Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Potensi Gizi Tempe Berbahan Dasar Jagung Oke Anandika Lestari; Eva Mayasari
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 2, No 2/Nov (2016): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.292 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v2i2/Nov.1202

Abstract

Tempe merupakan produk fermentasi kedelai berasal dari Indonesia yang kaya nutrisi.Kacang kedelai umumnya diperoleh dari luar negeri sehingga harga kedelai menjadi mahal. Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan kacang kedelai sebagai bahan baku tempe adalah melakukan diversifikasi tempe dari bahan baku lokal yaitu jagung. Salah satu kelebihan jagung yang dapat ditonjolkan adalah kandungan karotenoid. Penelitian ini akan melakukan pengukuran perubahan kandungan gizi tempe yang berbahan dasar jagung kering.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan jagung menjadi tempe menurunkan kandungan gizi jagung, akan tetapi tempe jagung memiliki kandungan karotenoid 1,65mg/g dan total kalori 136 kkal/100g. Pengembangan jagung menjadi bahan dasar tempe memiliki potensi dikembangkan sebagai bahan baku substitusi kedelai.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI SARI BUAH TAPUS (CURCULIGO LATIFOLIA DRYAND) DENGAN METODE EKSTRAKSI OSMOSIS Dwi Gusmalawati; Eva Mayasari
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 3, No 2 (2017): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.459 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v3i2.1883

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk menentukan perlakuan terbaik dari kombinasi proporsi buah : sukrosa dan lama ekstraksi osmosis pada sari buah tapus (Curculigo Latifolia Dryand)  terhadap parameter fisikokimiawi.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu faktor 1 adalah proporsi buah:sukrosa sebesar 1:0.5,  1:1,  1:1,5 dan  faktor 2 adalah lama ekstraksi osmosis yaitu 12, 24, 35 jam. Parameter pengamatan yang digunakan adalah pH, total padatan terlarut, vitamin C, dan total gula. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi penambahan buah dan semakin lama ekstraksi osmosis maka terjadi peningkatan terhadap parameter derajat keasaman (pH), peningkatan terlarut, dan total gula. Namun, terjadi penurunan terhadap parameter total vitamin C.
KARAKTERISTIK SENSORI EKSTRAK DAUN SAN-SAKNG (ALBERTISIA PAPUANA BECC.) DENGAN PENAMBAHAN NaCl DIBERBAGAI KONSENTRASI PADA PANELIS SEMI TERLATIH Eva Mayasari; Oke Anandika Lestari; Satrijo Saloko; Maria Ulfa
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 3, No 1/ Mei (2017): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.133 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v3i1/ Mei.1389

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan proporsi terbaik penambahan NaCl pada ekstrak daun san-sakng(Albertisia papuana Becc.) yang dapat menghasilkan akseptibilitas tertinggi oleh panelis semi terlatih. Objek penelitian iniadalah ekstrak daun san-sakng dengan penambahan NaCl sebesar 0,2 %, 0,4%, 0,6%, dan 0,8%. Metode pengumpulan datayang digunakan adalah pengamatan karakteristik ekstrak daun san-sakng meliputi perhitungan rendemen, total padatanterlarut, analisa asam amino glutamat bebas, dan  uji sensoris dengan beberapa tahapan yaitu seleksi paneli s, uji stimulus rasadasar, pelatihan panelis, dan uji kesukaan atribut  rasa. Hasil pengamatan pada ekstrak daun san-sakng adalah rendemensebesar 3,6 %,  total padatan terlarut sebesar 4,8 °Brix, dan kadar asam amino glutamat bebas sebesar 21,43 mg/gr. Hasil ujikesukaan atribut rasa pada panelis semi terlatih menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun san-sakng dengan penambahan0,6% NaCl sebesar 4,8 (suka), dimana berdasarkan uji Duncan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap perlakuan yangditambahkan NaCl dengan konsentrasi 0,2%, 0,4%,0,8%.
Wuluh Star Fruit (Averrhoa bilimbi Linn) and Pineapple (Ananas comosus L.) Formulations on the Quality of Fruit Syrup Eva Mayasari; Agustia Agustia; Tri Rahayuni
International Journal of Advance Tropical Food Vol 2, No 1 (2020): May
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/ijatf.v2i1.6158

Abstract

Syrup is an alternative processed food derived from fruits. Fruit syrup is produced from starfruit and pineapple juice formulations. This study aims to get the best quality of fruit syrup from starfruit juice extracts and pineapple. The study design used a Randomized Block Design with one treatment factor consisting of the ratio of starfruit and pineapple juice that is 3: 1; 2: 1; 1: 1; 1: 2; 1: 3 of a total of 300 mL of juice. The results showed that the more pineapple ratio added to the manufacture of fruit syrup, it can increase the pH value, vitamin C, total dissolved solids, viscosity, total sugar and sensory appearance
EFEKTIVITAS DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Del) DALAM MEREDUKSI KANDUNGAN FORMALIN DAN KUALITAS FILLET IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Eva Mayasari; Kartini Kartini; Maherawati Maherawati; Suko Priyono
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 23 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.441 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2022.023.01.1

Abstract

          Formalin sebagai bahan pengawet pada ikan umum digunakan untuk memperpanjang masa simpan, namun penggunaan formalin berdampak buruk bagi kesehatan. Daun Afrika memiliki senyawa saponin yang mampu mereduksi kadar formalin. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas perendaman ekstrak daun Afrika (Vernonia amygdalina Del) untuk mereduksi kandungan formalin pada fillet ikan Nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi ekstrak daun Afrika (0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%), dengan 3 kali ulangan. Identifikasi saponin pada ekstrak daun Afrika dianalisis secara kualitatif menggunakan metode Forth. Fillet ikan Nila direndam selam 30 menit ke dalam ekstrak daun Afrika pada masing-masing konsentrasi. Penurunan kadar residu formalin diuji secara kuantitatif menggunakan metode pereaksi Schiff. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun Afrika pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% teridentifikasi senyawa saponin. Perendaman fillet ikan Nila berformalin ke dalam ekstrak daun Afrika efektif dan berpengaruh positif terhadap reduksi kadar formalin.  Konsentrasi ekstrak daun Afrika 5% memiliki kadar formalin terendah sebesar 0,73 mg/Kg masih di bawah ambang batas International Program on Chemical Safety sebesar 1,5–14 mg/Kg, demikian juga kadar abu sebesar 1,04% sesuai dengan mutu ikan segar Standar Nasional Indonesia 01-2354.1-2006 yaitu kurang dari 2%.                                                                                Formalin used as preservative fish is generally carried out to extend shelf life. However, the use of formalin has an adverse effect on health. Saponin compounds contained in African leaves are able to reduce formalin content. This study aims to determine the effectiveness of immersing African leaf (Vernonia amygdalina Del) extract to reduce the formalin content in tilapia (Oreochromis niloticus) fillets. The experimental design used a completely randomized design with one factor, the concentration of African leaf extract (0%, 1%, 2%, 3%, 4%, and 5%), with three-time replications. Saponin identification in African leaf extract was analyzed qualitatively using the Forth method. Tilapia fillets were immersed for 30 minutes into the African leaf extract at each concentration. The reduction in formalin content was tested quantitatively by Schiff reagent method. The results showed that the African leaf extract at a concentration of 1%, 2%, 3%, 4%, 5% identified saponin compounds. Immersion of formalin tilapia fillets into African leaf extract was effective and significantly affects reducing formalin content. The concentration of 5% African leaf extract had the lowest formalin content of 0,73 mg/Kg below the threshold of International Program on Chemical Safety 1,5-14 mg/Kg, as well as ash content of 1,04% according to the quality of fresh fish Indonesian National Standard 01-2354.1-2006 is less than 2%.