Samsol .
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI FORMASI SUMURGJN UNTUK PENENTUAN CADANGAN GAS AWAL (OGIP) PADA LAPANGAN “X” Muhammad Fahdie; Asri Nugrahanti; Samsol .
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2015 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.150

Abstract

Evaluasi Formasi merupakan suatu metode untuk menganalisa sifat fisik dan juga kimia suatuformasi batuan serta fluida yang terkandung pada formasi tersebut sehingga dapat diketahuilapisan mana saja yang dapat menjadi reservoir minyak dan gas dari suatu sumur. Denganmengevaluasi suatu formasi dapat diketahui beberapa sifat fisik serta kimia suatu formasi sehinggaparameter-parameter tersebut dapat digunakan untuk perhitungan cadangan awal suatu lapanganmigas. Parameter tersebut kemudian dimasukkan ke rumus volume trik cadangan gas awal(OGIP). Didapat porositas rata-rata pada lapangan ini adalah 28.28%, satu rasi air sebesar 49.93%dan net pay setebal 41.3m. Setelah dihitung dengan metode volumetrik didapat hasil cadangangas awal (OGIP) lapangan “X” ini adalah sebesar 37.06 BSCF.
STUDI LABORATORIUM PEMILIHAN ADDITIF PENSTABIL SHALE DI DALAM SISTEM LUMPUR KCL-POLIMER PADA TEMPERATUR TINGGI Zakky .; Bayu Satyawira; Samsol .
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2015 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.191

Abstract

Lumpur merupakan salah satu hal yang sangat menunjang di dalam operasi pemboran, desainlumpur tersebut dapat mempengaruhi efektifitas kerja pemboran, biaya yang akan dikeluarkan,sampai kepada saat sumur itu telah berproduksi. Tentu yang diharapkan dari suatu penggunaanlumpur adalah pengeluaran yang rendah dan melakukan pemboran dengan hasil yang optimal.Lumpur pemboran memegang peranan yang sangat penting di dalam suatu operasi pemboran.Pemboran yang dapat berjalan dengan cepat, aman, dan ekonomis, sangat dipengaruhi olehkondisi dan sistem lumpur yang digunakan. Kondisi yang dimaksud disini adalah bagaimana sifatsifatatau rheologi dari lumpur tersebut. Sedangkan sistem lumpur yang dimaksud disini adalahlumpur jenis tertentu yang harus digunakan dengan memperhatikan keadaan formasi dan lubangbor.Lumpur KCl-POLIMER merupakan lumpur non disperse, dimana proses hidrasi dan dispersidari formasi shale yang dibor harus dijaga atau dipertahankan semaksimal mungkin. Ada beberapacara untuk mencapai hal ini, yang paling umum adalah dengan cara membatasi jumlah air yangbereaksi dengan shale, dengan cara menyelimuti cutting yang dihasilkan oleh shale denganpolimer sesegera mungkin untuk mencegah reaksi lebih lanjut dengan air. Pada penelitian ini akanmenganalisa penggunaan serta sifat - sifat fisik lumpur pemboran menggunakan lumpur KCl-Polimer yang dilakukan di Laboratorium Pemboran dan Produksi Teknik Perminyakan UniversitasTrisakti.
PERENCANAAN PROGRAM HIDROLIKA PADA SUMUR EKSPLORASI F DI LAPANGAN M Firman Nashir Ahmad; Abdul Hamid; Samsol .
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2015 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.260

Abstract

Salah satu tantangan dalam pemboran deepwater biaya sewa rig yang sangat tinggi,sehingga kegiatan pemboran diperlukan secepat mungkin untuk menghemat biaya. Sumureksplorasi F merupakan sumur yang terletak di Lapangan M dengan target kedalaman 14,030 ftpada struktur Ngimbang Karbonat. Dari studi G&G dan berdasarkan sumur offset dapat diketahuibahwa lapisan yang akan ditembus adalah Lidah Shale hingga kedalaman 4,650 ft, kemudianPaciran hingga kedalaman 5,660 ft, lalu Cepu Shale hingga kedalaman 10,030 ft, dan yangterakhir adalah Ngimbang Karbonat hingga kedalaman 14,030 ft. Terlihat bahwa ada banyakkemungkinan masalah terkait hole cleaning dikarenakan lapisan shale yang panjang danditambah dengan masalah mud window yang tipis. Untuk mengatasi masalah hole cleaning danmud window yang tipis, pada trayek 26” dilakukan pemompaan 2200 GPM dengan konsentrasicutting yang dijaga sebesar 10% dan ROP yang mampu dicapai adalah 291 fph. Kemudian padatrayek 17-½” dilakukan pemompaan 1600 GPM dengan konsentrasi cutting yang dijaga sebesar3% dan ROP yang mampu dicapai adalah 170 fph. Lalu pada trayek 14-¾” dilakukan pemompaan1300 GPM dengan konsentrasi cutting yang dijaga sebesar 3% dan ROP yang dapat dicapaisebesar 208 fph. Selanjutnya adalah pada trayek 12-¼” dilakukan pemompaan 1200 GPM dengankonsentrasi cutting yang dijaga sebesar 3% dan ROP yang mampu dicapai sebesar 306 fph. Lalupada trayek 10-7/8” dilakukan pemompaan sebesar 832 GPM dengan konsentrasi cutting yangdijaga sebesar 3% dan ROP yang dapat dicapai sebesar 285 fph. Dan trayek yang tera khiradalah 8-½” dimana dilakukan pemompaan sebesar 768GPM dimana dijaga agar konsentrasicutting sebesar 3% dengan ROP yang mampu dicapai adalah 433 fph. Penentuan lajupemompaan pada masing-masing trayek dilakukan berdasarkan beberapa parameter yangmenjadi acuan laju pemompaan maksimum diantaranya adalah flow regime di annulus, ECD danspesifikasi peralatan bawah permukaan khususnya BHA.