Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS KINERJA PITA TANAM ORGANIK SEBAGAI MEDIA PERKECAMBAHAN BENIH PADI (Oryza Sativa L.) SISTEM TABELA DENGAN DESAIN TERTUTUP DAN TERBUKA nurwahyuningsih, Nurwahyuningsih; Lutfi, Musthofa; Nugroho, Wahyunanto Agung; Djojowasito, Gunomo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.059 KB)

Abstract

Padi merupakan komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. Sembilan puluh lima persen penduduk Indonesia mengonsumsi bahan makanan ini. Kandungan gizi dari beras tersebut menjadikan komoditas padi sangat penting untuk kebutuhan pangan sehingga menjadi perhatian di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan beras. Proses penanaman padi tabela dilakukan untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada cara tanam transplanting. Namun dalam prakteknya teknologi di atas masih ditemui banyak hambatan, seperti memerlukan jumlah air dan tenaga yang besar. Permasalahan ini menjadi semakin besar seiring dengan kelangkaan dan mahalnya tenaga kerja serta air. Untuk mengatasi masalah tersebut penelitian dan aktivitas pengembangan budidaya tanaman padi diarahkan pada pemanfaatan teknologi baru yaitu sistem tabur benih langsung atau tabela dengan menggunakan pita tanam organik. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Desain PTO (D) dipergunakan sebagai faktor pertama yang terdiri dari 2 (dua) macam yaitu, D1: desain terbuka dan D2: desain tertutup. Sedang selang pemberian air (S) ditempatkan sebagai faktor kedua yang terdiri dari 5 (lima) taraf, masing-masing adalah S1: 1 hari, S2: 2 hari, S3: 3 hari, S4: 4 hari dan S5: 5 hari setelah penaburan benih. Pemberian air dilakukan dengan tanpa genangan. Percobaan diulang sebanyak 3 (tiga) kali sehingga terdapat 30 unit perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian, baik desain pita tanam organik maupun selang waktu pemberian air memberikan pengaruh nyata terhadap efisiensi penggunaan air. Namun pada perkecambahan, tinggi tanaman, berat basah dan berat kering tanaman serta akar selang waktu pemberian air tidak memberikan pengaruh nyata. hasil laju pertumbuhan tanaman paling tinggi pada perlakuan desain tebuka dan selang waktu pemberian air 2 hari sebesar 1.39 cm/hari dengan tinggi tanaman paling tinggi sebesar 38.66 cm, nilai berat basah dan berat kering akar paling tinggi masing-masing sebesar 3.27 gram dan 0.83 gram Kata Kunci: Pita Tanam Organik, Pelepah Pisang, Eceng Gondok, Clotalaria juncea. 
Karakteristik Kimiawi Surimi Ikan Hiu Ozonated dengan Variasi Frekuensi Pencucian dan Variasi Kadar Tepung Putih Telur Anna Mardiana Handayani; Yani Subaktilah; Aulia Brilliantina; Rizza Wijaya; Budi Hariono; Nurwahyuningsih
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 21 No 3 (2021): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v21i3.2905

Abstract

Industri surimi dan produk turunannya merupakan industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen kimiawi surimi ikan hiu ozonated dengan perlakuan pencucian dan variasi persentase tepung putih telur. Penelitian ini menggunakan RAKL dengan dua faktor yaitu faktor frekuensi pencucian (1 kali pencucian, 2 kali pencucian dan 3 kali pencucian) dan faktor kadar penambahan tepung putih telur (3% dan 4%). Penentuan kadar proximat surimi ikan hiu meliputi kadar air, abu, protein, lemak dan kadar karbohidrat by different. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen kimiawi yang penting dalam surimi adalah protein, lemak dan serat yang tertinggi didapat dari perlakuan frekuensi pencucian 3 kali dan kadar penambahan tepung putih telur 4 %. Kandungan kimiawi perlakuan tersebut adalah kadar air 68.88%, kadar abu 0.6%, kadar protein 25.01%, kadar 2.6%, kadar karbohidrat 2.91% dan kadar serat 2.8%.
Aplikasi Root Zone Cooling System Untuk Perbaikan Pembentukan Umbi Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum) Nurwahyuningsih .; Herry Suhardiyanto; Sobir .
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.975 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.2.%p

Abstract

Abstract The aim of this research can be formulated as follows: to analyze the effect of different root zone temperature to some extent the temperature is 10oC, 15oC, control and vernalization of plant growth and the formation of shallot bulbs by using aeroponic system. The experimental design used was a draft Plots Divided (Split Plot Design), which is arranged in a randomized block design with four replications. The main plot is a vernalization treatment (without vernalization and with vernalization). The subplots in the form of a nutrient solution temperature at 10oC, 15oC, and without cooling system as a control. The parameters measured were the number of leaves, the number of tillers, the number of bulbs, the weight of bulbs and the wet weight of root. There are no interaction between the annealing temperature by vernalization to the number of leaves, the bulb number, the weight of bulbs, and the weight of the roots. Cooling temperatures nutrient solution to improving root growth and bulb formation of shallot. Optimal root growth can improve nutrient uptaken by plants then can improve plant growth and bulb yield larger and heavier. Temperatures suitable for shallot cultivation in lowland tropical for producing tubers with quenching temperature is 10°C, non vernalization.Abstrak Tujuan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: menganalisa pengaruh perbedaan suhu zona perakaran dengan beberapa taraf suhu yaitu 10oC, 15oC, kontrol dan vernalisasi terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah dan pembentukan umbi dengan menggunakan aeroponik sistem. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design), yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan. Petak utama adalah perlakuan vernalisasi (tanpa vernalisasi dan dengan vernalisasi). Anak petak berupa suhu pendinginan larutan nutrisi 10oC, 15oC, dan tanpa pendinginan sebagai kontrol. Parameter yang diamati adalah jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, berat umbi, dan berat basah akar. Tidak terjadi interaksi antara suhu pendinginan dengan vernalisasi terhadap jumlah daun, jumlah umbi, bobot umbi, dan berat akar. Pendinginan suhu larutan nutrisi mampu meningkatkan pertumbuhan perakaran dan pembentukan umbi tanaman bawang merah. Pertumbuhan akar yang optimal mampu meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman yang dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman, menghasilkan umbi yang lebih besar dan lebih berat. Suhu yang cocok untuk budidaya bawang merah didataran rendah tropika basah untuk memproduksi umbi adalah dengan pendinginan suhu 10oC, non vernalisasi.
Evaluasi Lahan dan Analisis Kelayakan Usaha Gula Merah Desa Rejoagung Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi Nurwahyuningsih Nurwahyuningsih; Abdul Holik; Riza Rahimi Bachtiar; Riyan Budiyanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.02

Abstract

Penelitian evaluasi lahan dan kelayakan usaha Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi berdasarkan permasalahan yang dialami oleh produsen gula merah, yaitu penurunan jumlah produksi yang memengaruhi kesejahteraan ekonomi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Evaluasi lahan dilakukan dengan cara mencocokan (matching) data hasil observasi lapang dengan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa berdasarkan petunjuk teknis evaluasi kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian tahun 2011. Karakteristik lahan yang dinilai meliputi temperatur, curah hujan, kelembaban, drainase, tekstur tanah, bahan kasar, kedalaman tanah, pH tanah, lereng, bahaya erosi dan banjir. Kelas kesesuaian lahan aktual Desa Rejoagung adalah sesuai marginal (S3) dan kelas kesesuaian lahan potensial cukup sesuai (S2). Analisis kelayakan usaha gula merah dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner untuk diketahui total penerimaan, total pendapatan, R/C Ratio, B/C Ratio, Break Even Point (BEP) unit, dan Break Even Point (BEP) Rupiah. Hasil analisis kelayakan usaha pada kelas kesesuaian lahan aktual R/C Ratio 1.99, B/C Ratio 0.99, BEP unit 791 kg/bulan dan BEP Rupiah Rp. 11 226 858.00. Produsen gula merah direkomendasikan melaksanakan kegiatan pengairan dan pemupukan untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahan sesuai marginal (S3) menjadi cukup sesuai (S2).
Pengaruh Waktu dan Konsentrasi Ozon Terhadap Residu Pestisida dan Umur Simpan Buah Melon Fresh-Cut dengan Metode Ozonated Water Atik Dwi Wijayanti; Yossi Wibisono; Putu Tessa Fadhila; Nurwahyuningsih Nurwahyuningsih
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.03.07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan konsentrasi ozon terhadap residu mankozeb buah melon fresh-cut. Memberikan penanganan yang baik dari segi kualitas pada buah melon fresh-cut menggunakan metode ozonated water dan untuk mengetahui jenis mikroba yang ada pada buah melon fresh-cut. Metodologi penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan software minitab 2016 dengan perlakuan pada konsentrasi larutan ozon 1.6 ppm, 0.8 ppm, 0.4 ppm, waktu perendaman 10 menit dan 20 menit, serta masa simpan pada suhu kamar selama 3 hari dan 5 hari, dengan 3 kali ulangan. Parameter dalam penelitian adalah kadar residu pestisida dan identifikasi mikroba dengan 16S rRNA. Hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan ozonasi pada berbagai kadar ppm tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap residu Mankozeb, tetapi berbeda nyata dengan kontrol (tanpa ozonasi) dan hasil identifikasi mikroba menunjukkan hasil galur Kocuria rhizophila (gram positif) sangat mendominasi buah melon fresh-cut karena resistensi jamur dari bahan aktif pestisida sehingga dapat menyebabkan kualitas buah menurun dan buah mudah terkontaminasi oleh mikroba.
Penerapan Teknologi Perbenihan Bersertifikasi Berbasis Aeroponik dan Diversifikasi Produk Olahan Mendukung Pengembangan Sentra Agribisnis Kentang Berkelanjutan di Probolinggo Rudi Wardana; Dhanang Eka Putra; Huda Oktafa; Refa Firgiyanto; Nurwahyuningsih
DHARMA RAFLESIA Vol 20 No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v20i2.24218

Abstract

Wonokerto merupakan salah satu sentra baru agribisnis kentang di Probolinggo, akan tetapi terdapat permasalahan yang menyebabkan pengembangan agribisnis tidak optimal, solusi yang ditawarkan yaitu penyuluhan dan pelatihan perbenihan kentang, proses sertifikasi, membentuk rumah perbenihan kentang dengan sistem aeroponik. Tim juga membekali para petani dengan penerapan sistem GAP dan GHP pada budidaya tanaman kentang, pembuatan diversifikasi produk kentang menjadi keripik dan donat sebagai oleh-oleh khas, pembangunan sistem informasi dan pemasaran produk serta penguatan kelembagaan petani pada khususnya petani kentang agar terjadi peningkatan kinerja kelompok guna meningkatkan posisi tawar petani. Luaran kegiatan ini yaitu peningkatan sumber daya petani terkait budidaya pertanian; peningkatan pengetahuan petani terkait perbenihan kentang dan terbentuknya rumah perbenihan kentang; tersedianya benih kentang yang setiap waktu sesuai kebutuhan petani dengan total 5% benih yang digunakan sudah hasil produksi kelompok tani; petani menerapkan GAP dan GHP dan terjadi 5% peningkatan produksi yang baik; terdapatnya 5 diversifikasi produk olahan kentang.
Pelatihan Pembuatan Cake dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu Sebagai Upaya Peningkatan Enterpreneurship Skill di Dasa Wisma Anggrek Perumahan Pondok Bondowoso Indah Putu Tessa Fadhila; Nurwahyuningsih Nurwahyuningsih; Ade Galuh Rakhmadevi
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): MEI
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v2i1.2567

Abstract

Improving people's living standards can be started by increasing human resource skills from an early age. For this reason, additional training is needed for the younger generation in the community. The activity can be carried out in collaboration with various parties, namely with related educational institutions and community organizations such as Dasa Wisma, one of the smallest community organizations. The purpose of the activity was to improve the ability of housewives and young women to make brownies and cookies with the ingredients of purple sweet potato flour substitution so that they are able to develop their abilities as independent business people that can be run from home. The benefits for the participants included the knowledge and skills in processing purple sweet potato into purple sweet potato flour to then be processed into cakes and cookies. The training also inspired the participants the processing purple sweet potato flour into other products such as pudding, cookies, sponge rolls, and others. Peningkatan taraf hidup masyarakat dapat berawal dari peningkatan skill sumber daya manusia sejak dini. Untuk itu, perlu adanya pelatihan tambahan kepada generasi muda di masyarakat. Kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan adanya kerjasama dengan berbagai pihak yaitu dengan institusi pendidikan terkait maupun dengan wadah organisasi masyarakat yaitu Dasa Wisma sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan terkecil. Kegiatan ini bertujuan memperdalam keterampilan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri untuk membuat brownies dan cookies dengan substitusi tepung ubi jalar ungu sehingga mampu mengembangkan kemampuannya tersebut sebagai salah satu usaha mandiri yang dapat dijalankan dari rumah. Manfaat sangat dirasakan bagi peserta yaitu pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah ubi ungu menjadi tepung ubi ungu untuk kemudian dijadikan olahan cake dan cookies serta mengilhami pengolahan tepung ubi ungu menjadi produk-produk lain seperti pudding, cookies, bolu gulung dan lain sebagainya.
Optimalisasi Lahan Perkarangan Melalui Budidaya Sayuran Dengan Metode Vertikultur Di Perumahan Sidokare Indah Sidoarjo Ahmad Haris Hasanuddin Slamet; Sekar Ayu Wulandari; Septine Brillyantina; Dini Nafisatul Mutmainah; Rahmat Dhandy; Asmunir; Nurwahyuningsih
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): MEI
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v3i1.4298

Abstract

Verticulture is a planting technology by placing plants vertically on a narrow land. This community service aimed to build velticulture technology as an alternative to realizing food security in urban environments, especially in Pondok Sidokare Indah Housing Complex with minimal/limited yard land for vegetable cultivation. The community service activity was conducted in the yard of the house of one of the members of the Family Empowerment and Welfare Group (PKK) Pondok Sidokare Indah Housing Complex, Sidokare Village RT.31/RW.09, Sidoarjo District, Sidoarjo Regency. This activity was conducted in November 2022. Socialization and instruction in vegetable production utilizing verticulture technology were the methods employed in this community service by a team of lecturers which consisted of several activities, including outreach to housewives in the PKK Housing group Pondok Sidokare Indah, then followed by demonstration activities for planting vegetable seeds. Based on the outcomes of community service activities at Pondok Sidokare Indah Housing, it is intended that it will increase the skill and knowledge of PKK members at Pondok Sidokare Indah Housing in cultivating vegetables with verticulture techniques so that they can utilize their respective yards to be more productive. Vertikultur merupakan teknologi menanam dengan meletakan tanaman secara vertikal pada lahan yang sempit. Pengabdian ini bertujuan untuk menjadikan teknologi veltikultur menjadi alternatif dalam mewujudkan ketahanan pangan di lingkungan perkotaan terutama di Perumahan Pondok Sidokare Indah dengan lahan pekaranan yang minim/terbatasan dalam budidaya tanaman hortikultura. Kegiatan ini dilakukan di halaman atau pekarangan rumah salah satu anggota Ibu-Ibu kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Perumahan Pondok Sidokare Indah, Desa Sidokare RT.31/RW.09, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan November 2022. Kegiatan pengabdian ini mengunakan metode dalam bentuk demonstrasi pelatihan budidaya sayuran dengan menggunakan teknologi vertikultur dan sosialisasi oleh tim dosen pengabdian dimana rangkaian kegiatan terdiri dari: 1) kegiatan sosialisasi kepada Ibu-Ibu kelompok PKK Perumahan Pondok Sidokare Indah, kemudian dilanjutkan dengan 2) kegiatan demonstrasi penanaman bibit tanaman sayuran. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian di Perumahan Pondok Sidokare Indah diharapkan dapat meningkatkan skill dan pengetahuan warga khususnya Ibu-Ibu PKK Perumahan Pondok Sidokare Indah dalam budidaya sayuran dengan teknik vertikultur agar dapat memanfaatkan lahan pekarangan masing-masing sehingga menjadi lebih produktif.
Kajian Ozonisasi dalam Mempertahankan Kesegaran Buah Fresh-Cut Melon Orange Meta SGH (Smart Green House) Politeknik Negeri Jember Rika Ulfatimah; Yossi Wibisono; Nurwahyuningsih Nurwahyuningsih; Putu Tessa Fadhila
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2023.011.02.07

Abstract

Buah fresh-cut melon merupakan produk buah yang diolah minimal dan siap santap untuk dikonsumsi oleh konsumen. Buah fresh-cut melon ini mudah rusak dalam keadaan segar. Alternatif penangangan buah fresh-cut melon adalah dengan menggunakan teknologi ozon dikarenakan mampu menekan pertumbuhan mikroba dan bebas dari residu kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan ozon terhadap lama penyimpanan dan karakteristik mutu fisika, kimia dari buah fresh-cut melon. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama adalah larutan konsentrasi ozon 0.4, 0.8, dan 1.6 ppm. Faktor kedua adalah lama waktu penyimpanan selama 3 hari dan 5 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil kadar vitamin C sebesar 8.43–11.60 mg/100g, pH sebesar 5.19-4.83, total padatan terlarut sebesar rerata 5.10–6.34 °Brix, susut bobot penyimpanan 10 °C sebesar 8.87–14.14% dan susut bobot penyimpanan 30 °C sebesar 15.23–22.30%. Konsentrasi larutan ozon dan lama waktu penyimpanan buah fresh-cut melon memiliki pengaruh tetapi tidak berbeda nyata (p > 0.01) terhadap kadar vitamin C (mg/100g), pH, total padatan terlarut (°Brix), dan susut bobot (%). Lama waktu penyimpanan memiliki pengaruh yang nyata terhadap susut bobot penyimpanan 10 °C. Perlakuan konsentrasi larutan ozon yang baik terdapat pada 1.6 ppm dan lama waktu penyimpanan buah fresh-cut melon yang paling baik yaitu selama 3 hari
Analysis of Heat Transfer and Efficiency of Rack Type Flash Dryer Machine in Purple Sweet Potato Drying Process Nurwahyuningsih Nurwahyuningsih; Putu Tessa Fadhila; Ade Galuh Rahmadevi; Adi Sucipto; Ahmad Haris Hasanuddin Slamet
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2023.011.02.01

Abstract

Purple sweet potato (Ipomoea batatas var Ayumurasaki) has deep purple flesh and tuber skin. The variety of processed purple sweet potato products is increasingly diverse as purple sweet potato production increases, such as cookies and chips. Therefore, a process is needed to turn purple sweet potato into flour before being made into a variety of processed products, namely the drying process. Drying is a process of reducing the water content of a material to a certain level. To determine how much fuel is used by dryer machine, it is necessary to evaluate the effectiveness of the machine. So that in this study the aims were to determine the amount of energy needed to dry purple sweet potatoes, calculate the efficiency of the flash dryer machine and find out the temperature distribution on each tray of the drying machine. Based on the research results of the rack-type flash dryer drying machine, it can be concluded that the mechanism of the heat transfer rate in the purple sweet potato drying process occurs by forced convection heat transfer from the drying air to the purple sweet potatoes and a mass flow rate value of 0.1272 kg/s is obtained, the convection transfer rate in the drying chamber is 836.84 W and the sensible heat value is 1033.84 W. Hence, the amount of heat to dry 3 kg of purple sweet potato for 4 hours is 1870.68 W and an efficiency value of 55.26% is obtained. The total energy required to dry 3 kg of purple sweet potato in 4 hours is 5712.86 kJ.