Asih Setyani
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KADAR HORMON TIROKSIN BEBAS (FT4) PADA ANAK SEKOLAH DASAR Donny Kristanto Mulyantoro; Hadi Ashar; Asih Setyani; Taufik Hidayat; Mohamad Samsudin
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 9 No 1 (2017): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2017
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.928 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v9i1.554

Abstract

Latar Belakang. Anemia karena kekurangan zat besi masih menjadi masalah gizi utama di Indonesia. Kondisi ini dapat menurunkan produktifitas dan gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Zat besi merupakan bagian penting dari thyroperoxidase (TPO) yang berperan dalam sintesis hormon tiroid. Tujuan. Mengukur hubungan antara kadar hemoglobin dengan kadar hormon tiroid bebas (free Thyroxine / fT4) pada anak sekolah dasar. Metode. Penelitian cross-sectional dilakukan di daerah perdesaan pegunungan Kabupaten Wonosobo yang mempunyai riwayat daerah endemis Gangguan Akibat Kekurangan Iodium. Sebanyak 141 anak usia sekolah dasar diukur status gizi, kadar hemoglobin dan free Thyroxine (fT4). Besar sampel dihitung berdasarkan Pearson product-moment correlation coefficient. Data dianalisis menggunakan uji statistik korelasi Pearson. Hasil. Sebanyak 47,5% partisipan tergolong pendek, 24,1% menderita anemia, rata- rata kadar hemoglobin dan hormon tiroid bebas berada pada kisaran normal 12,6 g/dL dan 1,5 ng/dL secara berturutan. Terdapat hubungan positif antara kadar hemoglobin dengan kadar hormon tiroid bebas dengan rho sebesar 0,24 (p < 0,05). Kesimpulan. Kadar hemoglobin berhubungan dengan kadar hormon tiroksin bebas (fT4).
MODEL ANALYSIS, DESIGN, DEVELOPMENT, IMPLEMENTATION, EVALUATION (ADDIE) UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA EDUKASI PENANGGULANGAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM Asih Setyani; Leny Latifah; Cati Martiyana; Slamet Riyanto
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 8 No 2 (2017): Media Gizi Mikro Indonesia Juni 2017
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1697.017 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v8i2.1001

Abstract

Latar Belakang. Analisis kebutuhan pada tahapan awal pengembangan media menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pulosaren membutuhkan penyuluhan tentang GAKI yang didukung oleh media yang menarik, mudah dimengerti, awet, dan murah terutama bila menggunakan swadana masyarakat. Tahapan pengembangan media dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media edukasi penanggulangan GAKI yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Pulosaren. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengembangan media menggunakan model ADDIE. Metode pengumpulan data menggunakan FGD dan wawancara mendalam. Informan terdiri dari kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh agama, kader, anggota PKK di wilayah Desa Pulosaren, Kepala Desa Pulosaren, dan Bidan Desa Pulosaren, serta pemangku kepentingan di lingkup Pemda Kabupaten Wonosobo. Hasil. Hasil FGD dengan masyarakat media edukasi yang dibutuhkan berupa buku saku dan lembar balik. Media tersebut diharapkan terbuat dari kertas tebal, berwarna, tidak mudah basah, dan bentuk tulisan dari komputer. Informasi yang dimuat dalam media adalah: pengertian iodium, daerah berpotensi kekurangan iodium, bahan makanan di daerah sekitar yang cukup iodium, akibat kekurangan iodium, kelompok penduduk rawan kekurangan iodium, bagaimana mencegah GAKI, penghambat penyerapan iodium, pengertian garam beriodium, cara memilih, menyimpan, dan menggunakan garam beriodium yang baik, serta cara mengetahui kualitas garam beriodium. Pada tahap implementasi dan evaluasi didapatkan masukan dari masyarakat berupa penambahan ukuran tulisan, penyederhanaan istilah, dan penambahan ilustrasi gambar pada beberapa bagian. Tampilan dengan lebih banyak gambar daripada tulisan lebih mudah dipahami oleh masyarakat Kesimpulan. Model ADDIE dapat dipergunakan untuk pengembangan media edukasi berupa buku saku dan lembar balik untuk penanggulangan GAKI di Desa Pulosaren.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK WANITA USIA SUBUR TENTANG GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM Asih Setyani; Cati Martiyana; Diah Yunitawati; Slamet Riyanto; Ika Puspita Asturiningtyas
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 11 No 1 (2019): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2019
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.879 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v11i1.2495

Abstract

Latar Belakang. Kekurangan iodium merupakan masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara di dunia.WUS dan ibu hamil membutuhkan iodium yang cukup untuk mempersiapkan kehamilan dan perkembangan janin. Salah satu penyebab kekurangan iodium di beberapa negara adalah rendahnya pengetahuan tentang GAKI dan kurangnya strategi komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang GAKI. Pemberdayan masyarakat sangat penting dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Tahapan yang dilakukan meliputi identifikasi masalah yang dihadapi, identifikasi potensi yang dimiliki, merencanakan, dan melakukan pemecahan dengan memanfaatkan potensi setempat. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan GAKI terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik WUS tentang GAKI. Metode. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan pre-test post-test control group design. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposif di Desa Pulosaren, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo. Penelitian dilakukan mulai Januari sampai dengan Desember 2016. Sampel adalah 47 WUS sebagai kelompok intervensi, dan 47 WUS sebagai kelompok kontrol berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu di setiap dusun. Intervensi dalam penelitian ini adalah penerapan model pemberdayaan masyarakat meliputi 3 kegiatan: penyuluhan mengenai GAKI kepada WUS, pemantauan garam beriodium, dan pengenalan tanda kasus GAKI dengan neonatal hypothiroidism index (NHI). Intervensi dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan. Setiap kegiatan dilakukan sebanyak 2 kali pada Mei dan November 2016. Hasil. Analisis menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dalam pengetahuan dan peningkatan yang signifikan dalam praktik (p< 0,05) pada kelompok intervensi. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok setelah intervensi pada perubahan sikap (p< 0,05). Kesimpulan. Model pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan GAKI berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan praktik WUS tentang GAKI, tetapi tidak berpengaruh terhadap sikap WUS tentang GAKI.