Crypto merupakan aset investasi yang tengah digandrungi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Antusiasme masyarakat Indonesia akan crypto terlihat dari munculnya produk-produk crypto buatan Indonesia, salah satunya I-COIN. Di balik antusiasme ini, masih banyak perdebatan terkait crypto, khususnya dari segi agama Islam. Namun, I-COIN justru dipromosikan menggunakan pendekatan Faith-based Marketing (FbM) communication yang menyasar konsumen menggunakan simbol-simbol dan sentimenkeagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana investasi crypto yang dipromosikan dengan FbM dipandang oleh masyarakat siber di Indonesia dengan menggunakan studi kualitatif netnografi. eori dan konsep yang digunakan pada penelitian ini meliputi FbM, teori participatory culture, dan kredibilitas sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori respons masyarakat siber mengenai promosi crypto menggunakan pendekatan FbM ini terdiri dari empat kategori, yaitu (1) Ketidakpercayaan pada praktik FbM; (2) Perdebatan Halal/Haram Produk; (3) Kredibilitas komunikator dan produk; dan (4) ketidakpedulian. Temuan ini dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan pemasaran produk, terutama dengan pendekatan FbM. Temuan unik pada penelitian ini berkaitan dengan FbM yang pada kenyataannya belum tentu mendapat respons baik pada setiap praktiknya. Penelitian ini sekaligus menunjukkan jika crypto sebagai bahan bakar penggerak metaverse masih menghadap tantangan yang besar untuk berpenetrasi ketengah-tengah komunitas Muslim di Indonesia.