Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN PASIR APUNG PADA MORTAR BUSA DALAM PEMBUATAN BATAKO RINGAN Muhammad Darwis; Arbain Tata; Chairul Anwar
JURNAL SIPIL SAINS Vol 9, No 18 (2019)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi telah banyak ditemukan inovasi atau alternatif bahan bangunan yang memudahkan pengerjaan, ramah lingkungan, memberikan efek kenyamanan, ketahanan umur, dan kecepatan. Dalam aplikasi hal ini dapat juga ditemukan pada bata dengan teknologi foam (busa). Dalam pembuatan bata ringan ada beberapa cara yang dilakukan misalnya dengan membuat gelembung-gelembung gas/udara di dalam campuran mortar, penggunaan agregat ringan diantaranya pasir apung dengan campuran additive. Foam Agent merupakan salah satu bahan pembuat busa yang biasanya berasal dari bahan berbasis protein hydrolyzed. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mortar busa dengan menggunakan pasir apung dengan proses pengempaan. Tinjauan pada penilitian ini berupa berat volume batako, penyerapan air pada batako dan kualitas batako. Tahapan yang dilakukan dalam pengujian antara lain : pengujian karakteristik material, perencanaan komposisi campuran 1PC : 3PS dengan tambahan  foam agent (ccairan busa ) sebasar 20% terhadap air, dan variasi pengempaan pada batako untuk satu sampel yaitu : 0,89 MPa, 1,78 MPa, 2,67 MPa, 3,56 MPa, 4,44 MPa, dengan jumlah sampel 60 buah. Hasil dari penilitian ini memperlihatkan bahwa semakin besar pengempaan yang diberikan maka semakin berat batako yang dihasilkan, sedangkan untuk batako yang menggunakan pasir apung dengan tambahan tambahan foam agent sedikit lebih ringan dibandingkan dengan batako tanpa foam agent  karena ada rongga udara di dalam batako itu sendiri. Berdasarkan rata-rata berat volume   batako pasir apung hasil yang diperoleh yaitu  1632 kg/m3 ,dan untuk batako dengan foam agent hasil yang diperoleh 1557,33 kg/m3 dari variasi pengempaan : 0,89MPa, 1,78 MPa, 2,67 MPa, 3,56 MPa, 4,44 MPa
EVALUASI SAFETY MANAGEMENT SYSTEM DI BANDAR UDARA SULTAN BABULLAH TERNATE Sudirman Hi Umar; Edward Rizky Ahadian; Muhammad Darwis
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 16 No 1 (2023): Jurnal Manajemen Dirgantara, Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56521/manajemen-dirgantara.v16i1.857

Abstract

Keselamatan penerbangan selalu menjadi hal serius selama bertahun-tahun hal ini dikarenakan resiko kematian yang di akibatkan oleh suatu kecelakaan pesawat terbang sangat tinggi jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Sebuah kecelakaan pesawat dapat terjadi karena banyak faktor, diantaranya faktor pesawat itu sendiri, faktor human error, faktor cuaca, atau bahkan tidak berfungsinya fasilitas-fasilitas bandara. pada tahun 2018-2022 di Bandar Udara Sultan Babullah Ternate pengguna jasa penerbangan yang datang, berangkat, maupun transit mencapai angka 2.655.587 juta penumpang, Penerapan SMS pada suatu bandara tidak dapat diterapkan ke bandara lainnya karena setiap bandara adalah unik dan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Terutama dalam hal operasional seperti fasilitas dan jumlah pergerakan pesawat udara, sehingga pengembangan Safety Management System (SMS) terbentuk mengikuti karakteristik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan pelayanan Safety management system di Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, dalam upaya peningkatan keselamatan penerbangan. Dengan tahapan penelitian di mulai dari penelitian penahuluan, studi litelatur, perumusan masalah dan tujuan, pengumpulan data di lapangan, pengamatan dan implementasi, analisis hasil, kesimpulan dan rekomendasi, dan penulisan laporan penelitian. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa indikator kebijakan dan tujuan keselamatan telah dilaksanakan sebanyak 15 komponen atau 50 % dari total isian, sedangkan 15 komponen lainya atau 50 % masih dalam tahap in progress, indikator bahaya dan manajemen resiko keselamatan diperoleh identifikasi bahaya dan manajemen resiko keselamatan di Bandar udara Sultan Babullah Ternate berada pada level “dapat di terima”. Indikator jaminan keselamatan telah dilaksanakan sebesar 63,64 % dan 36,36 % berada pada tahan in progress, indikator promosi keselamatan diperoleh 95,45 % proactive terhadap aspek promosi keselamatan, dan 1 variabel atau 4,55 % yang reactive terhadap promosi keselamatan, dan untuk indikator pengembangan emergency response planning (ERP) telah titerapkan 100 %, hasil konfirmasi juga didaptkan informasi dari reponden bahwa emergency response time di Bandar udara Sultan Babullah adalah 2 menit.
Pengenalan Keselamatan Lalu Lintas Usia Dini Program Kerja Desa Berbasis Dana Desa Muhammad Darwis
Jurnal Pengabdian Khairun Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpk.v1i2.5670

Abstract

Pulau Maitara merupakan salah satu kawasan wisata di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara yang terletak diantara Pulau Tidore dan sekatan Pulau Ternate adalah suatu bongkahan pulau kecil yang alamiah berpenduduk 1900 jiwa denga keramahtamaan, budaya dan jiwa sosialnya yang tinggi serta menyimpan kekayaan yang potensial untuk pengembangan sebagai kawasan wisata. Dengan demikian, berdasarkan potensi yang ada di daerah ini, kegiatan dari PKM ini sangat berpeluang besar sebaggai upaya peningkatan ekonomi di tingkat keluarga guna mewujudkan kesejahteraan desa. Dalam pelaksanaannya, dana desa mulai dialokasikan dalam APBN sejak 2015 sebesar Rp. 20,76 triliun. Dalam periode 2015-2020, alokasi dana desa melalui APBN telah mencapai Rp. 328,07 triliun. Pagu Dana Desa Tahun 2022 telah ditetapkan sebesar Rp. 68 triliun dan dialokasikan kepada 74.961 desa di 434 kabupaten/kota se-Indonesia. Berdasarkan pantauan, selama tahun 2021, secara umum permasalahan dana desa dapat dilihat dari aspek perencanaan, pengelolaan dan pertanggungjawaban. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan dan pengawasan pengelolaan dana desa belum berjalan dengan optimal. Oleh karena itu, peningkatan pembinaan, pendampingan dan pengawasan pengelolaan dana desa menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Kata Kunci: Dana Desa, Program Kerja, Lalu Lintas