This Author published in this journals
All Journal Jurnal Adabiyah
Mukammiluddin Mukammiluddin
Dosen di FAH UIN Alauddin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kaana (كَانَ) Dalam Surah Al-Isra` (Suatu Analisis Nahwu Dan Terjemahnya) Mukammiluddin, Mukammiluddin
Jurnal Adabiyah Vol 13, No 2 (2013): Jurnal Adabiyah
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are amount of linguistic terms utilized in al-Quran. One of the is kana and its derivation. This world has various fuction and meaning based on where it is placed or positioned. Kana can be used as the completion of ayat that actually has no meaning, but it determines the pattern of ayat, and sometime it has substantial meaning that determines the position of time where ayat was revealed down or used in textual or contextual meaning.
اَلإِسْتِثْنَاءُ بِإلاَّ فِى سُوْرَةِ آلِ عِمْرَانَ (دِرَاسَةً تَحْلِيْلِيَّةً نَحْوِيَّةً) Mukammiluddin, Mukammiluddin
Jurnal Adabiyah Vol 15, No 2 (2015): Jurnal Adabiyah
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud menganalisa Illa` dalam Surah `Ali Imran. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang al-Istitsna` atau Al-Mustatsna` yaitu salah satu isim manshub dalam nahwu. Al- Istitsna` adalah bentuk mashdar dari fi`il mazid yang bertambah tiga huruf yaitu: alif, sin dan ta` استثنى، يستثنى، إستثناء yang artinya pengecualian. Secara leksikal, kata tersebut bermakna kecuali. Secara istilah adalah salah satu isim yang manshub yang terletak sesudah lafazh-lafazh yang menunjukkan kepada arti kecuali atau selain. Al-Istitsna` Illa` ialah mengeluarkan status hukum apa yang ada sesudah Illa` dari status hukum sebelumnya dan mempunyai tiga unsur yaitu al-mustatsna` minhu,al-mustatsna dan adat al-istitsna`. Al-Istitsna` (Al-Mustatsna`) terbagi kepada tiga macam yaitu mustatsna` muttashil, mustatsna` munqathi` dan mustatsna` mufarragh dan hukumnya  ada tiga hal, wajib dinashab sebagai mustatsna` Illa`, boleh keduanya (dinashab sebagai mustatsna` atau mengikuti kata di depannya sebagai badal), dan wajib mengikuti `amil yang mendahuluinya apakah sebagai fa`il, maf`ul bih atau khabar.