Claim Missing Document
Check
Articles

Elementary School Student Creativity in Solving Geometry Contextual Problems based on Adversity Quotient Dyen Erni Lakapu; Neni Mariana
IndoMath: Indonesia Mathematics Education Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/indomath.v3i2.7833

Abstract

Creativity is an ability that is needed in solving a problem. A person's creativity in solving problems can be assessed using three components namely fluency, flexibility, and novelty. Someone in solving problems can be influenced by the adversity quotient they have. There are three categories of adversity quotient namely quitter, camper, and climber. This type of research is a qualitative research method descriptive. This study aims to describe the creativity of elementary school students in solving contextual geometry problems based on adversity quotient. The subjects in this study were three people consisting of quitter subjects, camper subjects, and climber subjects. Data is collected through adversity Response Profile (ARP) tests, Problem Solving Tests (TPM) and interviews. The results showed that the creativity of subjects with the quitter category in solving contextual geometry problems was not able to achieve fluency, flexibility, and novelty. The creativity of subjects with camper categories in solving contextual geometry problems only achieves fluency and flexibility. Whereas the creativity of subjects with climber types in solving contextual geometry problems is able to achieve fluency, flexibility, and novelty.
The Role-Playing Problem-Posing Learning to Improve Students' Emotional Intelligence and Mathematics Problem-Solving Skills Diyanti Jati Pratiwi; Tatag Yuli Eko Siswono; Neni Mariana
IJORER : International Journal of Recent Educational Research Vol. 3 No. 3 (2022): May
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education Muhammadiyah University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46245/ijorer.v3i3.217

Abstract

The research is aimed to observe the effect of role-playing problem-posing learning methods on emotional intelligence and mathematic problem-solving ability. This research was a quasi-experimental research with a non-equivalent pretest-posttest control group design. The sample was chosen by random sampling with Primary 4A 17 students as a control group class and Primary IV B 17 students as an experiment group class. The Data collection techniques was done through emotional intelligent questionnaire and mathematics problem-solving test. T-test was used as an analysis technique due to data collection before and after the research program. Based on T-test analysis for emotional intelligence and mathematic problem-solving ability, the data showed there was no difference before and after research in both control and experiment class with the value of sig. 2 tailed 0,303>0,05 for emotional intelligence and mathematic problem-solving ability got sig. 2 tailed scores 0,908>0,05. The differences shown in control and experiment classes after learning method in the research with the value of sig. 2 tailed 0,02<0,05 for emotional intelligence and mathematic problem-solving ability got sig. 2 tailed scores 0,01<0,05. In this research, the learning method was the only thing which caused differences, so the researcher concluded that there was an effect of role-playing problem posing learning method to students’ emotional intelligence and mathematics problem-solving ability
PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA SEKOLAH DASAR Wiryanto Wiryanto; Neni Mariana; Budiyono Budiyono
Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian Vol. 6 No. 1 (2020): Vol. 6 No. 1 Januari 2020
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrpd.v6n1.p87-94

Abstract

ABSTRACTMinister of Education and Culture Regulation No. 21 of 2016 states that competencies in the realm of knowledge that students must possess are factual, conceptual, procedural, and metacognitive knowledge. The ability of metacognition can be trained through a learning approach. One approach that can train the awareness of thinking is Problem Posing. Problem Posing Approach is assumed to be able to improve students' metacognition abilities, therefore this study aims to see how the effect of the Problem Posing approach to the metacognition abilities of elementary students.This type of research is experimental research. The research design used is counterbalanced design or balanced design. This research design uses two classes in which each class is an experimental class and there is no control class because in this design, treatment is carried out in each class. The data collection techniques include observation, interviews, and tests. Data analysis techniques used for needs analysis are interpreted qualitatively. The main data obtained from the test and interview instruments as additional information. The main data analysis uses statistical inference, which is the t-test. The results of this experimental research are expected to be used as consideration for decision making in the use of learning methods to improve students' cognitive abilities more effectively, especially in Mathematics learning. The results of this study are conventional learning, as many as 14.81% of students have high metacognition abilities. The average student has the ability 'medium metacognition' which is as much as 74.07%. The number of students who have 'high metacognition' abilities increased to 37.04% after learning with the problem posing approach. Based on the paired sample t-test shows that there is a tendency to increase in effectiveness after applying the problem posing approach (the problem posing approach is more effective than conventional) with an average increase of 2,185.Keywords: Metacognition Ability, Problem Posing Approach ABSTRAK                                                                                          Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 menyebutkan bahwa kompetensi dalam ranah pengetahuan yang harus dimiliki siswa adalah pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognisi. Kemampuan metakognisi dapat dilatihkan melalui suatu pendekatan pembelajaran.Salah satu pendekatan yang dapat melatihkan kesadaran berpikir tersebut adalah Problem Posing. Pendekatan Problem Posing diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan metakognisi siswa, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sebenarnya pengaruh pendekatan Problem Posing terhadap kemampuan metakognisi siswa SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Counterbalanced Design atau desain berimbang. Desain penelitian ini menggunakan dua kelas dimana setiap kelasnya merupakan kelas eksperimen dan tidak ada kelas kontrol karena di dalam desain ini dilakukan treatment di dalam setiap kelasnya. Adapun teknik Pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan untukanalisis kebutuhan ditafsirkan secara kualitatif. Data utama diperoleh dari instrument tes dan wawancara sebagai informasi tambahan. Untuk analisis data utamanya menggunakan statistika inferensia, yaitu uji-t. Hasil penelitian eksperimen ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa secara lebih efektif, khususnya dalam pembelajaran Matematika. Hasil penelitian ini adalah dengan pembelajaran kovensional, sebanyak 14,81% siswa memiliki kemampuan metakognisi yang tinggi. Rata-rata siswa memiliki kemampuan ˜metakognisi sedang yaitu sebanyak 74,07%. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan ˜metakognisi tinggi meningkat menjadi 37,04% setelah pembelajaran dengan pendekatan problem posing. Berdasarkan uji-t sampel berpasangan tersebut menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan kenaikan efektifitas setelah diterapkan pendekatan problem posing (pendekatan problem posing lebih efektif dibandingkan konvensional) dengan rata-rata kenaikannya adalah 2,185.Kata Kunci : Pendekatan Problem Posing, Kemampuan Metakognisi.
Pemanfaat Media Pjok Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Sarana Mengembangkan Pendidikan Karakter Pada Siswa SD/MI Di Surabaya Budiyono Budiyono; Purwanto Purwanto; Neni Mariana
EduStream: Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 1 No. 1 (2017): EduStream: Jurnal Pendidikan Dasar
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.884 KB) | DOI: 10.26740/eds.v1n1.p15-37

Abstract

Pembelajaran Matematika, baik Bilangan maupun Geometri dan Pengukuran di satuan Pendidikan menuntut atau Membutuhkan suatu Kreatifitas yang tinggi dari para Guru sehingga pembelajaran itu mampu menyesuaikan terhadap tuntutan Perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan.Dengan Memanfaatkan Media PJOK Dalam Pembelajaran Matematika, dalam hal ini “Geometri dan Pengukuran” Sebagai Sarana Mengembangkan Pendidikan Karakter Siswa SD/MI di Surabaya mampu Menyadarkan Guru dan Peserta didik bahwa Lingkungan hidupnya banyak sumber Ilmu yang sangat baik untuk baca (dipelajari). Pembelajaran yang dilakukan oleh Guru dengan memanfaatkan fasilitas PJOK sebagai Media Environment tsb dimaknai sebagai usaha untuk menumbuh kembangkan “Sikap Kepribadian melalui pembiasaan yang positif, seperti: Tanggungjawab, Kedisiplinan dan Kerja keras dengan tepat waktu, kemandirian, memiliki Empati sehingga mampu mengembangkan Kerjasama dalam memperoleh Ilmu Pengetahuan dan Ketrampil yang baik”.Penelitian ini Menggunakan Metode Kualitatif dengan Pendekatan Diskriptif dalam Menganalisa dan menterjemahkan seluruh Proses dan hasil Pembelajaran. Hasil Penelitian Pembelajaran Matematika (Geometri) dengan Memanfaatkan Fasilitas PJOK di SD/MI Wilayah Surabaya tersebut dapat didiskripsikan sbb:  Proses Pembelajarannya yang dilakukan di SDN Lidahwetan Dua (2) sangat menarik bagi Peserta didik. Pembelajaran dengan Memanfaatkan Fasilitas PJOK yang dilakukan oleh Guru (Peneliti) mampu memberi berkal Kepada Peserta didik, dalam hal: Tumbuh kembangnya Karakter “Tanggungjawab, Empati dan Kerjasama, Disiplin dan Kejujuran. Pemahaman Ilmu Pengetahuan yang baik dan benar tentang Geometri dan Pengukuran. Ketrampilan yang Komprehensif dan baik sehingga siap untuk melanjutkan kepada jenjang Pendidikan yang lebih tinggi. Kesimpulan pembelajaran matematika dengan memanfaatkan media pjok sangat menarik dan mampu menumbuh kembangkan minat belajar peserta didik sehingga mereka memiliki karakter, ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang baik.
BIMBINGAN DAN KONSELING MULTIBUDAYA DENGAN LATIHAN EMPATI GURU DI SD NAMIRA KRAKSAAN PROBOLINGGO PASCA PANDEMI COVID-19 Nabila Hamzati; Najlatun Naqiyah; Neni Mariana; Ari Khusumadewi
Transformasi dan Inovasi : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2021): Vol. 1 No. 2 (2021): Volume 1, Nomor 2 Juli 2021
Publisher : Program Studi S1, S2, S3 Mananajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.545 KB)

Abstract

  Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)  bertujuan meningkatkan kesadaran dan kompetensi multibudaya untuk Guru Sekolah Dasar. Tempat PKM di SD Namira Kraksaan Probolinggo. Bimbingan dan Konseling Multibudaya (BKM) dapat meningkatkan rasa empati guru terhadap pengalaman siswa yang berbeda.   Jika kompetensi guru meningkat maka kualitas sekolah akan lebih baik. Target pelatihan adalah pemahaman multibudaya guru di SD Namira sehingga dapat membantu siswa dengan ragam masalah berbeda. Dapat memahami penyebab masalah yang berasal dari pengalaman maupun latar belakang siswa yang unik.  Metode PKM dengan diskusi, pelatihan dan penugasan. Pelatihan Bimbingan dan Konseling Multibudaya secara daring dengan diskusi mendalam oleh guru. Guru menyampaikan pengalaman mengajar dan melakukan refleksi. Guru belajar memahami materi yang disampaikan narasumber dalam pelatihan serta melakukan diskusi langsung dengan narasumber dan peserta lain. Metode pelatihan penugasan digunakan agar selain mendapatkan materi dari narasumber dalam pelatihan, guru dapat mengasah dan mempraktekkan hasil pelatihan secara langsung melalui pengalaman langsung. Setelah melaksanakan pelatihan, guru atau peserta mengisi instrumen berupa angket mengenai kebermanfaatan materi pelatihan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pelatihan dan mengevaluasi pelaksanaan pelatihan.
Pengembangan E-Book Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhamad Alfian Efendi; Tatag Yuli Eko Siswono; Neni Mariana
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/pssa.v8i1.486

Abstract

Proses pembelajaran siswa kelas V di SD Negeri 2 Sedatigede, menunjukkan bahwa proses pembelajaran membutuhkan inovasi terutama pada bahan ajar agar lebih menarik serta dapat membantu siswa dalam memahami konsep materi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil validitas perangkat pembelajaran, kepraktisan perangkat pembelajaran, dan keefektivan bahan ajar e-book berbasis pemecahan masalah (problem solving) dalam meningkatkan keterampilan pemahaman konsep Matematika siswa kelas V sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE dan uji coba perangkat menggunakan pre-test dan post-tes. Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2020/2021 dengan subjek penelitian berjumlah 20 siswa, dan teknik pengumpulan data digunakan yaitu validasi perangkat pembelajaran, tes dan angket. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah (problem solving) memiliki kategori valid dengan nilai dari ahli materi sebesar 71,11% dengan kualifikasi baik dan ahli media sebesar 86,11% dengan kualifikasi sangat baik. Sedangkan keperaktisan perangkat pembelajaran mendapatkan skor 81,25% dengan kualifikasi sangat baik. Keefektifan perangkat pembelajaran dilihat dari hasil tes pemahaman konsep siswa pada posttest diperoleh hasil 18 siswa masuk kedalam kategori pemahaman konsep tinggi (90%) dan 2 siswa masuk kedalam kategori sedang (10%). Peningkatan dari pre-test ke post-tes diukur dengan t-test yang menunjukan hasil < 0,05 yang berarti ada peningkatan dan untuk kategori peningkatan pemahaman konsep diukur N-Gain yang berkategori sedang Pada intinya penggunaan bahan ajar e-book berbasis pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatakan pemahaman konsep siswa.
AN AUTO-ETHNOGRAPHIC STUDY: EXPLORING MATHEMATICAL CONCEPTS ON PROBLEMS RELATED TO ENVIRONMENTAL CARE Fatimah Anggraini Firmandani; Neni Mariana; Rooselyna Ekawati
Jurnal Education and Development Vol 10 No 3 (2022): Vol.10. No.3 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.755 KB)

Abstract

Akhir-akhir ini banyaknya bencana terjadi akibat dari kurangnya sikap peduli pada lingkungan misalnya saja banjir, dan tanah longsor. Ketidakpedulian ini yang menjadi awal dari timbulnya bencana besar yang berasal dari kebiasaan kurang baik dari orang yang tidak bertanggungjawab. Membuang sampah sembarangan, merusak lingkungan dengan tidak mempedulikan tanaman salah satu misalnya akan sangat berdampak buruk bagi kehidupan kita selanjutnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti ingin mengintegrasikan masalah tersebut. Penelitian ini, menggunakan jenis penelitian transformative research yang menggunakan teknik analisis data dari penelitian kualitatif. Hasil penelitian transformative research adalah studi auto/ethnography. Dari hasil auto/ethnography ini, peneliti bertujuan untuk menggali konsep Matematika dari masalah tersebut dalam analisis pengembangan Kompetensi Dasar pada jenjang Sekolah Dasar sehingga ke depannya bisa diajarkan dan dibuat rancangan pembelajarannya serta dapat pula diajarkan di sekolah selain pada itu siswa juga bisa belajar untuk mempedulikan lingkungan sekitarnya.
Representasi Siswa Sekolah Dasar dalam Pemecahan Soal Cerita Pecahan Ditinjau Berdasarkan Kemampuan Matematika dan Jenis Kelamin Santi Agustiara Norairi; Wiryanto Wiryanto; Neni Mariana
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.2227

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan representasi siswa SD dalam menyelesaikan soal cerita pada materi pecahan ditinjau dari kemampuan matematika dan jenis kelamin. Dalam aspek kemampuan matematika, siswa dibagi menjadi tiga kelompok, meliputi; (1) berkemampuan tinggi, (2) berkemampuan Sedang, (3) berkemampuan rendah. Jenis kelamin yang dipilih dalam ppenelitian ini adalah laki-laki dan perempuan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam metode ini menggunakan 6 subjek penelitian, terdiri dari 3 subjek laki-laki dan 3 subjek perempuan.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa, pada pemecahan soal cerita pecahan siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi mampu mengungkapkan kembali data dari teks tertulis ke representasi pemecahan soal cerita pecahan dengan jelas. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang kurang maksimal dalam mengungkapkan kembali data dari teks tertulis ke representasi pemecahan soal cerita pecahan. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah kurang maksimal dalam mengungkapkan kembali data dari teks tertulis ke representasi pemecahan soal cerita pecahan. Keenam subjek menggunakan representasi simbolik dan verbal dalam menyajikan kembali informasi yang telah dibaca pada soal. Keenam subjek mengungkap ide-ide atau rencana untuk menyelesaikan masalah yang diberikan berdasarkan data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata. Keenam subjek menjawab soal dengan menggunakan simbol matematika.
Profil Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar dalam Mengajukan Masalah Matematika Konteks Museum Gubug Wayang Anik Sri Wahyuni; Tatag Yuli Eko Siswono; Neni Mariana
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.2093

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil berpikir kreatif siswa berkemampuan (1) tinggi, (2) sedang, dan (3) rendah dalam mengajukan masalah matematika. Untuk mengetahui kemampuan matematika siswa, digunakan tes kemampuan matematika (TKM). Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa, digunakan tes pengajuan masalah (TPM). Hasil TPM 1 dan TPM 2 dianalisis menggunakan indikator berpikir kreatif, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Kemudian dipilih siswa untuk diwawancara, yang mewakili setiap kemampuan matematika dan setiap tingkatan berpikir kreatif. Hasil TPM 1, TPM 2, dan wawancara dilakukan triangulasi untuk mengecek keabsahan data. Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan profil berpikir kreatif masing-masing subjek. Hasil analisis TKM terdapat 9 siswa yang berkemampuan tinggi, 7 siswa berkemampuan sedang, dan 9 siswa berkemampuan rendah. Hasil analisis TPM terdapat 28% siswa sangat kreatif, 16% kreatif, 48% kurang kreatif dan 8% tidak kreatif.  Hal tersebut membuktikan bahwa profil berpikir kreatif siswa berkemampuan rendah hampir sama dengan siswa berkemampuan tinggi dan sedang, namun siswa berkemampuan rendah  mengalami kesulitan memahami ilustrasi dan tugas dalam TPM, sehingga mereka harus membaca ulang.
SIMLABS TECHNOLOGY 2.0 IN IMPROVING VOCABULARIES FOR ELEMENTARY SCHOOL TEACHER BILINGUAL CLASS Ulhaq Zuhdi; Neni Mariana; Mintohari Mintohari; Susan Ledger; John Fiscetti; Natasha Rappa
ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED Vol 12, No 1 (2022): ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED
Publisher : FIP Unimed

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/esjpgsd.v12i1.30821

Abstract

In Microteaching 2.0, virtual students are provided using interactor by SimLab Murdoch University staff. These virtual students can immediately respond to students who practice teaching in front of them. The collaboration between Murdoch University and Unesa brings Simlab technology to be tested on bilingual class students of PGSD Unesa. This Microteaching 2.0 technology has also collaborated at the University of Newcastle, Australia. this collaborative research collaboration was carried out with two universities, Murdoch University and Universitas Negeri Surabaya. The purpose of this study is to describe the new vocabularies that can be improved by bilingual class PGSD students through SimLab.