Ashabul Anhar
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Optimalisasi Metode Ekstraksi DNA Daun, Kulit Kayu dan Kayu Pinus merkusii Emilia Emilia; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1345.039 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18233

Abstract

Abstrak. Keberhasilan ekstraksi DNA sangatlah penting dalam proses investigasi genetika molekuler. Penggunaan sampel biasanya berupa organ tanaman muda karena diketahui dapat menghasilkan ekstrak DNA yang bagus. Kayu dan kulit kayu juga berpotensi sebagai sumber DNA karena sifatnya yang mudah didapat. Namun pengujian efektifitasnya untuk spesies Pinus merkusii belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian untuk membandingkan hasil ekstraksi DNA dari tiga jenis sampel dari spesies Pinus merkusii menggunakan tiga metode ekstraksi yaitu metode CTAB, CTAB dengan mercaptoethanol dan DNeasy Plant Mini Kit. Hasil ekstraksi dikuantifikasi menggunakan alat nanophotometer dan divisualisasi dalam gel agarosa. Dari ketiga metode ekstraksi DNA, metode CTAB memperoleh hasil kemurnian DNA yang lebih bagus baik pada uji kuantitas maupun uji kualitas. Semua metode memperoleh nilai optical density ratios di luar rentang kemurnian (λ260/280 = 1,8 – 2,0 ng/µl dan λ260/230 = 2,0 ng/µl) pada sampel kayu, kulit kayu dan sampel daun khusus metode DNeasy Plant Mini Kit dan memperoleh nilai optical density ratios mencapai 1,8-2,0 ng/µl pada sampel daun dari metode CTAB dan metode CTAB dengan mercaptoethanol. Hasil ekstraksi DNA pada metode CTAB dan metode CTAB dengan menggunakan mercaptoethanol tidak menunjukkan hasil pita DNA yang dapat diinterpretasikan sama sekali, sedangkan pada metode DNeasy Plant Mini Kit menunjukkan pita DNA pada sampel KK3 dan D3 dan pada sampel lainnya juga tidak menunjukkan pita DNA yang dapat diinterpretasikan.Kata Kunci: CTAB, Ekstraksi, DNA, DNeasy Plant Mini KitAbstract. The success of DNA extraction is very important in the process of genetic investigations molecular. The use of samples is usually in the form of young plant organs because it is known can produce a good DNA extract. Wood and bark are also potential as source of DNA because it is easy to obtain. However, testing its effectiveness for species of Pinus merkusii has never been reported. The aim of the study is to compare the results of DNA extraction from three types of samples from the Pinus merkusii species using three the extraction methods are the CTAB method, CTAB with mercaptoethanol and DNeasy Plant Mini Kits. The extraction result were quantified using a nanophotometer and visualized in agarose gel. Of the three DNA extraction methods, the CTAB. Method obtain better DNA purity results in both the quantity test and the test quality. All methods obtain optical density ratios outside the purity range (λ260/280 = 1.8-2.0 ng/µl and λ260/230 = 2.0 ng/µl) on wood, bark and leaf samples from specifically for the DNeasy Plant Mini Kit method and obtained optical dencity values ratios reached 1.8-2.0 ng/ µl in leaf samples from the CTAB method and the CTAB. Method with mercaptoethanol. The result of DNA extraction on the CTAB method and the CTAB. Method using mercaptoethanol did not show the result of DNA bands that cound interpreted at all, whereas in the DNeasy Plant Mini Kit method, showsan interpretable DNA band.Keywords: CTAB, Extraction, DNA, DNeasy Plant Mini Kit
Pendugaan Analisis Keanekaragaman Hayati Hutan Pinus di Desa Leme Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Sebin Herman; Triaty Handayani; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.229 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22737

Abstract

Abstrak. Keanekaragaman Hayati atau Biodiversity merupakan variasi atau perbedaan bentuk-bentuk makhluk hidup, yang meliputi perbedaan-perbedaan pada tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Nilai INP merupakan salah satu indeks yang dihitung berdasarkan jumlah yang didapatkan untuk menentukan tingkat dominansi dari suatu komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai INP dan jenis keanekaragaman hayati, yang dilakukan di Desa Leme Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues. Pengambilan data yaitu dengan metode purvosive sampling dengan luas wilayah 10 ha yang diambil luas sample 0,5 ha dengan IS 5% sehingga terdapat jumlah 12 plot sample, masing-masing plot dengan luas 400 m2. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, keanekaragaman jenis tumbuhan yang terdapat di hutan pinus yaitu tumbuhan Pinus, Temung, Jambu Biji dan Mangga, dengan tingkat keanekaragaman lebih kecil dari 1 masuk dalam kategori rendah, sedangkan nilai INP menunjukan tumbuhan jenis Pinus lebih besar nilainya dibandingkan tumbuhan jenis lainnya, yaitu dengan nilai 277,13 dengan kategori sangat tinggi.Estimation of Biodiversity Analisis of Pine Forests in Leme Village Blangkejeren District Gayo LuesAbstract: Biodiversity is a variation or difference in the forms of living things, which includes differences in plants, animals and microorganisme. INP value is an index that is calculated based on the amount obtained to determine the level of dominance in a community. This study aims to determine the INP value and types of biodiversity. Which was carried out in Leme village Blangkejeren District Gayo Lues regency. Data collection is by purposive sampling method with an area of 10 ha which is taken with a sample area of 0,5 ha with an IS of 5% so that there are a total of 12 sample plots, each plot with an area of 400 m2. based on the results of research in the field, the diversity of plant species found in pine forests, namely pine, temung, guava and mango plants, with a diversity level of less than 1 is in the low category. While the INP value of 277,13 with a very high category.
Faktor Penyebab Aktivitas Pembalakan Liar Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Provinsi Sumatera Utara Serlinta Bangun; Ryan Moulana; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 4 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.956 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i4.15879

Abstract

Pembalakan liar adalah suatu kegiatan penebangan kayu yang dilakukan secara tidak sah tanpa ada izin otoritas setempat dan melanggar peraturan perundanng-undangan, yaitu berupa pencurian kayu didalam kawasan hutan Negara atau hutan Hak dan atau pemegang izin melakukan pembalakan lebih dari jatah yang telah ditetapkan dalam perizinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor aktivitas pembalakan liar di kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan provinsi Sumatera Utara. Pengukuran faktor-faktor menurut responden dilaksanakan melalui wawancara menggunakan kuisioner dan observasi lapangan yang kemudian di deskripsikan. Adapun faktor yang tergolong tinggi terdapat pada faktor ekonomi. 
Keanekaragaman Jenis Meranti (Shorea spp.) di Hutan Arul Relem Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues Farida Husna; Iqbar Iqbar; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.483 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18255

Abstract

Abstrak. Hutan Arul Relem merupakan salah satu hutan lindung di Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues yang memiliki flora dan fauna. Salah satu flora yang terdapat di Hutan Arul Relem adalah meranti. Keanekaragaman jenis meranti di Hutan Arul Relem belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman jenis meranti (Shorea spp.) yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengetahui indeks nilai penting, mengetahui indeks keanekaragaman, dan menentukan status konservasi jenis meranti berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Indonesia dan IUCN (International Union for Conservation of Nature) di Hutan Arul Relem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode garis berpetak. Terdapat 4 transek dengan panjang 180 m, jarak antar transek 50 m. pada setiap transek terdapat 5 plot contoh dengan ukuran 20 m x 20 m yang diletakkan pada masing-masing transek, jarak antarplot dalam transek 20 m. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 4 jenis meranti di Hutan Arul Relem yaitu Shorea platyclados, Shorea leprosula, Shorea sumatrana dan Shorea parvifolia. Indeks nilai penting jenis meranti paling tinggi tingkat semai terdapat pada Shorea sumatrana (INP: 77,71%), tingkat pancang yaitu Shorea platyclados (INP: 125%), tingkat tiang yaitu Shorea sumatrana (INP: 221,75%), tingkat pohon yaitu Shorea platyclados (INP: 112,42%). Indeks keanekaragaman jenis meranti di Hutan Arul Relem pada tingkat semai 1,33, pancang 0,56, tiang 0,56 dan tingkat pohon 1,16. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis meranti pada tingkat semai dan pohon dikategorikan sedang melimpah, sedangkan pada tingkat pancang dan tiang dikategorikan rendah. Empat jens meranti di Hutan Arul Relem, Kecamatan Pining tercantum dalam red list IUCN dengan kategori endangered, least concern, dan near threatened.Abstract. Arul Relem Forest is a protected forest in Pining Sub-Regency, Gayo Lues Regency which has a flora and fauna. One of the flora in Arul Relem Forest is meranti. The diversity of meranti species in the Arul Relem Forest is not yet known. Therefore, it is necessary to conduct a research on the diversity meranti species (Shorea spp.) in the Arul Relem Forest with the aim of identifying, knowing the importance value index, knowing the diversity of index, and determining the conservation status of meranti species based on Indonesian laws and regulations and IUCN (International Union for Conservation of nature) in the Arul Relem Forest. The method used in this research is the line-transect method. There are 4 transects with a length of 180 m with the distance between transects of 50 m. On each transects there are 5 sample plots with a size of 20 m x 20 m which are placed on each transects with 20 m distance between plots in the transect. Based on the result of the study, 4 types of meranti are found in the Arul Relem Forest, namely Shorea platyclados, Shorea leprosula, Shorea sumatrana, and Shorea parvifolia. The highest importance index of meranti species at the seedling level was found in Shorea sumatrana (IVI:77,71%), at the sapling level was found in Shorea platycaldos (IVI:125%), at the pole level was Shorea sumatrana (IVI:221,75%), and at tree level was Shorea platyclados (IVI:112,42%). Meranti species diversity index in Arul Relem Forest was 1,33 at the seedling level, 0,56 at the sapling level, 0,56 at the pole level, and 1,16 at the tree level. This shows that the diversity of meranti species at the seedling and tree levels is categorized as moderately abundant, while the sapling and pole level are categorized as low. Four of meranti species in Arul Relem Forest, Pining Sub-Regency are listed on the IUCN red list with the categories of endangered, least concern, and near threatened.
Analisis Strategi Pembangunan Hutan Kota ( Studi Kasus Taman Hutan Kota Langsa) Taufiq Kinandar; Tuti Arlita; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.299 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22665

Abstract

Abstrak. Kota Langsa, kota berkembang terletak sekitar 400 Km dari kota Banda Aceh. Kota langsa sebelumnya berstatus administratif berdasarkan keputusan Nomor 64 Tahun 1991 tentang pembentukan kota administratif. Langsa kemudian diberikan status kota oleh Undang – Undang Nomor 3 tahun 2001. Sebagian besar wilayah Kota Langsa dikelilingi perkebunan kelapa sawit serta terjadi alih fungsi lahan yang disebabkan oleh masyarakat guna untuk pemukiman serta pihak – pihak pengusaha. Guna mengatasi permasalahan tersebut, penerapan konsep hutan kota dalam perencanaan tata kota merupakan metode yang efektif dan efisien serta memberikan peluang bagi penerapan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode survei sosial. untuk mendapatkan data, baik faktor-faktor pendukung maupun faktor-faktor penghambat dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Responden yang diwawancarai adalah pihak pengelola dan pengunjung Taman Hutan Kota Langsa dengan jumlah 40 responden. Data dan informasi yang terkumpul selanjutnya diolah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengidentifikasi permasalahan eksternal dan internal serta implementasi pembangunan hutan Kota Langsa. Analisis SWOT untuk menentukan strategi dalam pembangunan hutan kota dengan tujuan mendapatkan strategi terbaik dalam pembangunan hutan Kota Langsa sesuai kondisi pada saat ini. Kemudian menghasilkan strategi pembangunan taman hutan kota langsa berada kuadran I atau berada pada posisi progresif strategi (+,+), dimana posisi ini menandakan sebuah pengelola Taman Hutan Kota Langsa memiliki banyak peluang, namun juga sangat memiliki kekuatan. Hal ini menunjukan bahwa program pengembangan strategi Taman Hutan Kota meski banyak peluang namun dapat memanfaatkan kekuatan dari faktor kekuatan internal untuk menghindari dan mengurangi ancaman eksternal. Adapun strategi yang dipilih sesuai dengan posisi kuadran I, yaitu strategi progresif. Penerapan strategi melalui pemanfaatan seluruh kekuatan internal yang dimiliki Taman Hutan Kota langsa untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Penguatan peran Pemerintah Daerah untuk pengelolaan hutan Langsa Provinsi Aceh melalui berbagai kegiatan edukasi dan advokasi penglolaan hutan kota. Perlunya peningkatan pemanfaatan sumberdaya manusia (masyarakat dan pemerintah) dan pemanfaatan lahan masyarakat setempat sehingga perekonomian masyarakat sekitar dapat ditingkatkan.Urban Forest Develoment Strategy Anallysis Case Study Langsa City Forest Park, Langsa City, Aceh ProvinceAbstract. Langsa City, a developing city located about 400 Km from the city of Banda Aceh. Langsa city previously had administrative status based on Decree No. 64/1991 on the formation of an administrative city. Langsa was then given the status of a city by Law No. 3 of 2001. Most of the area of Langsa City is surrounded by oil palm plantations and there has been a conversion of land caused by the community for settlement and business parties. In order to overcome these problems, the application of the concept of urban forest in urban planning is an effective and efficient method and provides opportunities for the application of the concept of environmentally sound development. This study uses a social survey method. to get data, both supporting factors and inhibiting factors were carried out by means of in-depth interviews. Respondents who were interviewed were the managers and visitors of Langsa City Forest Park with a total of 40 respondents. The data and information collected are then processed in accordance with the objectives to be achieved in this study. The data analysis used is descriptive analysis to identify external and internal problems as well as the implementation of Langsa City forest development. SWOT analysis to determine strategies in urban forest development with the aim of getting the best strategy in Langsa City forest development according to current conditions. Then produce a strategy for the development of the Langsa urban forest park in quadrant I or in a strategic progressive position (+,+), where this position indicates a manager of the Langsa City Forest Park has many opportunities, but also has great strength. This shows that the Urban Forest Park strategy development program, although there are many opportunities, can take advantage of the strengths of internal strength factors to avoid and reduce external threats. The strategy chosen is in accordance with the position of quadrant I, namely the progressive strategy. Implementation of the strategy through the use of all internal strengths owned by Langsa City Forest Park to take advantage of existing external opportunities. Strengthening the role of the Regional Government for the management of the Langsa forest in Aceh Province through various educational activities and advocacy for urban forest management.
Pengaruh Berbagai Media Tanam dan Dosis Mikoriza Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis Melo L) Vithalia Yuspha Sari; Ashabul Anhar; Nanda Mayani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.021 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.16380

Abstract

Abstrak :  Penelitian ini dilakukan untuk menguji jenis media tanam dan dosis mikoriza serta interaksi keduanya yang paling efektif untuk meningkatkan produksi tanaman melon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial dengan 2 faktor yaitu : Faktor pertama media tanam terdiri dari empat taraf, M0 = tanah, M1 = tanah + arang sekam, M2 = tanah + kompos dan M3 = tanah + arang sekam + kompos. Faktor II : dosis mikoriza (D) D0 = 0 g tan-1, D1 = 15 g tan-1 dan D2 = 30 g tan-1. Banyak ulangan yang dilakukan untuk setiap perlakuan yaitu 3 kali ulangan, setiap unit perlakuan terdiri dari 2 tanaman. Dengan demikian jumlah seluruhnya yaitu 72 tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, berat buah dan diameter buah. Jenis media tanam terbaik ditunjukkan oleh perlakuan arang sekam dan kompos. Dosis mikoriza berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi, diamater tanaman dan berat buah. Dosis mikoriza terbaik dijumpai pada perlakuan mikoriza dengan dosis 15 g tan-1. Terdapat interaksi yang nyata antara media tanam dan dosis mikoriza. Interaksi terbaik ditunjukkan oleh arang sekam dan kompos dengan pemberian dosis mikoriza 15 g tan-1.The Effects of Various Growing Media and Mycorrhizae Doses on Growth and Production of Melon (Cucumis melo L.)Abstract. The purpose of this research is to find out which interaction of two existing factor : growing media and mycorrhizae dosage, is the most effective for increasing melon production. This research use Randomized Block Design Factorial with 2 factors. First factor, growing media have four different condition, M0 = only soil , M1 = soil + husk charcoal, M2 = soil + compost, and M3 = soil + husk charcoal + compost. Second factor, mycorrhizae dosage have three different amount, D0 = 0 g tan-1, D1 = 15 g tan-1, D2 =30 g tan-1. Every existing combination of the two factors which summed up to 12 is tested with 2 melons each, and the research iterate the process 3 times to get the best result, 72 melons in total used in this research. Research result show that growing media highly affect melon’s height, diameter and fruit weight, the best result showed from husk charcoal + compost condition. Mycorrhizae dosage also highly affect melon’s height, plant diameter and fruit weight, best result showed from 15 g tan-1 amount. There is a real interaction between growing media and mycorrhizae dosage. Best interaction showed from husk charcoal + compost growing media condition with mycorrhizae amount of 15 g tan-1.
Pendugaan Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah Pada Hutan Lindung di Desa Kekuyang Kecamatan Ketol KPH Wilayah Ⅱ Aceh, Kabupaten Aceh Tengah Maulidin Maulidin; Subhan Subhan; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.25 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24438

Abstract

Abstrak. Hutan memainkan peran penting dalam siklus karbon global (C). Pertumbuhan pohon di hutan berfungsi sebagai sarana penting untuk menangkap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam vegetasi, tanah, dan material lainnya, Jumlah cadangan karbon yang tersimpan perlu diukur untuk mempelajari jumlah cadangan karbon pada titik waktu tertentu dan bagaimana perubahannya ketika ada aktivitas yang menambah atau mengurangi ukuran cadangan. Perlunya ada penelitian ini agar dapat mengetahui jumlah cadangan karbon yang tersimpan di atas permukaan tanah pada hutan lindung. Metode pengambilan data dengan menggunakan metode survei. Lokasi penempatan plot ditetapkan dengan metode Systematic Sampling with Random Start kemudian untuk penempatan plot digunakan Uniform Systematic Sampling yaitu bentuk plot dan jarak antar plot (seragam) dan menggunakan metode Non–destructive atau tanpa pemanenan. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa terdapat tiga tutupan lahan dan mempunyai hasil cadangan karbon yang berbeda-beda setiap tutupan lahan, Besarnya cadangan karbon yang tersimpan di atas permukaan tanah pada hutan lindung desa Kekuyang KPH wilayah II Aceh seluas 3.553 ha. sebesar 255.354,1 C(ton) dengan rata-rata cadangan karbon 71,87 ton/ha.Estimation Of Above Surface Carbon Reserves Land In Protected Forest In Kekuyang Village, Ketol District Kph Region Ⅱ Aceh, Central Aceh DistrictAbstract. Forests play an important role in the global carbon cycle (C). The growth of trees in forests serves as an important means of capturing CO2 from the atmosphere and storing it in vegetation, soil and other materials. The amount of stored carbon stocks needs to be measured to study the amount of carbon stocks at a given point in time and how they change when activities increase or decrease reserve size. There is a need for this research in order to determine the amount of carbon stocks stored above the ground in protected forests. The data collection method uses the survey method. The location of the plot placement was determined by using the Systematic Sampling with Random Start method, then Uniform Systematic Sampling was used to place the plots, namely the shape of the plots and the distance between plots (uniform) and using the Non-destructive method or without harvesting. The results showed that there were three land covers and had different carbon stocks for each land cover. The amount of carbon stocks stored above the ground in the protected forest of Kekuyang Village KPH Region II Aceh was 3,553 ha. of 255,354.1 C (tonnes) with an average carbon stock of 71.87 tons/ha.
Estimasi Laju Deforestasi Kawasan Ekosistem Gambut Rawa Tripa Dengan Pendekatan Data Penginderaan Jauh Anya Yenanda Husna; Ashabul Anhar; Sugianto Sugianto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23024

Abstract

Abstrak. Ekosistem gambut Rawa Tripa merupakan salah satu ekosistem hutan rawa gambut yang ada di Indonesia. Rawa Tripa adalah kawasan gambut yang memiliki kedalaman gambut lebih dari 3 meter. Sesuai dengan SK Presiden No.32 tahun 1990 yang menyatakan bahwa, “hutan gambut dengan kedalaman lebih dari 3m merupakan daerah yang harus dikonservasi dan tidak diperbolehkan untuk dikonversi menjadi lahan pertanian”. Tetapi, peraturan ini tidak dapat menahan laju deforestasi oleh pemegang Hak Guna Usaha (HGU) kelapa sawit di kawasan Rawa Tripa yang terjadi sejak tahun 1995. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju deforestasi dan mengetahui perubahan tutupan hutan beserta luas deforestasi yang terjadi dalam kurun waktu 8 tahun mulai tahun 2013 sampai 2021 di kawasan Rawa Tripa. Penelitian ini dilakukan dengan teknik penginderaan jauh (remote sensing) menggunakan metode klasifikasi terbimbing (supervised classification) yaitu interactive supervised classification. Hasil penelitian dengan teknik penginderaan jauh diperoleh nilai perubahan tutupan lahan dari tahun 2013 sampai dengan 2021 di ekosistem gambut Rawa Tripa Provinsi Aceh yaitu luas tutupan lahan kategori hutan mengalami penurunan dari 9490,9 Ha menjadi 6065,3 Ha, luas tutupan lahan kategori perkebunan mengalami peningkatan dari 38192,6 Ha menjadi 41385,5 Ha, begitu juga luas tutupan lahan kategori lahan terbuka/ lahan terbangun yang mengalami peningkatan dari 12834,2 Ha menjadi 13258,2 Ha. Laju deforestasi yang terjadi dari tahun 2013 sampai dengan 2021 di ekosistem gambut Rawa Tripa Provinsi Aceh yaitu 428.2 Ha/ Tahun atau 3425,6 Ha. Penyebab deforestasi yang terjadi di kawasan ekosistem gambut Rawa Tripa Provinsi Aceh adalah alih fungsi lahan hutan gambut menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh pemegang HGU maupun oleh masyarakat setempat.Estimating The Deforestation Rate of The Tripa Peat Swamp Ecosystem Area with A Remote Sensing Data ApproachAbstract. The Tripa Swamp peat ecosystem is one of Indonesia's peat swamp forest ecosystems. Tripa Swamp is a peat area with a depth of more than 3 meters. Under Presidential Decree No.32 of 1990, "peat forests with a depth of more than 3m are areas that must be conserved and are not allowed to be converted into agricultural land". However, this regulation cannot withstand the rate of deforestation by oil palm rights holders in the Rawa Tripa area since 1995. This study aims to analyze the rate of deforestation and find out changes in forest cover along with the area of deforestation that occurred within 8 years from 2013 to 2021 in the Tripa Swamp area. This research was conducted with remote sensing techniques using the supervised classification method, namely interactive supervised classification. The results of research with remote sensing techniques obtained the value of land cover change from 2013 to 2021 in the Rawa Tripa peat ecosystem in Aceh Province, namely the area of land cover in the forest category decreased from 9490.9 Ha to 6065.3 Ha, the area of land cover in the plantation category increased from 38192.6 Ha to 41385.5 Ha, as well as the area of land cover in the open land / built-up land category which increased from 12834.2 Ha to 13258.2 Ha. The deforestation rate from 2013 to 2021 in the Peat ecosystem of Rawa Tripa, Aceh Province, was 428.2 Ha / Year or 3425.6 Ha. The cause of deforestation that occurs in the Rawa Tripa peat ecosystem area in Aceh Province is the conversion of peat forest land into oil palm plantations carried out by HGU holders and by local communities
Evaluasi Dukungan Masyarakat Terhadap Keberhasilan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa Ie Mirah Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya Mulya Masthurri; Ali M Muslih; Ashabul anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24480

Abstract

Abstrak. Pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan yang berdasarkan dari segi ekologis dan ekonomi akan lebih baik dari pada kawasan hutan yang dibiarkan terbuka begitu saja tanpa melakukan reboisasi kembali. Sistem rehabilitasi hutan dan lahan  yang jenis tanamannya bersifat lokal, karena harus sesuai dengan kondisi daerah setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman yang disarankan oleh masyarakat kepada pihak BPDAS, KPH V dan pihak pengelola dilapangan, mengetahui peran masyarakat dalam mendukung kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Penelitian ini diharapkan dapat diberikan manfaat khususnya bagi pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juli sampai Desember 2019, tepatnya di Desa Ie Mirah Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sehingga data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat terkait evaluasi keberhasilan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan jenis tanaman apa yang disarankan oleh masyarakat kepada pihak pengelola. Tingkat partisipasi masyarakat dalam tahapan perencanaan rehabilitasi hutan dan lahan dapat dilihat dari keikutsertaan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan, pertemuan yang dilakukan oleh pihak BPDAS dan pengelola dalam menyampaikan arhan atau tata cara-cara dalam pelaksanaan kegiatan penanaman yang akan dilakukan.Evaluation Of Community Support On The Success Of Forest And Village Land Rehabilitation Activities Ie Mirah Babahrot Sub-District, Southwest Aceh DistrictAbstract. The implementation of forest and land rehabilitation based on ecological and economic aspects will be better than forest areas that are left as they are without reforestation. Forest and land rehabilitation systems where plant species are local in nature, because they must be in accordance with local conditions. This study aims to determine the types of plants recommended by the community to BPDAS, KPH V and field managers, to determine the community's role in supporting forest and land rehabilitation activities. This research is expected to provide benefits especially for the government, both central government and local government. This research took place from July to December 2019 to be precise in Ie Mirah Village, Babahrot District, Southwest Aceh District. This study uses a qualitative method so that the data obtained from observations and interviews with the community is related to evaluating the success of forest and land rehabilitation activities for which types of plants are recommended by the community to the manager. The level of community participation in the planning stages of forest and land rehabilitation can be seen from community participation in carrying out activities, meetings held by BPDAS and managers in conveying directions or procedures for implementing planting activities to be carried out. 
Nilai Biomassa Dan Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah Di Hutan Areal Penggunaan Lain Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues Ahmad Ganafi; Triaty Handayani; Ashabul Anhar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24406

Abstract

Abstrak. Kecamatan Pantan Cuaca memiliki luas wilayah 29.507 ha (BPS 2021). Pantan Cuaca memiliki tutupan hutan areal penggunaan lain (Apl) yang terletak di beberapa Desa antara lain yaitu Desa Atu Kapur, Desa Seneren dan Desa Kuning Kurnia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah nilai biomassa dan  cadangan karbon atas permukaan tanah. Alat dan bahan yang digunakan adalah meteran, klinometer, pita meter, GPS, Parang, tally sheet dan ATK. Penelitian ini menggunakan metode systematic random sampling, yaitu metode pengambilan sampel secara acak sistematis, penentuan petak sampel ditetapakan pada hutan yang dominan untuk bisa mewakili lokasi penelitian dan dapat di jangkau saat penelitian. Penentuan sampel menggunakan intensitas sampling sebesar 0,12% dengan 25 plot sampel. Hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dengan luas lokasi penelitian 806 ha. Nilai total biomassa 438869,57kg  dan nilai total cadangan karbon tersimpan 230.617,10 tC.(Aboveground Biomass and Carbon Stock Values in Forest Areas for Other Uses, Pantan Cuaca District Gayo Lues Regency)Abstract. Pantan Cuaca District has an area of 29,507 ha (BPS 2021). Pantan Cuaca  has forest cover for other use areas (Apl) which are located in several villages namely Atu Kapur Village, Seneren Village and Kuning Kurnia Village. This study aims to determine the total value of aboveground biomass and carbon stocks. The tools and materials used are tape measure, clinometer, meter tape, GPS, machete, tally sheet and ATK. This study used a systematic random sampling method, namely a systematic random sampling method, determining the sample plots set in the dominant forest to be able to represent the research location and can be reached during the study. Determination of the sample using a sampling intensity of 0.12% with 25 sample plots. The results of research that has been carried out with an area of 806 ha research location. The total value of biomass is 438869.57 kg and the total value of stored carbon stock is 230,617.10 tC.