Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISA PERFORMA PRODUKSI BERDASARKAN HASIL SIMULASI DENGAN MODEL LOGARITMIK GRIDDING PADA RESERVOIR SHALE OIL Reza Surya Nugraha; Maman Djumantara; Widia Yanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2015 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.167

Abstract

Dapat diketahui sebelumnya bahwa reservoir shale oil termasuk kedalam jenis reservoirunconventional dimana perlu recovery khusus untuk mendapatkannya dikarenakan selainpermeabilitas yang kecil juga harus dengan kedalaman yang cukup dalam untukmengambilnya. Selain itu selama ini belum diketahui bagaimana fluida dari reservoir shaleini mengalir dan bagaimana laju produksinya setelah di eksplorasi dengan recoverykhusus seperti disebutkan diatas. Pada lapangan X ini terdapat sumur reservoir shale oilyang dimana sedang dilakukan percobaan peramalan menggunakan simulasi untukmengetahui bagaimana laju produksi fluidanya saat diproduksi dengan bantuan recoveryHydraulic fracturing dan perkiraan sampai tahun berapa sumur tersebut akan tutup.Proses peramalan ini termasuk ke dalam studi kasus bagaimana reservoir shale oil iniberproduksi serta peramalannya. Produksi reservoir shale oil di lapangan ini berlangsungsejak tahun 2010 dengan bantuan recovery yaitu Hydraulic Fracturing dimana hanya 1sumur yang dijadikan acuan untuk dilakukannya studi simulasi peramalan. Prosessimulasi ini berawal dari pengolahan data reservoir lapangan kemudian menggunakanpemodelan dari metode logaritmik gridding melihat bagaimana laju produksi fluidanyadalam bentuk grafik. Dan ternyata dari grafik diketahui bahwa produksi reservoir shale oildengan bantuan Hydraulic fracturing berlangsung selama 14 tahun yang dimana dimulaipada tahun 2010 dengan produksi yang terkuras diawal - awal tahun produksi dan mulaikonstan setelah beberapa tahun kemudian dengan memproduksikan minyak denganjumlah jum;ah besar dan air yang sangat sedikit. Didapat pula OOIP nya sebesar0.72508x107 STB dan kumulatif minyak sebesar 1.15356x106 bbl.
EVALUASI PENGGUNAAN SISTEM LUMPUR SYNTHETIC OIL BASE MUD DAN KCL POLYMER PADA PEMBORAN SUMUR SKW23 LAPANGAN SUKOWATI JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA Apriandirizkina Rangga Wastu; Abdul Hamid; Widia Yanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2015 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.225

Abstract

Dalam operasi pemboran, lumpur pemboran memainkan peranan yang sangat penting karena memiliki fungsi-fungsi yang tak tergantikan. Pada pelaksanan operasi pemboran sumur SKW 23 Lapangan Sukowati ini menggunakan lumpur Synthetic Oil Base Mud dan KCL Polymer selama pemboran berlangsung, sifat dan rheology lumpur pemboran harus di perhatikan dan dipertimbangkan kondisi serta karateristik dari formasi yang akan di bor. Adapun penyebab terjadinya masalah masalah tersebut adalah disebabkan karena factor formasi yang mempunyao permeabilitas yang cukup besar sehingga memungkinkan terjadinya masalah hilangnya lumpur. Seperti adanya formasi yang mengandung gua-gua (cavernous formation), formasi yang mengandung rekahan-rekahan secara vertical maupun horizontal. Dalam menganalisa hal ini akan mengakibatkan kerugian baik dari segi waktu, finansial , maupun kesalamatn kerja. System lumpur Sythetic Oil Base Mud adalah disperse mud dan biasanya berbiaya lebih mahal , sedangkan lumpur KCL polymer adalah lumpur non disperse yang biasanya lebih murah. Melihat hambata-hambatan yang terjadi pada saat pemboran yang berlangsung yaitu adnaya gumbo, shloughing shale, differential pressure sticking, lost, terjepit pipa, swelling clay, partial lost, lumpur Synthetic Oil Base mud dapat mengatasi masalah di atas.Kejadian hilang lumpur dapat diakibatkan oleh beberapa sebab, seperti : kondisi formasinya, dapat menimbulkan kick dan blow out apabila tekanan hidrostatik kolom lumpur dalam sumur turun dan tidak segera di tanggulangi. Meskipun jika dilihat dari segi biaya meskipun Synthetic Oil Base Mud lebih mahal dari KCL Polymer lumpur tersebut dapat digunakan kembali atau dilakukan treatment pada saat digunakan berbeda dengan KCL Polymer dan dapat mengatasi masalah di atas.
PENENTUAN PARAMETER RESERVOIR GEOTHERMAL PADA SUMU C LAPANGAN K MENGGUNAKAN PTS SURVEY DAN GPT Ghitha Naufalia; Salmaraisa Esti Suyudi; Insyira Nur Indriana; Sugiatmo Kasmungin; Widia Yanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3412

Abstract

Parameter pada reservoir panas bumi merupakan aspek penting karena digunakan untuk menentukan apakah suatu lapangan layak untuk dikembangkan lebih lanjut atau tidak. Studi ini membahas tentang analisis data hasil uji sumur dari reservoir geothermal dengan menggunakan dua metode yaitu Pressure, Temperature and Spinner (PTS) Survey dan Gross Permeability Test (GPT). Hasil survey PTS dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif. Sehingga dari hasil analisis tersebut diperoleh informasi adanya feedzone 1 pada kedalaman 1741mKU-1893mKU berpotensi untuk berproduksi  sebanyak 11.2 kg/s dengan persen kontribusi 70.74%  dan feedzone 2 pada kedalaman 2057mKU-   2069mKU berproduksi sebanyak 1.63 kg/s dengan persen kontribusi 10.27%. Dari kedua feedzone tersebut diperoleh total mass flow rate sebesar 12.83 kg/s, kemudian dilakukan perhitungan estimasi potensi energi panas bumi dengan menggunakan parameter Steam Supply Consumption (SSC), sehingga didapatkan estimasi potensi energi panasbumi untuk sumur C yaitu 5.1 Mwe.Selanjutnya dilakukan GPT yang diawali dengan Injectivity Test, yaitu  dilakukan dengan cara menginjeksikan air dingin ke dalam sumur dengan menggunakan beberapa rate, yaitu 4542 LPM, 3785 LPM, 3028 LPM dan 2271 LPM dengan waktu masing-masing penginjeksian selama dua jam. Selanjutnya sumur ditutup selama 12 jam dan penurunan tekanan dicatat terhadap waktu. Dari rangkaian tes tersebut diperoleh nilai Injectivity Index sebesar 426.79 lpm/ksc. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap plot Horner untuk memperoleh nilai slope yaitu sebesar 5.8 ksc/cycle. Nilai slope selanjutnya digunakan dalam perhitungan permeabilitas, transmisivitas dan skin factor. Dari hasil analisis maka diperoleh nilai permeabilitas sebesar 8.17 mD, transmisivitas sebesar 3.27 Darcymeter dan nilai skin sebesar -14.75.
STUDI SIMULASI RESERVOIR UNTUK MENENTUKAN POLA INJEKSI SUMUR YANG SESUAI PADA LAPANGAN X jason kristiadi darmawan; Sugiatmo Kasmungin; Widia Yanti
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 9 No. 3 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.766 KB) | DOI: 10.25105/petro.v9i3.7734

Abstract

Dalam rangka mempercepat peningkatan produksi, diusulkan untuk dilakukan perencanaan pengembangan dengan dilakukan beberapa sekenario dan injeksi air yang diterapkan untuk lapisan X1 dan lapisan X2 lapangan X. Penelitian ini dilakukan menggunakan simulasi reservoir dengan menggunakan black oil simulator CMG 2015. Data yang diperlukan untuk input ke simulator adalah data PVT, data SCAL, dan data sejarah produksi. Setelah dilakukan input data, kemudian dilakukan inisialisasi, history matching, dan kemudian dilakukan perencanaan pengembangan lapangan dengan 3 skenario yang berbeda. Simulasi dilakukan dengan rentang waktu antara 2019 sampai dengan 2035. Pada simulasi basecase dilakukan terhadap delapan sumur produksi dan satu sumur injeksi existing yang disimulasikan hingga tahun 2035 tanpa mengubah parameter yang berkaitan. Pada simulasi skenario 1 dilakukan workover terhadap 13 sumur yang sudah tidak beroprasi. Pada simulasi skenario 2 dilakukan penerapan pola injeksi air adjusted inverted five spot yaitu gabungan antara inverted four spot dan inverted five spot dengan menambahkan sembilan sumur injeksi. Pada skenario 2 ini dilakukan juga uji sensitivitas laju injeksi. Pada simulasi skenario 3 dilakukan penerapan pola injeksi air adjusted normal five spot dengan menggabungkan normal five spot dan normal four spot dengan menambahkan 45 sumur injeksi Pada skenario 3 ini dilakukan juga uji sensitivitas laju injeksi. Hasil yang di dapat dari penelitian ini didapatkan skenario terbaik adalah skenario 3. Pada skenario ke 3, injection rate terbaik adalah 200 bwpd sehingga dapat menghasilkan kenaikan recovery factor sebesar 5.46% dengan Np sebesar 8.4 MMSTB.
Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Pembuatan Sabun Batang Bagi Anggota Karang Taruna Duri Pulo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat Pauhesti Pauhesti; Widia Yanti; Puri Wijayanti; Wildan Tri Koesmawardani; Gabey Jane
Abdimas Universal Vol. 4 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Balikpapan (LPPM UNIBA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/abdimasuniversal.v4i2.228

Abstract

The amount of used cooking oil waste is thrown into the sewer, which over time will compress the sewer and can also pollute the environment. Therefore, it would be good if this used cooking oil is further processed into bar soap that can be used to wash clothes or other kitchenware. The process of making this bar soap uses a cold process, which does not use heating (stove). the chemical used is NaOH. The first stage is the purification of crude oil. Purification is done by soaking charcoal in used cooking oil, for about two days, then the used cooking oil is filtered. This purification does not remove the cloudy color of the used cooking oil, but the odor and turbid color of the used cooking oil is reduced. Then the purified used cooking oil is mixed into the lye, which is a mixture of water and NaOH. Then stir to mix until the solution is slightly thickened like the consistency of liquid soap. Then the mixture is put into a mold made of silicon, after 24 hours or after the soap is solid, the soap can be removed from the mold. This soap cannot be used yet, because it requires a curing process, which is a waiting time phase after solid soap, approximately 45 days. After going through the curing process, leaving it in the open air to ensure the water content evaporates well and the pH of the soap is normal. The solid soap produced from this training is able to clean the dirt on cooking utensils and can also be used as a clothes wash, and does not itch on the skin.
PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KULIT PISANG TERHADAP FILTRATION LOSS DAN MUD CAKE PADA LUMPUR BERBAHAN DASAR AIR TAWAR UNTUK TEMPERATUR 80oF DAN 200oF Ghanima Yasmaniar; Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Ridha Husla; Widia Yanti; Reinaldi
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 2 (2023): JUNI
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v12i2.16729

Abstract

Sifat fisik lumpur pemboran sangat berpengaruh terhadap sirkulasi pemboran. Penggunaan komposisi pada lumpur pemboran selama ini banyak menggunakan polimer yang mengandung bahan kimia, maka dari itu diperlukan komposisi pada lumpur pemboran yang berasal dari bahan alami. Tujuan: Pada penelitian ini dilakukan pembuatan lumpur pemboran yang berasal dari kulit pisang ambon. Selanjutnya dilihat dampak dari setiap penambahan pada bubuk kulit pisang tersebut terhadap sifat fisik filtration loss dan mud cake pada dua titik temperatur. Metodologi dan Hasil: Penggunaan bubuk kulit pisang pada penelitian ini dikonsentrasikan pada sampel 2 gram, 4 gram, 6 gram, 8 gram dan akan ditentukan pada konsentrasi mana yang paling optimal. Kemudian diuji untuk melihat nilai perubahan pada filtration loss dan mud cake pada sampel tersebut. Pada penelitian ini menggunakan dua faktor temperatur 80oF dan 200oF, untuk melihat perubahan pada lumpur tersebut pada setiap sampel yang digunakan. Nilai dari filtration loss pada temperatur 80oF yaitu 16 ml/30 menit, 15 ml/30 menit, 14 ml/30 menit, 13,5 ml/30 menit, dan pada temperatur 200oF didapatkan nilai sebesar 6,5 ml/30 menit, 5,5 ml/30 menit, 5,3 ml/30 menit, 5,2 ml/30 menit. Pada temperatur 80oF nilai mudcake yang didapatkan sebesar 1,3 mm, 1 mm, 0,8 mm, 0,6 mm, dan untuk temperatur 200oF nilai mudcake yaitu 0,8 mm, 0,6 mm, 0,3 mm dan 0,2 mm. Kesimpulan: Kenaikan temperatur menyebabkan nilai filtration loss menurun dikarenakan kandungan air di dalam filtrat ikut menguap. Selain itu, semakin tinggi nilai filtration loss maka semakin tebal nilai dari mudcake dikarenakan banyaknya partikel yang mengendap.