Kooswardhono Mudikdjo
Fakultas Peternakan, Jurusan Sosek Peternakan, Kampus Darmaga IPB, Bogor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH MELALUI PENERAPAN KONSEP PRODUKSI BERSIH , Hidayatullah; , Gunawan; Mudikdjo, Kooswardhono; N., Erliza
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Development activities should take into account the environment capacity and quality. Dairy farm businesswith scale more than 20 cattle’s and located in same place tends to pollute environment, but better waste managementapplied will give an aditional benefit to the environment. Dairy farm system applying cleaner production was analternative in minimizing cattle waste. This study aimed to evaluate the benefit of dairy farm system life cycleapplying cleaner production and how much the pollutant concentration in liquid waste could be minimized. Datacollected were life cycle process of dairy farm system, waste management system and characteristics of liquid wasteof dairy farm. Water samples collected three times from liquid waste tanks were analyzed in Chemistry LaboratoryFaculty of Mathematics and Life Sciences, University of Sebelas Maret, Solo. The results were compared to thequality standard of liquid waste. The result showed that integrated farming system applying cleaner production asable to increase additional benefit for the farming system (B/C Ratio > 1) and reduced the liquid waste discharged tothe environment. The result, of water quality were (pH = 7.25; Total Dissolved Suspension (TDS) = 804 mg/L; TotalSolid Suspension (TSS) =356 mg/L; Chemistry Oxigen Demand (COD) = 48 mg/L; Biology Oxigen Demand (BOD)= 240 mg/L; Nitrite = 0.06 mg/L; Nitrate = 0.09 mg/L; NH3-N = 0.39 mg/L; H2S = 0.54 mg/L). These concentrationswere still below the maximum quality standard allowed.Key words : dairy cattle, wastes, cleaner production, Solo Kegiatan pembangunan peternakan perlu memperhatikan daya dukung dan kualitas lingkungan. Usahapeternakan sapi perah dengan skala usaha lebih dari 20 ekor dan relatif terlokalisasi akan menimbulkan pencemaranterhadap lingkungan. Pencemaran ini disebabkan oleh pengelolaan limbah yang belum dilakukan dengan baik, tetapikalau dikelola dengan baik, limbah tersebut memberikan nilai tambah bagi usaha peternakan dan lingkungan disekitarnya. Sistem usaha peternakan dengan penerapan produksi bersih merupakan salah satu upaya yang dapatdilakukan dalam meminimisasi limbah ternak. Penelitian tentang Pengelolaan Limbah Cair Sapi Perah MelaluiPenerapan Produksi Bersih ini telah dilakukan di CV. Lembah Hijau Multifarm (LHM) Solo, Jawa Tengah. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan limbah padat dan cair sapi perah melalui penerapan produksibersih dan berapa besar kadar polutan dalam limbah cair ternak dapat diminimisasi. Data yang dikumpulkan meliputiproses daur hidup sistem usaha peternakan, sistem pengelolaan limbahnya dan karateristik limbah cair sapi perah.Contoh air diambil sebanyak tiga kali dan dianalisis di Lab. Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Sebelas Maret, Solo dan dibandingkan dengan baku mutu limbah cair. Hasil penelitian menunjukkan daurhidup sistem usahatani yang dilakukan mampu meningkatkan keuntungan bagi sistem tersebut (B/C Ratio >1) danmengurangi limbah yang terbuang ke lingkungan. Hasil analisis kualitas air adalah Derajat Keasaman (pH) = 7,25;Total Dissolved Suspention (TDS) = 804 mg/L; Total Solid Suspention (TSS) = 356 mg/L; Chemistry Oxigen Demand(COD) = 483 mg/L; Biology Oxigen Demand (BOD) = 240 mg/L; Nitrit = 0,003 mg/L; Nitrat = 0,09 mg/L; NH3-N =0,39 mg/L; H2S = 0,54 mg/L. Kadar polutan dalam limbah cair tersebut semuanya masih berada di bawah baku mutulimbah cair maksimum yang diperbolehkan.Kata kunci : usaha peternakan sapi perah, limbah, produksi bersih, Solo