Heri Maryanto
P endidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh PO BOX 202 Purwokerto 53182 Tlp. 0281-636751, Fax. 0281-637239

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Uji Fisik dan Kimiawi Pakan Ikan yang Menggunakan Bahan Perekat Alami Mulia, Dini Siswani; Maryanto, Heri
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Hasil Penelitian LPPM 2014, 6 September 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pakan ikan yang baik, selain memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan juga tetap kompak dan memiliki daya apung yang ideal selama berada di kolam. Untuk itu diperlukan penambahan bahan perekat dalam pembuatan pakan ikan. Bahan perekat alami yang dapat digunakan di antaranya tepung tapioka dan tepung terigu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji uji fisik dan kimiawi pakan ikan yang menggunakan bahan perekat alami serta mengkaji jenis bahan perekat dan konsentrasi yang paling baik terhadap sifat fisik dan kimiawi pakan ikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) 7 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu P0 : pakan komersial (kontrol);  P1 : pakan dengan bahan perekat tepung tapioka 5 %; P2 : pakan dengan bahan perekat tepung tapioka 7,5 %; P3 : pakan dengan bahan perekat tepung tapioka 10 %; P4 : pakan dengan bahan perekat tepung terigu 5 %; P5 : pakan dengan bahan perekat tepung terigu 7,5 %; P6 : pakan dengan bahan perekat tepung terigu 10 %.  Bahan baku pakan adalah tepung bulu ayam yang difermentasi dengan Bacillus licheniformis B2560, ampas tahu yang difermentasi dengan Aspergillus niger sp, dan tepung ikan rucah. Parameter yang diamati adalah uji fisik pakan ikan (daya apung, tingkat kekerasan, tingkat homogenitas, kecepatan pecah, dan uji organoleptik) dan uji kimiawi pakan ikan (uji proksimat). Data daya apung, tingkat kekerasan, tingkat homogenitas, dan kecepatan pecah pakan dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf uji 5%.  Data uji organoleptik dan uji proksimat dianalisis secara deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan perekat berpengaruh nyata terhadap hasil uji fisik pakan ikan, meliputi daya apung, tingkat kekerasan, tingkat homogenitas, dan kecepatan pecah pakan ikan. Demikian juga hasil uji kimiawi pakan ikan, meliputi uji proksimat (kadar protein dan kadar air) dan uji organoleptik (tekstur, aroma, dan bau) berbeda antara perlakuan bahan perekat dan pakan komersial. Perlakuan dengan bahan perekat lebih baik daripada pakan komersial. Jenis bahan perekat dan konsentrasi terbaik adalah tepung terigu 10 %. Kata Kunci : alami, bahan perekat, pakan ikan, uji fisik, uji kimawi. 
Fermentasi Ampas Tahu DenganAspergillus nigerUntuk Meningkatkan Kualitas Bahan BakuPakan Ikan Mulia, Dini Siswani; Mudah, Miftakhul; Maryanto, Heri; Purbomartono, Cahyono
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkajifermentasi ampas tahu dengan  Aspergillus niger untuk meningkatkan kualitas bahan baku pakan ikan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu P0 = non fermentasi; P1 = fermentasi dengan2,5 ml inokulum A. niger; P2 = fermentasi dengan3,0 ml inokulum A. niger; P3 = fermentasi dengan3,5 ml inokulum A. niger, masing-masing untuk ampas tahu sebanyak 50 g.Parameter yang diamati yaitu uji proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar) dan parameter pendukung, yaitu uji organoleptik (warna, tekstur dan bau). Data berupa hasil uji proksimat dianalisis menggunakan Analisis of Variance (ANAVA) pada taraf uji 5%, dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf uji 5%,  sedangkan untuk data hasil organoleptik dianalisis secara deskriptif kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi ampas tahu dengan A. niger dapat meningkatkan kualitas bahan baku pakan ikan. Pada uji proksimat, penurunan kadar air terendah ditunjukkan pada perlakuan P3, peningkatan kadar abu tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P1, peningkatan kadar protein ditunjukkan pada perlakuan P1 dan P2, sedangkan penurunan serat kasar dan lemak kasar ditunjukkan pada perlakuan P3. Perlakuan P1 adalah perlakuan yang paling efektif karena menghasilkan protein yang tinggi dengan menggunakan inokulum yang paling rendah, dengan kadar protein 27, 00 % dibandingkan non fermentasi sebesar 14,93 %.Kata Kunci: ampas tahu, Aspergillus niger, fermentasi, ujiorganoleptik, uji proksimat
IMUNOGENISITAS ANTIGEN WHOLE CELL BAKTERI Aeromonas hydrophila Mulia, Dini Siswani; Apriyanti, Widya; Maryanto, Heri; Purbomartono, Cahyono
Sain Akuatik Vol 14, No 1 (2012): SAINS AKUATIK VOLUME 14 NO. 1 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui imunogenisitas antigen whole cell Aeromonas hydrophila dari beberapa strain bakteri A. hydrophila yang diberikan pada lele dumbo (C. gariepinus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, yaitu A : strain GPW-02, B : strain KLK -11, C : strain GLR-08, D : strain KLK-14, E : strain KLK-05, F : kontrol (PBS pH 7,0) dengan 3 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan adalah lele dumbo berumur sekitar 2 bulan dengan ukuran panjang 10-13 cm dan berat antara 12,2-14,5 g. Parameter utama yang diamati adalah titer antibodi dan uji reaksi silang, sedangkan parameter pendukungnya adalah parameter kualitas air, meliputi suhu air, pH, dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) yang diamati setiap minggu. Titer antibodi diamati 3 kali, yaitu sebelum divaksinasi, seminggu setelah vaksinasi booster dan dua minggu setelah vaksinasi booster. Kemudian dilakukan uji reaksi silang pada antigen dengan titer antibodi yang tinggi, yaitu ≥ 25. Data titer antibodi dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam (Analysis of Variance/ANOVA), dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf uji 5% (Steel & Torrie, 1993), sedangkan data kualitas air dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antigen whole cell A. hydrophila berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap imunogenisitas ikan lele dumbo. Strain yang memiliki imunogenisitas paling tinggi adalah strain A (antigen whole cell A. hydrophila strain GPW-02). Parameter kualitas air selama penelitian dijaga pada kisaran optimal, yaitu suhu air 25-28°C, pH air 7,1-7,9, dan DO 6,6-6,8 mg/L.
KELAYAKAN CANGKANG KERANG TOTOK (Geloina sp) SEBAGAI CAMPURAN RANGSUM ITIK PETELUR Tumisem, Tumisem; Maryanto, Heri; Choerunnisa, Shinta
Proceeding Seminar LPPM UMP 2015: Buku III Bidang Ilmu Kesehatan dan Sains Teknik, Proceeding Seminar Nasional LPPM 2015, 26 Se
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan kalsium para peternak itik dan menthok sementara ini dipenuhi dari asupan keong. Asupan ini dibutuhkan peternak terutama untuk peningkatan kualitas kuning telur, selain untuk pembentukan cangkang telur. Pada umumnya telur itik yang diberikan asupan kalsium tinggi akan berwarna kuning tua, sedangkan yang tidak diberikan asupan kalsium akan berwarna kuning muda. Ketersediaan asupan dari keong ini terbatas. Hal ini disebabkan masa pertumbuhan dan perkembagan keong cukup lama sedangkan kebutuhan kalsium pada itik dan menthok diperlukan setiap hari. Oleh karena itu perlu sumber kalsium alami lain. Sungai Serayu merupakan salah satu sungai besar yang langsung bermuara ke laut (samudera Indonesia), sehingga kondisi sungai ini dipengaruhi langsung oleh pasang surut air laut. Beberapa desa dengan penduduk yang cukup padat tinggal di sepanjang bantaran sungai Serayu. Salah satu desa yang padat penduduknya dan berbatasan langsung dengan Kota Administratif Cilacap adalah desa Kesugihan. Sebagian besar penduduk desa Kesugihan yang tinggal di bantaran sungai Serayu berpencaharian sebagai petani, peternak (ikan, kambing dan sapi), serta usaha pengolahan kerang Totok (Geloina sp). Kerang Totok (Geloina sp) diperoleh dari sungai Serayu. Pengambilan kerang Totok (Geloina sp) dilakukan hampir oleh semua orang yang tinggal persis di tepi sungai Serayu. Tiap orang rata-rata per hari akan memperoleh 20-30 kg Totok (Geloina sp). Pengolahan kerang ini dilaksanakan di tiap tepi sungai dengan cangkang kerang yang dihasilkan tiap hari rata-rata 12-17 kg per orang. Sampai saat ini cangkang kerang Totok (Geloina sp) yang terdapat di sepanjang tepi sungai Serayu belum termanfaatkan. Oleh karena itu cangkang kerang ini menumpuk berserakan di sepanjang tepi sungai dan mencemari lingkungan sekitar.Kata-Kunci: Kulit Kerang, Totok (Geloina sp), Rangsum Itik Petelor
UJI LAPANG PAKAN BERVAKSIN Aeromonas hydrophila PADA LELE DUMBO DI DAERAH BANJARNEGARA Mulia, Dini Siswani; Verianto, Yanuar; Maryanto, Heri; Purbomartono, Cahyono
Proceeding Seminar LPPM UMP 2015: Buku III Bidang Ilmu Kesehatan dan Sains Teknik, Proceeding Seminar Nasional LPPM 2015, 26 Se
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pakan yang dibuat dari 3 limbah, yaitu bulu ayam, ampas tahu, dan ikan rucah, lalu ditambahkan vaksin (pakan bervaksin) dan diujikan secara lapang di daerah Banjarnegara. Uji lapang dilakukan di Desa Blambangan, Kecamatan Bawang, Banjarnegara. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari P1 : pemberian pakan bervaksin selama 10 hari; P2 : pemberian pakan bervaksin selama 10 hari; dan P3 : kontrol (non vaksin). Pakan diberikan sebanyak 5% /bb/ekor/hari. Penelitian menggunakan kolam terpal plastik dengan ukuran panjang x lebar x tinggi : 60 x 60 x 90 cm. Lele dumbo yang digunakan berukuran panjang 12-16 cm dan berat 7.3 - 21.1 g. Ikan dipelihara selama 8 minggu. Parameter utama yang diamati adalah respons imun berupa titer antibodi, pertambahan berat dan panjang ikan, serta sintasan. Parameter pendukung yang diamati adalah parameter kualitas air, berupa suhu air, pH, dan oksigen terlarut. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) and Duncan Multiple Range Test (DMRT test) pada taraf uji 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan bervaksin dapat meningkatkan titer antibodi (P <0,05) dibandingkan kontrol. Pemberian pakan bervaksin 10 hari lebih efektif dan efisien dibandingkan 15 hari. Penggunaan pakan dari kombinasi bulu ayam, ampas tahu, dan ikan rucah yang ditambahkan vaksin (pakan bervaksin) dapat diaplikasikan di lapang.Kata Kunci : Aeromonas hydrophila, Banjarnegara, Lele Dumbo, Pakan Bervaksin, Uji Lapang.