Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi telah banyak ditemukan inovasi atau alternatif bahan bangunan yang memudahkan pengerjaan, ramah lingkungan, memberikan efek kenyamanan, ketahanan umur, dan kecepatan. Dalam aplikasi hal ini dapat juga ditemukan pada bata dengan teknologi foam (busa). Dalam pembuatan bata ringan ada beberapa cara yang dilakukan misalnya dengan membuat gelembung-gelembung gas/udara di dalam campuran mortar, penggunaan agregat ringan diantaranya pasir apung dengan campuran additive. Foam Agent merupakan salah satu bahan pembuat busa yang biasanya berasal dari bahan berbasis protein hydrolyzed. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mortar busa dengan menggunakan pasir apung dengan proses pengempaan. Tinjauan pada penilitian ini berupa berat volume batako, penyerapan air pada batako dan kualitas batako. Tahapan yang dilakukan dalam pengujian antara lain : pengujian karakteristik material, perencanaan komposisi campuran 1PC : 3PS dengan tambahan  foam agent (ccairan busa ) sebasar 20% terhadap air, dan variasi pengempaan pada batako untuk satu sampel yaitu : 0,89 MPa, 1,78 MPa, 2,67 MPa, 3,56 MPa, 4,44 MPa, dengan jumlah sampel 60 buah. Hasil dari penilitian ini memperlihatkan bahwa semakin besar pengempaan yang diberikan maka semakin berat batako yang dihasilkan, sedangkan untuk batako yang menggunakan pasir apung dengan tambahan tambahan foam agent sedikit lebih ringan dibandingkan dengan batako tanpa foam agent  karena ada rongga udara di dalam batako itu sendiri. Berdasarkan rata-rata berat volume  batako pasir apung hasil yang diperoleh yaitu 1632 kg/m3 ,dan untuk batako dengan foam agent hasil yang diperoleh 1557,33 kg/m3 dari variasi pengempaan : 0,89MPa, 1,78 MPa, 2,67 MPa, 3,56 MPa, 4,44 MPa