Nurul Faudiah
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PEMBUATAN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP MIE DENGAN PENAMBAHAN ÔN SAWI LAÔT (Arabidopsis thalliana) Noera Nadia; Nurul Faudiah; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 2 (2020): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Ôn sawi laôt     atau dalam bahasa latin disebut arabidopsis thalliana merupakan suatu jenis tumbuhan dari spesies selada yang tumbuh dipinggiran laut atau di pesisir pantai.   Tujuan   penelitian   ini   adalah   untuk   memperoleh   standarisasi   resesp, mengetahui karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen terhadap mie ôn sawi laôt. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji penerimaan analisis of variance (anova) satu jalur dari konsumen. Kemudian dianalisis dengan menggunalan LSD pada taraf 0,05. Hasil uji daya terima pada aspek warna menunjukkan terdapat pengaruh penambahan  ôn sawi laôt pada pembuatan mie. Artinya jumlah persentase penambahan ôn sawi laôt pada pembuatan mie sebesar 40%, dan 80% menjadikan perbedaan warna pada mie. Hasil uji daya terima pada aspek rasa menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penambahan daun ôn sawi laôt dengan persentase 40%, dan 80% sementara untuk hasil uji daya terima pada aspek aroma menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penambahan ôn sawi laôt pada mie dengan persentase sebanyak 40%, dan 80% karena dalam  prosesnya sebelum dihaluskan, ôn sawi laôt yang telah dicuci bersih selanjutnya dihaluskan untuk mengurangi aroma langu dan memperoleh warna yang terdapat di ôn sawi laôt. Pada uji daya terima aspek tekstur menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penambahan ôn sawi laôt dengan persentase 40%, dan 80% hal ini dikarenakan penambahan melebihi 40% dapat menghasilkan tekstur mie yang tidak mekar dengan sempurna. Dengan nilai mean tertinggi yang diperoleh maka formula ôn sawi laôt  sebesar 40% merupakan formula yang direkomendasikan  untuk digunakan karena yang  paling disukai.Kata Kunci : Pembuatan  mie ôn sawi laôt, dan daya terima konsumen
SUBSTITUSI PARSIAL TEPUNG KENTANG DALAM PEMBUATAN KEMBANG GOYANG Elisa Novi Yanti; Laili Suhairi; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 2 (2017): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas masalah penggunaan tepung kentang kuning yang menjadi salah satu dari bahan dasar dalam pembuatan Kembang Goyang. Penelitian ini bertujuan unruk (I) Mengetahui resep standar dari kue Kembang Goyang kentang kuning. (2) Mengetahui daya terima konsumen terhadap kue Kembang Goyang kentang Ironing. {3) Mengetahui karakteristik dari warna, rasa, tekstur, dan aroma pada kue Kembang Goyang kentang kuning. Metode yang digunakan adalab jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Data-data dari uji pengamatan dianalisis dengan cara menentukan nilai rata-rata (mean) dari total yang diperoleh dari narasumber. Data dari uji penerimaan dianalisis menggunakan analisis varian (anova) satu jalur pada Kembang Goyang yang diperoleh dari panelis narasumber dan panelis konsumen. Tek:nik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji pengamatan (Sensory Evaluation) oleh panelis narasumber. Uji penerimaan {Hedonic Scale) diujikan kepada orang panelis konsumen. Berdasarkan basil analisis data menunjukkan Kembang Goyang kentang Ironing (Kg K2) disukai oleh konsumen, hasilnya pada warna Ironing kecoklatan 4,3 (suka), aroma harum 3,33 (netral), tekstur  renyah 4,13 (suka) dan rasa manis 3,7 (suka).  Sirnpulan daripenetitian ini adalah basil hipotesis dapat diterima karena ada pengaruh karateristika organoleptik dan ada perbedaan tingkat penerimaan  konsumen terhadap Kembang Goyang kentang kuning.
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP NUGGET PISANG OWAK (Musa paradisiaca L) Siska Nur Ulyatunnisa; Yuli Heirina Hamid; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 2 (2020): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang owak mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Seperti kaya akan mineral, fosfor, lemak, besi, protein serta vitamin A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap nugget pisang owak berdasarkan usia. Sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca atau masyarakat mengenai pisang owak yang dapat diolah menjadi makanan beku (frozen food), khususnya nugget. Subjek dalam penelitian ini dipilih secara acak 60 orang panelis konsumen yang terdiri dari berbagai golongan usia seperti remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dan dewasa akhir, dengan persentase tiap golongan usia adalah 25% dari jumlah seluruh golongan panelis. Data terkait uji kesuakan pada pembuatan nugget pisang owak dari hasil percobaan diadakan penilaian terhadap  resep kontrol nugget pisang raja dan nugget pisang owak yang dicoba oleh 60 panelis konsumen dari berbagai golongan usia di Banda Aceh. Uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Penerimaan (Acceptability Test). Alat penilaian ini berupa kartu Hedonic scale dengan skala (1-9) untuk melihat tingkat kesukaan yang menunjukkan diterima atau tidak diterimanya resep nugget pisang owak dari hasil percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hasil uji tingkat kesukaan (preferensi) yang diujicobakan kepada 60 orang panelis konsumen berdasarkan usia pada nugget pisang owak dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan tertinggi yang paling disukai oleh konsumen remaja awal pada perlakuan pertama (8,13) dengan kode AS00, kemudian konsumen remaja akhir pada perlakuan ke dua (7,73) dengan kode AS01, kemudian konsumen dewasa akhir pada perlakuan ke dua (7,67) dengan kode AS01 dan tingkat kesukaan terendah konsumen dewasa awal pada perlakuan ke ketiga (6,33) dengan kode AS02. Kata Kunci: Pisang Owak, Nugget, Frozen Food
PENAMBAHAN EXTRAK BUBUK KOPI (Coffea) KEDALAM ISIAN TIMPHAN Ulfa Rahmi; Nurul Faudiah; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 7, No 2 (2022): MEI 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kopi merupakan salah satu hasil alam yang sangat berpotensi di daerah Kabupaten Gayo Lues. Masyarakat Gayo lues sebagian besar bermata pencaharian petani kopi. Daerah Kabupaten Gayo lues merupakan salah satu daerah yang memperoduksi kopi terbesar di Aceh. Kopi yang ditanam jenis kopi arabika dan robusta biasanya setelah panen, kopi dijadikan bubuk oleh petani kopi tersebut. Tujuan penelitian (1) Menstandarisasikan resep timphan serikaya dengan penambahan ekstrak bubuk kopi pada isiannya (2) Mengetahui karakteristik organoleptik  terhadap timphan serikaya ekstrak bubuk kopi pada isiannya (3) Mengetahui daya terima konsumen terhadap timphan serikaya ekstrak bubuk kopi pada isiannya. Penelitian ini merupakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga PKK FKIP USK. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata- rata (mean) dari jumlah narasumber. Data uji penerimaan menggunakan anava satu jalur dari konsumen. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk timphan serikaya ekstrak bubuk kopi diterima oleh narasumber berdasarkan aspek warna (22,9) aroma (24) dan tekstur (23,2) dan rasa (24,4) yaitu pada perlakuan IV (TSK3). Sedangkan hasil penerimaan konsumen terhadap timphan serikaya ekstrak bubuk kopi dari segi warna (3,9) aroma (4,3) tekstur (4,06) dan rasa (4,1) pada perlakuan IV (TSK3). Dapat disimpulkan bahwa penambahan extrak bubuk kopi (coffea) kedalam isian timphan dapat diterima oleh narasumber dan konsumen. Diharapkan masyarakat agar selalu cinta dengan makanan khas (timphan) daerahnya supaya makanan khas tersebut tidak tergeser dengan makanan luar.Kata Kunci: Extrak Bubuk Kopi, Timphan, Makanan Tradisional
ANALISIS DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP DODOL JAMBU BIJI (Psidium guajava L) Yuni Widya Lestari; Indani .; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 4 (2020): NOVEMBER
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Kabupaten Bener Meriah banyak tumbuh tanaman jambu biji yang belum dimanfaatkan sebagai olahan makanan. Padahal jambu biji mempunyai kandungan gizi yang beragam. Jambu biji dapat diolah menjadi bahan tambahan dalam pembuatan dodol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa), daya terima konsumen terhadap dodol jambu biji, resep standar dodol jambu biji, serta mutu simpan dodol jambu biji. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan terhadap 7 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) kepada 30 orang panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur dari narasumber dan konsumen. Hasil analisis data dari narasumber dan konsumen menunjukkan bahwa warna, aroma, tekstur, dan rasa dari konsumen meyukai dodol jambu biji pada perlakuan kedua (W2) dengan nilai rata-rata warna (3,37), aroma (4,06), tekstur (3,56) dan rasa (3,7), Dengan daya simpan 18 hari. Simpulan, resep standar diperoleh dari perlakuan kedua (W2) terdiri dari 200 gr tepung ketan, 425 gr gula pasir, 500 gr santan, 3 gr garam dan 200 gr jambu biji. Berdasarkan uji pengamatan dan penerimaan terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa dodol jambu biji lebih diterima pada perlakuan kedua (W2), karena memiliki warna cerah, aroma khas jambu biji, tekstur elastis dan rasa manis sedang.Diharapkan kepada masyarakat agar memanfaatkan jambu biji sebagai bahan tambahan pembuatan dodol, sehingga dapat menambahan pendapatan keluarga. Diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian mengenai perhitungan nilai gizi yang terdapat pada dodol jambu biji dan dapat mengolah jenis panganan lain dengan bahan tambahan jambu biji.Kata kunci: analisis, daya terima konsumen, dodol jambu biji.
PENGARUH PENAMBAHAN GADONG (Discorea alata) DALAM PEMBUATAN OMBUS- OMBUSSEBAGAI PENGANAN TRADISIONAL KOTA SUBULUSSALAM Ainun Br Saraan; Laili Suhairi; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Gadong (Discorea alata) merupakan jenis umbi umbian pangan yang mengandung karbohidrat sebagai komponen utamanya dan protein, pati, lemak, vitamin serta mineral sebagai kandungan nutrisi lainnya. Selain itu gadong juga dikenal karena memiliki warna yang mencolok. Gadong dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang berfungsi sebagai pangan fungsional karena mengandung serat pangan yang tinggi serta kandungan mineral sehingga sangat bagus untuk dikonsumsi. Pemanfaatan gadong dimasyarakat masih sangat tradisional seperti dibakar, dikukus, ataupun digoreng. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui karakteristik organoleptik ombus-ombus yang ditambahkan gadong (2) Menstandarisasikan resep ombus-ombus dengan penambahan gadong (3) Mengetahui daya terima konsumen terhadap ombus-ombus yang ditambahkan gadong. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 5 narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) kepada 30 panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur. Hasil analisis data uji pengamatan narasumber diketahui bahwa penilaian yang tertinggi terhadap karakteristik organoleptik yaitu pada perlakuan ketiga (A96), hasil analisis data uji kesukaan menunjukkan bahwa ombus-ombus gadong menunjukkan bahwa warna, tekstur, dan aroma lebih disukai perlakuan ketiga (A96) dan dari rasa juga lebih disukai perlakuan ketiga (A96). Diharapkan kepada masyarakat dapat berinvasi terutama pada ombus-ombus agar produk dari kota subulussalam dapat lebih beragam dan dikenal oleh masyarakat luas. Masyarakat diharapkan membudidayakan gadong (Discorea alata) mengingat kandungan yang terdapat sangatlah banyak. Kepada penulis berikutnya dapat melakukan uji proksimat digunakan untuk mengetahui kadar karbohidrat, protein, lemak, dan juga melakukan penelitian mengolah jenis makanan dengan tetap menggunakan gadong sebagai bahan dasar. Kata Kunci: Karakteristik organoleptik, Ombus-ombus,Gadong
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA KONSUMEN ANTARA NUGGET JAGUNG MANIS (Zea may L) DENGAN NUGGET KULIT SINGKONG (Manihot esculenta) Fizzah Mastura; . Indani; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 3, No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.329 KB)

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah dari penggunaan singkong sebagian kecil yang dimanfaatkan untuk pakan ternak, kompos, dan bio energi. Selebihnya bertumpuk, membusuk, mengeluarkan bau tidak sedap, dan akhirnya menimbulkan polusi. Jika ditangani lebih lanjut kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan makanan. Kulit singkong yang digunakan adalah kulit singkong yang berwarna merah muda yang terdapat sesudah kulit ari (kulit tanah). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menstandarisasikan resep nugget kulit singkong. (2) Mengetahui karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) nugget kulit singkong. (3) Mengetahui daya terima konsumen terhadap karakteristik nugget dengan penambahan kulit singkong. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 4 orang narasumber dan uji penerimaan (Acceptability Test) yang diuji cobakan kepada 30 orang panelis konsumen yaitu mahasiswi Tata Boga Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Data-data dari uji pengamatan dianalisis dengan cara menentukan nilai rata-rata (mean) dari total yang diperoleh dari narasumber. Data dari uji penerimaan dianalisis menggunakan analisis varian (anava) satu jalur pada nugget yang diperoleh dari narasumber dan panelis konsumen. Berdasarkan analisis data menunjukkan nugget kulit singkong perlakuan pertama (FM01) memiliki nilai rata-rata tertinggi pada warna 3,17, dan tekstur 3,2, sedangkan nugget kulit singkong perlakuan kedua (FM02) memiliki nilai rata-rata tertinggi pada aroma 3,13, dan rasa 3,17. Simpulan dari penelitian ini adalah Resep standar nugget kulit singkong perlakuan kedua terdiri dari 250 gr kulit singkong, 100 gr telur ayam, tepung terigu 80 gr, bawang putih 20 gr, bawang bombay 20 gr, garam 10 gr, merica 10 gr, tepung panir 100 gr, minyak goreng 500 gr. Hasil dari uji pengamatan konsumen terhadap warna, aroma, tekstur, dan rasa nugget dengan penambahan kulit singkong menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai nugget dengan penambahan kulit singkong 200 gr dibandingkan dengan nugget yang mendapat penambahan kulit singkong 250 gr. Sehingga pengaruh kulit singkong dalam pembuatan nugget dapat diterima H1. Hipotesis diterima H1 karena terdapat perbedaan karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen antara nugget jagung manis dan nugget kulit singkong. Kepada peneliti berikutnya untuk meneliti daya simpan nugget kulit singkong dan ujikandungangizinuggetkulit singkong. Kata Kunci:standarisasi resep, daya terima,nuggetkulit singkong
PENGARUH PENAMBAHAN PACIK KULE NILA (Oreochormis niloticus) TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK PADA PEMBUATAN STICK Sukma Asiah; Indani .; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pacik Kule nila merupakan salah satu masakan tradisional khas Aceh Tenggara yang terbuat dari ikan nila yang sudah pacik (kurang segar), kemudian dimasak bersama bumbu yang dihaluskan. Stick  merupakan penganan ringan yang berbentuk pipih dengan rasa renyah, gurih dan tidak terlalu mengenyangkan. Stick terbuat dari adonan tepung terigu, telur, margarin, dan ditambahkan dengan berbagai bumbu cita rasa yang gurih. Tujuan penelitian  memproleh standarisasi resep, mengetahui karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen terhadap stick dengan penambahan pacik kule nila. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean). Data uji penerimaan menggunakan analisis of variance (anova) satu jalur dari konsumen. Kemudian dianalisis dengan menggunakan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian yang diterima dari uji pengamatan narasumber yaitu perlakuan ketiga (SA3) dengan penambahan 50% pacik kule nila dengan nilai rata-rata 23.8 dari skla 1-25. Hasil penelitian yang diterima dari uji penerimaan konsumen yaitu perlakuan ketiga (SA3) dengan nilai rata-rata 4.45 dari skala 1-5. Kesimpulan penelitian yaitu resep standar stick yang dipilih narasumber dan konsumen dengan penambahan pacik kule nila adalah pada perlakuan ketiga (SA3) sebanyak (50%) Karena pengaruh warna kuning yang dihasilkan dari masakan pacik kule nila, aroma khas pacik kule nila, tekstur rapuh, dan memiliki rasa gurih. Saran penelitian ini adalah diharapkan kepada masyarakat dapat terus mengembangkan masakan-masakan daerah khususnya Aceh Tenggara agar tetap dikenal oleh masyarakat, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menguji kandungan gizi baik yang terkandung dalam masakan pacik kule maupun stick pacik kule nila. Kata Kunci: Karakteristik Organoleptik, Stick, Pacik Kule Nila 
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP TELUR GABUS IKAN NILA (Oreochormis niloticus) Halida Bunga Pertiwi; Nurul Faudiah; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 2 (2021): MEI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan nila dengan nama ilmiah (Oreochormis niloticus) merupakan sejenis ikan air tawar. Ikan nila bisa dimanfaatkan  menjadi  bahan dalam membuat penganan, salah satu penganan yang dapat diolah dari ikan nila adalah kue Telur gabus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh standarisasi resep, mengetahui karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen terhadap kue Telur gabus  dengan penambahan tepung ikan nila. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji Pengamatan menggunakan analisis dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan analisis of variance (anova) satu jalur dari konsumen. Kemudian dianalisis dengan menggunalan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian diperoleh kue telur gabus pada perlakuan ketiga (R2) dengan penambahan ikan nila 60% merupakan perlakuan yang diterima oleh narasumber berdasarkan uji Pengamatan dengan nilai rata-rata sebanyak22,475 dalam skala 21-25. Hasil penelitian uji penerimaan konsumen terhadap kue telur gabusdengan penambahan ikan nila dengan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada kue telur gabus perlakuan ketiga (R2) dengan nilai4,075 dalam skala 1-5.Simpulan penelitian ini adalah berdasarkan hasil uji yang dilakukan, baik narasumber maupun konsumen lebih menyukai perlakuan ketiga (R2) karena pengaruh warna yang kuning keemasan, aroma ikan nila yangcukup kuat, tekstur renyah, serta memiliki rasa yang gurih. Hasil uji daya terima konsumen terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa kue adee lebih diterima dengan penambahan ikan nila sebanyak 300 gram (60%). Kata Kunci: Karakteristik organoleptik, Telur Gabus, Ikan Nila
PRODUK KERAJINAN TRADISIONAL ACEH DALAM PERTUMBUHAN INDUSTRI KERAKYATAN Maysarah Hastuti; Rosmala Dewi; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 1 (2017): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerajinan tradisional Aceh saat ini berkembang pesat, mulai dari bahan, motif, warna, model dan lainnya. Produk kerajinan tradisional Aceh harus dijaga mutu dan kreasi produk guna menambah kepuasan pada diri konsumen. Penelitian ini berjudul “Produk Kerajinan Tradisional Aceh Dalam Pertumbuhan Industri Kerakyatan” secara khusus bertujuan untuk  mengetahui perkembangan mutu produk kerajinan tradisional Aceh,perkembangan kreasi produk kerajinan tradisional Aceh, kepuasan konsumen terhadap produk kerajinan tradisional Aceh, pertumbuhan industri kerajinan tradisional Aceh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian tujuh orang respondenyang dipandang tepat sebagai informan. Pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa produk kerajinan tradisional Aceh berkembang sesuai permintaan pasar dan terus meningkat mulai dari pasar lokal maupun pasar mancanegara. Perubahan motif, warna, bahan dan kreasi disesuikan dengan perkembangan pasar agar mampu bersaing dengan produk lain dan diminati konsumen. Industri kerajinan tradisional Aceh terus mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk kerajinan Aceh yang memperbarui mutu dari setiap produk kemudian menambahkan kreasi sesuai permintaan pasar yang sedang diminati konsumen serta semakin banyaknya konsumen yang terus menikmati dan membeli produk kerajinan tradisional Aceh. Mencintai produk kerajinan tradisional Aceh adalah salah satu cara untuk terus membangun produk industri lokal serta mempromosikan hasil budaya daerah sebagai wujud pelestarian daerah.