Moestikaningsih Moestikaningsih
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Primitive Neuro Ectodermal Tumor (PNET) in infant diagnosed by histopathology and immunohistochemistry techniques Artha, G. A.; Moestikaningsih, Moestikaningsih; Herman, S.; Winarti, W.
Medical Journal of Indonesia Vol 16, No 2 (2007): April-June
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.644 KB) | DOI: 10.13181/mji.v16i2.263

Abstract

Primitive Neuro Ectodermal Tumor (PNET) is rare and difficult to diagnose. A case of PNET was diagnosed based on histopathological and immunohistochemical findings. A 4-month-old infant was admitted to the hospital with a tumor on the midline of his chest wall since he was 3 days old. The tumor was fixed on the chest wall and had ill-defined margin, enlarged over time and reached more than 10 cm in diameter when he was brought to a clinician. Two small ulcers were seen on the skin overlying the tumor. It was diagnosed as soft tissue tumor suggestive of a hemangioma. The tumor was 17 x 13 x 5.5 cm in size, white colored and firm to the touch. Microscopic examination revealed malignant small round cells with round to ovoid nuclei, coarse chromatin and scanty cytoplasm. Most cells were arranged in a solid pattern with scattered Homer-Wright rosettes. The mitotic count was 7/10 HPF, and necrosis was minimal (less than 25%). On immunohistochemical examination, the cells showed weak to moderate immunoreactivity to Vimentin and CD99, but showed negative to weak positive reactivity to NSE and Chromogranin. Based on the clinical features, gross findings, histopathologic and immunohistochemical examinations, the case was diagnosed as a malignant small round cell tumor consistent with PNET / ES (Ewing’s Sarcoma). To confirm the diagnosis, cytogenetic examination is suggested. (Med J Indones 2007; 16:108-12) Keywords: PNET, histopathology, immunohistochemistry
Hubungan Positif Ekspresi Cyclooxygenase-2 dengan Micro-vessel Density pada Undifferentiated Carcinoma Nasopharynx di RSUP Sanglah Denpasar Made Dwi Hartayati; I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi; Moestikaningsih Moestikaningsih
Majalah Patologi Indonesia Vol 26 No 1 (2017): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1163.034 KB)

Abstract

Latar belakang Tumor memerlukan pembentukan pembuluh darah baru atau angiogenesis untuk dapat tumbuh dan bermetastasis. Angiogenesis dapat dinilai dengan menghitung microvessel density (MVD). Salah satu cara untuk menentukan microvessel adalah dengan pewarnaan imunohistokimia CD31. Cyclooxygenase-2 (COX-2) adalah faktor potensial penting pada angiogenesis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan ekspresi COX-2 dengan MVD pada undifferentiated carcinoma nasophrynx di RSUP Sanglah Denpasar. Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah sediaan blok parafin penderita undifferentiated carcinoma nasophrynx yang diperiksa secara histo-patologi di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dan Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta sejak 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Agustus 2014. Diagnosis ulang sediaan histopatologi dilakukan dengan pulasan rutin H&E untuk mendapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga tercapai jumlah 31 sampel. Selanjutnya dilakukan pulasan imunohistokimia COX-2 dan CD 31 pada seluruh sampel. Kemudian hasil dianalisis dengan uji Pearson Hasil Ekspresi COX-2 positif ditemukan pada 24 (77,42%) subyek dan dijumpai negatif pada 7 (22,59%). Ditemukan 22 (70,97%) kasus undifferentiated carcinoma nasophrynx dengan MVD tinggi dan 9 (29,03%) dengan MVD rendah. Ditemukan adanya korelasi positif ekspresi COX-2 dengan MVD (r=0,868; p=0,001). Kesimpulan Pada penelitian ini, ditemukan adanya hubungan positif antara ekspresi COX-2 dan MVD pada undifferentiated carcinoma nasophrynx. Kata kunci: cyclooxygenase-2, microvessel density, undifferentiated carcinoma nasophrynx.
Indeks Mitosis dan Indeks Proliferasi Ki-67 Lebih Tinggi pada Karsinoma Sel Basal Tipe Agresif Dibandingkan Tipe Non Agresif Putu Ratna Darmayani; AAAN Susraini; Moestikaningsih Moestikaningsih
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 1 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.015 KB)

Abstract

Latar belakangKarsinoma sel basal (KSB) adalah kanker kulit yang paling sering ditemukan. Umumnya tumbuh lambat, namun ada beberapa subtipe histologik agresif yang sering rekuren dan bermetastasis. Adanya kesulitan dalam penegakan diagnosis KSB secara histopatologik mendorong upaya untuk menemukan faktor-faktor yang berperan dalam agresivitas tumor. Salah satu cara menilai agresivitas tumor adalah dengan menilai laju proliferasi sel dengan menghitung indeks mitosis dan menilai indeks proliferasi Ki-67. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan indeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 lebih tinggi pada KSB tipe agresif, dibandingkan non agresif.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah 46 blok parafin pasien KSB, terdiri dari 23 kasus KSB agresif dan 23 kasus KSB non agresif, yang diperiksa di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dan Laboratorium Patologi Anatomik swasta di Denpasar sejak tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2015. Dilakukan penghitungan indeks mitosis dan penilaian pulasan imunohistokimia Ki-67 dalam bentuk indeks proliferasi dengan skor yaitu: negatif (0-5% sel positif), +1 (6-25%), +2 (26-50%), +3 (>50%). Analisis indeks mitosis menggunakan independent samples t-test sedangkan indeks proliferasi Ki-67 menggunakan chi-square test dengan tingkat kemaknaan α=0,05.HasilIndeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 pada KSB agresif lebih tinggi dibandingkan non agresif dan perbedaan ini bermakna secara statistik (p=0,030 untuk indeks mitosis dan p=0,032 untuk indeks proliferasi Ki-67).KesimpulanIndeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 yang tinggi dapat digunakan untuk menilai agresivitas dari KSB dan ini perlu disertakan pada laporan histopatologi rutin.
Densitas Tumor Budding Adenokarsinoma Kolorektal Tipe Tidak Spesifik pada Pulasan Hematoksilin-Eosin Tidak Berbeda dengan Pulasan Pan-Sitokeratin I Made Naris Pujawan; Moestikaningsih Moestikaningsih; IGA Sri Mahendra Dewi
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 1 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.192 KB)

Abstract

Latar belakangTumor budding telah diketahui merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi prognosis karsinoma kolorektal. Tumor budding adalah sel tunggal atau kelompok kecil (sampai 5) sel tidak berdiferensiasi pada tepi invasi karsinoma. Penilaian tumor budding pada sediaan pulasan hematoksilin eosin (HE) atau pada sediaan dengan imunohistokimia pan-sitokeratin masih kontroversi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan densitas tumor budding adenokarsinoma kolorektal tipe tidak spesifik pada pulasan H-E dibandingkan dengan pulasan pan-sitokeratin.MetodePenelitian ini menggunakan rancangan studi cross-sectional analitik yang dilakukan pada 43 kasus adenokarsinoma kolorektal tipe tidak spesifik. Densitas tumor budding dihitung pada pulasan H-E dan pulasan pan-sitokeratin menggunakan metode 10 lapang pandang besar dengan pembesaran 400x (luas area 0,65 mm2) kemudian diklasifikasikan menjadi high grade apabila ditemukan >100 tumor budding per 10 lapang pandang besar dan low grade apabila ditemukan ≤100 tumor budding per 10 lapang pandang besar. Uji x2 (uji McNemar) digunakan untuk menilai perbedaan proporsi antara densitas tumor budding pada pulasan HE dengan pulasan pan-sitokeratin.HasilEvaluasi densitas tumor budding pada pulasan HE menunjukkan 20 kasus high grade dan 23 kasus low grade. Evaluasi densitas tumor budding pada pulasan pan-sitokeratin menunjukkan 21 kasus high grade dan 22 kasus low grade. Analisis uji x2 (uji McNemar) menunjukkan evaluasi kategori grade tumor budding adenokarsinoma kolorektal tipe tidak spesifik pada pulasan HE tidak berbeda dengan pulasan pan-sitokeratin (p=1,000).KesimpulanPenentuan densitas tumor budding pada kasus adenokarsinoma kolorektal tipe tidak spesifik pulasan HE tidak berbeda dengan pulasan pan-sitokeratin.
Hubungan Positif Derajat Diferensiasi dengan Ekspresi p53 pada Karsinoma Payudara Invasif Tipe Tidak Spesifik diah widityasari; moestikaningsih Moestikaningsih; AAA Ngurah Susraini
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 3 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.382 KB)

Abstract

Latar belakangDerajat diferensiasi dan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik merupakan faktor prognosis, namun hubungan antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 masih kontroversi. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan positif antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik dan untuk mengetahui komponen parameter derajat diferensiasi yang dominan dalam menentukan ekspresi p53.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah sediaan blok parafin karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik derajat diferensiasi I, II dan III di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dari tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2014 dan dilakukan pulasan imunohistokimia dengan antibody pimer anti p53. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Spearman dan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan (α) pada p <0,05.HasilSampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 47 sampel yang terdiri atas 11 derajat diferensiasi I, 18 derajat diferensiasi II dan 18 derajat diferensiasi III. Dari 16 kasus ekspresi p53 yang positif didapatkan terbanyak pada derajat diferensiasi III. Berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan hubungan yang bermakna antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik (r=0,387; p=0,007; p<0,05). Didapatkan pleomorfi inti dan hitung mitosis sebagai faktor yang dominan dalam menentukan ekspresi p53. Pada pleomorfi inti dan hitung mitosis didapatkan hasil yang bermakna, masing-masing dengan (p=0,049 dan p=0,045) sedangkan untuk faktor pembentukan tubul didapatkan hasil yang tidak bermakna (p=0,842). Dengan uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 (p=0,007). Kemudian dilakukan uji regresi logistik didapatkan pleomorfi inti dan hitung mitosis merupakan komponen parameter yang dominan dengan masing-masing nilai p=0,049 dan p=0,045.KesimpulanHasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi p53 yang kuat secara statistik berhubungan dengan derajat diferensiasi yang tinggi, dan komponen parameter derajat diferensiasi yang dominan adalah pleomorfi inti dan hitung mitosis. Berdasarkan hal ini, maka p53 dapat digunakan sebagai petanda biologik untuk menentukan keputusan klinis yang berhubungan dengan prognosis.