Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Wetland Fires and Its Environmental Conditions Mona Lestari; Desheila Andarini; Anita Camelia; Novrikasari Novrikasari; Rizka Faliria Nandini; Poppy Fujianti
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 19, No 1 (2021): April 2021
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.19.1.21-28

Abstract

Today, many wetlands have been converted into agricultural, industrial, and residential areas. This conversion of land functions creates new problems for the environment and human, one of which is land fires. The results of land fires can also cause other problems that results in losses in various fields, such as human health, the economy, and other fields. The emergence of smog as a result of land fires can cause respiratory problems, disruption of the transportation system, conflicts between neighboring countries, and the others. South Sumatra Province is one of the largest contributors to the haze as a result of land fires, especially its wetlands. Ogan Ilir Regency is one of the areas in South Sumatra Province which has extensive wetlands and fires frequently occur. Fires are caused by triggering factors, one of which is natural factors such as a prolonged dry season, availability of water supply, and intensity of rainfall. This study is an analytic descriptive study that aimed to provide an overview of environmental conditions on land, the majority of which are wetlands which experienced fires in Ogan Ilir Regency in 2019. The environmental conditions studied included soil and vegetation types. The data obtained will be displayed through tables and graphs, then interpreted and analyzed descriptively. The type of data used is secondary data in the form of a report by the Regional Disaster Management Agency Ogan Ilir Regency related to land fires in OI Regency and processed using the Geographic Information System (GIS) application. The results of the analysis show that the area of land fires that mostly occurred in North Indralaya District was 382,7 hectares with a total of 144 hotspots. The burnt area was dominated by peat soil (53%) and scrub vegetation (43%).
The Effect of Alumunium Dust Exposure on Lung Function Disorders Rinto Mangitua Hutapea; Novrikasari Novrikasari; Mona Lestari; Anita Camelia; Desheila Andarini; Rizka Faliria Nandini
Jurnal Respirologi Indonesia Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)/The Indonesian Society of Respirology (ISR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36497/jri.v41i2.178

Abstract

Background: Industrial development continues to increase every year. CV X is a company in the manufacture of cauldrons and prickles which produce aluminum dust contaminants. Workers who work more than eight hours and lack of air exchange can affect lung function. This study aims to analyze the effect of aluminum dust exposure on lung function disorders in workers at CV X. Methods: This type of research was quantitative study with cross-sectional design. Sampling using simple random sampling technique according to inclusion and exclusion criteria with 40 respondents. Data analysis by using univariate and bivariate analysis with Chi-Square and Kolmogorov-Smirnov tests. Results: The results showed that there was no effect of aluminum dust exposure on lung function disorders (p = 0.166). However, there are 65% of workers who have lung function disorders, consists of 42.5% obstructive workers, 22.5% restrictive workers, and none of which have impaired combined lung function, while 35% of workers is normal. The majority of aluminum dust levels in the work environment are above the Threshold Value (5 mg/m3) of 72.5%. Conclusion: It is known that workers who experience obstruction problems of 51.7% are workers that exposed to aluminum dust above TLV (5 mg/m3) and there are 24.1% of workers experiencing restriction disorders exposed to aluminum dust above TLV. To prevent workers from experiencing lung function disorders due to exposure to aluminum dust, it is necessary to control efforts in the form of additional ventilation to reduce dust levels in the work environment.
PENERAPAN TANGGAP DARURAT PADA PENGUNJUNG SALAH SATU MALL DI KOTA PALEMBANG Novrikasari .; Mona Lestari; Desheila Andarini; Anita Camelia; Poppy Fujianti; Dini Arista Putri; Rizka Faliria Nandini
HEARTY Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v9i1.4568

Abstract

Bencana merupakan serangkaian kejadian yang mengancam kehidupan dan dapat mengakibatkan kerugian baik secara materil maupun moril. Bencana disebabkan oleh adanya faktor bahaya, pemicu, dan kondisi lingkungan yang rentan. Pengelolaan tanggap darurat terhadap suatu bencana sangat dibutuhkan guna menekan angka kerugian yang dapat ditimbulkan. Mall merupakan salah satu tempat yang rentan terjadi bencana seperti kebakaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kesiapsiagaan pengunjung salah satu mall di Kota Palembang mengenai pemahaman bencana dan upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak kerugian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengambilan data dilakukan dalam satu waktu secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung mall dengan sampel sebanyak 47 pengunjung yang diperoleh melalui teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 63,8% pengunjung mall tidak memiliki pengalaman tanggap darurat dan sebanyak 51,1% pengunjung memiliki pengetahuan yang tergolong rendah mengenai tanggap darurat. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung salah satu mall di Kota Palembang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai upaya tanggap darurat yang dapat dilakukan selama berada di dalam mall sehingga diperlukan sosialisasi dan pelatihan yang melibatkan seluruh pengunjung mall untuk ikut serta agar dapat terlatih dalam menghadapi bencana yang seringkali datangnya tidak terduga.
Analisis Penyebab Kejadian Kecelakaan Pesawat di Indonesia dengan Pendekatan the Shell Model Jesika Indriani; Mona Lestari; Novrikasari Novrikasari; Rizka Faliria Nandini
Warta Penelitian Perhubungan Vol 35, No 1 (2023): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v35i1.2064

Abstract

Hingga saat ini, kecelakaan pesawat udara masih tidak bisa dihindari meskipun telah didukung dengan kemajuan teknologi aeronautika dan adanya ramalan cuaca. Kecelakaan dalam penerbangan dapat berakibat fatal sehingga menimbulkan kekhawatiran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berperan dalam kejadian kecelakaan pesawat udara di Indonesia melalui pendekatan the shell model. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dengan informan penelitian dan melakukan telaah literatur. Komponen yang diteliti, berdasarkan the shell model, meliputi faktor manusia, mesin, standar/prosedur, dan lingkungan. Literatur menyebutkan bahwa kecelakaan pesawat udara di Indonesia paling banyak disebabkan oleh faktor manusia (67,12%). Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan pesawat udara di Indonesia tidak disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan faktor-faktor lain yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan kecelakaan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor manusia, mesin, standar/prosedur, dan lingkungan yang saling berhubungan satu sama lain sehingga membentuk komponen-komponen penting dalam penerbangan. Terjadinya ketidakseimbangan pada salah satu komponen tersebut dapat mempengaruhi komponen lainnya sehingga dapat mengakibatkan kegagalan dalam penerbangan. Kesalahan pilot bukan merupakan satu-satunya penyebab terjadinya kecelakaan, melainkan adanya faktor-faktor lain yang turut andil dalam kejadian tersebut. Beberapa temuan yang diketahui turut andil dalam terjadinya kecelakaan pesawat udara adalah penumpang yang tidak mematuhi standar keselamatan di dalam pesawat udara, seperti tidak menonaktifkan handphone atau mengubah ke mode pesawat udara, penggunaan mesin pesawat udara yang lama dengan alasan masih layak pakai padahal mesin dan pesawat udara telah ditentukan batas waktu penggunaannya, faktor personal atau pekerjaan pilot itu sendiri, dan cuaca buruk.