Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STRATEGI DAKWAH WAYANG SANTRI KI ENTHUS SUSMONO Anisul Fuad; Apit Nurhidayat
ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 8, No 2 (2017): December 2017
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.668 KB) | DOI: 10.24235/orasi.v8i2.2986

Abstract

Ki Enthus Susmono adalah dalang dari Kabupaten Tegal yang cukup populer dikalangan masyarakat Tegal dan sekitarnya. Banyak  pementasan yang sudah dilakukan Ki Enthus Susmono, baik di daerahTegal maupun di kota-kota lain. Ki Enthus Susmono  menggunakan media wayang sebagai dakwah Islam. Wayang yang digunakan Ki Enthus Susmono yaitu Wayang Golek, namun dalam pementasannya, Ki Enthus Susmono mengubah nama Wayang golek menjadi Wayang Santri, dengan alasan Wayang Santri hanya digunakan untuk syiar atau dakwah Islam. Dalam setiap pementasannya, ia selalu menyisipkan materi-materi agama Islam yang disampaikan kepada penonton. Berangkat dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : bagaimana strategi dakwah wayang santri Ki Enthus Susmono dan bagaimana efek dakwah wayang santri Ki Enthus Susmono. Adapun penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan study kasus. Data akan dikumpulkan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Kemudian data akan dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah analisis data dengan menentukan domain-domain analisis kemudian dipetakan menjadi domain tunggal dan domain ganda. Dari hasil penelitian tersebut penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu : yang pertama. Strategi dakwah wayang santri Ki Enthus Susmono meliputi unsur dakwah di antaranya media dakwah yang digunakan adalah wayang golek namun dinamakan wayang santri, metode dakwah dengan cerita pewayangan dan sisipan humor serta di tinjau dari estetika pertunjukan seperti catur, sabet dan karawitan, materi dakwah meliputi masalah keimanan, syari’ah dan akhlak, yang kedua. Efek dakwah wayang santri Ki Enthus Susmono dilihat dari tiga aspek : kognitif, afektif dan behavioral. Kata kunci: Wayang santri, efek dakwah, kognitif, afektif; behavioral.
PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENGHADAPI KONFLIK ORGANISASI Anisul Fuad
ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.224 KB) | DOI: 10.24235/orasi.v6i1.1404

Abstract

Peran komunikasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Proses pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman sangat menentukan efektivitas kegiatan sebuah organisasi. Komunikasi yang terjadi menentukan budaya komunikasi yang dapat menggambarkan proses komunikasi dalam sebuah organisasi, Persepsi interpersonal dalam proses komunikasi organisasi dapat menunjang efektivitas komunikasi organisasi.Kata Kunci: komunikasi organisasi, budaya komunikasi, persepsi interpersonal
FENOMENA ANAK JALANAN DI KOTA CIREBON Suryadi Suryadi; Anisul Fuad; Syaeful Badar
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v2i1.7052

Abstract

Permasalahan anak jalanan atau pekerja anak merupakan masalah sosial yang belum terselesaikan sampai saat ini. Solusi yang dibuat oleh stakeholders atas permasalahan tersebut masih belum menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya. Permasalahan anak jalanan terkait erat dengan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya di dalam keluarga mereka. Desakan ekonomi dalam kehidupan perkotaan di Cirebon menyisakan kelompok masyarakat dengan akses yang serba terbatas. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mengungkap permasalahan sosial, ekonomi, dan budaya anak jalanan di Kota Cirebon dengan mengambil data pada dua lokasi yang menjadi pusat anak-anak dan keluarganya melakukan aktivitas. Pengumpulan data lapangan dengan wawancara mendalam dan diskusi terfokus dengan anak jalanan dan keluarga mereka on the spot di lokasi untuk menjaga ke-alamiahan kegiatan yang biasa mereka lakukan. Menggunakan teori strategi bertahan keluarga (household survival strategy) masih nampak bahwa tenaga kerja anak adalah potensi sekaligus asset yang ada dalam keluarga sebagai tenaga kerja ketiga yang pada waktunya harus dipergunakan manakala keluarga dalam tekanan ekonomi yang hebat.    Temuan penelitian menggambarkan kondisi anak jalanan sebagai berikut : usia responden anak jalanan antara 6 s.d. 13 tahun, Sebagian dari mereka sudah tidak bersekolah lagi (drop out), berasal dari Kota Cirebon 75% dan Kabupaten Cirebon 25% dengan aktivitas utama mengamen, mengemis dan berjualan tisu yang dijajakan di perempatan jalan ketika lampu lalulintas sedang merah (berhenti). Sebagian besar anak jalanan pernah mengalami kekerasan fisik sperti : 1) ditendang, dicubit, dan diinjak oleh tukang becak, 2) dibenturkan ke pintu oleh orang tuanya, 3) dipukul dan dikeroyok di sekolah oleh temannya, 4) dipaksa jual tisu, 5) dibatasi jam main, karena di terget jualan tisu. Kekerasan Psikologis : 1) dihina, diejek, bullying oleh teman sekolah maupun teman di jalan dan 2) bullying (dimarahi dan direndahkan) di rumah oleh orang tuanya. Alasan ekonomi dan situasi psikologis menjadi alasan anak turun ke jalan, yaitu alasan yang disampaikan oleh anak-anak melakukan aktivitas dan bertahan di jalanan.
BOOK REVIEW: AKTIVITAS LANSIA; KASUS SUKU SUNDA DI KELURAHAN SEKELOA KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG Anisul Fuad
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.241 KB) | DOI: 10.24235/empower.v3i1.2908

Abstract

Aktivitas Lansia; Kasus Suku Sunda Di Kelurahan Sekeloa Kecamatan Coblong Kota Bandung Penulis:SuryadiPenerbit:Wade GroupTahun Penerbitan:@2017ISBN:978-602-5498-02-2
Implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon Anisul Fuad; Deana Nisa Ashriani
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/empower.v6i1.9973

Abstract

Poverty is a common terminology that has rubbed against the live broadcast with the condition of nowadays society. Indonesia as a developing country, has an average population living below the poverty line. The Family Hope Program exists as a conditional cash transfer program which aims to accelerate poverty reduction. Where The Family Hope Program seeks to eradicate poverty with various programs in it and focus on the fields of education and health. The implementation of The Family Hope Program in Karangasem Village has been running for almost 13 years after the Ministry of Social Affairs issued a circular in the context of poverty alleviation, namely in 2007. This research aims to determine how the implementation of The Hope Family Program in Karangasem Village. What are the supporting factors and obstacles in the implementation of The Hope Family Program as well as the role of a companion like what is done to the recipients of The Hope Family Program assistance. The research was conducted using a descriptive qualitative method. Data collection techniques using interview methods, observation methhods, and documentation methods. The results of this study stated that in Karangasem Village Dusun 02 the implementation of The Family Hope Program has not been running as is generally done in other villages, many obstacles occurred during the implementation. 
Analisis Aset Sustainable Livelihood pada Kelompok Wanita Tani Bina Sejahtera Desa Sindangjawa Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon Hamdan Hamdani; Anisul Fuad
Empower : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/empower.v7i2.10504

Abstract

The Women Farmers Group in Sindangjawa Village is one of the village government's efforts in empowering the community through activities in agriculture to meet family food needs and security. The purpose of this research was to determine the sustainable livelihood assets contained in the Women Farmers Group in Sindangjawa Village. The method used in this research is descriptive qualitative with data collection through observation, interviews and documentation. The results show that there are sustainable livelihood assets in the Women Farmers Group in Sindangjawa Village (human capital, natural capital, financial capital, social capital, physical capital). However, these assets have not been fully utilized by the Women Farmers Group in Sindangjawa Village.
Islah Reconciliation in The Iddah Period as Resolution of Divorce based on Sigmund Freud's Perspective Anisul Fuad; Sugianto Sugianto; Sumanta Sumanta; Edy Setyawan
International Journal of Social Service and Research Vol. 3 No. 3 (2023): International Journal of Social Service and Research (IJSSR)
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/ijssr.v3i3.291

Abstract

Divorce is heavily influenced by emotional and psychological factors of husband and wife in litigation. Before the process of determining a divorce decision, Islamic law regulates reconciliation which can be a solution to divorce cases by trying to re-establish an understanding of husband and wife togetherness to be re-established. This study aims to explain the context of reconciliation as a resolution to divorce from Sigmund Freud's perspective. This research uses descriptive qualitative method. The results of the study show that the decision to divorce between husband and wife is often present due to the presence of ego in either husband or wife who feels the need to be understood but does not get reciprocity as expected. In addition, the decision to divorce is also influenced by basic human instincts that want to satisfy their desires, either with or without careful consideration. Therefore, islah reconciliation as a resolution is a wise step in which the path of islah reconciliation is carried out by raising the awareness of the husband and wife about the main purpose of marriage
Peran Ustadz dalam Meningkatkan Kesehatan Mental dan Spiritual pada Lansia melalui Kajian Rutin di Mushola Raudhatussholihin Desa Surawangi Kabupaten Majalengka Wiwin Widiyanti; Muzaki Muzaki; Anisul Fuad
Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal Vol 6, No 1 (2023): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/prophetic.v6i1.14759

Abstract

Peran ustadz dalam meningkatkan kesehatan mental dan spiritual lansia melalui kajian mempunyai peran yang besar. Di mana masa kini kesehatan mental dan spiritual amat penting bagi seseorang terutama lansia. Hal ini karena keadaan emosional dan fisik lansia seringkali mengalami penurunan fungsi, tapi tidak menutup kemungkinan perkembangan emosional atau psikologisnya lebih matang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi mental dan fisiknya menurun, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan pasangan, ditinggal anak, maupun karena faktor biologisnya yang menurun sehingga belum siap menerima keadaan tersebut. Maka sebagai masyarakat yang mempuyai kepedulian terhadap sesama perlu mengupayakan kesejahteraan lansia sesuai dengan Undang-Undang No.13 Tahun 1998 Pasal 8. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui peran ustadz dalam meningkatkan kesehatan mental dan spiritual lansia melalui kajian rutin dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan teknik purposive sampling yaitu 4 lansia (jamaah kajian rutin) dan 2 ustadz (pengisi kajian). Hasil penelitian menjelaskan bahwa kajian rutin di Musola Raudhatussholihin dimulai pada pukul 08.00-10.00 WIB. Kegiatannya yaitu, membaca sholawat, pembukaan, mauizhatul hasanah, dan doa penutup, serta ziarah ke makam para wali setiap tiga bulan sekali. Peran ustadz dalam meningkatkan kesehatan mental membuat jiwa lansia lebih tenang, karena metode dan materi yang disampaikan sebagai pesan dakwah secara tersurat dan tersirat seperti sholat, membaca Al-Qur’an, dzikir, puasa, sedekah, dan bermuamalah ketika diamalkan membuat tenang jiwa. Dalam meningkatkan spiritual, para lansia termotivasi untuk lebih fokus mengejar ketenangan rohani dengan cara beribadah kepada Allah dan menyambung silaturahmi dengan sesama juga adanya dorongan yang diberikan oleh lingkungan termasuk ustadz yang memberikan nilai-nilai spiritual dari dalam.