Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KESETARAAN GENDER TENTANG PENDIDIKAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN Dewi Ratnawati; Sulistyorini Sulistyorini; Ahmad Zainal Abidin
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 15(1), 2019
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4948.97 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v15i1.13436

Abstract

Abstract. Educational discrimination often occurs in people's lives. This is influenced by the distinction that appear from the community itself. This distinction can be seen from the perspective of the community to educational rights of men and women. The main factors that influence the emergence of discrimination against the right to education include normal or traditional rules that kill the character of women, the physical form of women, the economic pace, misinterpretation of religious teachings, and cultural beliefs that grow in the lives of rural communities. This requires a maximum effort in aligning the paradigm between rural communities and communities by involving religious teachings as supporters of the realization of equal educational rights for men and women. By using exploratory-descriptive eruption studies, it results in findings that the viewpoints related to equality of education rights of men and women are divided in two. First, the viewpoint of the community which encompasses patriarchal culture, humanism, economics, and education. Second, the viewpoint of the Hadith and the Al-Qur'an. Abstrak. Diskriminasi pendidikan kerapkali terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh distingsi yang muncul dari masyarakat itu sendiri. Distingsi itu dapat dilihat dari sudut pandang masyarakat terhadap hak pendidikan laki-laki dan perempuan. Faktor utama yang mempengaruhi munculnya diskriminasi terhadap hak pendidikan meliputi normal atau aturan tradisional yang membunuh karakter perempuan, bentuk fisik perempuan, laju ekonomi, penafsiran yang salah terhadap ajaran agama, serta keyakinan budaya yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Hal ini membutuhkan usaha maksimal dalam penyelarasan paradigma antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan dengan melibatkan ajaran agama sebagai pendukung terhadap realisasi kesetaraan hak pendidikan laki-laki dan perempuan. Dengan menggunakan studi leterasi berupa eksploratif-deskriptif, mengahasilkan temuan bahwa sudut pandang terkait kesetaraan hak pendidikan laki-laki dan perempuan dibagi dua. Pertama, sudut pandang masyarakat yang meliputi budaya patriarki, budaya humanisme, ekonomi, dan edukasi. Kedua, sudut pandang perspektif hadits dan Al-Qur’an.