Noviati Fuada
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU, INTENSITAS PEMERIKSAAN KEHAMILAN, DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG DITERIMA DENGAN KEPATUHAN PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI INDONESIA Hadi Ashar; Noviati Fuada; Basuki Rachmat; Totih Ratna Sondari Setiadi
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOL 9 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.683 KB)

Abstract

Latar belakang: Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi ibu hamil merupakan salah satu upaya mengurangi risiko komplikasi persalinan. Kepatuhan perencanaan persalinan diantaranya dipengaruhi oleh faktor karakteristik ibu, intensitas pemeriksaan kehamilan (ANC) dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diterima. Tujuan: Diketahuinya besar hubungan antara variabel karakteristik ibu, intensitas ANC dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diterima terhadap kepatuhan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Metode: Sumber data adalah SIRKESNAS 2016. Variabel terikat adalah karakteristik ibu hamil, intensitas ANC, fasilitas pelayanan kesehatan yang diterima. Variabel bebas adalah perencanaan persalinan dan penceganan komplikasi. Analisis data dengan regresi logistik. Hasil: Uji regresi logistik (nilai p<0,05); ibu hamil berpendidikan tinggi 2,2 kali untuk patuh melakukan perencanaan persalinan dan komplikasi persalinan dibandingkan ibu berpendidikan dasar; Ibu yang melakukan ANC lengkap akan patuh terhadap perencanaan persalinan dan komplikasi persalinan 2,3 kali dibandingkan ibu yang tidak ANC lengkap; ibu yang mendapat fasilitas pelayanan kesehatan lengkap saat pemeriksaan kehamilan lebih patuh terhadap perencanaan persalinan dan komplikasi persalinan 2,2 kali dibandingkan ibu dengan pelayanan kesehatan yang tidak lengkap. Kesimpulan: Secara umum ibu dengan pendidikan tinggi, ibu yang mendapat ANC lengkap dan ibu dengan fasilitas pelayanan kesehatan lengkap saat pemerikasaan kehamilan akan patuh sebesar 2,2 sampai 2,3 kali terhadap perencanaan persalinan dan komplikasi persalinan.
EVALUASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN GAKI DENGAN METODE SWOT DI KABUPATEN WONOSOBO Noviati Fuada; Cati Martiyana; Ika Puspita Asturiningtyas; Slamet Riyanto
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 9 No 1 (2017): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2017
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1995.35 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v9i1.629

Abstract

Abstrak Latar Belakang. Iodium merupakan komponen kunci pembentukan hormon tiroid. Akibat kekurangan iodium menimbulkan beban penyakit global, oleh karena itu Indonesia sepakat berperan dalam upaya global melawan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Perubahan persepsi masyarakat atau intervensi pengetahuan tentang iodium dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. Upaya intervensi tersebut juga perlu dilakukan evaluasi. Tujuan. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan strategi terhadap pelaksanaan penerapan model pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan GAKI. Metode. Jenis penelitian dengan mixed method, yakni menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, Focus Group Discussion dan pengamatan langsung di lapangan. Analisis menggunakan SWOT. Hasil. Hasil IFAS 0,40 dan EFAS 0,27 menempatkan posisi pemberdayaan penanggulangan GAKI berada pada titik (x,y)=(0,40;0,27) kuadran I (Strategi Mendukung Agresif). Kesimpulan. Model pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan GAKI di desa Pulosaren dapat diterapkan. Penerapan model pemberdayaan masyarakat sangat prima dan mantap, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi utama adalah mempertahankan dan mengoptimalkan kekuatan sosial dari kearifan lokal ‘guyub rukun’ yang dimiliki masyarakat; memastikan posyandu tetap aktif ataupun melakukan inovasi program posyandu; serta terus melakukan penyegaran pelatihan penyuluhan dengan menyederhanakan materi pelatihan ataupun model penyampaian pengetahuan yang lebih efektif. Kata kunci: perubahan, pemberdayaan, GAKI, SWOT