Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh jumlah gula dan CMC terhadap mutu sirup seledri Mahyu Danil; Nurul Sakinah; M Nuh; Wan Bahroni Jiwar Barus; Miranti Miranti; Susan Novrini
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 3 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i3.5004

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium THP Fakultas Pertanian UISU. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua (2) ulangan. Faktor I : Jumlah Gula (G) yang terdiri atas empat taraf : G1 (55%), G2 (60%), G3 (65%), G4 (70%). Faktor II : Jumlah CMC (C) yang terdiri atas empat taraf : C1 (0%), C2 (0,5%), C3 (1%), C4 (1,5%). Parameter yang diamati meliputi TSS, kadar vitamin C, tinggi endapan, organoleptik rasa, dan organoleptik aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah gula berpengaruh berbeda sangat nyata terhadap TSS, kadar vitamin C dan nilai organoleptik aroma dan rasa, dan berbeda tidak nyata terhadap tinggi endapan
Pengaruh persentase tepung sukun dalam campuran tepung dan gula terhadap mutu cookies sukun Susan Novrini
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 1 (2020): AGRILAND: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i1.2590

Abstract

Pemanfaatan  buah  sukun  sebagai  bahan  pangan  makin  penting  untuk menunjang  diversifikasi  pangan.  Indonesia  memiliki  beberapa  varietas  sukun lokal dengan ciri fisik maupun cita rasa buah yang bervariasi. Buah sukun yang  melimpah  saat  panen  raya  harus  dapat  diawetkan,  seperti  dibuat  tepung sehingga akan  mudah  mengolahnya. Namun pengolahan sukun yang kurang  berkembang menyebabkan pemanfaatan sukun di masyarakat sangat rendah. Padahal  potensi sukun  sebagai  bahan  pangan  dengan  komposisi  gizi  yang tidak  kalah dengan bahan pangan lainnya cukup  tinggi. Penelitian bertujuan untuk memanfaatkan sukun yang masih minim pengolahannya, dan diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas pada produk baik dari segi nilai gizi maupun nilai jual di pasaran. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian UISU, Medan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dua ulangan dengan persentase tepung sukun dan gula sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menghasilkan cookies yang baik digunakan persentase campuran tepung sukun sebanyak 50% dan gula sebanyak 60%.
Jenis karung dan lama fermentasi berpengaruh terhadap mutu kopi bubuk yang dihasilkan Mahyu Danil; Susan Novrini
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7, No 2 (2019): AGRILAND: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.709 KB) | DOI: 10.30743/agr.v7i2.2018

Abstract

Kopi merupakan produk pertanian yang mengandalkan aspek kualitas citarasa, maka sasaran akhir budidaya kopi adalah produk biji yang bercitarasa tinggi. Citarasa kopi sangat dipengaruhi oleh cara pengolahannya yaitu proses fermentasi dan penyangraian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mutu bubuk kopi yang baik agar mendapatkan bubuk kopi bercitarasa tinggi. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap factorial tiga ulangan dengan jenis karung dan lama fermentasi sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis karung dan lama fermentasi berpengaruh terhadap mutu bubuk kopi yang dihasilkan. Jenis karung goni dan lama fermentasi 48 jam merupakan perlakuan yang mampu menghasilkan mutu bubuk kopi dengan warna baik dan bercita rasa tinggi.
Mutu beras jagung analog dengan penambahan beberapa jenis tepung Susan Novrini
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 3 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i3.3364

Abstract

Konsumsi pangan lokal sumber karbohidrat pengganti beras mengalami kendala disebabkan  kurangnya pengetahuan gizi masyarakat, minimnya kesiapan masyarakat secara psikologis untuk mengganti makanan pokok dan kurangnya ketersediaan produk pangan yang memenuhi selera masyarakat. Selama ini jagung hanya digunakan untuk diolah sebagai panganan, kue dan  jajanan. Selain itu, budaya masyarakat Indonesia yang sangat kuat akan anggapan  belum  makan  jika belum mengkonsumsi nasi. Maka hal ini mendorong pentingnya untuk melakukan pengembangan terhadap pangan alternatif yang memiliki bentuk menyerupai beras. Produk olahan sumber karbohidrat  non  padi yang dikembangkan akhir-akhir ini adalah beras tiruan atau beras analog. Beras analog memiliki bentuk yang sangat mirip dengan beras, beras analog merupakan beras tiruan yang dibuat dari karbohidrat non-padi. Beras tiruan dibuat dari non padi dengan kandungan karbohidrat mendekati atau melebihi beras yang terbuat dari tepung lokal. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dua ulangan dengan jumlah dan jenis tepung sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menghasilkan beras jagung analog yang baik dapat ditambahkan bahan pengisi tepung terigu dengan konsentrasi 50%.
Persentase tepung sukun dan gula terhadap mutu cookies Susan Novrini; Edwar Kasid Tata Pangarsa Dalimunthe
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 3 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i3.5043

Abstract

Untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu dan mengurangi  ketergantungan  akan  impor, pemerintah  dan  masyarakat  berupaya  mencari  alternatif  bahan  pangan  lokal yang dapat dijadikan tepung dengan tujuan diversifikasi pangan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase tepung sukun dalam campuran tepung dan persentase gula terhadap mutu cookies sukun. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor, Kota Madya Medan. Ketinggian tempat ± 25 mdpl dengan topografi datar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dua ulangan dengan 2 faktor perlakuan. Perlakuan pertama adalah Persentase Tepung Sukun (T) dalam campuran tepung terigu yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: 40% (T1), 50% (T2), 60% (T3), dan 70% (T4). Perlakuan kedua adalah Persentase Gula (G) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: 30% (G1), 40% (G2), 50% (G3), dan 60% (G4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa cookies terbaik menurut penalis adalah dengan persentase tepung sukun 50%dan penambahan gula 60%.
Pengaruh Jumlah Lapisan Pembungkus dan Suhu Fermentasi Terhadap Mutu Bawang Putih Hitam Susan Novrini
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 10, No 1 (2022): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v10i1.5788

Abstract

Black garlic merupakan produk fermentasi dari bawang putih yang dipanaskan pada suhu 65 – 80ºC dengan kelembapan 70 – 80% dari suhu kamar selama satu bulan. Bawang putih (Allium sativum) telah lama digunakan sebagai pemberi aroma dan berpotensi untuk mencegah serta menyembuhkan berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah lapisan pembungkus dan suhu fermentasi terhadap mutu bawang putih hitam. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian UISU Medan. Model rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri atas dua faktor, dan faktor pertama adalah Jumlah Lapisan (L) = L1 (1 Lapis), L2 (2 Lapis), L3 (3 Lapis), L4 (4 Lapis) dan faktor kedua yaitu suhu fermentasi (F) = F1 (600C), F2 (650C), F3 (700C), F4 (750C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah lapisan dan suhu fermentasi berpengaruh sangat nyata yaitu kadar abu, vitamin C dan organoleptik warna pada jumlah lapisan. Sedangkan kadar air, vitamin C dan rasa yaitu berpengaruh terhadap kadar abu dan warna pada suhu fermentasi
Pengaruh Substitusi Kacang Kedelai dengan Kacang Tunggak dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Tempe Susan Novrini; Mahyu Danil; Wan Bahroni Jiwar Barus; Surya Dharma
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 11, No 2 (2023): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v11i2.7824

Abstract

Tempe merupakan produk fermentasi yang tidak dapat bertahan lama. Setelah dua hari, tempe akan mengalami pembusukan sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian UISU. Model  rancangan  yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)  faktorial yang  terdiri  atas  dua faktor  utama yaitu : Faktor  I: Substitusi Kacang Kedelai dengan Kacang Tunggak (K) terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu : K1  =  100% kacang kedelai : 0% kacang tunggak, K2  =  80% kacang kedelai : 20% kacang tunggak, K3  =  60% kacang kedelai : 40 % kacang tunggak, K4  =  40% kacang kedelai : 60% kacang tunggak. Faktor  II: Lama Fermentasi  (F) yang  terdiri atas 4 taraf yaitu : F1  =  2 hari, F2  =  3 hari, F3  =  4 hari, F4  =  5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi kacang kedelai dan kacang tunggak berpengaruh berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap kadar protein dan organoleptik rasa, namun berpengaruh tidak nyata (P0.05) terhadap kadar air, kadar abu dan tekstur/kekompakan. Lama fermentasi berpengaruh berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap kadar protein dan organoleptik rasa, namun berpengaruh tidak nyata (P0.05) terhadap kadar air, kadar abu dan tekstur/kekompakan. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata (P0.05) terhadap seluruh parameter yang diamati.
PELATIHAN PEMBUATAN ABON IKAN LELE KEPADA IBU-IBU PKK DAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PTPN III GUNUNG PAMELA SUMATERA UTARA Miranti Miranti; Mahyu Danil; Muhammad Nuh; Wan Bahroni Jiwar Barus; Susan Novrini
Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat Vol 2, No 1 (2022): Edisi September
Publisher : Universitas Islam Sumatear Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/jurpammas.v2i1.6016

Abstract

Shredded catfish is an instant, fast and practical food that uses catfish meat as the main raw material which is added with spices and then fried. Shredded catfish product is an alternative to extend the shelf life and increase its economic value. In the PTPN III Gunung Pamela, North Sumatra environment, many people in PTPN III Gunung Pamela have catfish ponds, so it is possible to empower the surrounding community to become Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) so that they can improve the community's economy. The shredded catfish product has its own advantages compared to other shredded fish, namely it has high nutrients, especially protein, while the cholesterol level is low, besides that it also contains leucine and lysine.