This Author published in this journals
All Journal JOURNAL AGRIBUSINESS
Ujang Maman
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN PRODUKTIVITAS PETERNAK DOMBA DI PAGUYUBAN AL-AWWALIYAH, PASIR WANGI, GARUT Inayatullah I; Ujang Maman; Iwan Aminudin
AGRIBUSINESS JOURNAL Vol 12, No 1 (2018): AGRIBUSINESS JOURNAL
Publisher : Departement of Agribusiness Faculty of Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.201 KB) | DOI: 10.15408/aj.v12i1.11853

Abstract

This study aims to find out how the group dynamic conditions, the productivity of farmers, and the relationship between group dynamics and productivities of breeders KTN assisted in Al-Awwaliyah Community, Garut, West Java. The Spearman Rank was employed to analyze the data. Rank Spearman statistical test results showed that the purpose of the group, the group structure, the function of the task group, the development and the maintenance of the group, the group atmosphere, and the peer pressure associated with the productivity of breeders. Of the six indicators of group dynamics, group environment indicators occupy the highest ratings in the amount of 95.6 %. Besides, of the three indicators of the productivity of breeders, high confidence indicators occupy the highest ratings in the amount of 84.4 %.
ANALISIS USAHA UMKM DODOL MANGGA (Studi Kasus Di Kabupaten Indramayu) Abdul Mutholib; Ujang Maman; Zulmanery Z
AGRIBUSINESS JOURNAL Vol 13, No 1 (2019): AGRIBUSINESS JOURNAL
Publisher : Departement of Agribusiness Faculty of Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.274 KB) | DOI: 10.15408/aj.v13i1.11873

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yakni untuk : Melakukan Analisis kelayakan finansial untuk usaha UMKM Dodol Mangga di Indramayu. Sebagai buah tropis, mangga mempunyai prospek cukup cerah, masyarakat Indonesia menyukai buah ini sehingga konsumsi buah mangga untuk pasaran lokal cukup tinggi. Pengembangan UMKM memiliki prospek yang cukup baik, mengingat potensi pasarnya sangat mendukung. Salah satunya ialah UMKM Dodol Mangga sebagai pelaku usaha pengolahan dodol mangga. Penelitian ini mengungkapkan biaya usaha dan mengungkapkan finansial UMKM pengolahan dodol mangga. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Indramayu yang merupakan salah satu penghasil mangga terbesar di Jawa Barat. Alat analisis yang digunkan yaitu analisis investasi. Pengolahan data menggunakan matriks IFE menghasilkan faktor yang menjadi kekuatan utama dari UMKM Dodol Mangga Barokah, yaitu kualitas produk yang ditawarkan dengan total skor 0,36, dan faktor yang menjadi kelemahan utama yaitu kapasitas produksi belum mencukupi dengan total skor 0,23. Pengolahan matriks EFE menghasilkan faktor yang menjadi peluang utama dari UMKM Dodol Mangga Barokah yaitu inovasi produk dan teknologi dengan total skor 0,8, dan faktor yang menjadi ancaman utama, yaitu kenaikan harga BBM dengan total skor 0,2. Biaya yang digunakan pada penelitian ini mencakup biaya investasi untuk pembelian lahan dan gedung sebesar Rp. 88.219.700, biaya peralatan sebesar Rp. 67.950.000, dan biaya variabel atau biaya produksi berupa bahan baku, bahan bakar gas, kotak kemasan, listrik, air, telphon dan upah tenaga kerja sebesar Rp. 13.000.000. Modal UMKM Dodol Mangga diduga menggunakan modal pribadi.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BAGI SWASEMBADA PANGAN DALAM SISTEM AGRIBISNIS SYARIAH Ujang Maman
AGRIBUSINESS JOURNAL Vol 8, No 2 (2014): AGRIBUSINESS JOURNAL
Publisher : Departement of Agribusiness Faculty of Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.129 KB) | DOI: 10.15408/aj.v8i2.5134

Abstract

Swastanisasi adalah fenomena kebijakan yang ada di indonesia, dimana asset strategis diserahkan kepada swasta. Namun dengan regulasi yang mengizinkan privatisasi SDA seperti  sumber air akan menimbulkan dampak buruk seperti krisis air bagi masyarakat sekitar. Padahal pemerintah berupaya mewujudkan swasembada pangan. Dimana pengembangan sektor pertanian membutuhkan air dengan jumlah banyak. Maka penelitian ini bertujuan menganalisis konsepsi kepemilikan mata air, dan pengelolaan mata air yang seharusnya menjadi kebutuhan umum. Metode penelitian dilakukan dengan Analisis deskriptif dan studi kepustakaan yang dilakukan dalam prespektif agribisnis syariah. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa sumber mata air merupakan kebutuhan mendasar bagi warga sekitar. Maka penguasaan sumber mata air akan mengakibatkan kesulitan air bagi warga. Dalam konteks agribisnis syariah mata air merupakan kepemilikan umum. Maka dalam perspektif agribisnis syariah ada larangan untuk menyerahkannya kepada individu, perusahaan lokal, dan korporasi internasional melalui Penanaman Modal Asing (PMA), Pemerintah harus langsung mengelolanya dengan jujur dan amanah, dikembalikan sepenuhnya kepada rakyat. Seperti halnya air tanah, karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, maka harus masuk ketegori kepemilikan umum. Maka kebijakan yang dapat diambil adalah pengklasifikasian yang jelas mengenai sumber daya air, berdasarkan debit air, jumlah penduduk yang membutuhkan, proyeksi jumlah pertambahan penduduk, dan berdasarkan luas areal lahan pertanian yang harus diairi. Diperlukan reorientasi manajerial mengenai pengelolaan sumber daya air dengan mengacu pada konsepsi agribisnis syariah, dengan melarang PMA, PMDN, dan pelarangan menyerahkan sumber daya air kepada pihak swasta. Pemerintah harus merevisi Undang-Undang No.7 Tahun 2004 tentang sumber daya air yang memberikan peluang bagi privatisasi sektor penyediaan air minum, khususnya Pasal 9 Ayat 1.
KONVERSI LAHAN PERTANIAN DAN PERSOALAN KEDAULATAN PANGAN Ujang Maman
AGRIBUSINESS JOURNAL Vol 7, No 1 (2013): AGRIBUSINESS JOURNAL
Publisher : Departement of Agribusiness Faculty of Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.226 KB) | DOI: 10.15408/aj.v7i1.5171

Abstract

Dalam hal ini kita membutuhkan adanya revitaisasi ideologis, khususnya dalam memandang sektor pertanian, kita harus bisa melihat secara jeli aspek-aspek apa sesungguhnya yang dapat diserahkan kepada mekanisme pasar bebas, dan aspek apa yang harus dikelola dan diatur oleh negara. Persoalan pertanahan tidak bisa dilepas pada mekenisme pasar melainkan perlu pengaturan oleh negara. Demikian halnya penyediaan irigasi, pengadaan bibit, pupuk, dan pengadaan berbagai sarana dan prasarana lainnya, baik yang terkait langsung dengan sektor pertanian atau yang tidak terkait langsung. Secara teori dan praktis petani harus memungkinkan memperoleh keuntungan yang sangat tinggi agar mereka tertarik sektor pertanian. Dari  kajian di atas  dapat disimpulkan bahwa konversi lahan pertanian pangan akan sulit dikendalikan. Insentif pajak yang diberikan petani tidak memiliki daya tarik bagi petani untuk tetap bertahan di sektor pertanian pangan  tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan lahan dan kecukupan pangan secara mandiri yang selama ini menjadi simbol kekayaan dan kehormatan di pedesaan sudah semakin menghilang sejalan dengan komersialisasi dan masuknya ekonomi uang ke pedesaan; petani lebih bersifat komersial dan berhitung dengan keuntungan dalam menggarap lahan pertanian. Kebijakan Pemerintah bersama DPR yang memberikan Low Enforcement kepada petani yang melakukan konversi lahan pertanian pangan hanya akan memelihara keberadaan lahan sebagai kawaan pertanian pangan; Kebijakan Pemerintah  hanya tertarik  untuk memproduksi dan menyediaakan stock pangan yang memadai untuk rentang waktu tertentu, dengan  mengundang para pengusaha swasata dan program mitra usaha tani untuk masuk pada sektor pertanian pangan dengan sejumlah insentif bagi mereka, yang berimplikasi bagi ketersediaan pangan namun harganuya akan meninggi, dan tidak memberikan implikasi ekonomi yang menguntungkan bagi petani sekala kecil.
PERSEPSI PETERNAK PADA KEPEMIMPINAN PENDAMPING DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK DI PAGUYUBAN AL-AWWALIYAH, PASIRWANGI, GARUT, JAWA BARAT Dwi Indah Sulistiani; Ujang Maman; Junaidi J
AGRIBUSINESS JOURNAL Vol 12, No 1 (2018): AGRIBUSINESS JOURNAL
Publisher : Departement of Agribusiness Faculty of Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.571 KB) | DOI: 10.15408/aj.v12i1.11850

Abstract

Objective of this research; 1) determine the perception of ranchers against the properties and behavior of the leadership of the companion in the Society of Al-Awwaliyah 2) analyze the relationship between productivity breeder with productivity of livestock in the Society of Al-Awwaliyah 3) identify the relationship perceptions of ranchers against the leadership companion with productivity of livestock in the Society of Al-Awwaliyah , The data used in this study are primary and secondary data. Primary data were obtained from questionnaires which stem from ranchers while secondary data sourced from literature in the form of books and articles. Data processing was performed using Chi-square analysis using SPSS software version 21. One of the factors relating to the productivity of ranchers is the perception of ranchers against the leadership of their companion. Leadership companion views of the nature and behavior of which is owned by a companion. Productivity ranchers indirectly related to the productivity of the cattle business. Characteristics breeder visits of age, years of education, experience ranchers, and businesses in addition to ranchers. The results of data analysis showed that there is a significant relationship between business other than ranchers with ranchers productivity. The relationship between the perception of the nature of the companion breeder with productivity ranchers produce Pearson Chi-Square value is 9.751 and Asymp. Sig. (2-sided) of 0.002. This is due to interest ranchers against leadership qualities possessed by a companion who produce prolific ranchers. Ranchers consider that a companion of his leadership qualities are ideal as a companion.
EFEKTIVITAS PENYULUHAN METODE SEKOLAH LAPANG TERHADAP PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BUDIDAYA ANGGREK TANAH (TERESTRIAL) DI KOTA TANGERANG SELATAN Hendrik Hexa; Ujang Maman; Junaidi J
AGRIBUSINESS JOURNAL Vol 11, No 1 (2017): AGRIBUSINESS JOURNAL
Publisher : Departement of Agribusiness Faculty of Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.739 KB) | DOI: 10.15408/aj.v11i1.11832

Abstract

Orchid is one of floricultural crops that spreads widely throughout the world. This plant is popular because of its beauty with the variety of shapes and colors. Types of orchid that widely used as a cut flower are terrestrial orchids because these kinds of orchid have the long and strong stalks, a lot of buds, attractive shapes and colors, and long shelf life. The Field School of floricultural plant GAP-SOP (Good Agricultural Practices - Standard operational procedure) is an approach by using adult learning methods in enhancing the farmers’ knowledge, abilities, and skills in applying the principles of GAP (Good Agricultural Practices) floricultural plants through experiential learning, by using a land as the place to learn, monitoring regularly in a week or two weeks throughout the growing season, examining and discussing so that the farmers can understand and make their own decisions. The data analysis methods use Chi-Square (X2) that used to determine the relationship between the knowledge of orchid farmers that study in the field schools with the standard implementation of operational procedures of orchid cultivation in the city of South Tangerang. According the analysis of X2, between farmers' knowledge and the implementation in the SOP (Standard operational procedure) of terrestrial orchid cultivation by farmers, it obtains the results 14.273 of X2 count and 0.006 P-value. The results show there is a relationship between the knowledge and the implementation in the SOP of terrestrial orchid cultivation because the count value of X2 is greater than the table of X2 value (14.273> 9.488) and the P-value is less than the critical limit (0.006 <0.05). Knowledge authentically relates to the farmers application-level, the more knowledge level of the farmers, the higher of implementation level in the SOP of terrestrial orchid cultivation by farmers. Councelling effectiveness level of the Field School methods is on the criteria of median (quite effective).