Susi Ari Kristina
Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Faktor Klinik terhadap Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Nafiah Adiningrum; Tri Murti Andayani; Susi Ari Kristina
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.29-37

Abstract

Pendahuluan: Penyakit ginjal kronik (PGK) dan hemodialisis berdampak negatif terhadap kualitas hidup pasien. Penilaian HRQoL penting dilakukan sebagai evaluasi terhadap kualitas layanan kesehatan dan efektivitas terapi. Tujuan: Untuk menilai status HRQoL pasien dan mengetahui faktor klinik yang berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis di RSUD dr. Loekmono Hadi. Metode: Cross sectional dengan teknik total sampling pada pasien hemodialisis rutin yang memenuhi kriteria inklusi. Data sosiodemografi dan faktor klinik yang digunakan yaitu komorbid, durasi menjalani hemodialisis, kadar hemoglobin, ureum, dan kreatinin diperoleh dari rekam medik, sedangkan data kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner KDQoL-SF36 yang terdiri dari tiga domain. Gambaran kualitas hidup berdasarkan karakteristik sosiodemografi dianalisis menggunakan Independent sample t-test atau Mann-whitney test dan one-way ANOVA atau Kruskal-walis test. Analisis faktor klinik yang berpengaruh terhadap kualitas hidup menggunakan koefisien korelasi Spearman dan regresi logistik. Hasil: Skor rata-rata kualitas hidup pada 60 subjek penelitian sebesar 63,20 ± 17,05, sedangkan skor untuk domain penyakit ginjal, kesehatan fisik dan mental adalah 74,52 ± 9,83; 47,41 ± 25,09 dan 67,68±20,10. Faktor klinik berkorelasi lemah terhadap rata-rata skor domain kualitas hidup kecuali pada variabel durasi menjalani hemodialisis terhadap domain kesehatan fisik (r = 0,319). Analisis regresi logistik menunjukkan tidak terdapat faktor klinik yang secara signifikan paling berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien (p > 0,05). Kesimpulan: Hasil pengukuran klinik merupakan informasi penting bagi dokter untuk melihat luaran terapi, namun parameter tersebut berkorelasi lemah terhadap HRQoL. Penilaian HRQoL diperlukan sebagai ukuran kecukupan dialisis dan kolaborasi tenaga kesehatan untuk meningkatkan HRQoL pasien.
Pengaruh Medication Therapy Management (MTM) Terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien Hipertensi di Puskesmas Kota Yogyakarta Esti Asadina; Nanang Munif Yasin; Susi Ari Kristina
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.46-57

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi adalah salah satu penyakit kronis penyebab kematian pada kasus kardiovaskular di dunia maupun di Indonesia. Pengobatan hipertensi dilakukan dalam jangka waktu panjang, sehingga diperlukan pengetahuan dan kepatuhan yang baik terkait hipertensi. Peningkatan pengetahuan akan mengarah pada kemajuan berpikir tentang perilaku kesehatan yang lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kepatuhan dalam pengobatan dan terkontrolnya tekanan darah. Medication Therapy Management (MTM) adalah salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien hipertensi secara individual. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan berbasis Medication Therapy Management (MTM) terhadap pengetahuan dan kepatuhan pasien hipertensi di Puskesmas Kota Yogyakarta. Metode: Metode yang digunakan adalah quasi-experimental one group with pretest-posttest design. Data dianalisis secara statistik menggunakan Wilcoxon test untuk mengetahui perbedaan hasil sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Hasil: Penelitian ini diikuti oleh 44 orang, 63,6 % jumlah responden yaitu perumpuan, usia paling banyak 55 - 64 tahun 40,9%, rata-rata pendidikan terakhir adalah SMA 59,1 %, lama pasien menderita hipertensi rata-rata 1 - 10 tahun serta 15,9% dengan komplikasi DM, 6,8 % dengan hiperlipidemia dan 9,1 % dengan DM + Hiperlipidemia. Hasil penelitian diperoleh peningkatan rata-rata skor pengetahuan setelah mendapatkan pelayanan berbasis MTM yaitu dari 14,3 ± 3,766 menjadi 20,32 ± 2,399 dengan p = 0,000 dan penurunan rata-rata skor kepatuhan yaitu 1,64 ± 1,464 menjadi 0,39 ± 0,920. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa intervensi dengan metode pelayanan berbasis Medication Therapy Management (MTM) oleh apoteker terbukti meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit hipertensi dan pengobatannya secara bermakna dan berperan signifikan dalam meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi.
Analisis Faktor-Faktor Klinik yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Katarak di Rumah Sakit Dr. YAP, Yogyakarta Rizky Hidayaturahmah; Tri Murti Andayani; Susi Ari Kristina
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 3 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i32021.207-216

Abstract

Pendahuluan: Katarak merupakan keadaan dimana lensa mata menjadi keruh. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan akan kualitas hidup pasien, Penurunan kualitas hidup pasien katarak tidak hanya disebabkan oleh faktor sosiodemografi (usia, pendidikan, pengerjaan, penghasilan, jenis kelamin) tetapi juga adanya faktor klinik (mata yang mengalami katarak, lama terjadinya katarak, visus mata dan adanya komobid diabetes mellitus). Tujuan: Untuk menganalisis faktor-faktor klinik yang mempengaruhi kualitas hidup pasien katarak di Rumah Sakit Dr.YAP Yogyakarta. Metode: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional. Instrumen yang digunakan adalah Short Form-6 Dimension (SF-6D) versi Indonesia. Sampel penelitian adalah 464 pasien katarak di Rumah Sakit Dr.YAP Yogyakarta yang melakukan kontrol pada bulan Juni 2019–Januari 2020. Data kemudian dianalisa statistik menggunakan uji Mann-Whitney   dan uji Kruskal-Wallis untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel penelitian dan nilai utilitas. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 464 responden dengan rata-rata usia  63 tahun dengan rata-rata nilai utilitas adalah 0,759. Domain yang banyak terdapat masalah kesehatan dari kuesioner SF-6D adalah domain rasa sakit (76,1%), dilanjutkan dengan domain kesehatan mental (73,3%) dan domain fungsi fisik (64,0). Hasil uji statistik didapatkan bahwa nilai p-value kualitas hidup pada faktor klinik mata yang mengalami katarak (0,000), visus mata (0,000) dan komorbid (0,031) menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan untuk faktor lama katarak tidak meunjukkan perbedaan yang signifikan (0,600). Kesimpulan: Faktor klinik yang mempengaruhi kualitas hidup pasien katarak adalah adanya komorbid, mata yang mengalami katarak dan visus mata.
Pengetahuan Tentang Program Ayo Buang Sampah Obat Pada Apoteker yang Bekerja di Apotek Wilayah Yogyakarta Achmad Wahyudi; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 3 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i3.65083

Abstract

Obat bebas OTC dan obat resep dapat dengan mudah dibeli di apotek dan banyaknya obat yang digunakan dapat memicu seseorang untuk menyimpan obat yang tidak digunakan dan obat kedaluwarsa di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang Program Buang Sampah Obat pada apoteker. Jenis penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel penelitian adalah apoteker lima kabupaten di DIY sebanyak 261 apoteker. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner melalui google form untuk melihat pengetahuan apoteker. Kuesioner terdiri dari karakteristik apoteker dan pengetahuan tentang Program Ayo Buang Sampah Obat. Analisis data dilakukan secara deskriptif, uji chi-square di analisis multivariat menggunakan uji regresi logistic berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas praktik pembuangan obat melalui wastafel dalam bentuk cair 102 (39,1%) dan dikembalikan ke distributor dalam bentuk solid dan semi solid 68 (26,1%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa apotek melayani PRB, usia, dan lokasi apotek berhubungan dengan tingkat pengetahuan apoteker (p<0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan usia paling berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan (nilai Wald 3,068), dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan apoteker tentang pembuangan obat cukup rendah, dikarenakan masih banyak apoteker membuang obat ke tempat sampah.