Muniroh Munawar
Unknown Affiliation

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi Anak Melalui Metode Bercakap-cakap pada Kelompok B Raudatul Athfal Mualimin PemalangTahunAjaran 2012/2013 Umi Setiani; Muniroh Munawar
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 2 (2013): PAUDIA Vol 2 No 2 Oktober 2013
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v2i2.1636

Abstract

ABSTRAKPenlitian ini dilatar belakangi pentingnya siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran bermakna untuk mengajak anak bermain, dan mengeksplorasi lingkungan serta pengetahuannya dalam meningkatkan kemampuan Sosialisasi anak. Kurangnya pengalaman secara langsung bagi anak dalam bermain, maka akan menghambat perkembangan anak dalam mempelajari tentang kemampuan sosialisasi.          Berdasarkan hasil analisis data penelitian setelah mendapatkan perlakuan menggunakan metode Bercakap-cakap, menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari kemampuan sosialisasi anak Raudatul Athfal Mualimin pemalang petarukan tahun ajaran 2012/2013. Peningkatan  rata-rata kemampuan sosialisasi pada kelompok B Raudatul Athfal Mualimin pemalang petarukan tahun ajaran 2012/2013 dari sebelum treatment adalah sebesar 30.76 %, dan sesudah dilakukan treatment siklus 1, meningkat menjadi 61.54 %, dan dilakukan lagi treatment siklus yang kedua, maka dihasilkan peningkatan kemampuan Sosialisasi menjadi 84.62%. oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa “menggunakan metode bercakap-cakap dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi anak kelompok B Raudatul Athfal Mualimin tahun ajaran 2012/2013.          Saran yang dapat peneliti sampaikan,  hendaknya guru mampu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, diantaranya mampu memberikan pembelajaran dan arahan yang bermakna bagi anak, Sehingga tujuan pembelajaran kemampuan sosialisasi dapat tersampaikan dengan jelas.
PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA AWAL ANAK di Usia 4-5 tahun RA IT AL-FIRDAUS GUBUG TAHUN AJARAN 2017/2018 Aidi Muthoharoh Nur; Muniroh Munawar; Ismatul Khasanah
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v7i2.3264

Abstract

hasil matematika menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena anak tidak terlibat secara langsung dan kurang minat untuk belajar matematika. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh bermain peran terhadap kemampuan matematika awal anak. Hasil perhitungan menunjukkan uji-t untuk uji satu pihak dengan taraf kesalahan 5%, maka harga t tabel = 1,761. Maka dapat dilihat t hitung =23.784 lebih besar dari pada t tabel = 1,761. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. bahwa terdapat pengaruh bermain peran terhadap kemampuan matematika awal di RA IT Al-firdaus. penelitian ini saran yang dapat disampaikan adalah supaya bermain peran dengan matematika awal anak dapat digunakan sebagai salah satu alternatif guru dalam kegiatan belajar mengajar.Kata kunci : bermain peran, matematika awal.Abstract               The encouraging background of this research is that the results of mathematics show unsatisfactory results because the child is not directly involved and is less interested in learning mathematics. The purpose of this research is to know the influence of role play on the early mathematics ability of the child. The calculation results show t-test for one-party test with 5% error rate, then price t table = 1.761. Then can be seen t arithmetic = 23.784 is greater than t table = 1.761. Thus Ho is rejected and Ha accepted. that there is an influence of role play on early mathematical abilities in RA IT Al-paradise. the suggestion that can be submitted is that to play the role with the early mathematics of children can be used as an alternative teacher in teaching and learning activities.
ANALISA KUALITATIF PROFIL PAUD BINAAN KKN IKIP PGRI SEMARANG Muniroh Munawar; Dwi Prasetiyawati D.H.
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 1 mei (2013): PAUDIA
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v2i1 mei.371

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Memberikan informasi kepada para pembaca tentang jumlah pos paud yang sudah terbentuk berikut pengembangan program yang tepat dalam rangka mewujudkan layanan yang berkualitas, (2) Memberikan informasi kepada para pembaca tentang kisaran pos paud yang masih bisa dirintis di setiap wilayah kelurahan lokasi KKN IKIP PGRI Semarang dan (3) Adanya keberlanjutan program di setiap Pos PAUD yang dibina oleh KKN IKIP PGRI Semarang.Jenis penelitian ini adalah merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata ?óÔé¼ÔÇ£ kataSesuai dengan pendekatan penelitian yang dipilih, maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan etnografi yang dimulai dari tahap observasi / pengamatan awal terhadap kondisi tentang objek penelitian secara umum melalui temuan dan fakta-fakta yang dideskripsikan dengan bentuk sajian data, yang selanjutnya dianalisis (interpretasi) secara kualitatif. Dengan pendekatan ini maka analisis data yang dilakukan analisis deskriptif kualitatif. Identifikasi yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara, pengisian angket dan pengetahuan tentang kekuatan dan hambatan yang dimiliki oleh Pos PAUD Binaan KKN IKIP PGRI Semarang, sehingga peneliti mampu memberikan solusi atas tantangan-tantangan yang dihadapi dan mampu memberikan saran tentang peluang-peluang yang ada untuk ditindaklanjuti oleh Pos PAUD yang bersangkutan.Hasil dari penelitian ini adalah (1) Kecamatan yang memiliki kualitas dan kuantitas Pos PAUD yang bermutu dan jumlahnya paling banyak pada daerah Binaan KKN IKIP PGRI Semarang adalah Kecamatan Banyumanik, (2) Daerah yang memiliki kualitas pelayanan (pendidikan, kesehatan, parenting melalui BKB) Pos PAUD yang kurang adalah di Kecamatan Tembalang, (3) Program-program yang perlu dilaksanakan sebagai keberlanjutan dari kegiatan KKN IKIP PGRI Semarang adalah, bidang kesehatan dan parenting melalui BKB.Kata Kunci: Pos PAUD dan KKN
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI PENDEKATAN IN HOUSE TRAINING BERBASIS KEARIFAN BUDAYA LOKAL Muniroh Munawar; Agung Prasetyo; Ratna Wahyu Pusari
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 1 mei (2013): PAUDIA
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v2i1 mei.367

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran inovatif di Pos PAUD berbasis kearifan budaya lokal. Penelitian ini difokuskan pada Pos PAUD Binaan KKN IKIP PGRI Semarang di Kota Semarang. Pengembangan model pembelajaran inovatif di Pos PAUD ini diawali dari studi penelitian pendahuluan yang dilakukan selama program KKN berlangsung bahwa banyak permasalahan yang dihadapi oleh para kader/tutor Pos PAUD terkait dengan kualitas pembelajaran, kurangnya dana dan sarana prasarana (alat permainan edukatif). Melalui pendekatan in house training (IHT) pada pos-pos PAUD se Kota Semarang khususnya pos PAUD binaan KKN IKIP PGRI Semarang diharapkan ada keberlanjutan program antara Pos PAUD yang dirintis dengan IKIP PGRI Semarang selaku penggagas rintisan Pos PAUD tersebut. Hal ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab atau konstribusi IKIP PGRI Semarang untuk mencerdaskan masyarakat.Sebagai tindak lanjut program pasca KKN untuk memberikan layanan edukasi pada para kader/tutor pos paud tentang pengembangan model pembelajaran inovatif berbasis kearifan budaya lokal. Adanya penerapan layanan IHT diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogis para tutor yang nantinya akan mengarah pada kompetensi profesionalnya sehingga terwujud layanan PAUD yang paling murah, mudah & berkualias. Metode Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R & D) research) yang menggunakan prosedur kerja dari model Kemmis dan Taggart (1988).Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya meningkatkan kompetensi tutor/pendidik paud dalam merancang model pembelajaran yang inovatif berbasis kearifan budaya lokal, yaitu jika pada siklus I (asesmen awal) mempunyai nilai rata-rata antara 1 s.d 1,9 sedangkan pada siklus II mempunyai nilai rata-rata antara 2,7 s.d 3,6. Hasil nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan guru dalam merancang model pembelajaran inovatif berbasis kearifan budaya lokal melalui pendekatan in house training.Peningkatan kemampuan pendidik tersebut secara kualitatif dapat dideskripsikan sebagai berikut: a). Pendidik sudah menentukan tema pembelajaran yang sesuai potensi lokal; b). Tema-tema yang dipilih sudah berbasis kearifan budaya lokal; c) Adanya kesesuaian antara indikator dengan materi pembelajaran; d) Adanya kesesuaian antara tema dengan kegiatan pembelajaran; e) Adanya keterpaduan antara materi pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak; f) Media pembelajaran (APE) sudah memanfaatkan potensi budaya lokal.Keyword: model pembelajaran inovatif, IHT, kearifan budaya lokal.
PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA: STUDI KOMPARATIF PADA ANAK KELOMPOK A RA AL IMAN UNGARAN Bestari Wardiyaningsih; Muniroh Munawar; Mila Karmila
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v6i2.2108

Abstract

 ABSTRAK Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah ada beragam pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak-anaknya begitupun dengan tingkat kemandirian anak yang ditunjukkan akan berbeda-beda. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam dengan jenis penelitian metode komparatif atau ex post facto. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelompok A RA Al Iman Ungaran Tahun Pelajaran 2016/2017 yang dilaksanakan pada semester 2 bulan Mei 2017. Sampel penelitian ini adalah 22 anak menggunakan Sampling Jenuh. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kemandirian anak antara pola asuh dimensi kontrol (demandingness) dan pola asuh dimensi kehangatan (responsiveness), hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai bahwa thitung sebesar 1,087 < ttabel 1,725 dan nilai signifikan sebesar 0,290 > 0,05, maka Ho ditolak. Hasil perhitungan rata-rata data pola asuh orang tua berdasarkan dimensi kontrol 68,5000 sedangkan dimensi kehangatan sebesar 64,7000, dapat disimpulkan bahwa dimensi kontrol lebih tinggi daripada dimensi kehangatan, pola asuh yang paling diterapkan oleh orang tua adalah pola asuh demokratis (authoritative). Tingkat kemandirian anak lebih banyak di tingkat sedang yaitu sebanyak 16 anak (73%). Saran yang dapat disampaikan adalah Orang tua hendaknya menerapkan pola asuh demokratis dengan dimensi kontrol dan kehangatan yang seimbang. ABSTRACTThe encouraging background of this study is that there are a variety of parenting patterns that parents apply to their children as well as the degree of independence of children shown will vary. This type of research is quantitative research in the type of research of comparative or ex post facto method. The study population is all students of group A RA Al Iman Ungaran Lesson Year 2016/2017 which was held in second semester of May 2017. The sample of research is 22 children using Saturated Sampling. The data in this study were obtained through interviews, observation, questionnaires, and documentation. The results showed there was a significant difference of children's independence between the pattern of parenting of the control dimension (demandingness) and the pattern of dimension of warmth (responsiveness), this is indicated by the acquisition value of thitung of 1.087 < ttabel 1.725 and significant value of 0.290> 0.05, then Ho is rejected. The result of the average calculation of parenting data based on the control dimension 68,5000 while the warmness dimension of 64,7000, so it can be that the control dimension is higher than the dimension of warmth, the parenting pattern most applied by parents is the democratic parenting (authoritative ). The level of independence of children more in the medium level that is as many as 16 children (73%). Suggestions that can be submitted are Parents should apply the pattern of democratic parenting with the dimensions of control and balanced warmth.
Analisis Metaphorming Melalui Media Loose Parts Pada Anak Usia Dini Kelompok B Paud Unggulan Taman Belia Candi Semarang Sitinur Azizah; Muniroh Munawar; Anita Chandra DS
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 9, No 1 (2020): Juli 2020 : PAUDIA (Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan atas dasar untuk meningkatkan cara berpikir kreatif atau metaphorming pada anak usia dini kelompok Buncis TK B  PAUD Unggulan Taman Belia Candi Semarang melalui media loose parts. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data bersumber dari  observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi data.  Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis metaphorming melalui media loose parts pada anak usia dini. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa strategi metaphorming sebagian besar telah dilaksanakan proses pembelajaran yang telah memuat tahap-tahap metaphorming. Selain itu metaphorming dan media loose parts saling berkaitan dalam meningkatkan kreativitas anak. Penggunaan media loose parts mendukung beberapa tahap-tahap metaphorming pada pembelajaran di kelas. Berikut tahapan metaphorming yang diterapkan pada pembelajaran telah tercapai, meliputi: 1) Koneksi (Connection) ditemukan ketika pembahasan tema dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya; 2) Penemuan (Discovery) terjadi ketika anak mulai merancang ide atau gagasan yang akan dituangkan melalui media loose parts dan memilih kegiatan main sesuai minat anak; 3) Penciptaan (Invention) dijumpai ketika anak bermain media loose parts sehingga anak dapat menciptakan dan mengembangkan ide maupun gagasan sesuai tema yang telah dibahas; 4) Aplikasi (Aplication) terjadi ketika anak menceritakan karya yang telah dibuat melalui media loose parts yang diterapkan pada kehidupan, hal ini menunjukkan anak dapat membuat koneksi kata per kata untuk menggambarkan idenya.
UPAYA MENINGKATKAN PENGENALAN GEOMETRI MELALUI MODEL KOOPERATIF TEKNIK LEARNING TOGETHER-CIRCLE OF LEARNING PADA KELOMPOK B DI TK KUNCUP SARI SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Wahyu Rahmawati; Muniroh Munawar
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v5i1.1178

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui teknik lerning together-circle of learning pada anak Kelompok B di TK Kuncup Sari Semarang. Teknik pengambilan data saat penelitian adalah menilai beberapa aspek yaitu, 1) mengenal geometri, 2) mengelompokkan geometri, 3) mengurutkan pola geoemtri, dan 4) menggambar bentuk geometri. Subjek penelitian sebanyak 18 anak,yang terdiri 10 laki-laki dan 8 perempuan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana tiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Peningkatan kemampuan mengenal geometri menggunakan teknik lerning together-circle of learning di TK Kuncup Sari Semarang tahun pelajaran 2015/2016 pada penelitian ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase pada siklus I yaitu 22.2% dalam kategori baik dan karena ada penyempurnaan dari beberapa kekurangan siklus I pada siklus II meningkat menjadi 88.9% dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian yang suah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan melalui teknik lerning together-circle of learning meningkatkan pengenalan geometri anak.
UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE MENGGUNAKAN MEDIA LIMBAH KERTAS PADA KELOMPOK A DI RA TAQWAL ILAH SEMARANG Rizki Oktavianita Lestari; Muniroh Munawar
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 4, No 1 (2015): volume.4 No. 1 Juli (2015)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v4i1.1657

Abstract

Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah kemampuan motorik halus anak yang masih kurang, terlihat dari cara anak menggambar dan mewarnai, masih banyaknya anak yang kesulitan dalam membuat bentuk tulisan seperti membuat garis tegak lurus, garis miring, garis lengkung, selain itu terlihat ketika anak sedang makan ada beberapa anak yang kesulitan menyendok makanan, serta masih ada beberapa anak yang kesulitan melepas dan memakai sepatu/kaos kaki sendiri. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motorik halus anak kelompok A RA Taqwal Ilah Semarang melalui kegiatan meronce menggunakan media limbah kertas.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian kelompokA di RA Taqwal Ilah Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 yaitu 15 anak. Data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini diperoleh melalui observasi dan dokumentasi.Berdasarkan hasil penelitian setelah melakukan kegiatan meronce menggunakan limbah kertas, menunjukkan adanya peningkatan terhadap motorik halus pada anak kelompok A RA Taqwal Ilah Semarang tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan dengan tindakan yang terdiri dari  2 siklus dan diperoleh hasil yaitu 46,66% pada siklus I dan meningkat menjadi 86,66% pada siklus II. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa motorik halus anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan meronce menggunakan media limbah kertas.Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah supaya kegiatan meronce menggunakan media limbah kertas dapat digunakan sebagai salah satu alternatif guru dalam mengajar.
PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI PERMAINAN BOLA ESTAFET DI TPA PERMATA BUNDA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Eva. R. Manalu; Muniroh Munawar
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 4, No 2 Oktober (2015): PAUDIA
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v4i2 Oktober.814

Abstract

Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah apakah permainan bola estafet dapat meningkatkan keterampilan sosial anak? Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan keterampilan sosial anak melalui permainan bola estafet di TPA Permata Bunda Semarang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian inia adalah anak TPA permata Bunda usia 4-5 tahun dengan jumlah 15 orang teknik pengumpulan data berupa observasi mengenai keterampilan sosial anak, dan wawancara terhadap guru kelas anak. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui keterampilan sosial anak.Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam keseluruhan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa permainan bola estafet dapat meningkatkan keterampilan sosial pada anak usia 4-5 tahun TPA Permata Bunda Semarang tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut ditandai dari peningkatan nilai rata-rata pada kondisi awal rata-rata hasil nilai anak 2,3 dengan persentase hasil belajar sebesar 40% kemudian pada siklus I hasil belajar anak 2,6 dan persentase 60 % sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan pada siklus I. Pada siklus II hasil belajar anak sebesar 2,9 dengan persentase meningkat menjadi 87 %.Saran yang dapat peneliti sampaikan hendaknya pendidik melakukan permainan bola estafet untuk meningkatkat ketermpilan sosial anak. Bagi Kepala Sekolah lebih memotivasi guru agar memiliki motivasi dalam menerapkan model-model pembelajaran yang bermakna. Selebihnya, pemberian kesempatan untuk mengikuti penataran, workshop, dan sejenisnya kepada guru perlu mendapat perhatian.
ANALISIS NILAI KARAKTER DALAM PERMAINAN TRADISIONAL KUCING TIKUS (Studi Deskriptif Analisis di Kelompok A TK IT Harapan Bunda Semarang) Clara Tesaloka; Muniroh Munawar
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v5i2.1650

Abstract

Permainan trdisional jawa banyak yang mengandung nilai-nilai karakter. Namun pada saat ini `permainan tradisional tersebut semakin tergantikan oleh permainan digital seperti playstation, game online atau permainan yang terdapat diHP sehingga mempengaruhi karakter anak. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin menggali dan mendeskripsikan nilai-nilai karakter dari permainan tradisional salah satunya permainan kucing tikus sehingga, pada akhirnya dapat melestarikan permainan tradisional yang bermanfaat untuk menumbuhkan karakter anak. Fokus dalam penelitian ini adalah analisis nilai-nilai karakter yang terdapat dalam permainan tradisional kucing tikus dengan tujuan untuk mendiskripsikan nilai karakter pada permainan tradisional kucing tikus. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, seleksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpualan. Hasil penellitian menunjukkan ada beberapa nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam permainan tradisional kucing tikus yaitu nilai religius, nilai rasa ingin tahu, nilai jujur, nilai tanggungjawab, nilai kerja keras, nilai peduli sosial, nilai cinta damai dan nilai disiplin. Saran yang peneliti berikan sebaiknya orang tua mengajarkan permainan tradisional. Bagi guru memberikan pendidikan karakter kepada siswa saat pembelajaran maupun diluar pembelajara. Bagi sekolah menyediakan fasilitas yang mendukung untuk melakukan permainan tradisional.Kata Kunci: Permainan tradisional kucing tikus, nilai karakter