Claim Missing Document
Check
Articles

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN PADA PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING-REMAJA (PIK-R) Mrs. Ima Juliana; Mrs. Devi Rahmayanti; Mrs. Emmelia Astika
Dunia Keperawatan Vol 6, No 2 (2018): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 6 NOMOR 2, SEPTEMBER 2018
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v6i2.5556

Abstract

ABSTRAKMasa remaja adalah masa pertumbuhan dan perkembangan dalam semua aspek. Permasalahan paling menonjol yang berkaitan dengan tumbuh kembang remaja yaitu permasalahan seputar kesehatan reproduksi. Untuk mengatasi masalah masalah tersebut pemerintah membuat suatu program bernama PIK-R yang merupakan suatu pelayanan dan konseling terkait Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMP tentang kesehatan reproduksi remaja berdasarkan keikutsertaan pada program PIK-R. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 46 responden yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 23 orang dalam kelompok PIK-R dan 23 orang kelompok bukan PIK-R. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner karakteristik responden, kuesioner pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, dan kuesioner sikap tentang kesehatan reproduksi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMP tentang kesehatan reproduksi remaja berdasarkan keikutsertaan pada program PIK-R dengan p-value pengetahuan 0,372 dan p-value sikap 0,104. Kata- kata Kunci: Kesehatan Reproduksi Remaja, PIK-R, Pengetahuan, Sikap ABSTRACTAdolescence is a period of growth and development in all aspects. The most prominent problem related to teenage growth is the problem of reproductive health. To solve the problem, the government made a programme called PIK-R which is a service and counseling related to the KRR managed from, by, and for adolescents. This study aims to determine differences in the level of knowledge and attitude of junior high school students about adolescent reproductive health based on participation in PIK-R programme. This research used comparative research design with cross sectional approach. Sample counted 46 respondents. The sampling technique was accidental sampling. The instruments used was questionnaire of respondent characteristics, questionnaire knowledge about reproductive health, and questionnaire about reproductive health attitude. The results showed that there was no difference in the level of knowledge and attitude of junior high school students about adolescent reproductive health based on participation in PIK-R programme with p-value of knowledge 0,372 and p-value of attitude 0,104. Keywords: Adolescent reproductive health, Attitude, PIK-R, Knowledge
TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG HEMATOLOGI ONKOLOGI ANAK Winda Fitriani; Eka Santi; Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 5, No 2 (2017): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 5 NOMOR 2, SEPTEMBER 2017
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v5i2.4107

Abstract

ABSTRAK Kecemasan merupakan salah satu gangguan psikis yang dapat terjadi pada anak yang menjalani kemoterapi. Puzzle adalah salah satu bentuk permainan yang diduga mampu menurunkan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi menggunakan permainan puzzle terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani kemoterapi di ruang Hematologi Onkologi Anak RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan One Group pre-post test design. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah 14 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner kecemasan anak usia prasekolah yang di uji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menggunakan wilcoxon sign rank test didapatkan p-value 0,005 menunjukkan bahwa terapi bermain puzzle memberikan pengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah yang menjalani kemoterapi di ruang Hematologi Onkologi Anak RSUD Ulin Banjarmasin. Terapi bermain menggunakan puzzle dapat disarankan sebagai salah satu terapi bermain untuk menurunkan tingkat kecemasan. Kata kunci: kecemasan, kemoterapi, puzzle, terapi bermain. ABSTRACT Anxiety was one of the psychological distress that can occur in children undergo chemotherapy. Puzzle is one of play form that allegedly could decrease anxiety levels in preschoolers. The purpose of this research was to know the effectiveness of puzzle play therapy on decreasing anxiety levels in preschoolers (3-6 years) undergo chemotherapy in Pediatric Hematology Oncology RSUD Ulin Banjarmasin. This study was a pre-experimental study with One Group pre-post test design. Sampling used consecutive sampling technique with 14 respondents. The instrument used an anxiety questionnaire of preschoolers that has been tested for validity and reliability. The result of research using wilcoxon sign rank test got p-value 0,005 showed that puzzle play therapy had an effect to decrease anxiety level in preschoolers undergo chemotherapy in Pediatric Hematology Oncology RSUD Ulin Banjarmasin. Play therapy using a puzzle can be suggested as one of the play therapy to decrease anxiety levels. Keywords: anxiety, chemotherapy, play therapy, puzzle.
Faktor Predisposisi yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam Pemberian Makanan Pendampinfg ASI Dini Herlina Sucianingsih; Devi Rahmayantin; Emmelia Astika Fitri Damayanti
Dunia Keperawatan Vol 6, No 2 (2018): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 6 NOMOR 2, SEPTEMBER 2018
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.832 KB) | DOI: 10.20527/dk.v6i2.4410

Abstract

ABSTRAK                                                                                             Pemberian MP-ASI dini dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap merupakan faktor predisposisi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan faktor predisposisi dengan perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dini. Penelitian deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 65  orang. Hasil penelitian menjelaskan sebagian besar responden berumur 20-35 tahun, tingkat pendidikan dasar, tidak bekerja, memiliki pengetahuan baik, memiliki sikap positif dan responden memberikan MP- ASI dini. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor predisposisi pendidikan (p=0,000) dan tingkat pengetahuan (p=0,046) yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dini dan tidak ada hubungan antara faktor predisposisi umur (p=0,155), pekerjaan (p=0,480) dan sikap (p=0,569) dengan perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dini. Disarankan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan terhadap ASI eksklusif sehingga MP-ASI diberikan sesuai umur bayinya. Kata-kata kunci: faktor predisposisi, perilaku ibu, MP-ASI dini. ABSTRACTThe factors that influence of early giving food complementary of breast milk consist of predisposing factors, supporting factors and driving factors. Predisposing factors consist of age, education, occupation, knowledge and attitude. The purpose of this research was to know analyze predisposing factors influencing mother's in early giving food complementary of breast milk. Descriptive correlation research used cross sectional design. Sampling used purposive sampling technique amounted to 65 people. The results showed that most respondents were 20-35 years of age, primary education, unemployment, good knowledge, positive attitude and many respondents gave early breastfeeding. The result of the analysis showed that there was a correlation between education predisposing factor (p = 0.000) and knowledge level (p=0.046) that influenced mother behavior in early breastfeeding  and no correlation between age predisposing factor (p=0.155), job (p=0,480) and attitudes (p=0.569) affecting mother's behavior in early breastfeeding. It was advisable to the community to provide support for exclusive breastfeeding so that MP-ASI was given according to the age of the baby.  Keywords:  early giving food complementary of breast milk, mother’s behavior,  predisposing factors
Hubungan Persepsi Visual Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dengan Perilaku Merokok Remaja Laki-laki di SMK X Banjarbaru Anggelia Nurlikasari; Kurnia Rachmawati; Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 9, No 1 (2021): MARCH 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i1.8546

Abstract

ABSTRAKPerilaku merokok pada remaja harusnya dapat dicegah salah satunya dengan pencantuman gambar peringatan kesehatan di bungkus rokok yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang dampak bahaya merokok. Kebiasaan merokok yang dilakukan oleh remaja cukup tinggi dan hal ini dapat disebabkan dari pandangan dan persepsi yang dipercayai mengenai rokok tersebut. Persepsi dapat menjadi stimulus sehingga akhirnya persepsi dapat merefleksikan perilaku. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan persepsi visual gambar bahaya merokok pada bungkus rokok dengan perilaku merokok remaja laki-laki di SMK X Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan metode non-eksperimental dengan desain analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik probability sampling dengan jenis proportionate stratified random sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 125 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengisi kuesioner. Analisis data men Aggunakan uji Chi-square.Pada penelitian ini terdapat hubungan persepsi visual gambar bahaya merokok pada bungkus rokok dengan perilaku merokok remaja laki-laki di SMK X Banjarbaru (p-value= 0,005 < a=0,05). Persepsi visual yang positif pada gambar bahaya merokok pada bungkus rokok dapat mengurangi perilaku merokok pada remaja.  ABSTRACTSmoking behavior in teenagers should be prevented by one of them with the inclusion of pictorial health warning on cigarette packing aims to provide information about impact of smoking hazards. The smoking behavior performed by teenagers is quite high and this can be due to a trusted view and perception of the cigarette. Perception can be a stimulus that eventually perception can reflect behavior. The purpose of this study was to analyze the relationship between visual image perception of health warning on cigarette packing and smoking behavior among male teenagers at SMK X Banjarbaru The study used non-experimental methods with correlational analytic design with a cross sectional approach. Probability sampling technique was used as the sampling method with a type of proportionate stratified random sampling. 125 students were recruited to participate in this study. Data were collected by filling out questionnaire. Data analysis using chi-square test. In this study there was a the relationship between visual image perception of health warning on cigarette packing with smoking behavior among male teenagers at SMK X Banjarbaru Positive visual perception on image of health warning on cigarette packing can reduce teenagers smoking behavior.
KADAR TRIGLISERIDA DAN STATUS GIZI PADA KLIEN TUBERKULOSIS Noor Diani; Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 5, No 2 (2017): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 5 NOMOR 2, SEPTEMBER 2017
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.001 KB) | DOI: 10.20527/dk.v5i2.4114

Abstract

Abstrak Tuberkulosis (TBC) mengakibatkan penurunan asupan dan malabsorbsi nutrien serta metabolisme tubuh berubah sehingga terjadi massa otot dan lemak menurun akibat mekanisme malnutrisi dari energi protein. Malnutrisi pada TBC berpengaruh terhadap prognosis dan tingkat kematian. Peningkatan produksi IFNl- γ dan IL-6, TNF α menghambat dari aktivitas Lipo Protein Lipase (LPL) dijaringan lemak. Enzim LPL berperan dalam proses bersihan trigliserida. Peningkatan ini meningkatkan trigliserida sehingga proses sintesis lemak menurun dan proses lipolisis lemak meningkat di jaringan. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan trigliserida dan status gizi pada klien TBC. Metode penelitian ini korelasi analitik dengan pendekatan cross-sectional, sampel 25 orang, dengan uji korelasi Pearson-Product Moment. Hasil penelitian status gizi dibawah normal 56%, normal 40% dan kelebihan berat badan 4%. Kadar Trigliserida normal 84%, trigliserida tinggi 16%. Kesimpulan ada hubungan antara kadar trigliserida dan status gizi yakni r hitung sebesar 0,5: r tabel = 0,396 sehingga r hitung > r tabel dengan korelasi positif.Kata Kunci : Trigliserida, Status Gizi, Tuberkulosis.AbstractTuberculosis(TB) resulting the decreasing of nutrient intake and malabsorbsi as well as changing the metabolism of the body. The wasthing are decreased protein energy. Malnutrition on TB affects the prognosis of the treatment and death rates. The increase TNF α will inhibit the enzyme activity of Lipoprotein Lipase (LPL) in the fat tissue. LPL enzyme plays a role in cleavage process of triglycerides. This research was to analyze the relationship of triglycerides and nutrition status on the client with tuberculosis. The design was cross-sectional approach. The respondents were gathered from 25 newly TB patients. The analyzed using Pearson Product-Moment correlation. The results showed 56% respondents undernutrition, and normal 40% and over nutrition 4%. Most triglyceride level of the respondent were normal (84). The concluded was a relationship between triglycerides and the nutritional status with a positive correlation ( P value 0,396).Keywords : Triglycerides, Nutritional Status, Tuberculosis
POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA Devi Rahmayanti; Emmelia Astika F.D.
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2504

Abstract

ABSTRAKFaktor kecukupan gizi pada anak-anak ditentukan oleh kecukupan konsumsi pangan, sedangkan pada masa tersebut anak cenderung lebih aktif untuk memilih sendiri makanan yang disukainya. Pola konsumsi makanan pada anak sekolah dasar mengalami perubahan dari pola makanan tradisional ke pola makanan barat yang umumnya merupakan pola makanan yang tidak sehat karena memiliki kandungan gizi yang rendah tetapi tinggi kalori dan lemak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pola makan anak dengan status gizi anak usia 6-8 tahun di SD wilayah Kelurahan Cempaka. Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 30 ibu dan 30 anak. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner pola makan anak yang diisi ibu dan timbangan berat badan serta pengukur tinggi badan anak. Analisa data menggunakan uji spearman rank. Hasil Penelitian sebagian besar anakmemiliki pola makan sedang sebanyak 24 anak (80%) dengan status gizi baik, sebanyak 10 anak (33,3%), dan status gizi lebih sebanyak 14 anak (46,7%). Anak dengan pola makan baik sebanyak 6 anak (20%) memiliki status gizi baik. Ada hubungan antara pola makan anak dengan status gizi anak usia 6-8 tahun dan pola makan anak dengan status gizi anak usia 6-8 tahun di SD wilayah desa Cempaka.Kata-kata kunci: pola makan anak, status gizi anak. ABSTRACTFactor nutritional adequacy in children, is determined by the adequacy of food consumption, whereas in the past tended to be more active children to choose their own food that he liked. Patterns of food consumption in elementary school children, especially in urban areas experienced a change from the traditional diet to a western diet which is generally an unhealthy diet because it has a low nutrient content but high in calories and fat. The purpose of this study was to analyze the relationship between the child's diet and nutritional status of children aged 6-8 years in elementary school Cempaka village area. This type of research is non-experimental studies using cross sectional study design with a purposive sampling techniques. Total sample of 30 mothers and 30 children. The research instrument used was a questionnaire filled diet of children whose mothers and weight scales and measuring height. Data were analyzed using the Spearman rank test. Results vast majority of children have diets were as many as 24 children (80%) with good nutritional status of 10 children (33.3%) and nutritional status over a total of 14 children (46.7%). Children with good diets as much as 6 children (20%) had good nutritional status. There is a relationship between the child's diet and nutritional status of children aged 6-8 years and there is a child's diet and nutritional status of children aged 6-8 years in rural areas Cempaka SD.Keywords: child's diet, nutritional status of children.
EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD ULIN BANJARMASIN Meta Adiwinata Atmaja; Noor Diani; Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 5, No 1 (2017): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 5 NOMOR 1, SEPTEMBER 2017
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.431 KB) | DOI: 10.20527/dk.v5i1.3639

Abstract

ABSTRAKDiabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan tapi bisa di dikendalikan dengan penggunaan insulin namun, dalam memberikan pengobatan injeksi insulin yang benar adalah benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai penggunaan injeksi insulin pen pada penderita diabetes mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi. Responden berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan accedental sampling. Waktu penelitian bulan Desember 2016-Januari 2017. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner demografi dan format penilaian untuk mengevaluasi cara penggunaan injeksi insulin pen. Hasil penelitian menunjukan data 20 (66,7%) responden sudah tepat dan benar dalam menggunakan injeksi insulin pen dan 10 (33,3%) responden yang belum tepat dan benar dalam menggunakan injeksi insulin pen. Perlu dilakukan program untuk mengevaluasi tentang cara penggunaan injeksi  insuin  pen  sehingga  mampu  mengoptimalkan  penerapan  penggunaan injeksi insulin pen yang baik dan tepat.Kata-kata kunci: diabetes mellitus, evaluasi insulin, insulin.ABSTRACTDiabetes mellitus is one of a disease that can not be cured but can be control with insulin treatment. However, in providing treatment of insulin injections also with right dose, right lane, right time and right location. This study aims to Assessed the use of insulin pen injection on diabetes mellitus patients in hospital Ulin Banjarmasin. This study was used a descriptive method to described the important events that occurred. Respondents were 30 people. The sampling technique used accidental sampling. Study scheduled in December 2016-January 2017. The instruments used were a questionnaire on demographic and format of assessment to evaluate how to use insulin pen injection. The results showed the data of 20 (66.7%) of respondents were corrected and in the proper used of insulin injection pen and 10 (33.3%) of respondents were not precised and corrected in using insulin pen injection. It should be carried out to evaluate the program on how to use Insulin pen injection so as to optimised the use of the application insulin injection pen that is good and right. Keywords : diabetes mellitus, evaluation of insulin, insulin.
POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK Atik Cimi; Neka Erlyani; Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 1, No 1 (2013): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, Maret 2013
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.754 KB) | DOI: 10.20527/dk.v1i1.1654

Abstract

ABSTRAKKepercayaan diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu atau mencapai target tertentu. Kepercayaan diri anak dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satuya adalah pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak di Taman Kanak-Kanak Putra 1 Banjarbaru. Penelitian ini merupakan penelitian deskrpitif analitik menggunakan pendekatan Cross-sectional. Skala kepercayaan diri anak dan angket pola asuh orang tua diberikan kepada 40 orang tua yang mempunyai anak di Taman Kanak-Kanak Putra 1 Banjarbaru. Teknik pengolahan data menggunakan uji Chi square. Hasil analisa univariat diperoleh data 35 anak (87,5%)  mendapatkan pola asuh otoriter yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah. Hasil perhitungan Chi square diperoleh p value = 0,125 > α = 0,05, maka tidak terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak di Taman Kanak-Kanak Putra 1 Banjarbaru. Kesimpulan penelitian ini adalah pola asuh yang diterapkan orang tua bukan menjadi faktor utama yang  mempengaruhi kepercayaan diri anak. Saran hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada orang tua tentang pengasuhan anak. Kata kunci : anak usia prasekolah, kepercayaan diri anak, pola asuh orang tua   ABSTRACT Self-confidence is one’s belief in his own ability to perform a specific behavior or to achieve a certain target. Self-confidence is influenced by many factors, and one of them is parenting styles. This study aimed to find out the relationship between parenting styles and children’s self-confidence at Taman Kanak-Kanak Putra 1 Banjarbaru. This research was a descriptive analysis by Cross-sectional approach. The scale of children’s self-confidence and the survey of parenting styles were given to 40 parents whose children studying at Taman Kanak-Kanak Putra 1 Banjarbaru. The data processing technique was a statistical Chi square test. The result of univariate analysis indicated that 35 children (87.5%) getting authoritarian parenting styles had the low level of self-confidence. The calculation of Chi square showed that p value = 0.125 > α = 0.05; therefore, there was no relationship between parenting styles and children’s self-confidence. In conclusion, the parenting styles would not prominent factor influenced children’s self-confidence. Suggestions results of this research can provide information to parents about parenting. Keywords : children’s self-confidence, parenting style, pre-school age children
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BERISIKO PADA REMAJA DAERAH TAMBANG Mrs. Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.291 KB) | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5677

Abstract

ABSTRAKMasa remaja merupakan suatu periode dalam lingkaran kehidupan diantara masa anak-anak dan masa dewasa. Selama masa remaja awal, mulai timbul tingkah laku impulsif secara bertahap, tanpa kemampuan kognisi untuk memahami penyebab tingkah laku tersebut yang mengakibatkan remaja bertingkah laku. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku yang berisiko adalah faktor predisposisi lingkungan endogen seperti keadaan efektif mencari sensasi, agresifitas, perkembangan psikologik dan fisiologik yang tidak sinkron, kognisi, pemicu perkembangan selama remaja, jenis kelamin, efek hormon internalisasi keterlibatan teman sebaya, harga diri yang rendah, faktor lingkungan eksoden seperti faktor keluarga, kurangnya pengetahuan tentang konsekuensi tingkah laku, tingkah laku teman sebaya, transisi sekolah, penyangkalan sosial dan tidak berespon. Penelitian dilaksanakan pada salah satu SMA di Tambang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 40 remaja pada daerah tambang Tanah Bumbu. Cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pencekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approad) pemilihan sampel (sampling) dengan cara stratified random sampling. Variabel bebas atau independent penelitian adalah faktor-faktor lingkungan yang meliputi faktor keluarga, faktor perilaku teman sebaya, faktor transisi sekolah, dan faktro penyangkalan sosial. Variabel terikat atau dependent penelitian adalah tanda-tanda fisik perilaku berisiko. Uji korelasi spearman menunjukkan terdapat hubungan antara faktor keluarga dengan perilaku berisiko remaja tambang (sig. 0,02), faktor teman sebaya menunjukkan terdapat hubungan antara faktor  teman sebaya dengan perilaku berisiko remaja tambang (sig. 0,00), faktor transisi sekolah menunjukkan terdapat hubungan antara faktor transsi sekolah dengan perilaku berisiko remaja tambang (sig. 0,08), sedangkan faktor penyangkalan sosial tidak menunjukkan adanya hubungan dengan perilaku berisiko reaja tambang (sig. 0.963). Analisis Multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor keluarga mempengaruhi perilaku berisiko remaja tambang dengan nilai signifikansi 0,031. Kata-kata kunci: Perilaku berisiko, Remaja, Faktor keluarga, Faktor teman sebaya, transisi sekolah, penyangkalan sosial.  ABSTRACTAdolescence is a period in the circle of life between childhood and adulthood. During early adolescence, impulsive behavior begins to emerge gradually, without the ability of cognition to understand the causes of behavior that causes adolescents to behave. Factors that influence risky behavior are endogenous environmental predisposing factors such as effective conditions for sensation, aggressiveness, asynchronous psychological and physiological development, cognition, triggers for development during adolescence, gender, the effects of hormone internalisation of peer involvement, self-esteem low, exodent environmental factors such as family factors, lack of knowledge about behavioral consequences, peer behavior, school transition, social denial and not responding. The research was conducted in one of the high schools in the Mine. This study was an analytic observational study with a cross-sectional approach. The sample of this study was 40 teenagers in the Tanah Bumbu mining area. Cross-sectional is a study to study the dynamics of correlation between factors and effects, by way of sticking, observation or collecting data at one time (approad point time) selection of samples (sampling) by means of stratified random sampling. The independent or independent variables of the study are environmental factors which include family factors, peer behavior factors, school transition factors, and social denial factors. Dependent or dependent variables are physical signs of risky behavior. Spearman correlation test shows there is a relationship between family factors and risk behavior of juvenile mines (sig. 0.02), peer factors indicate there is a relationship between peer factors and risk behavior of juvenile mines (sig. 0.00), school transition factors indicate there are the relationship between school transition factors and risk behavior of juvenile mines (sig. 0.08), while social denial factors do not indicate a relationship with risky risk management behavior (sig. 0.963). Multivariate analysis using logistic regression tests showed that family factors influence the risk behavior of juvenile miners with a significance value of 0.031.Key words: Risk behavior, Adolescence, Family factors, Peer factors, school transition, social denial.
INISIASI MENYUSU DINI DENGAN REFLEKS MENYUSU PADA BAYI BARU LAHIR Valentino Benny Kuswinarno; Meitria Syahadatina; Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 1, No 1 (2013): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, Maret 2013
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.878 KB) | DOI: 10.20527/dk.v1i1.1659

Abstract

ABSTRAK Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu. Pada IMD ibu segera mendekap dan membiarkan bayi menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya. Menyusu pada bayi baru lahir merupakan keterpaduan antara tiga refleks yaitu refleks mencari, refleks menghisap, refleks menelan. Penelitian ini bertujuan untuk adalah untuk mengetahui hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan refleks menyusu pada bayi baru lahir di Ruang Kebidanan RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2012. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 bayi baru lahir di ruang kebidanan RSUD Ratu Zalecha Martapura yang diambil secara systematic random sampling. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional cross-sectional. Berdasarkan Hasil penelitian didapatkan sebanyak 22 bayi baru lahir (55%) memiliki refleks menyusu baik dan 18 bayi baru lahir (45%) memiliki refleks menyusu tidak baik. Terbagi atas bayi baru lahir yang dilakukan IMD 15 bayi (37,5%) memiliki refleks menyusu baik dan 5 bayi (12,5%) memiliki refleks tidak baik. Bayi baru lahir yang tidak dilakukan IMD 13 bayi (32,5%) memiliki refleks menyusu baik dan 7 bayi (17,5%) memiliki refleks menyusu tidak baik. Analisis dengan pearson chi-square menunjukan bahwa p = 0,011 (p < 0,05) dengan nilai odds ratio = 5.571. Dapat disimpulkan bahwa secara bermakna terdapat Hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan refleks menyusu pada bayi lahir di ruang kebidanan RSUD Ratu Zalecha Martapura Kata-kata kunci: bayi baru lahir, inisiasi menyusu dini, refleks menyusu ABSTRACTEarly initiation of breastfeeding was a gave breast milk to a newborn baby. The baby shouldn’t be cleaned first and shouldn’t separated with mother. At  early initiation of breastfeeding, mother immadiately hugged and let the baby breastfeed within 1 hour after the birth. Breastfeed in newborn infant was the integration of the three reflex, there was a rooting reflex, sucking reflex and swallowing reflex. This study aim to know the relationship between early initiation of breastfeeding with a breastfeed reflex in the newborn in the Obstetrict Room of  Ratu Zalecha General Hospital of Martapura in 2012. The number of samples used in this study were 40 newborn in the Obstetrict Room of  Ratu Zalecha General Hospital of Martapura taken by systematic random sampling. This study used cross-sectional observational analytic. Based on the results obtained were 22 newborns (55%) had a good breastfeed reflex and 18 newborns (45%) had a breastfeed reflex is not good. Divided over newborns carried breast crawl 15 infants (37.5%) had a good suckle reflex and 5 infants (12.5%) had no good reflexes. Newborns are not done breast crawl 7 infants (17.5%) had a good breast reflex and 13 infants (32,5%) had a breastfeed reflex is not good. Analysis of the Pearson chi-square that p = 0.011 (p <0.05) and Odds Ratio = 5.571. It can be concluded that there was a significant association between early initiation of breastfeeding with a reflex in the newborn in the Obstetrict Room of  Ratu Zalecha General Hospital of Martapura. Keywords: early initiation of breastfeeding, feeding reflex, newborn