Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Perbandingan Hasil dan Laju Tangkapan Alat Penangkap Ikan di TPI Pangandaran Dewanti, Lantun Paradhita; Apriliani, Izza Mahdiana; Faizal, Ibnu; Herawati, Heti; Zidni, Irfan
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

TPI Pangandaran merupakan basis pendaratan ikan terbesar di Kabupaten Pangandaran. Beberapa jenis alat tangkap seperti jaring insang, trammel net, jaring dogol, pancing rawai, pukat pantai dan bagan dioperasikan di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jenis hasil tangkapan dan laju tangkap keenam alat tangkap. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret-Juli 2017 di TPI Pangandaran. Data dikumpulkan melalui survey dan wawancara yang meliputi data jumlah dan jenis hasil tangkapan, proporsi hasil tangkapan utama dan sampingan serta waktu trip penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan hasil tangkapan utama jaring insang adalah layur dan bawal putih dengan proporsi 55,07%, trammel net yaitu udang jerbung dan udang dogol dengan proporsi 42,46%, jaring dogol yaitu udang dogol dan udang krosok dengan proporsi 68%, pancing rawai yaitu kakap putih dan tongkol dengan proporsi 25,50%, pukat pantai yaitu ikan layur dan teri dengan proporsi 30,7%, dan bagan yaitu udang rebon dan ikan teri dengan proporsi 83,78%. Hasil analisis laju tangkap menunjukkan bahwa jaring insang memiliki nilai laju tangkap 5,56 kg/jam, trammel net 9,68 kg/jam, jaring dogol 40,08 kg/jam, pancing rawai 2,73 kg/jam, pukat pantai 8,01 kg/jam dan bagan 8,18 kg/jam.
Perbandingan Hasil dan Laju Tangkapan Alat Penangkap Ikan di TPI Pangandaran Dewanti, Lantun Paradhita; Apriliani, Izza Mahdiana; Faizal, Ibnu; Herawati, Heti; Zidni, Irfan
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.17998

Abstract

TPI Pangandaran merupakan basis pendaratan ikan terbesar di Kabupaten Pangandaran. Beberapa jenis alat tangkap seperti jaring insang, trammel net, jaring dogol, pancing rawai, pukat pantai dan bagan dioperasikan di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jenis hasil tangkapan dan laju tangkap keenam alat tangkap. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret-Juli 2017 di TPI Pangandaran. Data dikumpulkan melalui survey dan wawancara yang meliputi data jumlah dan jenis hasil tangkapan, proporsi hasil tangkapan utama dan sampingan serta waktu trip penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan hasil tangkapan utama jaring insang adalah layur dan bawal putih dengan proporsi 55,07%, trammel net yaitu udang jerbung dan udang dogol dengan proporsi 42,46%, jaring dogol yaitu udang dogol dan udang krosok dengan proporsi 68%, pancing rawai yaitu kakap putih dan tongkol dengan proporsi 25,50%, pukat pantai yaitu ikan layur dan teri dengan proporsi 30,7%, dan bagan yaitu udang rebon dan ikan teri dengan proporsi 83,78%. Hasil analisis laju tangkap menunjukkan bahwa jaring insang memiliki nilai laju tangkap 5,56 kg/jam, trammel net 9,68 kg/jam, jaring dogol 40,08 kg/jam, pancing rawai 2,73 kg/jam, pukat pantai 8,01 kg/jam dan bagan 8,18 kg/jam.
TEKNOLOGI DAN PENDAMPINGAN MONITORING PERAIRAN UNTUK BUDIDAYA DI DESA BABAKAN, KABUPATEN PANGANDARAAN Noir P. Purba; Ibnu Faizal; Dini Setiwati; Putri G. Mulyani
Dharmakarya Vol 9, No 1 (2020): Maret, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i1.21354

Abstract

Kegiatan pendampingan monitoring perairan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait penyebab kematian ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) di desa Babakan, Kabupaten Pangandaraan. Permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya adalah kematian ikan yang sering sekali terjadi. Untuk itu, metode yang dipakai adalah dengan integrasi hasil penelitian, pengamatan lapangan dan pendampingan. Metode pelaksanaan adalah dengan melakukan pengamatan langsung dan pengukuran langsung parameter air seperti kecerahan, DO, suhu, arus, dan salinitas perairan. Selanjutnya interpretasi dilakukan dengan melihat komoditas ikan yang ada sehingga dapat dijelaskan penyebab kematian ikan. Pendampingan ini dilakukan kepada kelompok Karang Taruna pengelola KJA dan mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata). Hasil kualitas air menunjukkan bahwa parameter air di KJA tidak lagi mendukung untuk budidaya dikarenakan arus yang lambat, kecerahan yang rendah, suhu yang tinggi. Hasil kegiatan adalah bahwa kelompok budidaya dan mahasiswa mengetahui bagaimana monitoring perairan dan penyebab kematian ikan serta mendapatkan informasi tentang salah satu kegunaan RHEA sebagai alat ukur untuk monitoring kondisi perairan. Dalam hal ini RHEA dapat digunakan untuk monitor perairan.
THE MODEL OF MACRO DEBRIS TRANSPORT BEFORE RECLAMATION AND IN EXISTING CONDITION IN JAKARTA BAY Haifa H. Jasmin; Noir P. Purba; Syawaludin A. Harahap; Widodo S. Pranowo; Mega L. Syamsudin; Ibnu Faizala
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1201.101 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v11i1.24777

Abstract

Jakarta Bay as one of an area with the densest population in Indonesia became one of the highest contamination level waters in the world includes pollution of debris. Reclamation activities in Jakarta Bay will change the water conditions, and will also affect the distribution of debris at sea. Therefore, this study conducted is to determine the movement of the marine macro debris before and on the condition of the existing reclamation island in the Bay of Jakarta. The method used is simulated by the hydrodynamic model and particle trajectory models using MIKE software. Data needed for the hydrodynamic model, namely wind, tides, bathymetry, and shoreline, while for the trajectory of the particles using a data type of debris, marine macro debris weight, and debris flux. The analysis was performed for hydrodynamic model simulation results and comparison of particle trajectory models. Hydrodynamics simulations indicate if a reclamation island formation does not change significantly in the offshore area, but a simple change in the surface current pattern of the reclamation area, it also causes a decrease in the flow velocity of ± 0.002 to 0.02 m/s at some point. Macro debris particle trajectory simulation shows if after reclamation, macro debris tends to accumulate in the eastern Jakarta Bay in the rainy season (January), as well as in the western and eastern regions during the dry season (July).
Identifikasi Kondisi Kesehatan Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu Ankiq Taofiqurohman; Ibnu Faizal; Kholid Agil Rizkia
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i1.32169

Abstract

Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau di perairan utara Jakarta yang memiliki daya tarik wisata terutama untuk snorkeling dan diving dengan adanya terumbu karang, salah satunya adalah Pulau Sepa. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan mengalami degradasi oleh berbagai faktor. Kegiatan snorkeling menjadi salah satu  ancaman yang terjadi pada terumbu karang, oleh karena itu diperlukan pengukuran mengenai kondisi kesehatan ekosistem terumbu karang, khususnya Pulau Sepa kepulauan Seribu, sebagai bentuk integrasi konservasi ekosistem dan pengelolaan wisata. Riset ini dilakukan di Pulau Sepa, Taman Nasional Kepulauan Seribu pada Bulan Maret-Agustus 2020. Wilayah yang diamati merupakan spot snorkeling pada kedalaman 1-5 m pada 10 stasiun penelitian  , dengan mengklasifikasikan warna kesehatan dan juga tipe karang menggunakan klasifikasi dari Coral Watch.  Skor warna kesehatan terumbu karang pada zona snorkeling Pulau Sepa, didominasi dengan kondisi kurang sehat pada skor warna 4, dengan dominasi tipe karang branching dan boulder dan sedikit tipe pertumbuhan plate dan soft. Kriteria kesehatan terumbu karang mayoritas berada pada kurang sehat, sedikit sehat dan tidak ditemukan yang tidak sehat. Rincian kriteria kesehatan terumbu karang kurang sehat di temui pada stasiun 1-10 dengan masing masing persentase 92%, 72%, 100%, 94%, 78%, 94%, 100%, 100%, 67%, dan 89%, untuk rincian kriteria kesehatan terumbu karang sehat pada stasiun 1-10 dengan masing-masing persentase 8%, 28%, 0%, 6%, 22%, 6%, 0%, 0%, 33%, 11%. Faktor lingkungan seperti kecerahan yang dipengaruhi oleh sedimentasi serta tekanan antropogenik dari aktivitas manusia mempengaruhi kondisi tutupan karang di pulau ini. The Thousand Islands are a group of islands in the northern waters of Jakarta which have tourist attractions, especially for snorkeling and diving with the presence of coral reefs, one of which is Sepa Island. Coral reef ecosystem is an ecosystem that is prone to degradation by various factors. Snorkeling activities are one of the threats that occur on coral reefs, therefore it is necessary to measure the health condition of coral reef ecosystems, especially Sepa Island, the Thousand Islands, as a form of integration of ecosystem conservation and tourism management. This research was conducted on Sepa Island, Thousand Islands National Park on March - August 2020. The area observed is a snorkeling spot at a depth of 1-5 m at 10 research stations, by classifying the color of health and also the type of coral using the classification from Coral Watch. The coral reef health color score in the Sepa Island snorkeling zone, was dominated by unhealthy conditions at a color score of 4, with a dominance of branching and boulder coral types and few plate and soft growth types. The majority of coral reef health criteria are unhealthy, slightly healthy and not found unhealthy. Details of the health criteria for unhealthy coral reefs were found at stations 1-10 with each percentage of 92%, 72%, 100%, 94%, 78%, 94%, 100%, 100%, 67%, and 89%, respectively. details of health criteria for healthy coral reefs at stations 1-10 with each percentage of 8%, 28%, 0%, 6%, 22%, 6%, 0%, 0%, 33%, 11%. Environmental factors such as clarity which influenced by sedimentation and anthropogenic factors from human activities affect the condition of coral cover on this island.
Kondisi Tutupan Terumbu Karang di Pulau Panjang Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Yusuf Arief Nurrahman; Ibnu Faizal
Akuatika Indonesia Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v5i1.26964

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi komunitas terumbu karang di Pulau Panjang, Kepulauan Seribu. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan November 2016 dan data sekunder didapat dari penelitian lain di lokasi yang sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Transek Foto Bawah Air atau Underwater Photo Transect (UPT). Data lapangan berupa foto kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat CPCe atau Coral Point Count with excel extension untuk mengetahui kondisi terumbu karang di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi komunitas terumbu karang di lokasi penelitian termasuk dalam kondisi cukup baik namun kategori kerusakannya adalah rusak sedang.
Perbandingan Hasil dan Laju Tangkapan Alat Penangkap Ikan di TPI Pangandaran Lantun Paradhita Dewanti; Izza Mahdiana Apriliani; Ibnu Faizal; Heti Herawati; Irfan Zidni
Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.473 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.23380

Abstract

TPI Pangandaran merupakan basis pendaratan ikan terbesar di Kabupaten Pangandaran. Beberapa jenis alat tangkap seperti jaring insang, trammel net, jaring dogol, pancing rawai, pukat pantai dan bagan dioperasikan di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jenis hasil tangkapan dan laju tangkap keenam alat tangkap. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret-Juli 2017 di TPI Pangandaran. Data dikumpulkan melalui survey dan wawancara yang meliputi data jumlah dan jenis hasil tangkapan, proporsi hasil tangkapan utama dan sampingan serta waktu trip penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan hasil tangkapan utama jaring insang adalah layur dan bawal putih dengan proporsi 55,07%, trammel net yaitu udang jerbung dan udang dogol dengan proporsi 42,46%, jaring dogol yaitu udang dogol dan udang krosok dengan proporsi 68%, pancing rawai yaitu kakap putih dan tongkol dengan proporsi 25,50%, pukat pantai yaitu ikan layur dan teri dengan proporsi 30,7%, dan bagan yaitu udang rebon dan ikan teri dengan proporsi 83,78%. Hasil analisis laju tangkap menunjukkan bahwa jaring insang memiliki nilai laju tangkap 5,56 kg/jam, trammel net 9,68 kg/jam, jaring dogol 40,08 kg/jam, pancing rawai 2,73 kg/jam, pukat pantai 8,01 kg/jam dan bagan 8,18 kg/jam. 
Kandungan Timbal dan Kadmium pada Air dan Sedimen di Perairan Pulau Untung Jawa, Jakarta Cut Aja Gita Alisa; Muchammad Septyo Albirqi P; Ibnu Faizal
Akuatika Indonesia Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v5i1.26523

Abstract

Pulau Untung Jawa merupakan salah satu pulau pemukiman dan pulau destinasi wisata di Kepulauan Seribu, Jakarta. Adanya aktivitas lalu lintas kapal, perbaikan kapal, dan proyek reklamasi pantai yang ada di Pulau Untung Jawa berpotensi mencemarkan air dan tanah disekitarnya sehingga menurunkan kualitas lingkungan di Pulau Untung Jawa. Penelitian mengenai kandungan logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) yang ada di air dan sedimen yang ada di Pulau Untung Jawa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan logam berat tersebut. Cemaran logam berat ini bisa mengontaminasi biota yang ada diperairan Untung Jawa dan akan berdampak berbahaya bagi manusia melalui biota melalui rantai makanan. Pengambilan sampel dilakukan pada November 2019 di 4 (empat) stasiun yang merepresentasikan karakteristik pulau yaitu pulau wisata dan reklamasi pantai. Sampel dianalisis kandungan logam berat Pb dan Cd dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Hasil analisa kandungan Pb pada air berkisar 0,5122 – 0,6003 mg/L dan kandungan Cd pada air berkisar 0,0674 – 0,792 mg/L yang tergolong sudah melebihi baku mutu menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Hasil Pb pada sedimen berkisar antara 14,1176 – 24,1952 sehingga sudah melampaui batas aman dan kandungan Cd berkisar antara 1,968 – 2,760 mg/l mg/L melebihi baku mutu maksimal yang ditetapkan oleh ANZECC/ARMCANZ. Sumber cemaran logam berat Pb dan Cd di Pulau Untung Jawa ini bersumber dari kegiatan proyek reklamasi pantai yang berada di timur Pulau.
A BASELINE STUDY ON MACROZOOBENTHOS ASSEMBLAGES IN PASIR ISLAND Fiddy Semba Prasetiya; Yusuf Arief Nurrahman; Sheila Zalessa; Sri Astuty; Indah Riyantini; Ibnu Faizal
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 2 (2020): JFMR VOL 4. NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.7

Abstract

Biodiversity of macrozoobenthos in Pasir Island, Brebes, is under-explored. On the other hand, the baseline information regarding macrozoobenthos is essentially required for better future environmental management. This research aims to analyze macrozoobenthos community structure in the Pasir Island that has not been documented. Surveys were carried out in the rainy season. In this study, a total of 10 sampling locations were classified into two different groups that represent “control” and “disturbed” station. The main structural parameters of the macrozoobenthos identified at each station were specific richness (S), abundance (number of individuals m-2, N) and the Pielou’s index (J). Additionally, the pairwise comparison between groups was conducted by using analysis of similarity (ANOSIM) and the similarity percentage (SIMPER) to obtain the description of community structure. A total of 1054 specimens were counted from the “control” and “disturbed” stations. These specimens belonged to five animal classes, namely, Bivalvia, Gastropoda, Malacostraca, Cephalopoda and Echinoidea. ANOSIM and SIMPER analysis demonstrated that a significant difference was found between “control“ and  “disturbed“ stations with the percentage of dissimilarity value of 88.82%. In addition, environmental variables such pH, salinity and type of substrates contributed significantly to this difference. This result provides insight regarding macrozoobenthos diversity and ecological information that may contribute to further conservation management in the Pasir Island, Indonesia.
A Survey of Macrozoobenthos Assemblages in a Tropical Mangrove Estuary in Brebes, Java Island Sheila Zallesa; Indah Riyantini; Sri Astuty; Yusuf Arief Nurrahman; Ibnu Faizal; Sulastri Arsad; Marine K Martasuganda; Fiddy Semba Prasetiya
Journal Omni-Akuatika Vol 16, No 1 (2020): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2020.16.1.754

Abstract

The mangrove forest in Brebes is one of the mangrove areas that were degraded due to abrasion and excessive logging in the North Coast of Java Island, Indonesia. This research aimed to analyze macrozoobenthos community structure in the mangrove forest that has not been documented. Surveys were carried out in the rainy season. In this study, a total of 10 sampling locations were divided into two different groups that represent “control” (station) and “disturbed” sites. The main structural parameters of the macrozoobenthos identified at each station were specific richness S (number of species), abundance N (number of individuals.m-2), the Shannon-Wiener index N1. A total of 346 specimens were counted from the two different stations (“control” and “disturbed”). These specimens were belonged to five animal classes, namely, Bivalvia, Gastropod, Malacostraca, Polychaeta, Cephalopoda. Pairwise comparison of the site groups with one-way analysis of similarity (ANOSIM) was not significant for between “control” and “disturbed” groups (p=0.062), where the average dissimilarity between the two stations was 88.42%. This result provides macrozoobenthos diversity and ecological information that may contribute to further conservation management in the mangrove forest in Brebes, Indonesia.