Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

The Correlation between Physical Environmental Factors and the Occurrence of Leptospirosis Kurniawati, Ratna Dian; Nuryati, Sri
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v14i2.13527

Abstract

Leptospirosis is a disease caused by a bacteria called Leptospira. Environmental risk factors for leptospirosis include biological, social, and physical (river or bodies of water, ditches, puddles, and the distance between the settlement area with garbage disposal area).This research aimed to determine the correlation between the physical environmental factors with the evidence of leptospirosis in Sukahaji Village, Babakan Ciparay District of Bandung City in 2017. The design of this research is a survey with cross-sectional approach. We used 100 population samples in this research. The Technique of obtaining data with observation sheet is using sheet checklist. We did univariate and multivariate data analysis using Chi square.The results showed that most of  the population experienced leptrospirosis, and most of the physical environment such as rivers or bodies of water, ditches, puddles, and the distance between settlement area with the garbage disposal area are the risk factors of leptospirosis.
Risk Assessment, Risk Management, and Risk Communication at Drug Industries PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung Suherdin1, Noeroel Widajati1, Ratna Dian Kurniawati2, Abdul Rohim Tualeka1
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 14 No. 1 (2020): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v14i1.83

Abstract

There have been many accidents and occupational diseases caused by weak risk management efforts. Risk management can be carried out by starting with a risk assessment. Risk assessment is an important aspect of occupational health and safety. The pharmaceutical industry has a high risk of occupational health and safety. This study aims to identify the level of occupational health and safety risks and provide control recommendations. This research is descriptively using the Job Safety Analysis (JSA) method. The results of the identification show that from 19 work steps 10 of which include high risk, 8 including moderate risk and 1 low risk. The hazards identified include chemical, physical, ergonomic and fire hazards. High risks include hazards originating from chemicals as raw materials for making drugs. Several control measures have been taken, but to ensure worker health and safety, additional efforts should be made such as noise suppression personal protective equipment, special masks for use in chemical hazards and work accident emergency response procedures. Risk communication at the drug company is going well.
PEMBERDAYAAN REMAJA DALAM OPTIMALISASI PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PROGRAM POJOK REMAJA DAN PEER GROUP DI SMAN I CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG Yuliani, Meda; Sutriyawan, Agung; Valiani, Cici; Kurniawati, Ratna Dian; Hayati, Ning; Munawaroh, Madinatul; Aryanti, Sri Ayu; Mulyani, Yanyan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurangnya pengetahuan, sifat dan perilaku berisiko pada remaja yang berdampak pada status kesehatan reproduksi remaja memerlukan ketersediaan pelayanan   kesehatan   peduli   remaja   yang   dapat   memenuhi   kebutuhan kesehatan  remaja  khususnya  pelayanan  untuk  kesehatan  reproduksi  yang ramah dengan remaja. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah siswa di SMAN I Cileunyi yang merupakan para remaja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para remaja tentang kesehatan reproduksi serta memberdayakan remaja dengan dibentuknya peer group sebagai wadah remaja untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Kelompok remaja ini melakukan sharing dengan emaja lainnya pada sat kegiatan keputrian, kemudian remaja ini membuat membuat aplikasi di media social sebagai sarana untuk memberikan informasi agar lebih mudah memberikan informasi kepada teman sebaya lainnya khususnya di SMAN 1 Cileunyi itu sendiri. Dengan adanya Peer Group dan pojok Remaja ini, siswa antusias untuk mencari informasi kesehatan  untuk remaja dan mersa bermanfaat dengan adanya pojok kesehatan remaja ini.
Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tinea Pedis Pada Pemulung Di TPA Jatibarang Semarang Kurniawati, Ratna Dian; Suhartono, Suhartono; Hanani D., Yusniar
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 5, No 1 (2006): APRIL 2006
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.5.1.25 - 28

Abstract

ABSTRACT Background : Tinea pedis is a parasit disease caused by the dermatopoyd fungi and found on skin  around sole of foot and toe. Several risk factors of Tinea pedis are as follow: wearing the shoes for whole day, wearing the sock while working, and hight exposure of fungi. The aim of this research was to determine relationship between the living environment and  the incidence of Tinea pedis on "Pemulung" (the collector of abandoned goods) at the final disposal place of Jatibarang in Semarang. And also to know  the relationship between practise of personal-hygiene and the incidence of Tinea pedis on "Pemulung" . Methods : This was an observational research using cross sectional approach. Samples were "Pemulung" at the final disposal place of Jatibarang in Semarang. Number of samples taken were 56 persons. Independent variables were type of floor, source of water, wearing the shoes while working, wearing the sock while working, changing of the sock, washing the foot after working, drying the foot after washing, washing the shoes after wearing, frequency of taking a bath everyday, and wearing the sandal at home. Results : Results of regression logistic analysis showed that the factors, which influence the occurrence of Tinea pedis, were: sources of water and wearing the sandal at home. With p value for  source of water is 0,016 and wearing the sandal at home is 0,039. The efforts that can be done to prevent transmission of Tinea pedis such as: avoid using the river water and using the monitoring well. "Pemulung" should wear the sandal at home in order to reduce transmission of fungi. Beside that, they should keep clean at around their home to prevent growth of Tinea pedis fungi. Key words : Environmental Sanitation, Practise of Personal-Hygiene, Tinea Pedis
HUBUNGAN STATUS IMUNISASI DAN RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA: STUDI RETROSPEKTIF SUTRIYAWAN, AGUNG; KURNIAWATI, RATNA DIAN; RAHAYU, SRI; HABIBI, JULIUS
Journal Of Midwifery Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jm.v8i2.1197

Abstract

Pendahuluan: Permasalahan gizi pada balita balita masih menjadi nomor satu di wilayah dunia, sepertihalnya stunting. Stunting dipengaruhi secara langsung oleh penyakit infeksi dan imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang supaya tidak terkena penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status imunisasi dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting. Metode:Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain kasus-kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang ada diwilayah kerja Puskesmas Citarip Kota Bandung. Jumlah sampel kasus sebanyak 45 responden dan sampel kontrol sebanyak 90 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria balita stunting dari golongan umur 24-59. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder, dimana data tersebut dikumpulkan oleh pemegang program gizi pada saat penimbangan balita di seluruh posyandu. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil:Variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat penyakit infeksi (p = 0,000), OR = 7,073 (3,174-15,758), dan variabel yang tidak berhubungan adalah status imunisasi (p = 0,056). Kesimpulan:Tidak ada hubungan yang signifikan antara status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita. Ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita.
Proyeksi dan Pemetaan Sebaran Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG) Agung Sutriyawan; Kurniawati, Ratna Dian; Suherdin, Suherdin
Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6 No 2 (2021): Afiasi
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afiasi.v6i2.153

Abstract

Dengue merupakan penyakit tropis yang masih menjadi masalah internasional dalam kesehatan masyarakat di beberapa dekade terakhir. Bandung merupakan Kota yang endemis demam berdarah dengue. Jumlah kasus demam berdarah dengue di Kota Bandung tidak hanya menagalami peningkatan tetapi juga menyebabkan beberapa kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan proyeksi jumlah kasus demam berdarah dengue dan memberi informasi wilayah sebaran penyakit demam berdarah dengue di Kota Bandung. Riset ini menggunakan metode kuantitatif untuk menganalisis data statistik yaitu data trend perkembangan kasus demam berdarah dengue di Kota Bandung, selama beberapa tahun terakhir (data runut), selanjutnya melakukan proyeksi dengan membaca trend data demam berdarah dengue, menggunakan alat analisis eksponential smothing dengan model holt’s linear trend. Selain itu pemetan berdasarkan tempat sebagai data spasial kemudian disajikan dalam bentuk peta sebagai informasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proyeksi jumlah kasus demam berdarah dengue di Kota Bandung pada periode 2021-2025 menggunakan metode microsoft excel mengalami penurunan sedangkan mengunakan metode exponential smoothing model holt’s linear trend mengalami peningkatan. Berdasarkan data sekunder kasus demam berdarah dengue, maka pemetaan wilayah persebaran kasus demam berdarah dengue dilakukan di 30 Kecamatan Kota Bandung, terdapat dua Kecamatan dengan jumlah kasus sangat tinggi yaitu Kecamatan Coblong dan Buah Batu. Perlu dilakukan pencegahan kasus demam berdarah dengue di seluruh wilayah Kota Bandung, karena setiap kecamatan yang ada di Kota Bandung berpotensi mengalami peningkatan jumlah kasus di 5 tahun kedepan
Analisis Sanitasi Dasar Lingkungan Dengan Kejadian Diare Balita Di Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong Bandung Kurniawati, Ratna Dian; Abiyyah, Silmi Farhah
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 04 No.01 (Januari, 2021)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woh.v0i0.342

Abstract

The United Nations Children's Fund has recorded 5% of under-five deaths from diarrhea in the Southeast Asian region. The under-five mortality rate in Indonesia in 2014 was 8,600 under five, ranking 12 out of 15 countries with the highest under-five mortality rate in the world and the highest in Southeast Asia. Environmental basic sanitation systems such as clean water, use of latrines and garbage disposal are efforts to prevent diarrhea. The purpose of this study was to determine the relationship between basic environmental sanitation and the incidence of diarrhea in infants in Babakansari Village, Kiaracondong District, Bandung City. Kiaracondong District is the second highest sub-district with 3,644 cases of which 796 cases of diarrhea in children under five. This study uses a case control approach. The case population is underfives who experienced diarrhea in January-April 2019 canceling 31 people. While the control population is a family that has children under five and does not suffer from diarrhea in January-April 2019, residing in the Babakansari sub-district. The sampling technique was total sampling and purposive sampling for the control sample. The research sample was 31 cases and 62 controls. The instrument was in the form of an observation sheet. The results of the chi square test showed that there was no relationship between basic environmental sanitation and the incidence of diarrhea in children under five with the results of clean water sources (p = 0.712), healthy latrines (p = 0.420) and garbage disposal facilities (p = 1,000). In conclusion, there is no relationship between basic environmental sanitation and the incidence of diarrhea in children under five. Suggestions should be further observation to see other factors that cause diarrhea in children under five in Babakansari Village is quite high.
ANALISIS 3M PLUS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH PUSKESMAS MARGAASIH KABUPATEN BANDUNG Ratna Dian Kurniawati; Ekawati Ekawati
Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Vol 12 No 1 (2020): Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vk.v12i1.1813

Abstract

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease that causes death. Bandung Regency experienced a trend of increasing the prevalence of DHF in the last three years of 2014-2016. Margaasih Primary Health Care was one of the endemic areas of DHF. One of the efforts to prevent and control disease transmission is the 3M Plus activity. The purpose of this study was to determine the relationship between 3M Plus activities with DHF incidence. The study design used observational with a cross-sectional approach. The population in this study was all households with a total of 6,988 families in Margaasih village. The sample of this research is 95 families. All data collection was conducted using a stratified random sampling technique. The bivariate test results showed the relationship between several 3M plus activities, such as draining water reservoirs, activities to close water reservoirs, recycle used items that can hold water, and the habit of hanging clothes with the incidence of DHF. While the installation of wire and the use of mosquito nets during sleep did not show a relationship with the DHF incidence. Abstrak Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular yang menyebabkan kematian. Kabupaten Bandung mengalami tren peningkatan prevalensi DBD tiga tahun terakhir periode 2014-2016 dan Puskesmas Margaasih adalah salah satu daerah endemis DBD. Salah satu upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penularan DBD adalah dengan kegiatan 3M Plus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara 3M Plus (menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air, memasang kawat kasa, pemakaian kelambu saat tidur dan kebiasaan tidak menggantung pakaian di dalam rumah) dengan kejadian DBD. Desain penelitian menggunakan observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang berjumlah 6.988 KK di Desa Margaasih. Sampel penelitian ini berjumlah 95 KK. Teknik Pengambilan Sampel dengan stratified random sampling di RW 13 dan RW 5 Desa Margaasih. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara kegiatan menguras penampungan air, kegiatan menutup penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air dan kebiasaan menggantung baju dengan kejadian DBD. Hasil berbeda ditunjukkan variabel pemasangan kawat dan pemakaian kelambu saat tidur, kedua variabel tersebut tidak memiliki hubungan dengan kejadian DBD.
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK 3M PLUS SEBAGAI UPAYA PREVENTIF DEMAM BERDARAH DENGUE Ratna Dian Kurniawati; Agung Sutriyawan; Ina Sugiharti; Supriyatni Supriyatni; Desi Trisiani; Ekawati Ekawati; Verano Verano; AA Cahya; Astrid Astrid; Sony Sony
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 3, No 3 (2020): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v3i3.2642

Abstract

Abstrak: Upaya pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui pemutusan siklus penularan DBD yaitu mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pengabdian masyarakat ini bertujuan mengendalikan dan mencegah DBD melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. DBD masih meningkat dan menjadi masalah kesehatan yang tersebar di 5 desa di wilayah kerja Puskesmas Margaasih.  Tahun 2014 - 2017 DBD mencapai 93 kasus dengan kematian 5 orang. Dari 22 RW kasus tertinggi terjadi di desa Margaasih terutama di RW 05 dan RW 13, yaitu sebanyak  30 kasus dan 3 orang diantaranya meninggal dunia. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegah DBD melalui kegiatan PSN 3M Plus menjadi penyebab DBD terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini sesuai penelitian Ratna bahwa ada hubungan antara kegiatan menguras dan menutup penampungan air, memanfaatkan barang bekas yang dapat menampung air dan kebiasaan menggantung baju dengan kejadian DBD. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan. Penyuluhan diikuti oleh kader sebagai agent of change dalam mempercepat optimalisasi pelaksanaan PSN 3M Plus. Sebagian kader (70%) mempunyai pengetahuan yang baik setelah mengikuti penyuluhan. Kader diharapkan mampu mengaplikasikan peran sebagai agent of change dengan baik sehingga DBD bias ditekan dengan PSN 3M Plus.Abstract: Efforts to control Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) are through breaking the dengue transmission cycle, namely preventing the bite of Aedes aegypti mosquitoes. This community service aims to control and prevent dengue through the 3M Plus Mosquito Nest Eradication (PSN). DHF is still increasing and is a health problem that is spread across 5 villages in the working area of the Margaasih Puskesmas. In 2014 - 2017 DHF reached 93 cases with 5 deaths. Of the 22 RWs, the highest cases occurred in Margaasih village, especially in RW 05 and RW 13, with 30 cases and 3 of them died. Lack of public awareness in preventing dengue through the 3M Plus PSN activities is the cause of dengue fever to continue to increase every year. This is consistent with Ratna's research that there is a relationship between draining and closing water reservoirs, utilizing used items that can hold water and hanging clothes with the incidence of dengue fever. This community service activity is carried out by means of extension methods. Counseling was followed by cadres as agents of change in accelerating the optimization of the implementation of the 3M Plus PSN. Some cadres (70%) have good knowledge after attending counseling. Cadres are expected to be able to apply their role as agent of change well so that DHF can be suppressed by the 3M Plus PSN.
OPTIMALISASI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SEBAGAI AGENT OF CHANGE MENCEGAH PENULARAN COVID-19 MELALUI MEDIA VIDEO Ratna Dian Kurniawati; Dayu Fitrah; Suherdin Suherdin
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i1.4823

Abstract

Abstrak: Laporan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), 80 juta anak dan remaja di Indonesia mengalami dampak sekunder akibat pandemi, yaitu pembelajaran, kesehatan, gizi, dan ketahanan ekonomi. Angka kejadian COVID-19 anak usia sekolah (6-18 tahun) di Jawa Barat tercatat 6,8% dari jumlah kejadian positif (143.043 kasus per 18 Agustus 2020) menurun setelah pemerintah menerapkan belajar daring menjadi 42.330 kasus. Kasus COVID-19 pada anak naik kembali 15% per Agustus 2021. Anak dan remaja beresiko terpapar dari anggota keluarga yang terkonfirmasi, lingkungan dekat ataupun di luar rumah dimana anak dan remaja melakukan kegiatan. Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa dewasa, pada masa ini seorang individu belum mampu bertanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor resiko kejadian COVID-19 pada anak dan remaja terus meningkat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja masjid Mathla'ul Huda melalui pendidikan kesehatan dengan media video dalam upaya pencegahan COVID-19. Pengabdian masyarakat diikuti oleh 36 remaja masjid Mathla'ul Huda yang diharapkan dapat menjadi agent of change pencegahan COVID-19.Abstract:  Reports from the United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), 80 million children and adolescents in Indonesia are experiencing secondary impacts due to the pandemic, namely learning, health, nutrition, and economic resilience. The incidence of COVID-19 for school-age children (6-18 years) in West Java was recorded at 6.8% of the number of positive cases (143,043 cases as of August 18, 2020) which decreased after the government implemented online learning to 42,330 cases. COVID-19 cases in children rose again by 15% as of August 2021. Children and adolescents are at risk of exposure from confirmed family members, close environments or outside the home where children and adolescents carry out activities. Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood, at this time an individual has not been able to be responsible, both to himself and to society. This is one of the risk factors for the increasing incidence of COVID-19 in children and adolescents. The purpose of this community service is to increase the knowledge and attitudes of the youth of the Mathla'ul Huda mosque through health education with video media in an effort to prevent COVID-19. The community service was attended by 36 teenagers from the Mathla'ul Huda mosque who were expected to become agents of change in preventing COVID-19.