Taufik Taufik
Universitas Negeri Padang, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peningkatan Kematangan Emosi Anak Bungsu melalui Layanan Bimbingan Kelompok Annajmi Alfath; Taufik Taufik; Indra Ibrahim
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 3, No 2 (2015): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.875 KB) | DOI: 10.29210/112900

Abstract

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertujuan mendewasakan anak didik, sehingga mereka dapat mencapai tugas perkembangan yang optimal. Tugas perkembangan yang ingin dicapai salah satunya adalah mencapai kematangan emosi. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa mencapai kematangan emosinya dengan baik, khususnya anak bungsu. Berdasarkan fenomena yang ada di MTsN Gurun Panjang dapat diketahui bahwa beberapa anak bungsu belum melihatkan kematangan emosinya. Melalui bimbingan kelompok diharapkan kematangan emosi anak bungsu dapat ditingkatkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keberhasilan dalam meningkatkan kematangan emosi anak bungsu. Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan teknik one group pre-test post-test design. Subjek dalam penelitian ini adalah anak bungsu. Teknik pengumpulan data menggunakan angket berskala. Data dianalisis dengan teknik Wilcoxon signed rank test dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20. Dari hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan emosi anak bungsu sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori cukup dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori sangat tinggi. Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kematangan emosi anak bungsu sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok. Hal ini berarti terjadi peningkatan kematangan emosi setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan kematangan emosi lebih lanjut melalui layanan bimbingan dan konseling terutama bimbingan kelompok.
Kondisi Kehidupan Rumah Tangga Pasangan Sebelum Bercerai dan Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Alfina Sari; Taufik Taufik; Afrizal Sano
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 4, No 3 (2016): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.921 KB) | DOI: 10.29210/113400

Abstract

Perkawinan bertujuan membangun keluarga yang harmonis, namun kenyataannya tidak demikian, sehingga mengakibatkan terjadinya perceraian. oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengungkap kondisi kehidupan rumah tangga pasangan sebelum berceerai dan faktor-faktor penyebab perceraiannya.Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) 65,71% kondisi usia pasangan baik, (2) 45,71% kondisi fisiologis pasangan cukup baik, (3) 71,43% kondisi psikologis pasangan kurang baik, (4) kondisi spiritual pasangan kurang baik, (5)65,71% kondisi komunikasi kurang baik, dan (6) 89% kondisi kehidupan seksual pasangan kurang baik. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian adalah: (1) 94,28% pasangan bersifat egois, (2) 85,71% pasangan tidak menghargai, (3) 82,85% pasangan tidak berada dekat saat pasangan membutuhkan, (4) sebanyak 80% pasangan tidak bisa diajak untuk saling berbagi, (5) 71,42 pasangan suka mengatur, dan tidak meluangkan waktu, dan 54,28% s/d 68,57% perceraian disebabkan oleh faktor lainnya.
Kondisi Stres Akademik Siswa SMA Negeri di Kota Padang Taufik Taufik; Ifdil Ifdil; Zadrian Ardi
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 1, No 2 (2013): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.788 KB) | DOI: 10.29210/12200

Abstract

This research conduct base from increasing the National Examination standards from recent years, and overload student’s learning activity in Senior High School (SMA). These conditions as triggers stress students, from a long time, its influence on their learning. Based that, the research is to identify level of student academic stress, and differences base gender, and school location. This research use Cluster Random Sampling. Samples are grouped into 3 (three), that’s school is located in downtown, midtown and the Suburbs. Research findings show that there are 15% of student’s stress academic at low levels of, 71,8% experiencing stress academic at medium level, and 13.2% of students experiencing stress academic at high level. There was no significant difference between the academic stress Student SMAN in Padang by location and gender. These research findings can then be an important basic need for guidance and counseling services in order to decrease the level of stress of academic students in Padang city, so that they can learn by making every effort that is optimal.