Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KONSEP KEADILAN DALAM HUKUM WARIS PERSPEKTIF ISLAM suliyono suliyono
Syar'ie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 3 No 3 (2020): Syar'ie
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.228 KB) | DOI: 10.51476/syarie.v3i3.164

Abstract

Tulisan ini bertujuan menjelaskan konsep keadilan dalam hukum waris dari sudut pandang Islam. Ilmu yang pertama kali hilang di tengah kaum muslimin adalah ilmu waris, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. Tidak hanya sampai disitu, adanya usaha untuk merusak tatanan hukum waris dalam Islam. Dengan anggapan bahwa pembagian harta warisan bagi seorang anak laki-laki sebanding dengan dua orang anak perempuan merupakan sebuah bentuk kezaliman terhadap perempuan. Sehingga diperbolehkan untuk melakukan modifikasi terhadap hukum waris Islam. Penelitian ini adalah library research (riset kepustakaan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Dengan kesimpulan bahwa makna keadilan dalam hukum waris Islam harus mengikuti ketentunan Allah swt. bukan pembagian yang sama rata. Dibalik pembagian waris dalam Islam mengandung keadilan yang bersifat universal ditinjau dari sisi teologi, ekonomi, sosial.
Penafsiran Ayat-Ayat Komunikasi Orang Tua dan Anak Perspektif Tafsir Sufi Al-Qushayrī Suliyono M. Mubarok
Refleksi Vol 18, No 2 (2019): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.44 KB) | DOI: 10.15408/ref.v18i2.11271

Abstract

This paper discusses the interpretation of verses of al-Qushayrī’s parent and child communication perspective. The purpose of this discussion is to explore the variety of communication with the value of the akhlāqī sufistic message between parents and children who are the object of discussion. The objects of this research are the Prophet Ibrāhīm and Ismā’il, Luqmān al-Ḥakīm and his son, Ya’qūb, Yūsuf and his brothers, Nūḥ and Kan’an. The importance of revealing the side of Sufism, many Sufis interpret the Qur’an far beyond the reading of verses in an ancient way. Laṭāif al-Ishārāt one of them, this interpretation includes moderate sufistic interpretation which is not only based on the inner meaning (esoteric) of the verse, but also holds to the meaning of its birth (exoteric). The influence of Sufism has impli-cations in interpreting the Qur’an. Thus the Sufistic values that can be taken from the parent and child communication verses can be mapped as follows: The value of tawḥid, ṣabar, maḥabbah, murāqabah, raja’, riḍa, and tawakal.
PEMASARAN SYARIAH DALAM PERSPEKTIF HADITS DAN APLIKASINYA PADA PERBANKAN SYARIAH Mohamad Zaenal Arifin; Suliyono Suliyono; Muh Anshori
Madani Syari'ah Vol 5 No 2 (2022): Madani Syari'ah: Jurnal Pemikiran Perbankan Syariah
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/madanisyari'ah.v5i2.382

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengeksplorasi muatan hadits yang membicarakan tentang aspek etika dan moral pemasaran syariah. Sebagai sebuah kegiatan ekonomi, pemasaran syariah memiliki karakteristik berbeda dengan pemasaran konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sifat yang melekat pada pemasaran syariah berupa rabbaniyyah, etis, realitas, dan humanistis. Tulisan ini merupakan library research dimana sumber data diambilkan dari buku, kitab hadits, dan lainnya. Seluruh data dideskripsikan dan dianalisis menjadi sebuah pembahasan yang sistematis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Rasulullah Saw mengajarkan kegiatan pemasaran syariah yang dilakukan -mulai dari proses penciptaan/produksi, penawaran, distribusi, maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh mengandung hal-hal yang bertentangan dengan etika dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Hal-hal yang harus melandasi pemasaran syariah adalah 1) Menjadi kegiatan ekonomi yang berniali ibadah kepada Allah Swt; 2) Mempromosikan suatu produk sesuai fakta; 3) Bersaing secara sehat dengan kompetitor; 4) Tidak menggunakan cara yang menipu atau manipulasi dalam menawarkan produk, seperti display produk yang tidak sesuai dengan faktual produk, mengurangi timbangan, dan sumpah palsu atau bombastis. Begitu pula, seorang syariah marketer mesti memiliki kepribadian religius, berperilaku baik dan simpatik, bersikap adil dalam bisnis; memiliki kerendahan hati dalam melayani konsumen, selalu menepati janji dalam transaksi, berprilaku jujur dan amanah, tidak mudah berburuk sangka dan menjelekkan konsumen maupun mitra bisnis, dan tidak melakukan suap menyuap. Diharapkan semua hal ini menjadikan pemasaran syariah menjadi kegiatan yang memberikan keberkahan rezeki, memberikan kepuasan pada konsumen, terciptanya mekanisme pasar yang sehat, terwujudnya keadilan ekonomi, dan terpenuhinya kebutuhan pasar secara baik.