Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS DAMPAK ALTERNATIF PENGGOLONGAN WILAYAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA KEBIJAKAN PENGALOKASIAN ANGGARAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN DAN PERDESAAN Dwi Haryanto; Endrawati Fatimah; Sri Yani Kusumastuti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2015 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.199

Abstract

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) merupakan salah satuprogram penanggulangan kemiskinan di Indonesia yang meliputi PNPM Mandiri Perkotaan danPNPM Mandiri Perdesaan. Untuk memperlancar program tersebut, diperlukan alokasi anggaranyang sesuai dengan lokasi dan kondisi wilayah sampai tingkat desa/kelurahan. Ketidaksesuaianlokasi dan kondisi wilayah berakibat kurang tepatnya sasaran sehingga tujuan dari masing-masingprogram tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan merumuskan kriteriawilayah perkotaan dan perdesaan sebagai pertimbangan mendasar dalam pengalokasiananggaran PNPM Mandiri, serta memberikan alternatif agar pengalokasian anggaran PNPM Mandirilebih sesuai dengan kriteria wilayah perkotaan dan perdesaan. Ruang lingkup penelitian inimencakup seluruh provinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis diskriminan, diketahui bahwavariabel TK, SMP, rumah tangga listrik, pasar, SMU, pertokoan, rumah sakit, dan rumah tanggatelepon merupakan variabel pembentuk kriteria keberadaan/akses fasilitas perkotaan yangmemiliki kontribusi besar terhadap pembentukan wilayah perkotaan. Dengan diperolehnya 8variabel tersebut, maka 3 kriteria pembentuk wilayah perkotaan (jumlah kepadatan penduduk,persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses fasilitas perkotaan) dapat dijadikanpembeda dalam pembentukan wilayah perkotaan dan perdesaan. Perubahan jumlah variabel padakriteria keberadaan/akses fasilitas perkotaan mempengaruhi perubahan wilayah perkotaan diIndonesia. Perubahan wilayah menjadi penting untuk dipertimbangkan agar pengalokasiananggaran PNPM Mandiri lebih tepat sasaran.
KAJIAN KUALITAS LINGKUNGAN BINAAN DI KOTA DEPOK Amanda Ayulindia Syarmalina; Endrawati Fatimah; Anita Sitawati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2158

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kota Depok sebesar 6% tiaptahunnnya.Pertumbuhan penduduk yang pesat akan berpengaruh terhadap mutu kualitaslingkungan dan berimbas kepada menurunnya kualitas hidup manusia di lingkungan terkait.Disamping itu pertumbuhan penduduk yang pesat juga diikuti dengan tingginya intensitaspembangunan di Kota Depok. Berdasarkan fakta tersebut maka diperlukan adanyaperencanaan dalam pengembangan Kota Depok sehingga terwujudnya kota Depok yangberkelanjutan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas lingkunganfisik binaan di Kota Depok sehingga dapat terumuskannya usulan dalam pengembangankualitas lingkungan di Kota Depok. Metode pendekatan yang digunakan adalah deskriptifkuantitatif dengan teknik analisis spasial , scoring dan deskriptif. Hasil dari penelitian inimenunjukan bahwa dari enam variabel yang digunakan sebagai indikator untuk menilaikualitas lingkungan binaan hanya dua variabel yang bernilai relatif baik (pelayananpendidikan dan kesehatan) dan satu variabel bernilai relatif buruk (pelayananpersampahan), ketiga variabel lainnya bernilai beragam (Pelayanan air bersih, pelayananlimbah, dan kondisi permukiman). Oleh karenannya perlu ada upaya dari pemerintah danmasyarakat untuk meningkatkan mutu kualitas lingkungan binaan di Kota Depok.
UPAYA MEMPERTAHANKAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TEGAL Rizal Imana; Endrawati Fatimah; Sugihartoyo Sugihartoyo
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2180

Abstract

Kabupaten Tegal merupakan wilayah yang memiliki potensi besar pada sektor pertanian, dibuktikan 48% luas lahan pertanian ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) dan memiliki tenaga kerja sektor pertanian sebesar 23%. Penetapan kebijakan seperti pengembangan infrastruktur jalan tol Pejagan-Pemalang dan penetapan kabupaten sebagai kawasan perkotaan Bregasmalang, dapat memicu terjadinya konversi lahan pertanian. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam rangka mempertahankan perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Tegal. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perkembangan sektor pertanian yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kebijakan, teknologi pada kegiatan pasca panen dan infrastruktur penunjang. Metodologi yang digunakan adalah metode analisis spasial, skalogram dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Tegal mengalami stagnansi bahkan cenderung menurun yang disebabkan oleh konversi lahan, jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang semakin menurun, belum adanya keterpaduan kebijakan skala nasional-kabupaten, rendahnya teknologi pada kegiatan pasca panen serta kurangnya dukungan infrastruktur pertanian. Oleh sebab itu, upaya untuk mempertahankan perkembangan sektor pertanian antara lain peningkatan SDM dilakukan melalui pelatihan, penyuluhan dan pendidikan formal, penetapan perda baru yang mengatur tentang insentif untuk lahan pertanian pangan berkelanjutan, optimalisasi penanganan pasca panen, penetapan hirarki struktur ruang kawasan pertanian serta kebutuhan infrastruktur penunjangnya.
Identifikasi Perkembangan Perkotaaan Metropolitan Cirebon Raya Rizki Ayu Lestari; Endrawati Fatimah; Lita Sari Barus
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2181

Abstract

Metropolitan Cirebon Raya merupakan metropolitan baru dan pusat pertumbuhan di wilayah timur Jawa Barat, dengan kawasan andalan yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan yang terhubung karena perkembangan kota dan saling berinteraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan metropolitan Cirebon Raya dan tingkat interaksi yang terjadi antara kota Cirebon sebagai kota inti dengan kota hinterlandnya. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan sejumlah kajian dengan menggunakan analisis kuantitatif dan teknik pengumpulan data sekunder dan menggunakan 1) Analisis Matematika Sederhana untuk mengetahui trend perkembangan penduduk 2) Analisis Tipolgi Klaseen untuk mengetahui stuktur ekonomi dan tipologi ekonomi 4) Analisis Spasial untuk mengetahui perubahan lahan terbangun dari wilayah Cirebon Raya dan mengukur perkembangan perdesaan-perkotaan Cirebon Raya tahun 2011-2014. Dari hasil penelitian menunjukan untuk perkembangan wilayah Cirebon Raya, bergerak ke wilayah Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Kuningan dan merangsang tingkat interaksi yang terjadi dari wilayah Kota Cirebon-Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cirebon-Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu-Kota Cirebon. Dari hasil temuan studi, wilayah Cirebon Raya, telah membentuk suatu perkotaan metropolitan karena membentuk hubungan antar wilayah dengan menggambarkan perluasan kotanya (ekstentifikasi) ke wilayah pinggiran.
Potensi Destinasi Wisata Geopark Gunungsewu Segmen Geoarea Wonogiri Muhammad Irham; Endrawati Fatimah; Anindita Ramadhani
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 1, NUMBER 1, MEI 2021
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.572 KB) | DOI: 10.25105/bhuwana.v1i1.9287

Abstract

Geoarea Wonogiri has many tourist objects and a large area, it needs integrated management, therefore it is necessary to study the potential of tourism, so this research aims to analyze the potential of these locations, therefore an analysis of the potential attractiveness in each district is needed. The research method used is Qualitative research after that used the analysis of scoring techniques. Based on the results of this study, Pracimantoro District is the most potential for the Development of Tourist Destinations in Geoarea Wonogiri because it has the advantage of potential analysis based on the 4A aspect (attraction, amenities, accesibitily, ancillary).
MITIGASI RISIKO BANJIR ROB RW 5 UTARA DESA WONOKERTO KULON KABUPATEN PEKALONGAN Faris Gandi Muhammad; Endrawati Fatimah; Herika M. Taki
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 1, NUMBER 2, NOVEMBER 2021
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.41 KB) | DOI: 10.25105/bhuwana.v1i2.12536

Abstract

Tidal flood due to sea level rise often occurs in the Rukun Warga (local community unit) 5 Utara, Wonokerto Kulon located in costal area of Pekalongan Regency. The risk of tidal flooding is influenced by the physical vulnerability of the area. With the purpose to reduce the risk, it is necessary to carry out mitigation efforts by improving the physical conditions. This study aims to provide recommendation for mitigation efforts suitable for the area based on the levels of risk and physical vulnerability. To achieve the aim, the study identifies the level of hazard, the level of physical vulnerability and the level of risk by using Arc GIS spatial analysis and scoring techniques. The results show that around 44.38% of the area is classified as high-level tidal flood’s hazard. The level of hazards is identified based on height, frequency, and type of inundation. The physical vulnerability of this area is classified as in medium to high-level. The level of vulnerability is classified based on measured by the physical conditions which are buildings density, flooded road network, proximity to sea and rivers and land use. Based on the level of hazard and vulnerability, the tidal flood’s risk of the area is classified as in medium to high level. Recommended mitigation efforts to reduce the risk are conducting coastal zoning regulations, coastal preservation, mangrove conservation, development with adaptive spatial structure, coastal resettlement, and pond retention programs.