Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DENGAN MULTI REPRESENTASI PADA TOPIK ALAT−ALAT OPTIK TERHADAP PENALARAN ILMIAH DAN KEMAMPUAN MASALAH SISWA SMA Marga, Apolonia Delviyanti Putri; Supriana, Edi; Hidayat, Arif
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 5, No 4: APRIL 2020
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v5i4.13230

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to determine the impact of group investigation learning model with multi representation on the topic of optical devices on scientific reasoning and problem solving skill . This study were carried out using quasi experimental method with pretest-posttest control group design and two XI MIA classes as sample. The result showed that there were an impact of group investigation learning model with multi representation on the topik of optical devices on scientific reasoning and problem solving skill of high school students. The mean value of scientific reasoning and problem solving ability of experimental class students who learned by group investigation learning model with multi representation is higher than control class students who learned by group investigation learning model.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran group investigation dengan multi representasi pada topik alat-alat optik terhadap kemampuan penalaran ilmiah dan kemampuan problem solving siswa SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain pretest-posttest control group dengan dua kelas XI MIA sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran group investigation dengan multi representasi pada topik alat-alat optik terhadap kemampuan penalaran ilmiah dan pemecahan masalah siswa SMA. Nilai rerata penalaran ilmiah dan kemampuan problem solving siswa kelas eksperimen yang belajar menggunakan pembelajaran group investigation dengan multi representasi lebih tinggi dari siswa kelas kontrol yang belajar menggunakan pembelajaran group investigation.
Development of triangular array eight patches antennas for circularly-polarized synthetic aperture radar sensor Muhammad Fauzan Edy Purnomo; Vita Kusumasari; Edi Supriana; Rusmi Ambarwati; Akio Kitagawa
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 18, No 2: April 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v18i2.14759

Abstract

In this paper, we obtain the left-handed circularly polarized (LHCP) and right-handed circularly polarized (RHCP) of triangular array eight patches antennas using corporate feeding-line for circularly polarized-synthetic aperture radar (CP-SAR) sensor embedded on unmanned aerial vehicle (UAV) with compact, simple, and efficient configuration. Although the corporate feeding-line design has already been developed, its design was for the side antenna view of 0° and only produced one of LHCP or RHCP instead of both. Here, the design for LHCP and RHCP eight patches array fed by corporate feeding-line having the side antenna view of 36° at f=1.25 GHz for CP-SAR are discussed. We use the 2016 version of computer simulation technology (CST) to realize the method of moments (MoM) for analyzing. The performance results, especially for gain and axial ratio (Ar) at resonant frequency are consecutively 13.46 dBic and 1.99 dB both of LHCP and RHCP. Moreover, the 12-dBic gain-bandwidth and the 3-dB Ar-bandwidth of them are consecutively around 38 MHz (3.04%) and 6 MHz (0.48%). Furthermore, the two-beams appeared at boresight in elevation plane for average beamwidth of 12 dBic-gain and the 3 dB-Ar LHCP and RHCP have similar values of around 12° and 46°, respectively.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA DARI BAHAN BEKAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MTS NURUL ULUM MALANG Hartatiek Hartatiek; Yudyanto Yudyanto; Winarto Winarto; Edi Supriana; Ahmad Taufiq; Markus Diantoro
Jurnal KARINOV Vol 1, No 2 (2018): Mei
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1366.395 KB) | DOI: 10.17977/um045v1i2p%p

Abstract

Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada bidang studi IPA  disebabkan banyak faktor salah satunya adalah proses pembelajaran yang dijalani kurang bervariasi.  Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA  yang menyangkut proses dan produk perlu dikembangkan sarana belajar yang memadai yakni media IPA. Media IPA dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan bekas pakai yang banyak di lingkungan sekitar sehingga dapat mengurangi limbah/sampah seperti botol plastik, kardus, kertas dan yang lain yang masih bisa dimanfaatkan. Metode yang digunakan untuk mencapai target dan luaran adalah pendidikan dan pelatihan (workshop) melalui proses pembimbingan dan pendampingan yang dilaksanakan dalam 5 tahap kegiatan. Tahap 1: pemberian materi perancangan media pembelajaran IPA. Tahap  2:  pelatihan  membuat media pembelajaran IPA. Tahap 3: mereview media pembelajaran yang telah dibuat peserta dan peyempurnaan. Tahap 4: melakukan ujicoba produk media untuk mengetahui kemudahan media itu digunakan dan melakukan penyempurnaan. Tahap 5: mengimplementasikan produk media pembelajaran IPA di kelas pembelajaran. Sedangkan pengembangan media dilakukan melalui metode penelitian dan pengembangan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah guru IPA Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Malang mampu mengembangkan media pembelajaran IPA dari bahan bekas dengan kualifikasi sangat baik. Media pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran karena dapat memotivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar dengan nilai rerata 91,3 dalam kualifikasi sangat baik.Kata Kunci: media pembelajaran IPA, bahan bekas, motivasi, hasil belajar
Profile of Problem-Solving Ability of High School Students with Different Class Classifications on Light Wave Learning Topic Ahmad Nasich Luthfi; Edi Supriana; Supriyono Koes Handayanto
Jurnal Pendidikan Sains Vol 9, No 3: September 2021
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jps.v9i3.15092

Abstract

Abstract: The purpose of the study is to compare senior high school problem-solving abilities with different class classifications on light waves. The study used a survey method with subjects of class XI as many as 123 high school students in Mojokerto. The instrument used is in the form of problem-solving abilities items as many as six questions. Student approaches to items are categorized into five: scientific approach, plug & chug (structured and unstructured), memory-based approach, and no clear approach. The results of the study showed that students' problem-solving abilities were in the plug & chug (structured and unstructured), and memory-based approach. This shows if students are still in the novice group. The highest percentage of problem-solving abilities is students of class XI and the lowest is students of class XI. This research needs to be followed up with various efforts to overcome the low problems solving abilities of students in physics learning.Abstrak: Penelitian bertujuan mengkomparasikan kemampuan pemecahan masalah sswa SMA dengan klasifikasi kelas berbeda pada gelombang cahaya. Peneltian mengunakan metode survey degan subjek siswa kelas XI sebanyak 123 siswa SMA di wlayah Mojokerto. Instrument yang dgunakan berupa butir soal kemampuan pemecahan masalah gelombang cahaya sebanyak 6 soal. Pendekatan siswa tehadap butir soal dkategorikan menjadi lima, yaitu: scientific approach, plug & chug terstruktur dan tidak terstruktur, memory based approach serta no clear approach. Hasil peneltian menujukkan bahwa kemapuan pemecahan masallah siswa berada pada pendkatan Plug & Clug terstruktur, tidak terstruktur dan pendekatan memory based approach. Hal tersebut menunjukkan jika siswa masih berada pada kelompok novice. Persentase kemampuan pemecahan masalah paling tinggi adalah siswa kelas XI dan terendah adalah siswa kelas XI. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan berbagai upaya untuk mengatasi redahnya kmampuan pmecahan masalah siswa dalam pebelajaran fisika.
Improving Students' Understanding of Static Fluids Using Virtual Laboratory During the Covid-19 Pandemic Nanda Rizky Aulia; Edi Supriana; Eny Latifah; Agus Suprapto
Jurnal Pendidikan Sains Vol 9, No 4: December 2021
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jps.v9i4.15097

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to find out the influence of virtual laboratories on static fluid material to improve the understanding of students of class XI during the Covid 19 pandemic. The research design used is a mixed-method with embedded experimental design and samples used in the study of 29 learners. Based on the acquisition of this study, it can be concluded that the use of virtual laboratories equipped with LKS in the field for learning proved to be quite effective because from the acquisition of analytical results explained there is a positive influence on the use of virtual laboratory learning media with a scientific approach to static fluid material to learning outcomes. With this research, it is expected that the use of virtual laboratory learning media can be applied by teachers to physical learning so that learners can easily understand concepts and there are no misconceptions about concepts that exist in physical learning. Abstrak: Penelitian ini bermaksud dapat mengetahui pengaruh virtual laboratory terhadap materi fluida statis dalam meluaskan pemahaman siswa kelas XI di masa pandemi Covid 19. Desain penelitian ini memanfaatkan metode campuran dengan desain embedded experimental dan 29 peserta didik dipergunakan sebagai sampel pada penelitian ini. Berdasarkan perolehan penelitian ini, dapat disimpulkan penggunaan virual laboratory yang dilegkapi dengan LKS didalmnya untuk pembelajaran terbukti cukup efektif karena dari perolehan hasil analisis menjelaskan terdapat pengaruh yang positif penggunaan media pembelajaran virtual laboratory dengan pendekatan saintifik materi fluida statis terhadap hasil belajar. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan penggunaan media pembelajaran virtual laboratory dapat diterapkan oleh guru pada pembelajaran fisika sehingga peserta didik bisa lebih mudah mencerna konsep dan tidak mengakibatkan miskonsepsi mengenai konsep-konsep yang ada pada fisika terutama yang berkaitan dengan penerapan fisis pada kehidupan sehari-hari
Profil Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Pembelajaran Suhu dan Kalor Silfia Maftuhatun Ni’mah; Sentot Kusairi; Edi Supriana
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 5: MEI 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v4i5.12415

Abstract

Abstract: This research was aimed to compare senior high school misconception with different class level on heat and temperature. This study used a survey method with subjects of class XI and XII as many as 68 high school students in Kediri. The instrument used is in the form of two-tier items as many as 11 questions. Student responses to items are categorized into three scientific knowledge, errors, and misconceptions. The results of the study showed that grade XI students experienced a misconception of 54% and class XII students of 63%. Most students experience misconceptions in the concept of thermal equilibrium. This research needs to be followed up with various efforts to overcome misconceptions in physics learning.Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengomparasikan miskonsepsi siswa SMA dengan jenjang kelas berbeda pada suhu dan kalor. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan subjek siswa kelas XI dan kelas XII sebanyak 68 siswa SMA di wilayah Kediri. Instrumen yang digunakan berupa butir soal two-tier tentang suhu dan kalor sebanyak 11 soal. Respon siswa terhadap butir soal dikategorikan menjadi tiga, yaitu pengetahuan ilmiah, kesalahan, dan miskonsepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI mengalami miskonsepsi sebesar 54% dan siswa kelas XII sebesar 63%. Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan termal. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan berbagai upaya untuk mengatasi miskonsepsi dalam pembelajaran fisika.
Pengaruh Blended Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Suhu dan Kalor Anggian Anggraeni; Edi Supriana; Arif Hidayat
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 6: JUNI 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.549 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v4i6.12505

Abstract

Abstract: The purpose of this research is to know the effect of blended learning on students' critical thinking skills in the heat and temperature material. The sample of this study was students of SMA Negeri 5 Malang consisting of 2 class, that is XI G-3 class as a control and XI H-3 class as an experimental class with 34 people in each class. This research design used a posttest only control group that is analyzed quantitatively. The results of this research show that there is an effect significantly of blended learning on students' critical thinking skills in temperature and heat material.Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh blended learning pada keterampilan berpikir kritis siswa dalam materi suhu dan kalor. Sampel penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 5 Malang yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI G-3 sebagai kelas kontrol dan kelas XI H-3 sebagai kelas eksperimen dengan 34 siswa di setiap kelas. Desain penelitian adalah posttest only control group design yang dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari blended learning pada keterampilan berpikir kritis siswa dalam materi suhu dan kalor.
Eksplorasi Penggunaan Thinking Maps untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Fluida Statis Utari Dwi Putri; Parno Parno; Edi Supriana
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 5: MEI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.221 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i5.11086

Abstract

Abstract: This research aims to explore the use of thinking maps on students' critical thinking skill in static fluid materials. The type of this research is qualitative research using case study approach conducted on 5 students of class XI MIA 5 SMA Negeri 3 Kediri. The instrument used in the critical thinking skills test use five essay point test with reliability of 0.7 and thinking maps worksheet. Data analysis used in thinking maps that made by students based to MAPPER rubric assessment to be used as a reference to posttest score of students' critical thinking ability. The results of the analysis show that the use of thinking maps helps students to improve students' critical thinking skills in understanding the concept of static fluid.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penggunaan thinking maps terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi fluida statis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus yang dilakukan pada 5 siswa kelas XI MIA 5 SMA Negeri 3 Kediri. Instrumen yang digunakan berupa soal tes kemampuan berpikir kritis berjumlah lima soal uraian dengan reliabilitas sebesar 0,7 dan lembar kerja thinking maps. Analisis data dilakukan pada thinking maps yang dibuat oleh siswa didasarkan pada penilaian rubrik MAPPER untuk digunakan sebagai acuan terhadap skor posttest kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan thinking maps membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memahami konsep fluida statis.
Analisis Kemampuan Penalaran Ilmiah pada Pembelajaran Interactive Demonstration disertai Formative Assessment Demara Balqis; Sentot Kusairi; Edi Supriana
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 11: NOVEMBER 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v4i11.13010

Abstract

Abstract: This research aims to analyze the students scientific reasoning ability in physics learning. The sample was 32 students of 10th grade in Public Senior High School 7 Malang. The instrument test is two tiers with 13 questions. The result shows that there are differences between students scientific reasoning score before and after interactive demonstration learning with formative assessment. In pretest, the students scientific reasoning scores were low, 25 students were at level of concrete reasoning and 9 students were at initial transition level. When the posttest, scientific reasoning score has increased, 10 students at concrete reasoning level, 15 students at the initial transition level, 8 students are at final transition level, and 1 student reach the level at formal reasoning level. Teacher need to give the innovative learning strategies that can improve student’s scientific reasoning. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran ilmiah siswa pada pembelajaran interactive demonstration disertai formative assessment. Sampel yang digunakan yaitu 34 siswa pada kelas X IPA di SMA Negeri 7 Malang. Instrumen yang digunakan berupa tes Two Tiers dengan 13 pertanyaan. Hasil penelitan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara penalaran ilmiah siswa sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran interactive demonstration disertai formative assessment. Pada saat pretest skor penalaran ilmiah siswa rendah yaitu 25 siswa berada pada tingkat penalaran konkret dan sembilan siswa berada pada tingkat transisi awal. Saat posttest skor penalaran ilmiah mengalami peningkatan yaitu 10 siswa pada tingkat penalar konkret, 15 siswa pada tingkat transisi awal, 8 siswa berada tingkat transisi akhir hingga ada seorang yang mencapai tingkat penalaran formal. Guru perlu memberikan strategi pembelajaran inovatif yang dapat memperbaiki penalaran ilmiah siswa.
Mengapa Siswa Memiliki Kesadaran Metakognitif Lebih Tinggi Dalam Flipped Learning Terintegrasi Metacognitive Scaffolding? Kajian Persepsi Siswa di Kelas Online Fisika Selama Pandemi Emilia Fandira Nasera Putri; Supriyono Koes Handayanto; Edi Supriana
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 6, No 8: AGUSTUS 2021
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v6i8.14963

Abstract

Abstract: The pandemic period due to Covid-19 made physics learning done online. The study aims to seek students’ perceptions in the implementation of online class. Flipped learning integrated by metacognitive scaffolding is used to teach physics. The research method used is mixed method with one group pre-post-test design. The subjects consisted of 110 students, from grade 10 in Surabaya City, Indonesia. The results of the research show that through the method given, the students can improve skills in terms of knowing the factors that affect learning, evaluate the learning that has been done and can make planning for further learning. The student's response are (1) students are very enthusiastic about the use of PPT and the video used in learning; (2) Moodle has the advantage of increasing student motivation in learning but it takes time to learn each feature used; (3) the assignment paper equipped with metacognitive scaffolding helps students in understanding the material gradually.Abstrak: Masa pandemi Covid-19 membuat pembelajaran fisika dilakukan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Flipped learning yang terintegrasi dengan scaffolding metakognitif digunakan untuk mengajar fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method dengan desain one group pre-post-test. Subjek terdiri dari 110 siswa kelas 10 di Kota Surabaya, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode yang diberikan siswa dapat meningkatkan keterampilan dalam hal mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dan dapat membuat perencanaan pembelajaran selanjutnya. Respons siswa adalah (1) siswa sangat antusias dengan penggunaan PPT dan video yang digunakan dalam pembelajaran; (2) Moodle memiliki keunggulan dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar tetapi membutuhkan waktu untuk mempelajari setiap fitur yang digunakan; (3) kertas tugas yang dilengkapi dengan scaffolding metakognitif membantu siswa dalam memahami materi secara bertahap.