Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Studi Parametrik Kuat Tekan Mortar Geopolimer Abu Terbang Niko Rizaldi; Ali Imron Rusadi; Gunawan Wibisono; Edy Saputra; Monita Olivia
Media Teknik Sipil Vol. 18 No. 2 (2020): Agustus
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jmts.v18i2.12921

Abstract

Abu terbang adalah limbah berbentuk butiran halus atau bubuk berasal dari aktivitas pembakaran batu bara. Abu terbang biasanya digunakan sebagai material timbunan dan pupuk tanaman, namun dalam penelitian lebih lanjut abu terbang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti sebagian maupun semen pada mortar. Material abu terbang diaktifkan dengan kombinasi natrium hidroksida dan natrium silikat yang dikenal sebagai geopolimer. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi optimum kuat tekan mortar geopolimer abu terbang dari parameter konsentrasi natrium hidroksida, modulus silikat, dan tamabahan OPC. Abu terbang yang digunakan adalah kelas F, dan dimanfaatkan sebagai bahan dasar mortar untuk plester. Mortar dibuat dengan mencampurkan abu terbang, pasir, natrium hidroksida dan natrium silikat serta superplasticizer, lalu mortar dicetak dan didiamkan selama tiga hari (rest period).  Sampel dirawat pada suhu ruang dan dilakukan uji kuat tekan mortar umur 7, 14, dan 28 hari. Hasil pengujian studi parametrik menunjukkan komposisi optimum mortar geopolimer abu terbang dapat dibuat dengan kombinasi variabel natrium hidroksida 12M, modulus silikat 2 dan tambahan OPC sebesar 30% pada suhu ruang.
STUDI PARAMETRIK BETON CAMPURAN REMAH KARET DAN FABA (FLY ASH BOTTOM ASH) UNTUK PERKERASAN KAKU Monita Olivia; Muhammad Rizky; Gunawan Wibisono
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 24, No. 2, Juli 2020
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITS.2020.v24.i02.p06

Abstract

Penumpukan ban bekas di alam terus mengalami peningkatan karena pemanfaatan ban bekas yang masih sedikit sehingga potensi terjadinya pencemaran lingkungan sangat tinggi karena ban bekas tidak dapat terurai secara alami. Salah satu limbah industri hasil pembakaran batu bara yang termasuk berbahaya bagi lingkungan adalah abu terbang abu dasar atau fly ash bottom ash (FABA) pada industri pembangkit listrik. Kedua limbah tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja perkerasan kaku (rigid pavement) untuk jalan sehingga memiliki kekakuan dan durabilitas tinggi. Pada penelitian ini diteliti parameter yang berpengaruh terhadap kuat lentur optimum pada perkerasan kaku menggunakan campuran remah karet dan FABA sesuai spesifikasi pekerjaan jalan dan jembatan tahun 2018. Beberapa campuran beton dikaji dalam penelitian ini memiliki variasi fas atau faktor air semen (0,30; 0,32; 0,34), remah karet (0%, 5%, 10%), FABA (0%, 5%, 10%) dan perlakuan terhadap karet (disaring, tidak disaring dan serat). Campuran beton kontrol adalah campuran dengan menggunakan semen PCC. Persentase remah karet adalah berdasarkan berat agregat halus, dan persentase FABA sesuai dengan berat semen. Hasil pengujian pada umur 28 hari menunjukkan bahwa campuran dengan variasi faktor air semen = 0,30, remah karet = 5%, FABA = 10% menghasilkan kuat tekan dan kuat lentur optimum masing-masing 32.07 MPa dan 4.62 MPa. Kedua nilai tersebut telah memenuhi persyaratan dalam spesifikasi umum pekerjaan jalan dan jembatan. Berdasarkan studi parametrik dapat diperoleh campuran yang tepat antara remah karet dan FABA sehingga dapat meningkatkan sifat mekanik beton dan berpotensi sebagai bahan perkerasan kaku.
ANALISA PENINGKATAN KEKUATAN TANAH YANG DIPERKUAT SERAT DAN BAHAN STABILISASI PADA SISI KERING DAN SISI BASAH Fidal Kasbi, Soewignjo Agus Nugroho Gunawan Wibisono
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 2 (2013)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.022 KB) | DOI: 10.24002/jts.v12i2.612

Abstract

Kondisi tanah pesisir Riau cenderung lunak sehingga perlu usaha stabilisasi untuk perbaikan kekuatan. Limbah berupa serat dan abu sawit banyak terdapat di propinsi Riau. Bahan ini pada dasarnya dapat digunakan sebagai bahan stabilisasi. Pengujian dengan campuran semen dan serat sintetis sebagai bahan komersil yang banyak ditemukan untuk peningkatan nilai kekuatan tanah lunak tersebut. Penelitian ini mengkaji kemampuan kombinasi 8 persen abu sawit dan 0,8 persen  serat  sawit.  Sehingga  didapatkan  peningkatan  kekuatan  tanah  tak  terkekang,  dengan melakukan variasi kadar air dari sekitar nilai kadar air optimum (OMC). Penelitian selanjutnya dengan mengkaji peningkatan kekuatan kombinasi bahan komersil 4% semen dan 0,1% serat sintetis hingga 68% dari kekuatan tanah asli dengan variasi kadar air yang identik. Serangkaian pengujian  seperti  uji  tekan  bebas,  proktor  standar,  Atterberg  limit  dan  CBR  laboratorium dilakukan pada beberapa variasi kadar air pada sisi kering serta pada sisi basah untuk kedua kombinasi campuran di atas. Hasil pengujian UCS dan CBR menunjukkan bahwa nilai kuat tekan optimum kombinasi abu sawit dan serat sawit didapatkan pada kadar air OMC. Secara umum pengurangan kadar air (sisi kering) dan penambahan kadar air dari nilai OMC menurunkan kuat tekan tanah. Hasil pengujian UCS pada kombinasi semen dan serat sintetis tidak mengalami peningkatan nilai untuk sisi kering dan sisi basah dimana kekuatan optimum didapatkan pada kadar air OMC, sedangkan pada pengujian CBR juga tidak mengalami peningkatan nilai untuk sisi kering dan sisi basah dimana kekuatan optimum didapatkan pada penambahan dengan kadar air 100%.
PENGARUH PEMAKAIAN PEREMAJA ANTI RAYAP DAN ASPAL PEN 60/70 TERHADAP KINERJA RAP ( RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT ) AC-WC GRADASI HALUS BERDASARKAN UJI MARSHALL Afdal Afdal; Gunawan Wibisono; Muhardi Muhardi
Jurnal Sains dan Teknologi Vol 17, No 1 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.705 KB) | DOI: 10.31258/jst.v17.n1.p1-8

Abstract

Kebutuhan aspal dan agregat untuk pembangunan dan pemeliharaan perkerasan beraspal pada setiap tahun selalu meningkat, padahal aspal selalu diimpor dan ketersediaan agregat juga semakin berkurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan memanfaatkan produk limbah yang diperoleh dari aktivitas pemeliharaan perkerasan lentur, yaitu material daur ulang perkerasan beraspal Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). Tujuan dari peneletian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh dua bahan peremaja yaitu: Residu anti Rayap dan Aspal pen 60/70 terhadap kinerja campuran beraspal panas yang menggunakan Reclaimed Asphalt Pavement  (RAP). Metodologi yang digunakan adalah eksperimental di laboratorium, yaitu dengan membandingkan antara kinerja campuran beraspal yang menggunakan Reclaimed Asphalt Pavement ditambah peremaja dan yang tidak menggunakan peremaja, serta membandingkan pengaruh dua jenis peremaja terhadap kinerja setiap campuran beraspal panas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dalam campuran beraspal panas yang tanpa peremaja nilai stabilitas 2357,905 kg, hasil pengujian terhadap ketahanan deformasi dan kelelahan adalah 5,033 mm. Nilai Marshal Quotient adalah 555,742 kg/mm, untuk penambahan bahan peremaja aspal pen 60/70 sebesar 1,0% nilai stabilitas naik menjadi 2644,959 kg dan flow 6,067 mm, Marshall Quotient 442,411 kg/mm. Untuk penambahan bahan peremaja residu anti rayap + aspal 60/70 nilai terbaik diperoleh pada penambahan 1,0 + 1,0 dengan nilai stabilitas 1596,450 kg nilai flow 4,600 mm dan nilai Marshall Quotient 346,661 kg/mm terjadi penurunan nilai stabilitas namun masih memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga tahun 2010.
EVALUASI STRUKTUR PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE EMPIRIS DAN MEKANISTIK-EMPIRIS : Studi Kasus: Jalan Kubang Raya-Simpang Panam Fahrurrozi; Gunawan Wibisono; Muhammad Yusa
Aptek Jurnal Apliksai Teknologi (APTEK): Volume 12, No. 02, Juli 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30606/aptek.v12i2.351

Abstract

Tahapan evaluasi terhadap perkerasan lama sangat penting dilakukan untuk pengambilan keputusan rehabilitasi jalan, Metode empiris seperti AASHTO 93 menjadi rujukan yang cukup lama digunakan di Indonesia. diperlukan perbandingan kesesuaian desain empiris dengan mekanistik-empiris yang dapat memprediksi model kerusakan berdasar analisis pembebanan roda dan kualitas dari material. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi perkerasan lama melalui repetisi beban gandar standar hingga mengalami retak lelah (fatigue) dan alur roda (rutting), mengetahui kebutuhan tebal lapisan overlay metode empiris (AASHTO 93) dan mekanistik-empiris (Program Komputer KENPAVE), dan pengaruh variasi modulus resilient tanah dasar terhadap respon struktur perkerasan. Jalan yang diteliti adalah ruas jalan Kubang Raya-Simpang-Panam STA + 0,001 s/d +0.403. Struktur perkerasan terdiri dari lapisan permukaan dengan ketebalan 10 cm yang dianalisis dengan permodelan viscoelastic, lapis pondasi atas 20 cm, pondasi bawah 30 cm yang diasumsikan sebagai lapisan tanah dasar dengan ketebalan di tinjau hingga kedalaman 1 m dari permukaan yang dianalisis dengan permodelan non-linear elastic. Penelitian dimulai dengan pengolahan data lendutan yang diperoleh dari penyelidikan lapangan dengan peralatan Falling Weight Deflektometer sebagai data primer dari P2JN Provinsi Riau, keluaran proses backcalculation dengan formula AASHTO 93 dan perangkat Lunak ELMOD berupa modulus resilient tanah dasar dan modulus elastisitas yang digunakan untuk analisis overlay kedua metode. Data lalulintas ekivalen beban gandar dianalisis dengan menggunakan metode AASHTO 93 dan digunakan untuk analisis kedua metode. Dari hasil analisis, didapati kondisi perkerasan eksisting sudah mengalami fatigue dan rutting pada kondisi jalan lama, kebutuhan lapis tambah perkerasan dengan Program Komputer KENPAVE sebesar 18 cm berbanding 17 cm dengan metode AASHTO 93. Semakin besar nilai modulus tanah dasar, semakin kecil lapis tambah dan regangan yang terjadi serta semakin besar nilai repetisi yang dicapai hingga mengalami kerusakan fatigue dan rutting.
ANALISA PENINGKATAN KEKUATAN TANAH YANG DIPERKUAT SERAT DAN BAHAN STABILISASI PADA SISI KERING DAN SISI BASAH Soewignjo Agus Nugroho Gunawan Wibisono Fidal Kasbi
Jurnal Teknik Sipil Vol. 12 No. 2 (2013)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.022 KB) | DOI: 10.24002/jts.v12i2.612

Abstract

Kondisi tanah pesisir Riau cenderung lunak sehingga perlu usaha stabilisasi untuk perbaikan kekuatan. Limbah berupa serat dan abu sawit banyak terdapat di propinsi Riau. Bahan ini pada dasarnya dapat digunakan sebagai bahan stabilisasi. Pengujian dengan campuran semen dan serat sintetis sebagai bahan komersil yang banyak ditemukan untuk peningkatan nilai kekuatan tanah lunak tersebut. Penelitian ini mengkaji kemampuan kombinasi 8 persen abu sawit dan 0,8 persen  serat  sawit.  Sehingga  didapatkan  peningkatan  kekuatan  tanah  tak  terkekang,  dengan melakukan variasi kadar air dari sekitar nilai kadar air optimum (OMC). Penelitian selanjutnya dengan mengkaji peningkatan kekuatan kombinasi bahan komersil 4% semen dan 0,1% serat sintetis hingga 68% dari kekuatan tanah asli dengan variasi kadar air yang identik. Serangkaian pengujian  seperti  uji  tekan  bebas,  proktor  standar,  Atterberg  limit  dan  CBR  laboratorium dilakukan pada beberapa variasi kadar air pada sisi kering serta pada sisi basah untuk kedua kombinasi campuran di atas. Hasil pengujian UCS dan CBR menunjukkan bahwa nilai kuat tekan optimum kombinasi abu sawit dan serat sawit didapatkan pada kadar air OMC. Secara umum pengurangan kadar air (sisi kering) dan penambahan kadar air dari nilai OMC menurunkan kuat tekan tanah. Hasil pengujian UCS pada kombinasi semen dan serat sintetis tidak mengalami peningkatan nilai untuk sisi kering dan sisi basah dimana kekuatan optimum didapatkan pada kadar air OMC, sedangkan pada pengujian CBR juga tidak mengalami peningkatan nilai untuk sisi kering dan sisi basah dimana kekuatan optimum didapatkan pada penambahan dengan kadar air 100%.
DURABILITAS BETON BERTULANG DI LINGKUNGAN TANAH GAMBUT DI KABUPATEN BENGKALIS Surgaroni uga; Monita Olivia; Gunawan Wibisono
JURNAL TEKNIK Vol. 15 No. 1 (2021): Edisi April 2021
Publisher : JURNAL TEKNIK UNILAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/teknik.v15i2.5194

Abstract

Paparan air gambut yang bersifat asam dapat mempengaruhi durabilitas beton khususnya degradasi permukaan beton serta korosi baja tulangan pada beton bertulang yang berdampak pada masa layan beton bertulang itu sendiri. Penggunaan semen untuk konstruksi dalam beberapa tahun belakangan ini telah beralih dari tipe Ordinary Portland Cement (OPC) menjadi Portland Composite Cement (PCC). Hal ini berdasarkan kebijakan industri semen untuk mengkonversi sebagian kandungan semen OPC menggunakan material pozzolanik. Oleh karena itu semen tipe PCC lebih mudah diperoleh di pasaran dan telah banyak digunakan sektor konstruksi. Pada penelitian ini dikaji Durabilitas beton bertulang di lingkungan tanah gambut. Parameter penelitian adalah semen PCC dengan mutu beton f’c14,53 MPa (K-175);f’c20,75 MPa (K-250) dan f’c28 MPa (K-337,35) melalui proses curing menggunakan air normal dan umur beton yang direndam di lingkungan air gambut. Beton PCC dengan mutu beton f’c14,53 MPa (K-175);f’c20,75 MPa (K-250) dan f’c28 MPa (K-337,35) digunakan sebagai benda Uji, kemudian benda uji direndam di bak perendaman selama 28 hari dan diletakkan di daerah lingkungan gambut di Kelapa sari kabupaten Bengkalis hingga waktu pengujian. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan, kuat tarik dan Kuat Lentur setelah benda uji direndam di Air gambut pada umur 0, 28, 91, dan 120 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa umumnya kuat tekan, Kuat Tarik dan Kuat Lentur Meningkat direndam di di lingkungan gambut hingga umur 120 hari.
The Effects of Using Ground Cockle Seashells as an Additive for Mortar in Peat Environment Monita Olivia; Ismi Siska Rahmayani; Gunawan Wibisono; Edy Saputra
Journal of the Civil Engineering Forum Vol. 6 No. 3 (September 2020)
Publisher : Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Engineering, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jcef.55651

Abstract

Seashells are available abundantly in coastal areas and have the potential to be used as aggregates and replacement for cement in mortar and concrete. They are also applied as mineral additives for mortar or concrete to increase the resistance of these materials in an aggressive environment, especially in constructing structures such as drainage and sewer networks which require good resistance to organic acid attack. This paper discusses the potential addition of ground seashells to improve the performance of mortar used as a drainage lining in an acidic environment such as peatland. The mix was designed using a 4% ground cockle shell (Anadara granosa) by cement weight as an additive in two mixes which include Ordinary Portland Cement (OPC) and OPC Cockle Shell (OPCCS). The samples were cured in a water pond for 28 days before they were placed in water and peat water for 120 days after which the compressive strength, porosity, sorptivity, change in weight, and visual characteristics were investigated. The results showed the compressive strength of OPCCS mortar increased by 11.29% after immersion in peat water for 120 days with its porosity and sorptivity decreased by 5.78% and 31.07% due to the refinement of the pores and capillary network in the mortar. Moreover, the weight of the brushed and unbrushed OPCCS mortar in peat water was lesser compared to the OPC due to the increase in CaO content which has the ability to fill the pores and reduce disintegration. The visual examination showed an improvement in the pH of OPCCS mortar due to the ability of the ground cockle shells to neutralize the acidity of the peat water. This study, therefore, shows the use of ground cockle shells as an additive makes it possible to use mortar as a drainage lining because the shells provide excellent resistance to acidic peat environments.
The Influence of High Plasticity and Expansive Clay Stabilization with Limestone on Unconfined Compression Strength Soewignjo Agus Nugroho; Gunawan Wibisono; Andarsin Ongko; Avrilly Zesthree Mauliza
Journal of the Civil Engineering Forum Vol. 7 No. 2 (May 2021)
Publisher : Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Engineering, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jcef.59438

Abstract

Clay is a cohesive material that becomes very soft when high content of water is added. This condition makes construction activities difficult on this type of soil. There is, therefore, a need for stabilization when dealing with high plasticity clay through several methods such as the application of limestone. However, this method mostly does not meet the standards due to the reaction between limestone and groundwater which normally alters soil properties, thereby, leading to a reduction in stickiness and softness of the soil. Meanwhile, limestone generally has the ability to compact and stabilize the soil due to its fine powder which consists of metals and non-organic mineral compositions. Therefore, this study was conducted to identify the influence of using limestone additives for stabilization at different mixture compositions on clay. The properties of the soil were tested before the Unconfined Compression Strength Test and the results showed limestone was effective in stabilizing high plasticity and expansive clay. This was proven by the 10% increase in the Unconfined Compression with lime content in curing conditions for 28 days as well as the 319% magnitude of the non-soaked, 6% reduction in the liquid limit value, and 46% increment in the plastic limit value.
BIO-PORTA TANK (BACTERIAL PORTABLE SEPTICTANK) SEBAGAI SOLUSI SANITASI PERUMAHANDENGANMUKA AIR TANAH TINGGI [BIO-PORTA TANK (BACTERIAL PORTABLE SEPTICTANK) AS A SANITATION SOLUTION OF HOUSING WITH HIGH GROUNDWATER LEVEL] Dhea Fitra Yofani; Shakila Fuadah Lubis; Milka Novita Manalu; Ramadhan Yanuari; Rezha Yaren; Gunawan Wibisono; Monita Olivia
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 4, No 3 (2020): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v4i3.2425

Abstract

Kubang Jaya village is located in a low land peat swampy area and often suffers from the flood in the rainy season.  Swampy peat area generally has a high groundwater level; thus, it can immerse the septic tank in the housing in the area.  The height of the groundwater table is approximately 50cm from the surface level, while the depth of the septic tank is 150cm.  When the septic tank below groundwater level, this could cause a mix of soil water and septic tank waste.  This community development activity aims to educate the community about sanitation and give lecture and training of installing bio-porta septic tank (bacterial portable septic tank) for housing in high groundwater level area. Bio-porta septic tank consists of two drums as sediment tank and aeration tank. Bio balls were used to speed up the decomposition by aerobic bacteria in the tank.  An aerator was added to the installation to increase the proliferation of bacteria. The community development activities were pre-test, lecture, post-test, practical and cadre training.  Results show that there was an increase of understanding and knowledge of community from 24% to 62% about the septic tank in high groundwater level area.  The community also agreed to replace the conventional septic tank into the bio-porta septic tank in the future.  The activity also has a positive impact on educating and changing the mindset and attitude the community of Kubang Jaya village in improving the sanitation with an intention to the bio-porta septic tank in the future.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Desa Kubang Jaya merupakan kawasan dataran rendah rawa gambut dan sering mengalami banjir saat musim hujan. Lahan rawa gambut umumnya memiliki muka air tanah tinggi sehingga dapat merendam tangki septik pada perumahan yang terdapat di kawasan tesebut. Rata-rata tinggi muka air tanah sekitar ±50 cm, sedangkan kedalaman tangki septik warga sekitar ±150 cm dari permukaan tanah. Apabila tangki septik terendam, maka hal ini dapat mengakibatkan pencampuran air tanah dengan limbah tangki septik. Oleh karena itu dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan dan memberikan penyuluhan serta pelatihan pembuatan tangki septik bio-porta (bacterial portable septic tank) untuk rumah di lingkungan dengan muka air tanah tinggi. Tangki septik bio-porta terdiri dari dua drum yang berfungsi sebagai tangki pengendapan dan tangki aerasi. Untuk mempercepat proses penguraian oleh bakteri aerob di dalam tangki maka digunakan bio ball atau rumah bakteri. Aerator ditambahkan pada instalasi untuk mempercepat perkembangbiakan bakteri aerob. Kegiatan pengabdian terdiri dari pre-test, penyuluhan, post-test, praktek, dan pelatihan kader. Hasil evaluasi kegiatan pengabdian menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat dari 24% menjadi 62% tentang tangki septik di lahan dengan muka air tanah tinggi.  Masyarakat juga sangat setuju untuk mengganti tangki septik konvensional dengan tangki septik bio-porta di masa mendatang. Hasil kegiatan sangat berdampak positif untuk mengedukasi dan mengubah pola pikir serta sikap warga desa Kubang Jaya dalam memperbaiki sanitasi lingkungan tempat tinggal dengan keinginan untuk menggunakan tangki septik bio-porta di masa mendatang.