Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MINAT ANGGOTA KELOMPOKTANI TERHADAP PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) PADA KOMODITAS CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT Muhamad Fahrul Zaini; Ait Maryani; Achmad Musyadar
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 6, No 1 (2021): Volume 6 Nomor 1
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v6i1.28890

Abstract

AbstrakPeraturan Menteri Pertanian Nomor 48 Tahun 2009 mengamanatkan pelaksanaan pedoman budidaya buah dan sayur yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP) pada tingkat petani sebagai upaya perwujudan pertanian berkelanjutan dan peningkatan produktivitas hasil. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mendeskripsikan karakteristik responden, (2) mengetahui tingkat dukungan faktor eksternal dan minat responden dan (3)mengetahui faktor eksternal yang berpengaruh terhadap minat anggota kelompoktani pada penerapan GAP cabai merah. Unit analisis adalah individu, anggota kelompoktani responden penelitian. Populasi dalam penelitian adalah  semua petani yang berada di Desa Rancabango, Sirnajaya dan Panjiwangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Diambil sampel petani sebanyak 50 orang responden dengan menggunakan rumus slovin. Pengambilan sampel petani menggunakan teknik cluster random sampling method. Metode pengambilan data menggunakan metode wawancara terstruktur, pengisian kuesioner dan studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini mencangkup (1) analisis deskriptif, distribusi frekuensi; (2) analisis inferensial regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan; (1) mayoritas responden berusia produktif, tingkat pendidikan rendah, cukup berpengalaman dan memiliki luas lahan sempit (2) indikator faktor eksternal dan indikator minat petani memiliki indeks rata-rata pada kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi; (3) Analisis regresi linear berganda menunjukan indikator faktor eksternal berpengaruh nyata secara simultan dan parsial terhadap minat anggota kelompoktani dalam penerapan GAP cabai merah, dengan arah pengaruh positif.Kata Kunci: faktor eksternal, minat petani, GAPAbstractMinister of Agriculture Regulation No. 48/2009 mandates the implementation of Good Agricultural Practices (GAP) guidelines at the farm level as an effort to achieve sustainable agriculture and increase yield productivity. This research aims to; (1)describe the characteristics of respondents, (2 find out the level of support of external factors and the interests of respondents and (3) find out the external factors that affect the interest of group members in the application of the red chili GAP. The unit of analysis is the individual, group members of the respondents of the study. The population in this study were all farmers in the villages of Rancabango, Sirnajaya and Panjiwangi, District of Tarogong Kaler, Garut Regency. Samples of farmers were taken as many as 50 respondents using the Slovin formula. Farmer sampling using cluster random sampling method. The data collection method uses structured interview methods, questionnaires and literature study. Analysis of the data in this study includes (1) descriptive analysis, frequency distribution; (2) inferential analysis of multiple linear regression. The results showed (1) The majority of respondents were of productive age, low level of education, experienced enough and had narrow land (2) indicators of external factors and indicators of farmer interest had an average index in the medium, high and very high categories; (3) Multiple linear regression analysis shows the external factors indicators have a significant and simultaneous effect on the interest of farmer group members in the application of red chili GAP, with the direction of positive influenceKey Word : external factors, farmer interest, GAP
TINGKAT KEBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENERAPAN GOOD HANDLING PRACTICES (GHP) KOMODITAS PADI SAWAH DI KECAMATAN LELEA KABUPATEN INDRAMAYU Muhammad Afdhal Sadri; Achmad Musyadar; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.287 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.84

Abstract

Komoditas padi menjadi penting karena produk yang dihasilkan sebagai bahan kebutuhan makanan pokok setiap hari dalam menunjang kebutuhan akan pemenuhan kalori dari beras yang dihasilkan. Padi menjadi bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Penilitian ini mengkaji mengenai tingkat keberdayaan kelompoktani dalam penerapan Good Handling Practices (GHP) komoditas padi sawah di Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, dengan menggunakan 61 responden yang tergabung dalam kelompoktani aktif dengana basis usahataninya adalah komoditas padi sawah dengan menggunakan teknik pengambilan nonprobability sampling yaitu Purposive sampling. Data pengkajian terdiri atas data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, korelasi Rank spearman dan Kendall’S W. Teknik Pengumpulan data dalam pengkajian ini terdiri dari observasi, penyebaran dan pengisian kuesioner dengan bentuk skala likert dan wawancara. Terkait dengan hal ini, dilaksanakan pengkajian dengan tujuan mendeskripsikan tingkat keberdayaan kelompoktani dalam penerapan GHP komoditas padi sawah, menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keberdayaan kelompoktani dan merumuskan strategi pemberdayaan kelompoktani dalam penerapan GHP komoditas padi sawah. Dari hasil pengkajian diperoleh bahwa tingkat keberdayaan kelompoktani dalam penerapan GHP komoditas padi sawah masuk dalam kategori tinggi dengan persentase 82%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keberdayaan kelompoktani terdiri dari luas lahan garapan, intensitas penyuluhan dan ketersediaan sarana prasarana pertanian. Strategi peningkatan keberdayaan kelompoktani dalam penerapan GHP komoditas padi sawah disajikan dalam bentuk model dan rancangan kegiatan penyuluhan. Rancangan kegiatan penyuluhan terdiri dari penentuan materi penyuluhan dengan nilai mean rank terendah yang mejadi fokus dalam penyampaian materi penyuluhan yaitu mesin pengering gabah Flat Bed Dryer dan penggilingan gabah, pemilihan media dan metode penyuluhan yang digunakan dengan penyesuaian kondisi dilapangan.
TINGKAT ADOPSI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER 2:1 DI KECAMATAN LELEA KABUPATEN INDRAMAYU Yudha Permana; Achmad Musyadar; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.607 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.126

Abstract

Teknologi sistem tanam padi jajar legowo super sendiri merupakan teknologi yang belum cukup lama diperkenalkan oleh penyuluh kepada petani. Pada tahun 2016 teknologi sistem tanam jajar legowo super sudah mulai dikenalkan di Kabupaten Indramayu (BPTP Jawa Barat, 2016). Akan tetapi hingga saat ini penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo super masih cukup rendah dengan tingkat penerapan yang sesuai dengan anjuran sebanyak 35% (Programa Kecamatan Lelea, 2017). Hal ini juga disebabkan oleh pemahaman dan penguasaan penerapan paket teknologi yang kurang dapat dipahami oleh petani secara utuh sehingga penerapan teknologinya rendah. Berdasarkan hasil penelitian dari delapan indikator peubah pada tabel yang memberikan pengaruh signifikan hanya empat indikator saja. Dimana indikator yang memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat adopsi petani dalam penerapan teknologi jajar legowo super 2:1 di antaranya adalah (1) sarana dan prasarana, (2) kelompoktani, (3) kegiatan penyuluhan, (4) akses informasi dan teknologi. Sedangkan indikator peubah yang tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat adopsi petani dalam penerapan teknologi jajar legowo super 2:1 di antaranya (1) umur, (2) pendidikan formal, (3) lama berusahatani dan (4) luas lahan usahatani. Selain itu prioritas penyuluhan diutamakan pada aspek: (1) Penggunaan Jajar Legowo, (2) Penggunaan Bibit Umur Muda, (3) Penerapan Jarak Tanam. Ketiga aspek tersebut yang palig besar menentukan tingkat adopsi petani terhadap pengggunaan teknologi jajar legowo.
PEMBERDAYAAN ANGGOTA KELOMPOKTANI MELALUI PEMANFAATAN JERAMI PADI PADA BUDIDAYA TANAMAN BUNGA KOL DI KECAMATAN TAROGONG KALER Ainur Riza; Ait Maryani; Achmad Musyadar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 4: September 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.758 KB)

Abstract

Empowerment of farmer group members is an effort to improve the behavior of farmers in implementing technological innovations with the aim of increasing the level of welfare of agricultural actors. the spread of the Covid-19 virus inhibits farming activities because of the difficulty of extension agents accessing routine meetings and counseling to members of farmer groups, as well as the research activities carried out with limited data collection as information material. This study aims to descriptively analyze the level of empowerment of farmer group members through the utilization of rice straw in the cultivation of cauliflower plants, analyze the factors that influence the level of empowerment of farmer group members and formulate strategies to increase the empowerment of farmer group members through the utilization of rice straw in cabbage flower cultivation. This research was conducted from March to July 2020 in Mekarwangi Village and Jati Village, Tarogong Kaler District, Garut Regency. The population in this study were 127 people who were members of 4 groups of farmers from two villages. Sampling was done using Purposive Sampling. The number of initial samples obtained 56 people from the calculation using the Slovin formula with an error rate of 10%, from the field observations obtained a sample of 40 people then the sample was reduced to 40 people. Data were processed using descriptive analysis, multiple linear regression analysis and kendal's tau-b analysis. The results of the analysis at the level of empowerment of farmer group members are quite high with low skills. Empowerment of farmer group members is influenced by the role of extension workers and the role of farmer groups. Strategies in increasing the empowerment of farmer group members can be done through improving the skills of farmers by counseling and training, fostering farmer groups and increasing the role of extension workers.
YOUTH FARMERS PREFERENCE TOWARDS URBAN FARMING IN TAROGONG KIDUL SUB-DISTRIC GARUT REGENCY: PREFERENSI PEMUDA TANI TERHADAP PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) DI KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT Dea Widyaningsih; Ait Maryani; Achmad Musyadar
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 17 No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51852/jpp.v17i2.417

Abstract

Tarogong Kidul District is included in the Regency Strategic Area (KSK) as an urban area. The preference of youth farmers to urban farming is very important in the implementation of urban farming activities in the District of Tarogong Kidul, Garut Regency. This study aims to analyze the level of youth farmers preferences, the factors that influence youth farmers preferences, and formulate strategies to increase youth farmers preferences towards urban farming. This study was carried out in Sukakarya Village, Sukagalih Village, and Jayaraga Village, Tarogong Kidul District, Garut Regency. The research sample consisted of 40 youth farmers aged between 15 - 35 years who were part of the farmer youth group, agricultural families, and farm laborers. The sampling technique uses purposive sampling and Slovin. Primary data collection using a questionnaire instrument. Data were processed using descriptive analysis techniques, multiple linear regression analysis, and Kendall's W concordance analysis. The results of the study showed that the preferences of young farmers reached 65% to choose / preference/like towards urban farming. Factors that influence the preferences of youth farmers to urban farming are the type of location and market orientation of urban farming. The strategy to increase the preference of youth farmers to urban agriculture can be done by introducing location-specific urban farming technology and utilizing idle land into productive land using targeted methods through extension activities.