Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ANALISIS DETERMINAN STUNTING MENURUT WILAYAH GEOGRAFI DI INDONESIA TAHUN 2018 Maria, Ima; Nurjannah, Nurjannah; Mudatsir, Mudatsir; Bakhtiar, Bakhtiar; Usman, Said
Majalah Kesehatan FKUB Vol 7, No 4 (2020): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.007.04.4

Abstract

Indonesia memiliki prevalensi stunting sangat tinggi menurut WHO. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman suku bangsa. Perbedaan kondisi geografis dan budaya memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap prevalensi stunting di setiap daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara determinan langsung dan tidak langsung dengan persentase stunting di Indonesia pada tingkat provinsi melalui pendekatan Sistem Informasi Geografis. Data dikumpulkan dari data publik resmi, yang kemudian dilakukan uji korelasi Pearson dan regresi linear berganda. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan software ArcGIS 10.7 sehingga dihasilkan peta tematik yang mewakili variabel terikat dan variabel bebas. Hasil meneunjukkan bahwa persentase populasi di bawah kemiskinan (r = 0,431, p = 0,011), persentase imunisasi dasar lengkap (r = -0,485, p = 0,004), persentase ibu hamil dengan tablet tambah darah (r = -0,341, p = 0,048), dan rasio puskesmas (r = -0,439, p = 0,009) memiliki hubungan negatif terhadap stunting kecuali kemiskinan. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap dan rasio puskesmas per kecamatan merupakan faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap stunting. Peta tematik yang dihasilkan menunjukkan adanya variasi di setiap provinsi. Studi ini membuktikan bahwa stunting berhubungan dengan banyak faktor. Maka, pemerintah perlu mempertimbangkan faktor determinan yang menjadi karakteristik dari masing-masing provinsi dalam upaya pencegahan stunting, sehingga program pencegahan stunting dapat berjalan dengan maksimal. 
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL BUAH PALA (Myristica fragrans) TERHADAP DAYA HAMBAT Staphylococcus aureus Teuku Hadi Wibowo Atmaja; Mudatsir Mudatsir; Samingan Samingan
Jurnal Edubio Tropika Vol 5, No 1 (2017): Jurnal EduBio Tropika
Publisher : Jurnal Edubio Tropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.937 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui sumber ekstrak dari buah pala (daging buah, fuli dan biji pala) yang berpengaruh terhadap daya hambat Staphylococcus aureus. Selain itu juga untuk mengetahui konsentrasidari sumber ekstrak yang memiliki daya hambat terbaik terhadap S. aureus. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia dan biologi FKIP Unsyiah. Metode penelitian adalah metode eksperimen, menggunakanrancangan acak lengkap non faktorial dengan empat ulangan. Peubah yang diamati adalah diameter daya hambat yang terbentuk. Data dianalisis mengunakan Analisis Varian dan dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh nyata dari sumber ekstrak daging buah, fuli dan biji pala terhadap daya hambat S. aureus. Sumber ekstrak fuli memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan daging buah dan biji pala. Sumber ekstrak dan konsentrasi terbaik pengaruhnya terhadap daya hambat S. aureus adalah fuli mulai dari konsentrasi 5 x 105 ppm. Semakin besar konsentrasi yang diberikan maka semakin besar daya hambat yang dihasilkan oleh ketiga sumber ekstrak etanol terhadap S. aureus.
PENINGKATAN KEMAMPUAN ASUHAN KEHAMILAN DALAM KELUARGA MELALUI PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PEMODELANDI AKADEMI KEBIDANAN DARUSSALAM LHOKSEUMAWE Yuliana Yuliana; Samingan Samingan; Mudatsir Mudatsir
Jurnal Edubio Tropika Vol 4, No 1 (2016): Jurnal EduBio Tropika
Publisher : Jurnal Edubio Tropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.19 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan langsung dengan pemodelan di Akademi Kebidanan Darussalam Lhokseumawe. Metode penelitian adalah eksperimen dengan rancangan "Random Pre-tes, Post-tes Control Group". Pengumpulan data dilakukan dengan observasi kemampuan mahasiswa. Analisa data dilakukan dengan persentase, N-gain dan uji-t. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara kelas perlakuan dankontrol.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air Mudatsir Mudatsir
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 7, No 1 (2007): Volume 7 Nomor 1 April 2007
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.  Mikroba adalah organisme yang mampu beradaptasi dan hidup pada berbagai jenis lingkungan. Salah satu tempat lingkungan hidup mikroba adalah air. Banyak faktor yang mempengaruhi mikroba di dalam air. Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi kehidupan mikroba di dalam air yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.  Faktor   abiotik   antara lain temperature air, konduktivitas, arus,  kekeruhan, cahaya, pH,  salinitas, Biochemical  Oxygen Demand  (BOD ,   dan    Chemical  Oxygen Demand  (COD).   Di  samping biotik juga merupakan suatu aspek yang mempengaruhi mikroba di. air.  Mikroba berinteraksi dengan organsime Jain di dalam komunitas air.    Di  antara kelompok  mikroba  di  dalam air akan berkompetisi dalam mendapatkan makanan dan berinteraksi antar organism·   Faktor- faktor  biologi tersebut mempengaruhi kehidupan mikroba dalam suatu perairan. (JKS 2007; J: 23-30) Kata Kunci: Mikroba, biotik, abiotik dan interaksi Abstract.  Microbes are organisms that are able to adapt and live in various kinds of environments. One of the microbial environments is water. Many factors affect the microbes in the water. Generally, there are two factors that  affect microbial  life  in  the water,  biotic  factors  and  abiotic factors. Abiotic  factors including water temperature,  conductivity,  stream, turbidity,  light,  pH,  salinity,  Biochemical  Oxygen Demand (BOD  and Chemical Oxygen Demand (COD):  In  addition: to biotics is  also an aspect that affects microbes in water. · Microbes interact with other organsim in the water community. Among the group of microbes  in the water, there will be a competition in getting food and in inter-organism interaction. These biological factors affect microbial life in the waters.  (JKS 2007; 1: 23-30) Keywords: Microbe, biotic, abiotic, interaction
Profll Narakontak Serumah Penderita Kusta di Puskesmas Talango Kabupaten Sumenep, Jawa Timur Tahun 2005 Iswahyudi Iswahyudi; Mudatsir Mudatsir
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 6, No 3 (2006): Volume 6 Nomor 3 Desember 2006
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak,  Narakontak   kusta  adalah   kelompok    paling  berisiko    terjangkitnya   kusta  dan  kelompok ini  belum  dimasukkan   dalam   program   pemberantarasan    penyakit  kusta.  Penelitian   ini bertujian untuk  mendapatkan profil narakontak   serumah  kusta  meliputi   umur, jenis  kelarnin,   lama  kontak, tipe   kusta   sumber    penular    serta   status    hubungan    keluarga.    Penelitian    ini    menggunanakan rancangan   deskriptif   menggunakan    studi  cross sectional. Populasi   penelitian   adalah   narakontak.. serumah  penderita  kusta  dan  pengambilan   sampel  dilakaukan  dengan  cara systematic random danhasil  penelitian   dianalisis  secara  deskriptif.  Hasil  penelitian  menunjukkan    bahwa  kelompok  umur rata-rata   narakontak   39,2  ±  17,24  tahun,      narakontak   paling  banyak  perempuan,  rata-rata   lama kontak   dengan  penderita   kusta    2  tahun,   narakontak   serumah   dengan  penderita   kusta   tipe  MB paling   banyak   dan  status   hubungan   narakontak.  bukan   anggota   keluarga   inti   paling    banyak. (JKS 2006,· 3:117-124) Kata K1111cl: Narakontak serumah, kusta, Mycobacterium leprae Abstract.  Household  contacts  of leprosy  patients  are the group  with the highest  risk of developing the disease,   and although  many  risk or prevention   factors  have been identified,   they  have not been employed   in  leprosy-monitoring    programs.  This  study  aims to obtain  a profile  household   contacts of  leprosy  include  age,  sex, duration  of contact,  type of leprosy  transmission   source  and  status  of family  relationships.   This  study  used  a descriptive   design   using   cross  sectional   study.  The  study population    was   the   same   household    contacts    leprosy    patients   and   sampling    conducted    by systematic   random  and  research  results  were  analyzed  descriptively.   The  results  showed  that  the average  age group  household  contacts  ofleprosy  39.2 ± 17.24 years,  household   contacts  ofleprosy most   of  the  women,   the  average   length   of  contacts   with  leprosy   patients   2  years,  household contacts  with   MB leprosy  patients   most  and  relationship    status  was  not a member  of family  themost.  (JKS 2006; 3:117-124) Keywords:Household contacts, leprosy,Mycobacteriumleprae
Analysis of Perception Factors, Knowledge and Attitudes of Coffee Shop Visitors to the Risk of Spreading Covid -19 Ferdi Riansyah; Dedy Syahrizal; Said Usman; Mudatsir Mudatsir; Irwan Saputra
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 5, No 1 (2022): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i1.4090

Abstract

Corona Virus is a large family of viruses that are known to cause serious lung disease. The cause of the crowds is the activities carried out that can create a crowd of masses such as crowds of coffee shops, wedding parties, face-to-face schools, and whipping processions in public places. The purpose of this study was to determine the relationship between the characteristics of coffee shop visitors with perceptions, knowledge and attitudes, the spread of covid-19 in Banda Aceh City. This research was conducted using a quasi-questionnaire, with the method of Quantitative Analytical, with a cross sectional approach. The analysis carried out is the square test. This research has received approval from the Research Ethics Committee of the Faculty of Medicine, Syiah Kuala University RSUDZA with No: 067/EA/FK-RSUDZA/2021. The Chi square test showed that there was a relationship between the characteristics of coffee shop visitors and the last education with perception (p value = 0.002), knowledge (p value = 0.000), attitude (p value = 0.000), occupation with knowledge (p value = 0.049), and place Stay with the attitude (p value = 0.040) the spread of covid-19 in Banda Aceh City. The results of the Chi square test also obtained a non-significant value between age and perception (p value = 0.160), knowledge (p value = 0.059), attitude (p value = 0.262), gender and perception (p value = 0.148), knowledge (p value = 0.182), attitude (p value = 0.065), between work and perception (p value = 0.147), attitude (p value = 0.207), between residence and perception (p value = 0.481), knowledge (p value = 0.240), the spread of covid-19 in Banda Aceh City. There is a relationship between the characteristics of the last education with perceptions, knowledge and attitudes, work with knowledge and residence with attitudes. There is no relationship between age characteristics with perceptions, knowledge and attitudes, gender with perceptions of knowledge and attitudes, work with perceptions and attitudes, residence with perceptions and knowledge of the spread of covid 19 in Banda Aceh City.
Hubungan Kualitas Penggunaan Antibiotik dengan Luaran Klinis Pasien Bakteremia yang Disebabkan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Endah Widyastuti1; Zinatul Hayati; Nurjannah Nurjannah; Mudatsir Mudatsir; Irwan Saputra
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 22, No 1 (2022): Volume 22 Nomor 1 Maret 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v22i1.25400

Abstract

AbstrakPenggunaan antibiotik yang tidak rasional akan berisiko pada kegagalan terapi atau resistensi bakteri terutama pada pasien infeksi yang dirawat inap di rumah sakit. Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotik dan hubungannya terhadap luaran klinis pasien bakteremia yang disebabkan oleh Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Jenis penelitian ini adalah  analitik menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan retrospektif. Data diambil dari rekam medik pasien yang dirawat inap di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sejak Januari hingga Desember 2020. Kriteria inklusi yang digunakan adalah pasien dengan hasil kultur darah MRSA. Kualitas penggunaan antibiotik dievaluasi menggunakan metode Gyssens. Luaran klinis diambil dari catatan rekam medis dengan parameter kondisi klinis meninggal atau sembuh. Analisis data untuk karakteristik pasien dan rasionalitas penggunaan antibiotik dilakukan secara deskriptif, sedangkan untuk melihat hubungan rasionalitas penggunaan antibiotik dengan luaran klinis dilakukan dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien bakteremia yang disebabkan oleh MRSA di RSUD Dr. Zainoel Abidin berdasarkan jenis kelamin adalah jumlah pasien perempuan (52,6%) hampir sama dengan jumlah laki-laki (47,4%) dan berdasarkan usia ditemukan rata-rata pasien berada pada usia 52 tahun. Penggunaan antibiotik pasien bakteremia yang disebabkan oleh MRSA yang masuk kategori 0 (rasional) sebanyak 35,1% dan irrasional sebanyak 64,29% (kategori I-V). Luaran klinis pasien bakteremia ysng disebabkan oleh MRSA diperoleh angka mortalitas yang cukup tinggi yaitu sebanyak 38,9% pasien meninggal, sementara yang sembuh sebesar 61,1%. Hasil uji chi-square didapatkan p-value 0,024 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas penggunaan antibiotik dengan luaran hasil klinis pasien bakteremia yang disebabkan oleh MRSA. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian antibiotik yang tidak tepat pada pasien bakteremia yang disebabkan oleh MRSA akan menyebabkan kegagalan terapi yang berujung pada kematian.Kata Kunci: Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), luaran klinis, rasionalitas, Gyssens. 
Early transmission dynamics of SARS-CoV-2 in Indonesia Mudatsir Mudatsir; Synat Keam; Wira Winardi; Amanda Yufika; Ali A. Rabaan; Alfonso J. Rodriguez-Morales; Kuldeep Dhama; Abram L. Wagner; Harapan Harapan
Trends in Infection and Global Health Vol 1, No 1 (2021): June 2021
Publisher : School of Medicine, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.617 KB) | DOI: 10.24815/tigh.v1i1.20134

Abstract

The objective of this study was to determine the transmission dynamics of severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) and to evaluate the vigilance of the health system during the early phase of coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak in Indonesia. The early epidemiology and transmission chains of COVID-19 were analyzed based on data from the Directorate General of Disease Prevention and Control of the Indonesian Ministry of Health. The results of this study shown although Indonesia is a country with a high relative importation risk of SARS-CoV-2, the first two cases of COVID-19 were identified on March 2, 2020. This relatively late date by regional standards raises the possibility of undetected cases beforehand. The first case was a foreigner citizen who visited the capital city of Jakarta and later was diagnosed COVID-19 after returning from Indonesia. One week later after the first case, 27 confirmed COVID-19 cases had been reported in Indonesia, and the majority of the cases were clustered together. Apart from the possibility of underdetection of COVID-19 cases in the country, the government has strengthened the disease surveillance system and established an outbreak preparedness system to diagnose and control COVID-19. 
PELATIHAN MANAJEMEN USAHA PEMBIBITAN AYAM HIBRIDA LOKAL UNTUK KADER WIRAUSAHAWAN UNGGAS DI BANDA ACEH M.Aman Yaman; Zulfan Zulfan; Allaily Allaily; Muhammad Daud; Zulfikar Zulfikar; Sri Jeksi; Mudatsir Mudatsir; Al-kautsar Al-kautsar
Peternakan Abdi Masyarakat (PETAMAS) Vol 2, No 2 (2022): Volume 2, Nomor 2, Desember 2022
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/petamas.v2i2.29942

Abstract

Peningkatan jumlah wirausahan muda di bidang peternakan merupakan tugas utama perguruan tinggi yang dapat dilakukan dengan pembinaan calon kader sejak masa perkuliah sampai kepada alumni. Usaha bisnis dibidang perunggasan tergolong sangat diminati karena permintaan konsumen akan produk unggas, baik daging, telur bahkan bibit semakin meningkat. Salah satu produk perunggasan yang mulai dikenal masyarakat yaitu ayam hibrida yang merupakn ayam hasil persilangan ayam lokal dengan ayam layer dan jenis ayam unggul yang berasal dari luar negeri. Ayam hibrida sangat potensial dikembangkan sebagai turunan ayam lokal yang mampu menghasilkan telur lebih banyak dan ukuran telur lebih besar dibandingkan telur ayam aslinya. Namun dalam proses pengembangannya diperlukan upaya dukungan dibidang pembibitan sehingga permintaan akan bibit ayam hibrida dapat dipenuhi untuk mendukung usaha komersial. Untuk itu telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan dan demontrasi langsung kepada 16 orang kader wirausahaan pembibitan unggas yang berasal dari siswa SMK, mahasiswa peternakan dan alumni peternakan dengan tujuan untuk peningkatkan kemampuan manajemen usaha pembibitan ayam hibrida lokal. Kegiatan ini berjalan selama 30 hari dengan pembekalan 4 materi utama dan demonstrasi berupa teknis perkawinan inseminasi buatan, seleksi telur tetas, pembuatan mesin tetas dan proses penetasan sampai pada seleksi jenis kelamin DOC hasil penetasan. Hasilnya menunjukkan bahwa 94% peserta berada pada katagori sangat menguasai materi yang diberikan dan 87,5% sangat menguasai kegiatan demonstrasi yang telah diberikan oleh tutor kegiatan. Sementara itu 6% peserta menguasai materi dan 12,5% peserta lainnya juga katagori menguasai kegiatan demonstrasi yang diberikan. Melalui hasil survei kepuasaan peserta menunjukkan bahwa seluruh peserta (100%) menyatakan sangat puas terhadap materi dan kegiatan demonstrasi pelatihan dan merasakan manfaat yang sangat besar terutama sebagai wawasan baru dibidang usaha peternakan. Peserta menyarankan agar dimasa yang akan datang, lama waktu pelatihan diperpanjang menjadi 3 bulan dan mencakup juga untuk jenis unggas lainnya seperti itik dan puyuh.
PENGEMBANGAN LKPD PEMISAHAN CAMPURAN BERBASIS PBL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MTsN 1 GEUMPANG Maulina Maulina; Adlim Adlim; Mudatsir Mudatsir
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia Vol 4, No 1 (2016): APRIL 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.013 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan para pakar dan peserta didik terhadap LKPD berbasis PBL dan efektifitasnya ditinjau dari hasil belajar, keterampilan proses sains dan juga tanggapan peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan rancangan one group pre-test post-test. Instrumen yang digunakan berupa tes keterampilan proses sains dan tes hasil belajar serta angket tanggapan peserta didik. Analisis data hasil belajar dan keterampilan proses sains menggunakan perhitungan N-gain dan uji t, sedangkan untuk angket menggunakan persentase. Hasil olahan data tanggapan pakar terhadap LKPD berbasis PBL dari segi penyusunan, isi dan bahasa ketiganya menunjukkan kriteria baik sehingga layak digunakan. Hasil olahan data tes hasil belajar dan keterampilan proses sains pada α (0,05) diperoleh ThitungT tabel, yaitu 15,391,71. Data tes keterampilan proses sains diperoleh ThitungT tabel, yaitu 5,621,71, maka terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains dari penggunaan LKPD berbasis PBL. Hasil olahan data tanggapan peserta didik terhadap LKPD berbasis PBL diketahui bahwa47,5% peserta didik yang merespon dengan  kriteria “sangat baik” dan 47,5% peserta didik yang merespon dengan kriteria “baik”. LKPD berbasis PBL yang dikembangkan layak dan efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains.