Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH BAHAN TAMBAH SERBUK BATA DAN SERAT FIBER PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) Hendramawat Aski Safarizki
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 3, No 2 (2017): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.835 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v3i2.1881

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kekuatan beton Self Compacting Concrete (SCC) pada umur 1 hari dengan tambahan serbuk batu bata dan limbah fiber sebagai agregat halus dalam campuran beton. Manfaat lain dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi terkait manfaat penambahan fiber dalam nilai slump flow beton SCC. Metode yang digunakan dalam pembuatan campuran beton adalah metode trial mix dengan dasar campuran beton normal K350. Dibuat 3 benda uji untuk masing-masing komposisi campuran. Penambahan serbuk bata dan limbah fiber pada pembuatan beton SCC dapat meningkatkan flowability dan workability beton SCC ditunjukkan dengan peningkatan nilai slump flow. Penambahan 2,78% serbuk bata serta 0,07% fiber dapat meningkatkan slump flow dari 120 mm menjadi 670 mm. Slump flow akan berkurang 50% pada penambahan limbah fiber dari 0,07% menjadi 0,55%. Kuat tekan beton umur 1 hari dengan penambahan serbuk bata dan limbah fiber juga akan meningkat. Penambahan 2,78% serbuk bata serta 0,07% fiber dapat meningkatkan kuat tekan beton umur 1 hari dari 5,43 MPa menjadi 6,17 MPa. Kuat tekan akan berkurang 11% pada penambahan limbah fiber dari 0,07% menjadi 0,55%.Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kekuatan beton Self Compacting Concrete (SCC) pada umur 1 haridengan tambahan serbuk batu bata dan limbah fiber sebagai agregat halus dalam campuran beton. Manfaat lain daripenelitian ini adalah mendapatkan informasi terkait manfaat penambahan fiber dalam nilai slump flow beton SCC. Metodeyang digunakan dalam pembuatan campuran beton adalah metode trial mix dengan dasar campuran beton normal K350.Dibuat 3 benda uji untuk masing-masing komposisi campuran. Penambahan serbuk bata dan limbah fiber pada pembuatanbeton SCC dapat meningkatkan flowability dan workability beton SCC ditunjukkan dengan peningkatan nilai slump flow.Penambahan 2,78% serbuk bata serta 0,07% fiber dapat meningkatkan slump flow dari 120 mm menjadi 670 mm. Slumpflow akan berkurang 50% pada penambahan limbah fiber dari 0,07% menjadi 0,55%. Kuat tekan beton umur 1 hari denganpenambahan serbuk bata dan limbah fiber juga akan meningkat. Penambahan 2,78% serbuk bata serta 0,07% fiber dapatmeningkatkan kuat tekan beton umur 1 hari dari 5,43 MPa menjadi 6,17 MPa. Kuat tekan akan berkurang 11% padapenambahan limbah fiber dari 0,07% menjadi 0,55%.
Pelatihan Efisiensi Sumber Daya Sistem Operasi Windows pada Masa Pandemi Covid 19 Guruh Aryotejo; Muhammad Malik Hakim; Fery Firmansah; Hendramawat Aski Safarizki
Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/ja.v4i2.14906

Abstract

The Ministry of Education and Culture is implementing online learning as a learning method of choice during this pandemic. The obstacle that is often faced in terms of teaching media is the inadequate specification of a computer or laptop for online learning, especially in terms of operating systems that do not match the specifications of a computer or laptop. The objective of this community service is to increase the ability of educators and the general public to optimize the Windows 10 operating system on a computer or laptop with minimal specifications. This community service was carried out by organize an online training using Zoom. The result shows that online training participants are able to optimize Windows 10 on their respective hardware. This shows that the participants already understand how to optimize Windows 10 in the minimum computer or laptop specifications.
Hidroponik komunal sebagai alternatif sumber pangan mandiri dan pemberdayaan warga di masa pandemi Annisa Firdausi; Hendramawat Aski Safarizki
ABDIMAS DEWANTARA Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/ad.v5i2.12776

Abstract

Masih meningkatnya kasus Covid-19 di dunia dan di Indonesia, mewajibkan kita masih berperang menekan persebaran wabah tersebut. Meningkatkan imunitas pada tubuh dapat dilakukan dengan memakan makanan bergizi, nutrisi seimbang, mengandung vitamin, dan mineral tentunya, yaitu buah-buahan dan sayuran. Hal tersebut mengakibatkan permintaan akan pangan sehat, murah dan berkualitas semakin meningkat. Warga yang tinggal di perumahan dengan lahan terbatas dan kondisi ekonomi warga sekitar yang cenderung ekonomi menurun, menjadikan hal tersebut sebagai sebuah masalah serius yang perlu ada solusi guna memenuhi kebutuhan akan pangan sehat. Tujuan khusus dalam kegiatan ini yaitu menjadikan warga mitra mampu aktif bersama-sama melakukan budidaya sayuran dan buah secara hidroponik sebagai sumber pangan serta menjadikan warga mitra mampu secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan akan sayur dan buah (pangan sehat). Sehingga tercipta warga yang sehat, imunitas kuat, dan bebas Covid-19. Pada kegiatan ini keberhasilan dilihat dari didapatkan 16 kg hasil panen hidropnik dari media yang disediakan tim kepada mitra. Hasil panen kemudian dibagikan kepada warga di lingkungan mitra. Faktor utama yang melatarbelakangi gagalnya pertumbuhan di loaksi mitra adalah kadar pH air baku yang berkisar 7,7–8,0 sedangkan kadar pH yang baik untuk tanaman hidroponik adalah 6,0–7,0.   Abstract: The increasing number of Covid-19 cases in the world and in Indonesia requires us to continue to fight to suppress the spread of the epidemic. Increasing immunity in the body can be done by eating nutritious foods, balanced nutrition containing vitamins and minerals, and of course, fruits and vegetables. This causes the demand for healthy, cheap, and quality food to increase. Residents who live in housing with limited land and the economic conditions of local residents who tend to have a declining economy make this a serious problem that needs a solution to meet the need for healthy food. The specific objective of this activity is to enable partner residents to be active together in hydroponic vegetable and fruit cultivation as a food source and to enable partner residents to be able to independently fulfill the need for vegetables and fruit (healthy food). So that it creates healthy citizens, strong immunity, and free from Covid-19. In this activity, success was seen in getting 16 kg of hydroponic harvest from the media provided by the team to partners. The harvest results are then distributed to residents in the partner environment. The main factor behind the failure of growth in partner locations is the pH level of the raw water which ranges from 7.7 to 8.0, while a good pH level for hydroponic plants is 6.0 to 7.0.
EVALUASI EFEKTIVITAS KEPUTUSAN ADDENDUM PROYEK TERHADAP WAKTU PEKERJAAN PROYEK BERBASIS EARNED VALUE METHOD Ridhwan Dwi Dharmawan; Hendramawat Aski Safarizki; Annisa Azhar Firdausi
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Vol 18, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jati.18.1.51-61

Abstract

Tantangan terbesar yang ada pada industri proyek konstruksi adalah menjaga kualitas mutu, biaya dan waktu proyek konstruksi. Kegiatan proyek sangat dipengaruhi oleh sistem penjadwalan dan durasi proyek. Sebagian proyek konstruksi tidak mampu mengatasi tantangan tersebut karena kurangnya kontrol dan evaluasi pada proyek. Salah satu tindakan korektif untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan melakukan perubahan kontrak proyek. Penelitian ini mengimplementasikan Earned Value Method (EVM) untuk evaluasi kinerja waktu pada objek studi kasus yang berfokus pada analisis efektivitas kebijakan perubahan kontrak tersebut. Tiga indikator diimplementasikan dalam metode EVM pada penelitian ini, yaitu indikator dasar dengan parameter earned value dan planned value, indikator evaluasi kinerja waktu proyek masa kini dengan parameter schedule variance dan schedule parameter index, serta estimasi kinerja proyek masa depan menggunakan parameter estimate temporary schedule dan estimate all schedule. Berdasarkan penilaian ketiga indikator tersebut, EVM berhasil mengevaluasi kinerja waktu proyek studi kasus. Indikator dasar dan indikator evaluasi proyek masa kini menyatakan proyek studi kasus ini mengalami overruns, sehingga kebijakan perubahan kontrak waktu dan biaya proyek (addendum) memanglah diperlukan. Indikator estimasi kinerja proyek masa depan di minggu ke-18 evaluasi menyatakan bahwa proyek membutuhkan waktu 145 hari. Kebijakan addendum yang diambil oleh manajer proyek sudah tepat dan sesuai dengan EVM. Abstract[Earned Value Method Based on Effectiveness Evaluation of Addendum Project Decisions for Project Work Time] The biggest challenge in the construction project industry is maintaining quality, cost and time. Project activities are strongly influenced by the scheduling system and project duration. Some construction projects are unable to overcome these challenges due to a lack of project control and evaluation. One of the corrective actions to overcome these challenges is to revise the project contract. This study implements the Earned Value Method (EVM) for evaluating and controlling project contract revision on a case study object, which focuses on analyzing the effectiveness of the contract change policies. Three indicators are implemented in the EVM:basic indicators with earned value and planned value parameters, current project time performance evaluation indicators with schedule variance and schedule parameter index parameters, and estimation of future project performance using estimated temporary schedule and estimated all parameters schedule. Based on the assessment of these three indicators, EVM was successful for evaluating the time performance of the case study project. The current basic indicators and project evaluation indicators state that this case study project is experiencing overruns so the policy of changing project time contracts and costs (addendum) is indeed necessary. The indicator for estimating future project performance at week 18 of the evaluation states that the project will take 145 days. The addendum policy taken by the project manager is appropriate and EVM compliant.Keywords: Earned Value Method; project addendum; project management; project control