Ifayanti Ridwan
Unknown Affiliation

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

INTRODUKSI TEKNOLOGI TRASHPONIK DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN ANAK USIA SEKOLAH MENGENAI SWAKELOLA SAMPAH DI LINGKUNGAN PESANTREN Hari Iswoyo; Ifayanti Ridwan; . Kaimuddin; Rusdayani Amin; Rahmansyah Dermawan
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 2 NO. 1 OKTOBER 2016
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v2i1.1479

Abstract

Tujuan kegiatan adalah untuk memberdayakan masyarakat pesantren mencakup santri, ustadz dan warga lainnya dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok mitra (pesantren) dalam memanfaatkan lahan untuk melakukan sistem budidaya dengan berbasis kepada pemanfaatan sampah sehari-hari baik sampah organik maupun anorganik. Konsep trashponik dapat menjadi alternatif untuk menjawab permasalahan limbah dan sampah yang juga bisa mendukung bagi kegiatan penghijauan di wilayah pesantren sekaligus sebagai sumber pangan untuk kebutuhan sendiri maupun untuk komersil sehingga dapat mendukung enterpreneurship bagi warga pesantren. Dengan sistem ini, penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan kompos atau pupuk organik cair yang berasal dari sampah organik. Selain itu, sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai wadah tanaman, seperti botol atau gelas plastik bekas kemasan minuman. Budidaya tanaman dilakukan dengan teknik konvensional atau hidroponik atau budidaya tanaman tanpa tanah. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan telah dilaksanakan di Pesantren Putra IMMIM Makassar dan Sekolah Putri Darul Istiqamah. Hasil survei terhadap warga mitra pesantren menunjukkan relevansi kegiatan ini dalam peningkatan pemahaman warga pesantren terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Kegiatan yang dilakukan secara umum telah berhasil dalam: 1) peningkatan pengetahuan kelompok mitra dalam melakukan pemanfaatan lahan dengan kegiatan budidaya berbasis trashponik; 2) peningkatan pemahaman kelompok terhadap potensi pemanfaatan sampah organik sebagai media tanam dan pupuk dalam bentuk kompos dan pupuk organik cair; dan 3) peningkatan keterampilan mitra dalam membuat instalasi penanaman sederhana berbahan dasar barang bekas dari sampah anorganik. Kata kunci: trashponik, hidroponik, sampah, kompos, pupuk organik, pesantren 
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELALUI BIMBINGAN TEKNIS BUDIDAYA MELON DI KOTA MAKASSAR Rahmansyah Dermawan; Ifayanti Ridwan; Hari Iswoyo; Cri Wahyuni Brahmi Yanti
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 2 No. 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 2 NO. 2 MEI 2017
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v2i2.2161

Abstract

Budidaya tanaman hortikultura tidak hanya berupaya memanfaatkan lahan tidur atau lahan yang belum tergarap. Peningkatan taraf kehidupan masyarakat juga dapat dihasilkan dengan melakukan kegiatan pertanian di bidang hortikultura. Mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kelompok wanita tani (KWT) Asoka yang berada di kelurahan Parangtambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. KWT Asoka terdiri dari 30 orang lebih anggota yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang selama ini memanfaatkan lahan tidur yang berada di sekitar perumahan. Permasalahan pada mitra adalah terbatasnya jenis tanaman yang diusahakan karena terkendala dengan pengetahuan dan keterampilan yang masih minim. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksakan dalam bentuk penyuluhan dan praktek langsung budidaya tanaman melon. Program pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan target dan luaran berupa jasa dan produk, yakni meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota KWT Asoka dalam berbudidaya tanaman melon, meningkatnya kemampuan mitra dalam mengelola lahan tidur dan pekarangan serta dalam wirausaha tanaman melon. Berdasarkan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, dapat disimpulkan beberapa hal seperti pengelolaan lahan sempit dengan melakukan kegiatan budidaya tanaman buah memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan produktivitas lahan, mitra memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam berbudidaya tanaman melon. Kata Kunci: Budidaya Tanaman, Buah Melon, Pemberdayaan.
PENERAPAN TRASHPONIC DALAM PENGELOLAAN LORONG GARDEN (LONGGAR) DI KOTA MAKASSAR Hari Iswoyo; Ifayanti Ridwan; Rahmansyah Dermawan
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 1 NO. 1 OKTOBER 2015
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v1i1.2185

Abstract

Tujuan kegiatan adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok mitra dalam pengelolaan lorong garden (LONGGAR) berbasis trashponic. Konsep trashponic sebagai alternatif untuk menjawab masalah penghijauan lorong yang memiliki lahan terbatas dimana penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan kompos atau pupuk organik cair (POC) yang terbuat dari sampah organik. Selain itu, sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai wadah penanaman. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pelatihan dengan materi konsep dasar trashponic, pembuatan kompos dan POC serta perakitan instalasi hidroponik sederhana berbahan dasar barang bekas. Metode yang diterapkan untuk mencapai luaran seperti meningkatnya pengetahuan kelompok mitra dalam penataan dan pengelolaan LONGGAR berbasis trashponic serta potensi pemanfaatan sampah organik sebagai media tanam dan pupuk dalam bentuk kompos dan POC. Selain itu diharapkan adanya peningkatan keterampilan mitra dalam membuat instalasi hidroponik sederhana berbahan dasar barang bekas dari sampah anorganik.Dari kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa konsep trashponic mendapat sambutan yang baik dari warga dalam pengelolaan dan penataan LONGGAR di lingkungan pemukiman warga. Bahan dasar yang digunakan dalam sistem trashponic merupakan bahan sisa yang mudah ditemukan dan sudah tidak lagi dipergunakan oleh warga. Dengan demikian selain dapat mewujudkan tujuan program LONGGAR dalam menciptakan lingkungan yang asri, indah, nyaman dan sehat, penerapan sistem trashponic pada pengelolaan LONGGAR ini juga dapat membantu mengurangi permasalahan sampah di perkotaan.  Kata kunci: trashponic, hidroponik, lorong garden, sampah
PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI PRODUK BERDAYA GUNA Ifayanti Ridwan; . Nurfaida; Katriani Mantja
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 1 No. 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 1 NO. 2 MEI 2016
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v1i2.2196

Abstract

Sampah anorganik lebih sulit ditangani dibandingkan sampah organik karena sampah anorganik terutama kaleng dan plastik sulit terurai secara biologis oleh alam. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan menjadi produk berdaya guna. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok mitra dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi produk berdaya guna. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah pembelajaran partisipatif dengan kegiatan berupa penyuluhan, pelatihan, dan kunjungan studi banding. Mitra kegiatan ini adalah kelompok rumah tangga binaan Yayasan Aminuddin Salle dan kelompok guru SDI Al-Azhar 34 yang keduanya berlokasi di Kota Makassar. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian materi mengenai sampah anorganik mencakup jenis, lama penguraian, cara pengelolaan, contoh produk, dan cara pembuatan. Kegiatan pelatihan dilakukan berupa praktek pembuatan produk berdaya guna yang dibuat dari kertas koran, botol minuman, kemasan sabun, dan kain bekas. Produk yang dipraktekkan adalah tempat pensil, tempat peralatan makan, tas dari gelas minuman, dan perhiasan bros-bros cantik. Kunjungan studi banding dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai peluang kewirausahaan produk dari sampah anorganik. Dari kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kelompok mitra telah berpartisipasi aktif dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi produk berdaya guna karena dari sampah dapat dibuat produk yang menarik dan layak dijual. Kata kunci: pemanfaatan, produk berdaya guna, sampah anorganik
PENINGKATAN PERAN BANK SAMPAH DALAM PENANGGULANGAN SAMPAH ORGANIK PERKOTAAN PADA BANK SAMPAH PUSAT DI KOTA MAKASSAR Ifayanti Ridwan; Rahmansyah Dermawan; Katriani Mantja
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 3 No. 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2017
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v3i1.2970

Abstract

ABSTRAKSebagai upaya dalam penanggulangan masalah sampah perkotaan, Pemerintah Kota Makassar telah mendirikan bank sampah untuk mengurangi volume sampah yang terbawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Tamangapa. Namun demikian, pengelolaan sampah pada bank sampah pusat di Toddopuli Kelurahan Kelurahan Paropo hanya terbatas pada sampah anorganik. Sebaliknya sampah organik belum dikelola secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan keterampilan pengelola bank sampah terkait pengolahan sampah organik khususnya limbah organik rumah tangga warga perkotaan untuk dijadikan kompos. Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan terdiri dari penyuluhan dan pelatihan yang diikuti oleh pihak pengelola bank sampah pusat dan beberapa pengelola dari bank sampah unit. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini memberikan motivasi bagi pihak pengelola untuk melaksanakan pengolahan sampah organik pada bank sampah unit. Model alternatif untuk pengelolaan bank sampah di kota Makassar yang memasukkan aktifitas pengomposan dipaparkan. Kata kunci: kompos, bakteri anaerob, bank sampah, limbah organik. 
PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KOMPOS LIMBAH PERTANIAN MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN LABAKKANG Ifayanti Ridwan; Abdul Mollah Jaya; Katriani Mantja
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 3 No. 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 3 NO. 2 MEI 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v3i2.4248

Abstract

Belum maksimalnya pengembangan pertanian organik yang dapat mendukung keberlanjutan wilayah pesisir dapat menyebabkan pengelolaan kawasan sektor pertanian yang tidak mempertimbangkan aspek ekologis wilayah yang akan mendatangkan kerugian pada masyarakat. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan diketahui akan memberi dampak buruk baik pada kesuburan tanah yang semakin menurun maupun pada pencemaran lingkungan seperti aliran sungai yang akan bermuara ke laut. Selain itu, tingkat partisipasi masyarakat pada wilayah pesisir dalam mengelola potensi lokal wilayahnya terkadang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap potensi sumberdaya lokal daerah yang dapat dimanfaatkan. Salah satu solusi untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat yaitu dengan menjalin kemitraan antara institusi baik dari pemerintah daerah, akademisi dan masyarakat melalui program kemitraan KKN-PPM bertema Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Berbasis Potensi Lokal Daerah di Kabupaten Pangkep. Program tersebut dilaksanakan melalui kemitraan dengan dua desa pesisir pada Kecamatan Labakkang yang merupakan bagian dari Kabupaten Pangkaje’ne dan Kepulauan (PANGKEP) Propinsi Sulawesi Selatan. KKN PPM ini meliputi beberapa rangkaian kegiatan pelaksanaan dengan tahapan pembekalan mahasiswa, pelaksanaan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan pembuatan kompos dari bahan lokal limbah pertanian, budidaya sayuran organik secara vertikultur dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pengabdian secara umum meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya lokal limbah pertanian menjadi kompos untuk mendukung pengembangan bioindustri kompos di daerah pesisir.Kata Kunci: Bioindustri kompos, limbah pertanian, pemberdayaan masyarakat, daerah pesisir.  
PEMBERDAYAAN PETANI DAN PETERNAK DI KECAMATAN DUAPITUE KABUPATEN SIDRAP DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LOKAL Ifayanti Ridwan; Amir Yassi; . Budiman
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 1 OKTOBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i1.5286

Abstract

Salah satu upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan adalah melalui pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sumber daya di pedesaan. Namun demikian, tingkat keterampilan dan pengetahuan masyarakat sangat berpengaruh pada pelaksanaan dan keberhasilan pemberdayaan ini. Upaya pemberdayaan masyarakat seyogyanya melibatkan usaha-usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga dapat memotivasi partisipasi masyarakat dalam mengelola dua leading sector yang merupakan unggulan di pedesaan, pertanian, dan peternakan. Beberapa program dalam pelaksanaan KKN PPM UH Pemberdayaan Petani, dan Peternak ini adalah perbaikan teknologi pengelolaan lahan sawah tadah hujan, pengembangan sistem budidaya vertikultur, intensifikasi ternak itik dan pengembangan olahan produk lokal berbahan dasar ternak unggas. KKN PPMUH dilaksanakan di Desa Bila Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidenreng Rappang dan diikuti oleh 14 orang mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan. Pelaksanaan diawali dengan sosialisasi program kerja kepada masyarakat dan kelompok tani dan peternak di lokasi mitra yang dilanjutkan dengan seminar program kerja. Beberapa program yang telah dilaksanakan yakni penyuluhan dan pelatihan serta pembuatan demplot pertanian organik padi pada lahan sawah tadah hujan, vertikultur sayur-sayuran dan budidaya ternak itik. Program KKN PPM UH disambut baik oleh warga di lokasi yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pelatihan dan demplot. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dampak dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat kelompok tani dan peternak terkait beberapa hal yakni: pengelolaan budidaya padi secara organik, pembuatan POC dan Pestisida nabati serta intensifikasi budidaya ternak itik dan kewirausahaan telur asin.  Kata kunci: Pemberdayaan masyarakat, sumberdaya lokal, peningkatan produksi pertanian, peternakan dan perikanan.
BERBAGAI KEGIATAN HORTIKULTURA DI FAKULTAS PERTANIAN UNTUK MENGEMBANGKAN KAPASITAS ENTREPRENEURSHIP UNTUK SISWA Tigin Dariati; Hari Iswoyo; Rahmansyah Dermawan; Ifayanti Ridwan
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 4 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. (EDISI KHUSUS) NOVEMBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4iK.5473

Abstract

Pengembangan kapasitas kewirausahaan di lingkungan kampus perlu diaktifkan, sehingga mahasiswa dan pihak kampus dapat belajar lebih banyak tentang budaya wirausaha dan siap menjadi wirausaha. Bagi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, kegiatan hortikultura dalam bidang tanaman hias dapat menjadi pilihan untuk dikembangkan menjadi kegiatan wirausaha. Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan perbanyakan tanaman dan pengelolaan pembibitan tanaman hias oleh mahasiswa. Sebagian hasil perbanyakan tanaman dan pembibitan tersebut kemudian dijual kepada orang-orang yang berminat. Sebagian lagi dijadikan sumber bibit tanaman jika ada tawaran untuk pembuatan taman, baik dalam ruangan maupun luar ruangan. Untuk persiapan kegiatan wirausaha di Fakultas Pertanian yang lebih menarik lagi, yaitu agar dapat dilakukan program agroekowisata di Fakultas Pertanian, sebagian bibit tanaman yang sudah ada juga disusun dalam bentuk taman di area Fakultas Pertanian sehingga secara visual area Fakultas Pertanian akan terlihat lebih estetis. Dengan demikian program entrepreneur dapat terlaksana dengan dilakukannya kegiatan pembibitan, penjualan bibit tanaman hias, dan penyediaan jasa pembuatan taman oleh mahasiswa. Untuk program yang lebih baik lagi pada kegiatan selanjutnya setelah taman di area Fakultas Pertanian tertata rapi maka dapat dilakukan kegiatan wirausaha lainnya yaitu agroekowisata.Kata kunci: Hortikultura, pembibitan tanaman hias, kewirausahaan.
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BILA KECAMATAN DUA PITUE KABUPATEN SIDRAP Ifayanti Ridwan; Amir Yassi; Hari Iswoyo; Rahmansyah Dermawan; Abdul Mollah; . Nurfaida; Cri Wahyuni Brahmi Yanti; Tigin Dariati; Katriani Mantja; Nuniek Widiayani
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 4 No. 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 2 MEI 2019
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i2.7422

Abstract

Sebuah upaya pemberdayaan masyarakat telah dilakukan melalui program KKN-PPM di Desa Bila, Kecamatan Duapitue, Kabupaten Sidrap bertema Pemberdayaan Petani, Peternak, dan Nelayan di Kecamatan Pitueriase Kabupaten Sidrap Dalam Pengelolaan Sumberdaya Lokal. Salah satu program yang dilaporkan dalam tulisan ini adalah terkait program pengembangan pertanian organik pada lahan sawah tadah hujan. Metode yang digunakan terdiri dari persiapan program yakni pembekalan mahasiswa dan pelaksanaan program berupa penyuluhan dan pelatihan teknologi budidaya tanaman padi pada lahan sawah tadah hujan melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dan pestisida nabati (Pesnab) serta pembuatan demplot. Dari pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat berjalan dengan baik dan mendapatkan antusiasme masyarakat. Selain itu melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta percontohan dengan adanya demplot, pemahaman dan keterampilan masyarakat petani di daerah mitra bertambah dalam hal membudidayakan tanaman padi organik di lahan sawah tadah hujan.Kata Kunci: pemberdayaan, padi, sawah tadah hujan, teknologi budidaya.
PEMBINAAN KELOMPOK TANI MENJADI PETANI PENANGKAR BENIH UNGGUL SEBAGAI UPAYA DALAM MENGATASI KELANGKAAN BENIH PADI DI KECAMATAN BENGO KABUPATEN BONE Muh. Farid BDR; . Nasaruddin; Ifayanti Ridwan; Hatta Jamil; Hari Iswoyo; Katriani Mantja; . Nurfaida
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 5 No. 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 2 MEI 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i2.10139

Abstract

Problems faced by the Pangisoreng UPB partners and Allapporeng II farmer groups are the unavailability of superior seeds and scarcity of fertilizer during the planting season, low farming capital, the land is saturated with inorganic fertilizers and there is no use of organic fertilizers, resulting in soil cracking in the dry season and cause rice drought. The use of liquid fertilizer has not been carried out, the waste planting system is wasteful use of seeds, rat pest attacks due to the wrong planting system, and the knowledge and expertise of farmers in producing seeds, compost, liquid fertilizer / biopesticides are lacking; thus causing rice productivity and low farmer income. From the range of solutions offered, the activities that have been carried out are: (a) fostering farmer groups to become seed breeders so they can produce superior seeds independently, while encouraging new potential entrepreneurs, (b) training farmers to process locally available organic waste into fertilizer compost, liquid fertilizer / biopesticide, (c) improve the planting system from hambur into a planting system, move through seed demonstration plot and (d) provide assistance during the activity. The output targets to be achieved on PKM are: Superior seed production, compost production, liquid fertilizer / biopesticide, increased productivity from 5.5 tons / ha to 8-9 tons / ha. From the implementation of the activities carried out it can be concluded that the activities were welcomed by members of partner farmer groups because they were classified as new. Making compost and liquid organic fertilizer can be done by utilizing local materials and considering the function of each ingredient.Keywords: Rice seeding, compost, liquid fertilizer, planting system.  ABSTRAKPermasalahan yang dihadapi oleh mitra UPB Pangisoreng dan kelompok tani Allapporeng II adalah tidak tersedianya benih unggul dan kelangkaan pupuk saat musim tanam, modal usaha tani yang rendah, lahan sudah jenuh dengan pupuk anorganik dan tidak ada penggunaan pupuk organik, sehingga terjadi keretakan tanah pada musim kemarau dan menyebabkan padi kekeringan. Penggunaan pupuk cair belum dilaksanakan, sistem tanam hambur yang boros penggunaan benih, serangan hama tikus akibat sistem tanam yang salah, serta pengetahuan dan ketermpilan petani dalam memproduksi benih, pupuk kompos, pupuk cair/biopestisida yang kurang; sehingga menyebabkan produktivitas padi dan pendapatan petani rendah. Dari rangkaian solusi yang ditawarkan, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: (a) pembinaan kelompok tani menjadi penangkar benih sehingga mampu memproduksi benih unggul secara mandiri, sekaligus mendorong menjadi calon wirausaha baru, (b) melatih petani mengolah limbah organik yang tersedia secara lokal menjadi pupuk kompos, pupuk cair/ biopestisida, (c) memperbaiki sistem tanam dari hambur menjadi sistem tanam pindah melalui demplot perbenihan serta (d) melakukan pendampingan selama kegiatan berlangsung. Target luaran yang ingin dicapai pada PKM adalah: Produksi benih unggul, produksi kompos, pupuk cair /biopestisida, peningkatan produktivitas dari 5,5 ton/ha menjadi 8-9 ton/ha. Dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan disambut baik oleh anggota kelompok tani mitra karena tergolong baru. Pembuatan kompos dan pupuk organik cair dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan local dan mempertimbangkan fungsi dari masing-masing bahan.Kata kunci: Perbenihan padi, kompos, pupuk cair, sistem tanam