Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur Pada Remaja Mariyana, Rina
Jurnal Endurance Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.998 KB) | DOI: 10.22216/jen.v4i1.3589

Abstract

Sleep deprivation Sleep can cause mood disorders, lack of concentration, emotions and lazy interests. There are several ways to classify sleep, one with a relaxation technique that is done by using non-pharmacological techniques in relaxing the muscles, where it mixes with sleep. Loud with the brain and muscles using the parasympective nervous system with relaxation techniques. will go to sleep. This study aims to provide relaxation techniques to stimulate a simple nervous system in adolescents in Modern Diniyah Princess Dormitory. Quantitative research that uses the Comparative Intack Group Pre-Experiment design with interview methods and relaxation techniques for one group but two groups, namely half groups for experimentation (and not for treatment). The research subjects were adolescents who were asleep with a total of 20 respondents. The results of my research were 10 control groups without the help of relaxation techniques with heavy sleep as much as 2 people and 10 groups with no one having severe sleep difficulties. Giving up 20 minutes of progressive relaxation techniques can reduce the people experienced by adolescents in the modern early days.Kekurangan tidur dapat menyebabkan gangguan mood, kurang konsentrasi, emosi dan  menimbulkan malas. Ada beberapa cara untuk mengatasi kesulitan tidur, salah satunya dengan teknik relaksasi progresif Teknik relaksasi progresif merupakan terapi non farmakologis dalam merilekskan otot, dimana ketika mengalami gangguan tidur maka ada ketegangan pada otak dan otot sehingga dengan mengaktifkan saraf parasimpatif dengan teknik relaksasi ketegangan otot akan berkurang dan akan masuk ke kondisi tidur . Penelitian ini bertujuan untuk memberikan teknik relaksasi progresif dalam menstimulasi turunnya sistem saraf simpatis sehingga otot menjadi rileks pada remaja di Asrama Putri Diniyah Moderen. Penelitian kuantitatif yang menggunakan desain Pre-Eksperiment Intack Group Comparison dengan metode wawancara dan teknik relaksasi terdapat satu kelompok tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Subyek penelitian adalah anak remaja yang mengalami kesulitan tidur dengan jumlah responden sebanyak 20. Hasil penelitian yang saya lakukan 10 orang kelompok kontrol tanpa pemberian teknik relaksasi progresif dengan kesulitan tidur berat sebanyak 2 orang dan 10 orang kelompok dengan pemberian teknik relaksasi progresif tidak ada yang mengalami kesulitan tidur tingkat berat. Pemberia n Teknik relaksasi progresif selama 20 menit dapat menurunkan kesulitan tidur yang dialami oleh remaja puti di diniyah moderen.
Pengaruh Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Mariyana, Rina; Ahzan, Sukainil; Sukroyanti, Baiq Azmi
Lensa : Jurnal Kependidikan Fisika Vol 6, No 1: June 2018
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.296 KB)

Abstract

[Title: The Effect of Thinking Aloud Pair Problem Solving Learning Model Toward Student Physics Science Learning Outcomes]. This study aims to determine the effect of learning model Thinking Aloud Pair Problem Solving on the results of science learning Physics Class VIII SMPN 6 Praya Timur. This research is a quasi-experimental research with Posttes -Only Control Design research design. The samples of this research are taken using Purposive Sampling technique with class VIIIc as the experiment class is 24 students and VIIId as the control class is 24 students. The instrument used in the form of test description in the form of 10 questions that are tailored to the learning indicators. The result of data analysis obtained using t-test at 5% significant level shows that the value of tcount> ttable (tcount = 0.634 & ttable = 0201) then Ha in receipt. so it can be concluded that the learning model Thinking Aloud Pair Problem Solving can affect the results of science learning Physics Student.
PESAN MORAL DALAM FILM PETUALANGAN SHERINA KARYA RIRI RIZA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Mariyana, Rina
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.584 KB)

Abstract

Film Petualangan Sherina adalah salah satu film karya Riri Riza yang merupakan potret latar belakang generasi muda dalam mengenal budaya yang mulai menghilang saat ini terutama untuk anak-anak. Dalam film ini Riri Riza melukiskan kehidupan anak-anak yang berupaya mengenal budaya moral serta pengalaman menghadapi kejahatan seperti penculik. Berbagai konflik terjadi dalam film ini, salah satunya sikap tolong-menolong yang dilakukan oleh tokoh Sherina terhadap tokoh Sadam. Konflik-konflik tersebut menimbulkan aspek moralitas yang menjadi pesan dalam film ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kaitan antarunsurstruktur dan mengungkapkan aspek moralitas dalam film Petualangan Sherina. Tahap analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh, setelah itu dianalisis dengan analisis naratif, sinematik, dan kajian moralitas. Moralitas adalah bagian dari kajian sosiologi sastra yang berhubungan dengan adat kebiasaan dan tingkah laku manusia dalam masyarakat. Hasil analisis film Petualangan Sherina adalah terdapat beberapa nilai moral yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi anak-anak, misalnya menjalin persahabatan/ persaudaraan tanpa memandang status sosial, s tolong-menolong sebagai wujud makhluk sosial, keberanian tidak didasari perbedakan gender, perilaku dibentuk oleh lingkungan sekitar dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Kata Kunci: Film Petualangan Sherina, Naratif, Sinematik dan Moralitas.
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN PDP/ODP CORONA VIRUS DESEASE 2019 (COVID-19) Hellen, Millya; Mariyana, Rina
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 12, No 2 (2021): JURNAL KESEHATAN
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v12i2.393

Abstract

Latar Belakang: Penyakit corona virus (covid-19) merupakan penyakit baru yang dengan cepat di tularkan di Cina, Makau, Jongkong Dan Asia Hingga Eropa lainnya, penyakit ini meningkatkan perhatian di seluruh dunia. Penyakit ini menyebabkan kematian yang mendadak apabila imunitas tubuh rendah, pasien yang terpapar virus corona virus ini menyebabkan terganggunya saluran nafas. Penyebaran kasus corona virus disease 2019 (covid 19) di indonesia pada saat sekarang ini semakin meningkat dan semakin menyebar dari perkotaan sampai ke perdesaan angka kematian juga semakin meningkat situasi yang terjadi sekarang berdampak pada semua aspek termasuk pelayanan kesehatan yang sangat di butuhkan oleh  semua kalangan masyarakat.Tujuan penelitian: Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengalaman perawat dalam menanngani pasien ODP covid 19.Metodologi: Desain penelitian ini penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif dengan metode mix method research dengan pendekatan fenomenologi deskriptif pada penelitian kualitatif Desain kualitatif . Populasi yang diteliti adalah seluruh perawat yang ada di rumah sakit Tahun 2020 berjumlah 8 orang dengan teknik wawancara, dengan jumlah sampel 30 responden dengan membagikan kuesioner, diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara, kemudian dilakukan juga dengan pengambilan kuesioner. Analisis data pada penelitian kualitatif dengan menggunakan metode Colaizzi.Hasil penelitian: Hasil analisa didapatkan 4 tema tekanan psikologis yang hebat, gangguan fisik, memberi motivasi, tanggung jawab sebagai perawat profesional dan hasil kuantitative di dapatkan data kecemasan, dengan responden mengalami kecemasan perawat mengalami cemas   berat sebanyak 16 (53,3), cemas sedang sebanyak 10(33,3), cemas ringan sebanyak 4 (13,) Kesimpulan: Maka dapat disimpulkan bahwa perawat mengalami berbagai respon baik fisik  maupun psikologis selama merawat pasien dengan cpdp/odp covid 19
PENERAPAN EDUKASI KELUARGA TERHADAP KECANDUAN GADGET ANAK: MIXED METHODS RESEARCH Febrina, Cory; Mariyana, Rina
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 12, No 2 (2021): JURNAL KESEHATAN
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v12i2.392

Abstract

Kecanduan gedget akan berdampak pada anak secara biologis dan psikologis di kemudian hari perlu upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari anak terhadap gadget di antara nya penerapan edukasi keluarga.Tujuan penelitian ini adalah penerapan terapi edukasi pada keluarga yang memiliki anak remaja yang mengalami kecanduan gadget di Bukittinggi : mixed methods research . Pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif tahap pertama dengan jumlah sampel 86, dilanjutkan dengan kuantitatif tahap ke dua dengan metode purposive dan kualitatif dengan endeph interview dan FGD serta menentukan sumber data yang dapat memberi informasi sesuai dengan kebutuhan dipilih secara purposive. Hasil penelitian sebanyak 30 orang (34,9%) remaja dengan ketergantungan gadged yang rendah, kemudian diikuti dengan tingkat ketergantungan sedang yaitu sebanyak 29 orang (33,7%) responden. rata-rata  sebelum perlakuan yaitu sebesar 78,8% dengan kategori sedang dan sd = 15,5. Sedangkan rata-rata sesudah perlakuan sebesar 79% dengan kategori sedang dan sd = 13,48. Perbedaan kedua variabel yaitu -0,266 dengan p-value = 0,885 (Ho diterima ) artinya tidak ada pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan terhadap ketergantungan gadget.Hal ini dipegaruhi beberapa kondisi yang mengharuskan remaja untuk meningkatkan frekuensi dalam melihat gadget yaitu kondisi pandemic yang mengharuskan pembelajaran dari rumah sehinggan frekuensi ketergantungan gadget meningkat dalam pemanfaatan untuk proses pembelajaran, secara kualitatif diperoleh 2 tema yaitu konflik peran dan pengalaman anak dalam melihat gadget .Berdasarkan hasil yang diperoleh disarankan upaya berkelanjutan dari perawat kesehatan masyarakat dalam memberikan edukasi terhadap keluarga, serta kerjasama antara perawat kesehatan masyarakat, dengan kementerian perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan untuk menjalankan program sekolah keluarga yang akan memberikan dampak besar terhadap berjalannya peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga.
Hubungan Karakteristik Remaja Dengan Tingkat Kecanduan Gadget di Kota Bukittinggi Cory Febrina; Rina Mariyana
REAL in Nursing Journal Vol 3, No 3 (2020): REAL in Nursing Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/rnj.v3i3.1054

Abstract

Background: Heavy addiction to gadgets has a biological and psychological impact. According to the Indonesian Internet Service Providers Association (APJII) the prevalence of adolescents playing online games is 44.10% and in adolescents aged 10 to 24 years approximately 18.40% in the year 2016. In 2020 the results of research in the city of Bukittinggi showed 75% of adolescents used gadgets to play games. The purpose of this study was to determine the relationship between children's characteristics and the level of gadget addiction. Method: Research method This research is descriptive analytic using cross sectional approach. The study population was adolescents in the city of Bukittinggi. The sample technique is stratified random sampling of 130 people. Data collection used a questionnaire. Data were analyzed univariately and bivariately using the chi_square test and nonparametric correlation. Result: The results and discussion showed that there was a significant relationship between the duration of waking up and the use of gadgets on the level of gadget addiction in adolescents with results (P value 0.013). There is no significant relationship between age and the level of gadget addiction with value (P value = 0.323). There is no significant relationship between gender and the level of gadget addiction (P value = 0.579). Conclusions: It needs continuous efforts from public health nurses, involving cross-sectoral education for schools and families related to gadget addiction.Keywords: Characteristics, Gadget Addiction, Adolescents
Tingkat Ketergantungan Gadget Pada Anak Usia Sekolah di Kota Bukittinggi Cory Febrina; Sandra Dewi; Rina Mariyana; Wiwit Febrina
REAL in Nursing Journal Vol 4, No 3 (2021): REAL in Nursing Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/rnj.v4i3.1511

Abstract

Background: The use of gadgets is one of the shortcuts for parents in accompanying their children as caregivers. At the age of adolescence in the pandemic era, it becomes a primary need to use gadgets in the online learning process, but the health impacts, including anemia, decreased role functions, decreased behavioral control, and sexual behavior deviations need to be a concern.  Purpose:This study aims to determine the distribution of gadget addiction. Methods:  This uses descriptive analytic. The research sample was teenagers who were taken by multistage random sampling and who met the inclusion criteria were 50 respondents. Data collection in this study used an instrument using the Smartphone Addiction Scale (SAS) questionnaire. Results: results showed most gadget addiction is dependence level Low (46%), the level of dependence moderate (34%), very low level of dependence (18%), high dependency level (2%). Conclusion: There is a need for holistic nursing interventions for individuals and families with gadget addiction based on the level of dependence, it takes the participation of schools and the community in providing education on the negative impact of gadget addiction. Keywords: Addiction, Gadget, Adolescents
PENERAPAN ATRAUMATIC CARE TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN RESPON PSIKOLOGIS YANG MENGALAMI HOSPITALISASI del fatmawati; Rina Mariyana
HUMAN CARE JOURNAL Vol 5, No 1 (2020): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v5i1.721

Abstract

Agency for healtcare research and quality and nationwide in patient sampel (2009) menunjukkan anak usia dibawah 17 tahun yang dirawat di rumah sakit America Serikat sebanyak 6,4 juta dan sebanyak 17 % anak cemas dan nyeri saat di rawat di rumah sakit. Kondisi sakit dan masa saat dirawat di Rumah Sakit (menyebabkan stres pada anak maupun orangtua. Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak da  keluarganya  merupakan  asuhan  yang  terapeutik  karena  bertujuan  sebagai terapi bagi anak.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan atraumatic care serta mengetahui pengalaman anak terhadap respon fisiologis dan respon psikologis yang mengalami hospitalisasi di Payakumbuh : Mixed Methods Research setelah didapatkan data kualitaif pasien lalu di nilai penerapan atraumatik care nya.. Partisipan dalam penelitian kualitatif menurut berkisar antara 10 – 30 orang partisipan. Pengambilan partisipan dalam penelitian ini diawali dengan purposive sampling. Hasil yang di peroleh terdapat 4 tema respon fisik terdiri dari Fisik Terganggu, Aktifitas Terganggu dan Tema Respon Psikologis yaitu Respon Perilaku, Respon Afektif. Setelah di peroleh data kualitatif di terapkan lah terapi untuk menurunkan respon cemas anak. Penelitian ini diharapkan dapat menerapkan perawatan atraumatic care sesuai standar operasional perawat pada anak yang mengalami hospitalisasi serta menggambarkan pengalaman anak terhadap respon fisik (nyeri, kelelahan dan gangguan tidur) dan respon psikologis (cemas dan depresi) yang dirasakan agar meningkatkan kualitas kesehatan tanpa adanya gangguan fisik dan psikologis.