Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA (SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMPN 1 SUMBERMALANG KABUPATEN SITUBONDO TAHUN AJARAN 2012/2013) Tomi Utomo; Dwi Wahyuni; Slamet Hariyadi
Jurnal Edukasi Vol 1 No 1: Maret 2014
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.051 KB) | DOI: 10.19184/jukasi.v1i1.1025

Abstract

Abstrak Model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mempelajari biologi, sehingga siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. Metode penelitian pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning.). pemahaman konsep siswa dianalisis menggunakan ANAKOVA. Kemampuan berpikir kreatif dalam hal ini meliputi kefasihan, keluwesan, dan keaslian jawaban siswa dalam menjawab LKS. Perbedaan pemahaman konsep siswa dari hasil uji LSD menunjukkan beda rerata nilai kelas eksperimen terhadap kelas kontrol bernilai positif 15,997, dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 (P = < 0,05). Hasil análisis kemampuan berpikir kreatif siswa menunjukkan bahwa pada kelas ekperimen tidak terdapat 0 (0%) siswa yang masuk dalam kriteria tidak kreatif (TK), sedangkan pada kelas kontrol terdapat 2 (5,4%) siswa. Pada kriteria kurang kreatif (KK) terdapat 7 (18%) siswa pada kelas ekperimen yang masuk didalamnya, sedangkan pada kelas kontrol terdapat 16 (43,2%) siswa. Pada kriteria berikutnya, yaitu kriteria cukup kreatif (CK) terdapat 20 (53,7%) siswa pada kelas eksperimen yang masuk didalamnya, sedangkan pada kelas kontrol 14 (37,8%) siswa. Pada kriteria Kreatif (K), terdapat 10 (27%) siswa pada kelas ekperimen yang masuk didalamnya, sedangkan pada kelas kontrol 5 (13,5,2%) siswa. Kriteria yang terakhir adalah kriteria sangat kreatif (SK), pada kriteria ini baik kelas ekperimen ataupun kelas kontrol tidak ada siswa yang masuk didalamnya. Kata Kunci : Pemahaman konsep siswa, Kemampun berpikir kreatif siswa, Model pembelajaran berbasis masalah.
EVALUASI AKADEMIK MAHASISWA BIOLOGI TERHADAP PERKULIAHAN GENETIKA DI UNIVERSITAS JEMBER Slamet Hariyadi
JURNAL BIOEDUKASI Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Bioedukasi Edisi Maret
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.083 KB) | DOI: 10.33387/bioedu.v3i2.102

Abstract

Pembelajaran abad 21 mempunyai pola yang berbeda dengan abad sebelumnya. Tantangan ini belum banyak direspon oleh para pendidik, termasuk pembelajaran genetika di program studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember. Untuk melakukan peningkatan perlu menjaring persepsi mahasiswa. Dari hasil angket didapatkan data bahwa 50% lebih mahasiswa merasa belum mengalami pembelajaran yang berorientasi pada Student Centered Learning (SCL) dan memahami konsep genetika secara mendasar dan mandiri. Diperlukan pendekatan, model, metode, strategi dan taktik belajar variatif untuk memberikan kondisi kelas agar mampu mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman.  Kata Kunci: pembelajaran abad 21, persepsi mahasiswa, genetika, SCL
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RQAAD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF MAHASISWA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI Bea Hana Siswati; Slamet Hariyadi; Aloysius Duran Corebima
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um052v12i2p129-135

Abstract

Abstrak. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik dan informasi-informasi yang diperoleh bisa bertahan lama di dalam Long Term Memory (LTM) peserta didik. Pembelajaran di masa pandemic Covid-19 yang dilakukan secara daring tentu tidak berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan secara luring. Suatu model/strategi pembelajaran tetap bisa digunakan dalam pembelajaran, termasuk juga model pembelajaran RQAAD (Reading, Questioning, Answering, Analyzing, Discussing). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran RQAAD terhadap motivasi belajar dan keterampilan metakognisi mahasiswa. Penelitian ini menggunakan penelitian kuasi eksperimen yang membandingkan kelas yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran RQAAD dan yang tidak menggunakannya. Motivasi belajar mahasiswa diukur dengan skala motivasi sedangkan keterampilan metakognitif diukur dengan rubrik keterampilan metakognitif. Penelitian dilakukan pada mahasiswa semester 3 tahun akademik 2020/2021 yang terdiri dari 62 mahasiswa. Pembelajaran RQAAD terbukti berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar dan keterampilan metakognitif mahasiswa yang menempuh matakuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi. Rerata skor terkoreksi motivasi belajar kelas eksperimen 5,61 persen lebih tinggi dari kelas kontrol dan rerata terkoreksi keterampilan metakognitif kelas eksperimen 16,01 persen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.Abstract. Learning during the COVID-19 pandemic that is done online is certainly no different from learning that is done offline. A learning model/strategy can still be used in learning, including the RQAAD (Reading, Questioning, Answering, Analyzing, Discussing) learning model. This study aims to determine the effect of the RQAAD learning model on student motivation and metacognitive skills. The research method used is quasi-experimental by comparing classes that are treated using the RQAAD learning model and those who do not. Student learning motivation is measured by the motivation scale while metacognitive skills are measured by the metacognitive skills rubric. The research was conducted on 3rd semester students of the 2020/2021 academic year consisting of 62 students. Learning RQAAD proved to have a significant effect on learning motivation and metacognitive skills of students taking Biology Teaching and Learning Strategies Course. The mean score of corrected learning motivation in the experimental class is 5.61 percent higher than the control class and the average corrected metacognitive skill in the experimental class is 16.01 percent higher than the control class.
Identifikasi dan Revisi Miskonsepsi Materi Substansi Hereditas pada Mahasiswa Peserta Semester Sisipan di Universitas Jember Slamet Hariyadi
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2, No. 2
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jppms.v2n2.p32-36

Abstract

Pemahaman konsep genetika sangat penting bagi mahasiswa karena dapat digunakan untuk menganalisis semua fenomena makhluk hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi konsep yang salah tentang materi substansi hereditas pada mahasiswa yang menempuh perbaikan nilai di semester sisipan, sekaligus merevisi terhadap konsep yang salah. Metode Penelitian menggunakan deskripsikualitatif, yang menjelaskan secara detail setiap item miskonsepsi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes benar salah beralasan yang disertai kolom criteria CRI (Certainty of Response Index). Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi awal mahasiswa termasuk dalam kategori Tinggi, tetapi kemudian turun menjadi Sedang setelah dilakukan revisi. Materi yang paling banyak mengalami miskonsepsi dan revisinya adalah Sintesis Protein.Understanding the concept of genetics is very important for students because it can be used to analyze all phenomena of living things. The purpose of this study is to identify the wrong concepts about the substance of heredity in students who have improved grades in the semester insert, as well as revise the wrong concepts. The research method uses a qualitative description, which explains in detail each item of misconception. Data collection techniques using the test of true false reasoning accompanied by CRI (Certainty of Response Index) column criteria. The results showed that students' initial misconceptions were included in the High category, but then dropped to Medium after being revised. The material that experiences the most misconceptions and revisions is Protein Synthesis.
Ethnopedagogy of the osing tribe folk song: exploration and formation of biology learning character Slamet Hariyadi; M. Nasir Tamalene; Aekanu Hariyono
Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 12 No 2 (2019): Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/biosferjpb.v12n2.258-276

Abstract

Exploration of ethnopedagogical values of the Osing tribe is essential to uncover the values of biological characters because the Osing tribe 3closely related to the application of biological science, for example, in utilizing plants for traditional ceremonial activities or as medicinal plants. This study aims to explore the character values contained in the folk song of the Osing Banyuwangi tribe, related to the formation of attitudes or characters needed in studying biology. The study was conducted using a survey method using structured interview techniques, semi-structured interviews, and in-depth interviews of 15 informants selected using Purposive Sampling and snowball sampling techniques. Data analysis consists of 3 stages: data reduction, data presentation, and making conclusions. The results of the study mentioned that the ethno-pedagogical values are found in “Tetak-tetak” and “Nggolek Ilmu” folk song of Fatrah-Abal. These two songs express explicit and implicit values of biological characters. The tetak-tetak and nggolek ilmu folk song became a community media in instilling the attitude or character values needed in studying biology at pre-school age. These values ​​will be further developed in learning biology in schools, which are carried out in an integrated manner in affective aspect.
Water Resource Conservation Based on Local Wisdom of Madurese Ethnic Migrants in Kalibaru Afdeling Banyuwangi, Indonesia Slamet Hariyadi; Kamalia Fikri; Arif Fatahillah
JURNAL BIOSHELL Vol 11 No 1 (2022): April
Publisher : Pendidikan Biologi,Universitas Islam Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56013/bio.v11i1.1317

Abstract

Conservation of water resources is very important in the Afdeling area because the water is needed to provide water supply for the plant. The behavior of ethnic Madurese migrants in Kalibaru Afdeling becomes interesting to investigate because it differs from the Banyuwangi indigenous ethnic, Osing. The purpose of this research was to know the habits of the Madurese tribe in the conservation of water resources in the plantation area. This study used a qualitative method with a branched contractile approach, with some informants from three elements such as, residents, community leaders, and village coordinators. The result of this research shows that Sumber Pereng’s inhabitants have some ways to maintain water resource by keeping bamboo and cleaning the area every Rabu Wekasan, while Sumber Limak and Sumber Gueh's inhabitants always change the plants around the water resource, but they do nothing to maintain and conserve it. Water resource conservation is better in Sumber Pereng rather than in Sumber Limak and Sumber Gueh.
HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR KRITIS DAN METAKOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RWRS Bea Hana Siswati; Slamet Hariyadi; Aloysius Duran Corebima
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA Vol. 10 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Faculty of Teaching and Education, University of Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/lensa.v10i2.110

Abstract

Pembelajaran daring bukan suatu alasan untuk para pendidik tidak menggunakan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran diterapkan dengan tujuan untuk melatih kemampuan berpikir salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif. Keterampilan abad 21 perlu dibelajarkan kepada peserta didik termasuk juga kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah hubungan antara keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar mahasiswa pendidikan biologi. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian korelasional yang melibatkan 64 mahasiswa semester 2. Data penelitian diambil menggunakan instrumen rubrik keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif. Data yang didapatkan dianalisis dengan bantuan software aplikasi SPSS 23. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan positif antara keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar mahasiswa dengan nilai signifikansi 0,001. Besar sumbangan relative keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar sebesar 21,5%. Besar sumbangan efektif keterampilan berpikir kritis 3,5% dan sumbangan efektif keterampilan metakognitif 18% terhadap hasil belajar mahasiswa pendidikan biologi. Adanya hubungan yang signifikan ini maka disarankan untuk para pendidik khususnya dosen mempertimbangan model RWRS agar diterapkan di pembelajaran agar mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan metakognitif dan hasil belajar mahasiswa.
Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru-Guru melalui Pelatihan Pembelajaran Kolaboratif di MA Nurul Islam Silo Jember Bea Hana Siswati; Suratno Suratno; Slamet Hariyadi
Jurnal PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 6, No 1 (2023): Jurnal PkM: Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v6i1.13885

Abstract

Menjadi seorang guru memiliki kewajiban memiliki 4 kompetensi guru, diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi, kompetensi professional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.Salah satu kompetensi yang berperan dalam pengelolaan kelas adalam kompetensi pedagogik. Sebagai seorang guru hendaknya selalu update ilmu pengetahuan dan bagaimana pengelolaan kelas masa kini. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan serta update ilmu terkait jenis-jenis pembelajaran yang up to date, yang dapat diterapkan selama proses pembelajaran. Adapun metode dalam kegiatan ini adalah Diskusi presentasi dan simulasi pembelajaran kolaboratif melalui video pembelajaran. Evaluasi keberhasilan dari program pengabdian ini dilakukan dengan penyebaran kuisioner setelah dilakukannya kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah adanya respon positif yang diberikan guru-guru terhadap kegiatan penelitian dan kemampuan guru yang bertambah dengan adanya pelatihan pembelajaran kolaboratif.
Development of integrated STEM education learning units to access students' systems thinking abilities Bevo Wahono; Arinal Husna; Slamet Hariyadi; Yenny Anwar; Meilinda Meilinda
Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan Vol 10, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.259 KB) | DOI: 10.21831/jitp.v10i1.52886

Abstract

This research aims to develop a Biology Science learning unit based on Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) that is valid, practical and effective in accessing students' system thinking skills. The topic ,of the Biology Science learning unit is the water cycle. The development used the ADDIE model research and development for the research method. The research subjects were 32 grade VII students from State Junior High School in Jember. The research findings showed that the average validation result of STEM-based learning units was 95.3%. These can be considered valid. The Paired Sample Test result is 0.001 or less than 0.05, so there is a significant difference between the pretest and post-test results. The average effectiveness test score is 0.73, higher than the typical gain test score, and the results include the high criteria. Finally, the average percentage of practicality tests is in the high category of 89%.  System thinking skills are needed in learning activities to describe and solve a problem using integrated STEM education. Therefore, the STEM-based learning unit on the water cycle topic could be applied in the learning process to acquire students' system thinking abilities in the Biology Science learning unit. Finally, assessing student responses during the learning using this learning unit is pivotal for future research.
The Readiness of Science Teachers to Implement Differentiated Learning and Integrated STEM in Ecology Subject of the “Merdeka” Curriculum in Junior High School Nikmatin Mabsutsah; Slamet Hariyadi; Jekti Prihatin
BIOEDUKASI Vol 21 No 2 (2023)
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bioedu.v21i2.39567

Abstract

Each student in the class has different abilities, readiness, and interests in learning. As the provider of materials and as a facilitator, the teacher must be able to adapt to curriculum changes, including enhancing students' creative thinking skills through differentiated and integrated STEM learning in the subject of ecology for grade 7 in junior high school. This research aims to analyze the readiness of science teachers to implement differentiated and integrated STEM learning in the “merdeka” curriculum of junior high school. The analytical method used is quantitative descriptive, employing a semi-open questionnaire consisting of 16 questions. The research subjects are 15 science teachers of grade 7 in junior high schools in Besuki. The questionnaire analysis results show that 66.7% of the teachers have implemented differentiated learning under the principles of the merdeka curriculum. However, they face several constraints, such as time, learning resources, facilities, infrastructure, and lack of training and experience teaching differentiated learning. 33.3% of science teachers who have integrated STEM into the ecology subject also encounter constraints such as time, availability of electricity, availability of materials, internet connection, and lack of training. 0% of science teachers have not yet used differentiated STEM-integrated ecology modules. Thus, 100% of the teachers agree with the development of differentiated STEM-integrated ecology modules, as teachers need learning media that can assist in implementing differentiated STEM-integrated learning.