAN WEDANG ALANG-ALANG BAGI IBU-IBU DESA MARENGAN LAOK, KECAMATAN KALIANGET, KABUPATEN SUMENEP Tukiran Tukiran; Suyatno Suyatno; Nurul Hidajati; Leny Yuanita
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v7n1.p23-29

Abstract

Ibu-ibu warga Desa Marengan Laok, Kec. Kalianget, Sumenep diketahui bahwa mereka belum berpengalaman dalam membuat minuman kesehatan berbasis herbal dalam bentuk cair. Sementara itu bahan untuk membuatnya banyak ditanam di sekitar rumah warga atau dengan mudah dapat diperoleh di pasar terdekat. Banyaknya warung-warung makanan, toko, dan tempat penginapan yang berada di wilayah Desa Marengan Laok, Kec. Kalianget Sumenep ditambah lagi Sumenep sebagai kota wisata sangat mendukung penjualan produk minuman kesehatan berbasis herbal tersebut. Oleh karena itu, tim pelaksana mencoba memberikan kegiatan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga warga desa tersebut untuk meningkatkan keterampilannya dalam pembuatan minuman kesehatan berbasis herbal yang hasilnya dapat berpotensi untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Pelatihan pembuatan berbagai minuman kesehatan berbasis herbal berbentuk cair yaitu sirup empon-empon dan wedang alang-alang yang siap dijual di warung dan toko jamu. Kegiatan PKM ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 dengan melibatkan 9 orang ibu rumah tangga desa Marengan Laok yang diawali dengan pemaparan materi pelatihan oleh Tim PKM, dilanjutkan dengan pendampingan praktek pembuatan minuman kesehatan berbasis herbal, dan diakhiri dengan refleksi/umpan balik serta pemberian angket. Target kegiatan PKM ini adalah meningkatnya keterampilan ibu-ibu rumah tangga desa Marengan Laok dalam pembuatan minuman kesehatan berbasis herbal. Adapun hasil angket dapat diketahui bahwa kegiatan PKM dinyatakan telah berjalan dengan baik dan peserta mampu memahami dan terampil dalam membuat minuman kesehatan berbasis herbal tersebut. Saran peserta antara lain lama waktu pelatihan hendaknya ditambah, frekuensi pelatihan hendaknya sesering mungkin, dan ragam minuman kesehatan berbasis herbal ditambah lagi.
PELATIHAN PEMBUATAN SARI KEDELAI REMPAH UNTUK PENINGKATAN DAYA TAHAN TUBUH DALAM MENGHADAPI PANDEMI Covid-19 Prima Retno Wikandari; Leny Yuanita; Sari Edi Cahyaningrum; Nuniek Herdyastuti
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v6n2.p155-160

Abstract

Coronavirus disease-19 (Covid-19) adalah penyakit yang memberikan resiko kematian yang sangat tinggi. Alternatif pencegahan adalah dengan konsumsi susu kedelai berempah karena dapat meningkatkan imun dan kaya antioksidan. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) memberikan pengetahuan tentang Covid-19 dan cara penanggulangannya, (2) memberikan keterampilan pembuatan sari kedelai berempah, dan (3) melakukan sosialisasi produk kepada masyarakat oleh peserta latih. Metode pelatihan dilakukan secara daring dan diunggah melalui youtube https://youtu.be/mb_6H2biczA, dilanjutkan praktek mandiri dan sosialisasi produk hasil praktek mandiri kepada masyarakat sekitar. Hasil kegiatan menunjukkan peserta latih memberikan respon bahwa materi pengetahuan tentang Covid-19 dan cara pembuatan sari kedelai adalah penting dan cara penyajiannya sangat menarik. Sebanyak 86.7 % peserta menyatakan bahwa materi adalah baru, dan 60% peserta menjawab akan mempraktekkan hasil pelatihan. Satu orang peserta telah mampu menginisiasi tetangganya untuk berwirausaha dan telah menerima pesanan. Sebanyak 86.7 % peserta latih telah melakukan sosialisasi kepada keluarga (46.7%), tetangga (33.3%) dan teman kantor  (13.3%). Tanggapan peserta sosialisasi terhadap  produk sari kedelai rempah menyatakan suka (46.7%) sampai sangat suka (53.3%), Respon peserta sosialisasi menyatakan bahwa mereka menyatakan kegiatan ini cukup manfaat (33.3%) hingga sangat manfaat (66.7%) dan 100 % berkeinginan untuk mengetahui pembuatan sari kedelai rempah.Kata Kunci: Covid-19, imunitas, sari kedelai berempah, pelatihan
EFEK METODE PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KADAR SENYAWA FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN Octavia Trisna Mahardani; Leny Yuanita
Unesa Journal of Chemistry Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Surabaya State University, located at Jl Ketintang, Surabaya, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.365 KB) | DOI: 10.26740/ujc.v10n1.p64-78

Abstract

Abstrak. Senyawa fenolik merupakan hasil metabolit sekunder tanaman dengan banyak manfaat seperti antioksidan, antiinflamasi, antidiabetik, imunoregulasi, antikanker, antimikrobia, dan sebagainya. Kelemahan dari senyawa ini adalah kestabilannya yang rendah terutama ketika proses pengolahan dan penyimpanan. Oleh karenanya diperlukan pengetahuan tentang efek pengolahan dan penyimpanan terhadap kadar senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan untuk mengetahui pengolahan dan penyimpanan yang tepat. Pengolahan umumnya dilakukan dengan perebusan, fermentasi, iradiasi UV C, penambahan enzim, pasteurisasi, dan pengeringan dengan oven. Dalam pengolahan dan penyimpanan, senyawa fenolik dapat mengalami peningkatan maupun penurunan bergantung suhu, lama, tingkat oksigen, paparan cahaya dan enzim yang digunakan. Hasilnya, proses pengolahan yang disarankan untuk mempertahankan senyawa fenolik adalah steam, vakum, sonikasi, blanching, pasteurisasi, freezing, fermentasi, dan perkecambahan. Untuk proses penyimpanan yang disarankan adalah penyimpanan dengan suhu dan kadar oksigen yang rendah serta terhindar dari cahaya. Stabilitas senyawa fenolik juga tidak selalu berbanding lurus dengan aktivitas antioksidannya, penurunan senyawa fenolik tidak selalu menghasilkan penurunan nilai aktivitas antioksidan. Hal tersebut karena adanya kemungkinan senyawa antioksidan lain yang ikut terdeteksi sebagai nilai aktivitas antioksidan. Kata kunci : Senyawa fenolik, pengolahan, penyimpanan, aktivitas antioksidan Abstract. Phenolic compounds are the result of plant secondary metabolites with many benefits such as antioxidants, anti-inflammatory, antidiabetic, immunoregulatory, anticancer, antimicrobial, and so on. The weakness of this compound is its low stability, especially during processing and storage. Therefore, it is necessary to know about the effects of processing and storage on the levels of phenolic compounds and antioxidant activity to determine the proper processing and storage. Processing is generally carried out by boiling, fermentation, UV C irradiation, adding enzymes, pasteurization, and oven drying. In processing and storage, phenolic compounds can increase or decrease depending on temperature, duration, oxygen levels, light exposure and the enzymes used. As a result, the recommended treatment processes for maintaining phenolic compounds are steam, vacuum, sonication, blanching, pasteurization, freezing, fermentation, and germination. The recommended storage process is storage with low temperature and oxygen levels and avoiding light. The stability of phenolic compounds is also not always directly proportional to their antioxidant activity, a decrease in phenolic compounds does not always result in a decrease the value of antioxidant activity. This is due to the possibility of other antioxidant compounds being detected as a value of antioxidant activity. Key words: Phenolic compounds, processing, storage, antioxidant activity
Review: Efek Farmakologis dan Efek Toksik dari Daun Yakon (Smallanthus sonchifolius) Nur Elawati; Leny Yuanita
Unesa Journal of Chemistry Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Surabaya State University, located at Jl Ketintang, Surabaya, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.901 KB) | DOI: 10.26740/ujc.v10n2.p135-146

Abstract

Abstract. Daun yakon mengandung senyawa fenolik seperti golongan asam organik, flavonoid, dan sesqueterpen lakton yang memiliki banyak efek farmakologis. Daun yakon sebagai antioksidan mengikat secara langsung gugus reaktif radikal serta menghambat pembentukan enzim penyebab terbentuknya radikal. Sebagai antidiabetes daun yakon menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan pembentukan insulin serta menghambat proses glikogenolisis dan glukoneogenolisis. Daun yakon sebagai antikanker menginduksi nekrosis sel kanker secara kemopreventif melalui tahap primer, sekunder, dan tersier. Sesqueterpen lakton merupakan senyawa antimikroba daun yakon penghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Asam klorogenat dalam daun yakon mengganggu aktivitas dan metabolisme mikroba dengan merusak membran sel. Sebagai antiinflamasi daun yakon meredam terjadinya inflamasi melalui penghambatan dan pengikatan faktor DNA transkripsi NF-kB dengan mengatur transkripsi mediator pro inflamasi. Secara in vitro dan in vivo daun yakon terbukti aman dikonsumsi dalam jangka panjang sampai batas dosis efektif yang diteliti. Terdapat pula hasil bahwa efek menyembuhkan setelah pengobatan selama 30 hari bersifat reversibel, sehingga daun yakon tidak dapat dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. Perbedaan tersebut disebabkan banyak faktor seperti spesies dan jumlah hewan uji, cara pemberian dan pemilihan dosis sampel serta efek samping yang terjadi, teknik dan prosedur pengujian termasuk cara penanganan hewan selama percobaan dan keadaan sampel harus diperhatikan dalam proses pengujian. Kata kunci : daun yakon, senyawa fenolik, efek farmakologis, efek toksik Abstract. Yacon leaves contain phenolic compounds such as organic acids, flavonoids, and lactone sesqueterpenes which have many pharmacological effects. As an antioxidant, yacon leaves bind directly to radical reactive groups and inhibit the formation of enzymes that cause radical formation. As an antidiabetic, yacon leaves reduce blood glucose levels and increase insulin formation and inhibit the processes of glycogenolysis and gluconeogenolysis. As an anti-cancer agent, yacon leaves induce chemopreventive cancer cell necrosis through primary, secondary, and tertiary stages. Sesqueterpen lactone is an antimicrobial compound of yacon leaves that inhibits the growth of bacteria and fungi. The chlorogenic acid in yacon leaves disrupts microbial activity and metabolism by damaging cell membranes. As an anti-inflammatory, yacon leaves reduce inflammation through inhibition and binding of the transcription DNA factor NF-kB by regulating the transcription of pro-inflammatory mediators. In vitro and in vivo yacon leaves are proven to be safe for consumption in the long term until the effective dosage limit studied. There is also the result that the healing effect after 30 days of treatment is reversible, so that the yakon leaves cannot be consumed in the long term. This difference is due to many factors such as species and number of tested animals, method of administration and selection of sample doses and side effects that occur, testing techniques and procedures including how to handle animals during the experiment and the state of the sample must be considered in the testing process. Key words: yavon leaves, fenolic compound, pharmacological effects, toxic effects