Ita Mowidu
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sintuwu Maroso

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Kadar Fe Organik dan P Tersedia pada Tanah Sawah Rawa Lebak yang Diaplikasi Kompos dan Pengelolaan Air di Poso Mowidu, Ita
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 33, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.6 KB) | DOI: 10.20961/carakatani.v33i1.19458

Abstract

Non-tidal swamp rice field in Poso contain total Fe in a very high amount, ranging from 1,16% to 2,26%. In a reductive or very reductive condition, Fe solubility will be extremely high beyond the level where paddy can tolerate, hence causing toxicity in paddy. Application of compost is expected to chelate Fe and form organic Fe to decrease toxic effect in paddy. A greenhouse experiment was done treatment by 5 ton/ha of straw compost and cocoa pod compost in various combination to non-tidal swamp rice field in Korobono Poso regency. Under this factorial treatment, the first factor was composition of compost (100% straw compost, 75% straw compost + 25% cocoa pods compost, 50% straw compost + 50% cocoa pods compost, 25% straw compost + 75% cocoa pods compost, and 100% cocoa pods compost), and the second factor was water management (saturated irrigation and intermittent), arranged under completely randomized design (CRD). The observed component was the level of organic Fe and available P in soil. The research finding showed that the application of compost to non-tidal swamp rice field in Poso increased the level of organic Fe and available P in soil. The level of organic Fe and available P in soil with saturated irrigation was higher than with intermittent irrigation. The increased organic Fe tended to increased available P in the soil in non-tidal swamp rice field in Poso.
PERILAKU PETANI DALAM KONSERVASI LAHAN PADA USAHATANI KAKAO DI KECAMATAN POSO PESISIR UTARA Wayan, I; Mowidu, Ita
MEDIA LITBANG SULTENG Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : MEDIA LITBANG SULTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.587 KB)

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perilaku petani kakao terhadap tingkat penerapan konservasi lahan di Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani kakao dalam konservasi lahan telah dilaksanakan di Kecamatan Poso Pesisir Utara mulai bulan Januari sampai Mei 2009. Sampel secara propossional sampling 10% responden dari desa Kilo, Trimulya, Kawende, Kalora, Tambarana, Bakti Agung dan Tumora. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku petani dalam konservasi lahan digunakan metode analisis regresi linear berganda terhadap komponen amatan. Hasil analisis  menunjukkan bahwa 60,3% petani  kakao di kecamatan Poso Pesisir Utara tidak  menerapkan upaya-upaya konservasi lahan, 27,5% kadang-kadang melakukan, dan hanya 12,2% petani yang melakukan. Ini menunjukkan bahwa tingkat penerapan konservasi lahan oleh petani kakao tergolong rendah. Secara bersama-sama faktor-faktor pengetahuan, pendidikan, lama usahatani, luas usahatani, ketersediaan informasi dan penyuluhan mempengaruhi perilaku petani dalam konservasi lahan. Secara parsial faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap  perilaku petani dalam konservasi lahan adalah pengetahuan, pendidikan, luas usahatani dan informasi.  
Hubungan Antara Kadar Fraksi Pasir, Fraksi Klei, Bahan Organik dan Berat Volume Terhadap Kadar Air Tersedia Pada Tanah Sawah Di Kabupaten Poso Kamelia Dwi Jayanti; Ita Mowidu
Agropet Vol 12, No 1 (2015): Volume 12 No 01 Tahun 2015
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.88 KB)

Abstract

Penelitian hubungan antara kadar fraksi pasir, fraksi klei, bahan organik dan berat volume telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 hingga April 2015. Sampel tanah diambil dari 6 kecamatan di Kabupaten Poso pada ketinggian rendah hingga menengah dengan regim curah hujan rendah. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium IAD UNSIMAR Poso dan Balai Penelitian Tanah Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan kadar fraksi pasir (21% - 43%) dan kadar fraksi klei (22% - 33%) menyebabkan kenaikan kadar air tersedia, namun hubungannya berdasarkan korelasi Pearson tidak nyata. Kenaikan kadar bahan organik (3,03% - 5,30%) menyebabkan peningkatan kadar air tersedia, dan hubungan antara kedua faktor tersebut nyata. Makin tinggi nilai berat volume tanah menyebabkan menurunnya kadar air tersedia secara sangat nyata. Dari keempat faktor independent di atas, berat volume (BV) merupakan faktor yang sangat nyata mempengaruhi kadar air tersedia.
Kadar dan Serapan Fe Padi Inpari-1 Akibat Pemberian Kompos dan Pengelolaan Air Pada Inceptisol Berkadar Fe Tinggi di Desa Korobono Kabupaten Poso Ita Mowidu
Agropet Vol 15, No 1 (2018): Volume 15 No 1 Tahun 2018
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Besi (Fe) adalah unsur hara mikro esensial bagi tanaman. Kadar kecukupan pada padi fase penganakan sampai inisiasi malai adalah 75-150 mg kg-1 pada daun muda, 60-100 mg kg-1 pada batang. Kandungan Fe dalam tanaman yang keracunan biasanya 300-2000 mg kg-1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos dan pengelolaan air terhadap kadar dan serapan Fe padi Inpari-1, maka telah dilakukan percobaan rumah kaca menggunakan Inceptisol yang mengandung Fe tinggi di desa Korobono kabupaten Poso. Percobaan 2 faktor yang terdiri dari faktor kompos 5 t ha-1 (K0=tanpa kompos, K1 = kompos jerami 100%, K2 = kompos jerami 75% + kompos kulit buah kakao (KBK) 25%, K3 = kompos jerami 50% + kompos KBK 50%, K4 = kompos jerami 25% + kompos KBK 75%, dan K5 = kompos KBK 100%), dan faktor pengelolaan air (I1 = pengairan macak-macak dan I2 = pengairan berselang), diulang 3 kali (kecuali kontrol), disusun menurut pola acak lengkap. Pengamatan dilakukan terhadap kadar dan serapan Fe pada umur 14 hari setelah tanam (hst), 40, 70, 75 hst dan saat panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian kompos berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap kadar Fe padi selama pengamatan, dan serapan Fe pada saat panen. Pengelolaan air berpengaruh nyata terhadap kadar Fe padi pada umur 40 dan 70 hst, serta serapan Fe padi pada umur 70 hst dan saat panen. Interaksi pemberian kompos dan pengelolaan air berpengaruh nyata terhadap kadar Fe pada saat panen, tetapi terhadap serapan Fe padi pangaruhnya tidak nyata. Pemberian kompos menyebabkan kadar dan serapan Fe padi lebih rendah dan berbeda nyata dengan tanpa pemberian kompos. Kadar dan serapan Fe padi pada pengairan macak-macak lebih rendah dan berbeda nyata dengan cara pengairan berselang.
Perkecambahan Benih Kemiri pada Aplikasi Perendaman dalam Air Kelapa Muda Ita Mowidu; Ramlah Paema; Marten Pangli
Agropet Vol 18, No 2 (2021): Volume 18 No 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemiri tumbuh secara alami di hutan campuran. Biji kemiri dimanfaatkan sebagai bumbu masak dan bahan baku industri. Pengembangan kemiri melalui budidaya intensif mengalami kendala pada ketersediaan bibit. Kulit biji yang keras, tingginya kadar asam absisat pada kotiledon dan tingginya kadar lignin pada kulit biji menyebabkan kemiri mengalami dormansi dan membutuhkan waktu yang lama untuk berkcambah. Air kelapa muda mengandung hormone auksin, sitokinin dan giberelin sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memecah dormansi benih. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam air kelapa muda terhadap perkecamabahan benih kemiri telah dilakukan. Perlakuan yang terdiri dari kontrol (perendaman dalam air selama 8 jam), perendaman dalam air kelapa muda selama 2, 4, 6 dan 8 jam diulang 4 kali disusun menurut pola rancangan acak kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman dalam air kelapa muda berpengaruh sangat nyata terhadap daya berkecambah, kecepatan dan waktu berkecambah benih kemiri. Perendaman selama 6 jam memberikan daya berkecambah dan jumlah benih berkecambah paling tinggi serta waktu berkecambah paling cepat.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pulut (Zea mays certain kulesh) Nelfa Yanti Tadjema; Ita Mowidu; Marten Pangli
Agropet Vol 15, No 1 (2018): Volume 15 No 1 Tahun 2018
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung pulut (Zea mays certain Kulesh) mengandung pati dalam bentuk amilopektin yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis jagung lainnya. Jagung pulut memiliki rasa manis, pulen dan beraroma khas sehingga digemari banyak orang. Untuk memenuhi permintaan jagung pulut, pemberian pupuk kandang kambing yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Telah dilakukan percobaan lapangan dengan pemberian berbagai dosis pupuk kandang kambing (0, 5, 10, 15 dan 20 ton/ha) diulang 4 kali yang diatur menurut pola rancangan acak kelompok (RAK) untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil jagung pulut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang kambing berpengaruh nyata terhadap panjang dan diameter tongkol serta bobot biji pipilan kering per petak, tetapi terhadap parameter lainnya pengaruhnya tidak nyata. Aplikasi 20 t/ha pupuk kandang kambing memberikan pertumbuhan terbaik dan hasil biji jagung pulut pipilan kering per petak tertinggi (1,72 kg setara dengan 1,43 t/ha) yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Kadar Fe Total Pada Tanah Sawah Rawa Lebak Di Kabupaten Poso Ita Mowidu; Bambang Hendro S; Sri Nuryani H. U
Agropet Vol 12, No 1 (2015): Volume 12 No 01 Tahun 2015
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.087 KB)

Abstract

Penelitian kadar Fe total pada tanah sawah rawa lebak di kabupaten Poso telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2013. Sampel tanah composit diambil pada 7 titik yang mewakili tanah yang berasal dari bahan induk pompangeo complex, alluvium coastal deposits dan lake deposits pada regim curah hujan tinggi, sedang dan rendah. Analisis Fe total dilakukan dengan cara pengabuan basah menggunakan campuran HNO3 dan HClO4, dilakukan di laboratorium Balai Penelitian Tanah Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Fe total tanah sawah rawa lebak di kabupaten Poso termasuk kategori (harkat) sangat tinggi dengan rentang kadar dari 1,16% sampai 2,26%.  Berdasarkan jenis bahan induk, kadar Fe total semakin tinggi dengan makin rendahnya curah hujan; makin tinggi curah hujan makin rendah kadar Fe total tanah. Pada regim curah hujan tinggi, kadar Fe total pada pompangeo complex lebih tinggi (1,21%) dari alluvium coastal deposits (1,16%). Pada regim curah hujan sedang, kadar Fe total semakin menurun berturut-turut pada pompangeo complex (2,12%), alluvium coastal deposits (1,99%) dan lake deposits (1,24%). Pada regim curah hujan rendah, kadar Fe total pada pompangeo complex lebih tinggi (2,26%) dari lake deposits (2,16%). Berdasarkan regim curah hujan, bahan induk pompangeo complex memberikan kadar Fe total tanah lebih tinggi diikuti oleh bahan induk alluvium coastal deposits dan lake deposits.
PENGELOLAAN KERACUNAN Fe PADA TANAH SAWAH OLEH PETANI DI KABUPATEN POSO Ita Mowidu
Agropet Vol 14, No 2 (2017): Volume 14 No 02 Tahun 2017
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.043 KB)

Abstract

Tanah sawah di kabupaten Poso, khususnya di sekitar danau Poso, mengandung Fe total sangat tinggi (1,16-2,26%). Padi yang keracunan Fe tumbuh kerdil, anakan sedikit, daun tua berwarna kuning kemerahan berbercak coklat, dan bisa tidak menghasilkan malai dan mati. Untuk mengetahui pengelolaan keracunan Fe pada tanah sawah di sekitar danau Poso, telah dilakukan wawancara kepada petani padi sawah pada 7 desa di wilayah dengan regim curah hujan tinggi, sedang dan rendah dengan berbagai formasi geologi. Dari responden diperoleh informasi bahwa petani padi sawah di kabupaten Poso pada umumnya memilki luas lahan ≥ I ha sebesar 68,57%, umur produktif antara 20 – 60 tahun 94,29% dan tingkat pendidikan sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 51,43%. Petani yang memiliki luas lahan < I ha sebanyak 31,43%, umur > 60 tahun 5,71%, tingkat pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD) 28,57%  dan Sekolah Lanjutan Tingkat pertama (SLTP) 20,00%. Semua responden mengetahui keberadaan Fe pada tanah sawah. Sedangkan yang mengetahui gejala keracunan Fe pada padi sawah adalah 2,86% SD, 11,43% SLTP  dan 20,00% SLTA; sedangkan yang tidak mengetahui gejala keracunan besi pada padi sawah adalah 25,71% SD, 8,57% SLTP  dan 31,43% SLTA. Makin tinggi tingkat pendidikan makin besar persentase petani yang mengetahui gejala keracunan Fe pada padi sawah. Gejala keracunan Fe pada padi sawah menurut petani adalah tanaman tumbuh abnormal, kerdil, tidak berkembang, tidak ada anakan, daun kekuningan, dan akar kemerahan. Untuk mengatasi keracunan Fe pada padi sawah, petani melakukan drainase, memberikan pupuk organik, pupuk kimia, kapur, garam dan menggenangi. Kata kunci: Fe, keracunan, padi, pengelolaan, sawah
PERKIRAAN WAKTU TANAM PADI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA SILANCA TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL THOMAS-FIERING Kamelia Dwi Jayanti; Ita Mowidu
Agropet Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.74 KB)

Abstract

Penelitian Perkiraan Waktu Tanam Padi Sawah Tadah Hujan Di Desa Silanca Tahun 2015 Dengan Menggunakan Model Thomas-Fiering telah dilaksanakan di Desa Silanca. Penelitian ini selain bertujuan untuk membangkitkan data curah hujan, juga menganalisis neraca air untuk menentukan masa tanam yang tepat. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sampel tanah yang diambil langsung di Desa Silanca, sedangkan data primer yang berupa data anasir iklim diperoleh dari stasiun meteorologi kasiguncu.Hasil analisis analisis tanah menunjukkan bahwa tanah pada lahan sawah tadah hujan di Desa Silanca memiliki Bulk density 1,42gr/cm3, kadar lengas kapasitas lapangan 88,39%, kadar lengas titik layu permanen 17,20% dan lengas tersedia 71,19% . Berdasarkan analisis neraca air diketahui bahwa lahan sawah di Desa Silanca, Kecamatan Lage memiliki ketersediaan lengas tanah yang cukup untuk budidaya tanaman padi gogo rancah maupun padi sawah. Masa tanam yang diusulkan untuk budidaya padi sawah di Desa Silanca, Kecamatan Lage Tahun 2015 antara lain Januari-April, Februari-Mei, Maret-Juni, April-Juli, Mei-Agustus, September-Desember, Oktober-Januari, November-Februari, dan Desember-Maret. Kata kunci: Masa Tanam, Pembangkitan Data Curah Hujan Bulanan Tahun 2015, Neraca Air.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP KEBERHASILAN USAHATANI JAGUNG Bambang Arita; Andri Amaliel Managanta; Ita Mowidu
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 19, No 1 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v19i1.55116

Abstract

Corn is an important food commodity after rice. Corn is used as food, animal feed, and industrial raw materials. The increase in harvested area is due to the increase in demand for corn from year to year. This study aims to determine the relationship between farmer characteristics and the success of corn farming and how much income is corn farmers in Dataran Bugi Village Tojo District Tojo Una-Una Regency. This study uses a survey method with descriptive correlational analysis. The results showed that land area and social capital are important factors in increasing the production and income of corn farmers in Dataran Bugi Village Tojo District Tojo Una-Una Regency. The average cost incurred by corn farmers is IDR 3,905,567/growing season and the average farmer income is IDR 14,912,433/growing season. Corn farming in Dataran Bugi Village is feasible with an R/C Ratio of 4.82