Cutra Aslinda
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konstruksi Realitas Pada Pesan Politik Calon Walikota Pekanbaru di Riau Pos Muhd Ar Imam Riauan; Eka Fitri Kurniawati; Cutra Aslinda; Abdul Aziz
ETTISAL : Journal of Communication Vol 5, No 1 (2020): ETTISAL: Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v5i1.4013

Abstract

Pemilihan kepala daerah secara serentak menjadi konten di media massa. Di tengah persaingan media digital, surat kabar tetap eksis sebagai media informasi dalam menyampaikan pesan politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi realitas pada pesan politik calon walikota Pekanbaru di surat kabar Riau Pos. Lima pasang calon secara aktif menyampaikan pesan politik dalam aktivitas kampanye melalui media surat kabar Riau Pos. Meskipun mengalami penurunan pembaca, surat kabar tidak ditinggalkan oleh pembacanya untuk mencari informasi. Teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann digunakan untuk memahami interaksi yang tercipta dari individu menjadi realitas bersama dalam kehidupan sosial. Metode penelitian ini menggunakan model analisis isi kualitatif Robert N. Entman yang terdiri dari define problems, diagnose causes, make moral judgement, and treatment recommendation. Berita yang dianalisis adalah berita yang mengandung pesan politik dari tiga tahapan utama aktivitas kampanye yang berupa: Penetapan calon, debat calon, dan aktivitas kampanye calon Walikota Pekanbaru selama masa kampanye. Berita yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 5 berita. Realitas pesan politik yang terkonstruk dalam surat kabar Riau Pos terdiri dari 5 kategori yaitu: 1) Terciptanya Masyarakat Religius; 2) Simbol Kota Maju; 3) Simbol Kota Maju; dan 4) Simbol Kota Agamis. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa realitas yang terbangun dalam pesan politik calon Walikota Pekanbaru merupakan refleksi dari keyakinan calon walikota Pekanbaru terhadap agama Islam yang mereka Imani.
REPRESENTASI NILAI ISLAM PADA IKLAN BNI SYARIAH “HASANAH TITIK!”: (STUDI ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE) Cutra Aslinda; Maldo Maldo
Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Vol 6 No 1 (2017): Medium Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.273 KB) | DOI: 10.25299/medium.2017.vol6(1).1087

Abstract

Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu merek atau produk. Namun, pada dasarnya setiap masyarakat yang melihat sebuah iklan memiliki sebuah pemaknaan yang berbeda satu sama lain. Bahkan, pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan akan diterima berbeda bagi siapa saja yang melihatnya berdasarkan pada latar belakang budaya masyarakat tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui representasi dan makna nilai-nilai Islam yang terdapat pada iklan BNI Syariah “Hasanah Titik!”. Metodologi yang digunakan adalah motodologi kualitatif dengan analisis semiotika Ferdinand de Saussure. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah representasi nilai-nilai Islam yang terdiri dari nilai-nilai akidah, nilai-nilai ibadah dan nilai akhlak tergambarkan pada iklan BNI Syariah “Hasanah Titik!”. Kata kunci: , Iklan BNI Syariah “”, .
SELF-CONCEPT OF MINANGNESE STUDENTS IN PEKANBARU Dyah Pithaloka; Cutra Aslinda
Profetik: Jurnal Komunikasi Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/pjk.v13i2.1947

Abstract

Pekanbaru is the capital city of Riau Province in Indonesia which is known for its progressive trading that made it into a multi-ethnic city. Accordingly, the most ethnic group in Pekanbaru city is the Minangkabau with 40.96% of the total population, followed by Malays who are the native of Riau province, then Javanese, Batak, and Chinese. There is an interesting phenomenon related to youth self-concept from Minangkabau (Minang) as the majority tribe who don’t acknowledge themselves as Minangnese when they interacting with their peers from across tribes. In that situation, they choose to call themselves “Orang Pekanbaru” which means people who originated from Pekanbaru city instead. The study conducted on Minangnese students from Riau Islamic University (UIR) who were born and residing in Pekanbaru. Using snowball sampling and interview techniques researchers analyze their self-concept and the factors that influence it. This study concludes that the student's self-concept dynamically changes throughout their development age. So, they see themselves Minangnese during their childhood era, then as they grow to teenage it turns into a negative feeling in the sense that he does not want to be considered a descendant of Minangnese, and later when they becoming a university student he starts to see himself as a Minangnese back with better perception. Some of the factors that influence them as teenagers are their view on the cultural gap among tribes in Pekanbaru, whereas the factors that make it changes again as students caused by the development of the mindsets.