Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGUJIAN CONFIRMATORY FACTOR ANAYSIS ALAT UKUR UWESSS VERSI INDONESIA Yudhistira, Santi Yudhistira; Tiatri, Sri; Mularsih, Heni
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.970

Abstract

Penelitian ini merupakan pengujian confirmatory factor analysis alat ukur academic engagement yaitu Utrecht Work Engagement Scale Student Survey (UWES-SS) 17 ke dalam versi Indonesia. Academic engagement merupakan sikap positif dan fulfilling dalam pekerjaan yang kaitan dengan pikiran mahasiswa yang dikarakteristikan oleh vigor, dedication, dan absorption. Data diambil pada 164 orang mahasiswa Fakultas Psikologi disalah satu universitas negeri di Tangerang Selatan dengan sampel acak. Academic engagement merupakan materi pengembangan dari work engagement yang telah diadaptasi ke dalam berbagai bahasa dari berbagai negara dan diukur dengan grup sample yang berbeda pula. Proses adaptasi dan pengembangan alat ukur UWES-SS 17 terdiri dari tahapan: 1) translation, 2) back translation, 3) adaptasi bahasa sesuai dengan kesesuaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, 4) face validity, 5) content validity, 6) pengumpulan data, 7) pengolahan data berupa Uji Model CFA dengan menggunakan software M-Plus 7, dan 8) melakukan analisis data. Berdasarkan uji CFA model I (first order) didapatkan hasil vigor (P.value 0.2728, CFI 0.993, TLI 0.985, RMSEA 0.039), dedication (P.value 0.7781, CFI 1.000, TLI 1.014 RMSEA 0.000), absorption (P.value 0.9216, CFI 1.000, TLI 1.057, RMSEA 0.000) dan hasil uji model 2 (second order) terhadap alat ukur UWES-SS 17. Kedua model dan ketiga dimensi dikatakan fit dan bekerja sesuai dengan teori academic engagement. maka didapatkan hasil P.value 0.0737, CFI 0.982, TLI 0.977, RMSEA 0.035. Berdasarkan hasil uji CFA tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 17 butir pernyataan yang diajukan kepada partisipan, maka 16 butir dinyatakan signifikan, dan satu butir yang tidak signifikan. Dengan demikian, UWES-SS merupakan alat ukur yang representatif dan efisien untuk mengukur academic engagement pada kalangan mahasiswa.
PERAN REGULASI DIRI DAN KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) TERHADAP PRESTASI AKADEMIK (STUDI PADA MAHASISWA PROGRAM MENTORING DI UNIVERSITAS X TANGERANG) Tarigan, Julia Rostaulina; Tiatri, Sri; Mularsih, Heni
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i2.2281

Abstract

Self-regulation and intellectual intelligence in previous studies indicate that these two variables influence academic achievement. However, most studies of the three variables were carried out on subjects in the middle school category, and research using self-regulation and intellectual intelligence variables carried out on university students is very rare, therefore, this fact piqued the researchers‟ interest in conducting this research. The study was conducted to determine the extent to which self-regulation and intellectual intelligence play a role in the academic achievement of university students who took part in the mentoring program at X University Tangerang. This research uses quantitative methods. The sampling technique was carried out by purposive sampling technique, and participants were obtained with the criteria as such: university students participating in the mentoring program, acting as mentees with <2.00 GPA, with a total of 47 mentees obtained as participants. The measurement of the self- regulation variable is done using an adaptation of the self-regulation questionnaire developed by Brown and Miller (1991), while the measurement of intellectual intelligence uses the CFIT test tool. The variable of academic achievement is measured using the participant GPA in the odd semester of 2017/2018. Data analysis was performed using multiple linear regression tests on SPSS version 17. The result of the study indicates that self-regulation and intellectual intelligence do not play a role in gaining academic achievement for students who acted as mentees in the mentoring program at X University Tangerang. This shows that low academic achievement among the participants of this study was caused by other factors not examined in this study.  Kemampuan regulasi diri dan kecerdasan intelektual pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kedua variabel ini berpengaruh terhadap prestasi akademik. Namun, kebanyakan penelitian terhadap ketiga variabel tersebut dilakukan pada subyek dengan kategori siswa sekolah menengah, dan masih sangat jarang penelitian dengan menggunakan variabel regulasi diri dan kecerdasan intelektual dilakukan pada mahasiswa, sehingga hal ini juga turut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauhmana regulasi diri dan kecerdasan intelektual berperan terhadap prestasi akademik mahasiswa yang mengikuti program mentoring di Universitas X Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh partisipan dengan kriteria mahasiswa yang mengikuti program mentoring, berperan sebagai mentee dan IPK <2.00, dengan total 47 orang mentee yang diperoleh sebagai partisipan. Pengukuran variabel regulasi diri dilakukan dengan menggunakan adaptasi kuesioner regulasi diri yang dikembangkan oleh Brown and Miller (1991), sementara pengukuran kecerdasan intelektual menggunakan alat tes CFIT. Variabel prestasi akademik diukur menggunakan IPK partisipan pada semester ganjil 2017/2018. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda pada program SPSS versi 17. Hasil penelitian menemukan bahwa kemampuan regulasi diri dan kecerdasan intelektual tidak berperan terhadap pencapaian prestasi akademik mahasiswa yang berperan sebagai mentee pada program mentoring di Universitas X Tangerang. Hal ini menunjukkan bahwa pada pencapaian prestasi akademik yang rendah pada partisipan penelitian ini disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
PERAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP REGULASI DIRI BELAJAR PADA WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C Nugraheni, Angelia Prasastha Widi; Tiatri, Sri; Mularsih, Heni
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i2.2867

Abstract

Non-formal education is one of many complementary, substitutes, and enhancers of formal education to achieve equal education in Indonesia. One form of implementing non-formal high school equivalent education is called C Package. The implementation of the C package is centralized at  Community Learning Activity Center (PKBM), which is currently increasingly in demand by the community. Flexible lessons is one of many unique appeal to those interested in C package. Even though it is flexible in conducting lessons, the demand for mastery of the material and C package exam requirements is the same as formal education. This is a challenge for residents studying for C package, whom on average, are dropouts, are working and are married, or have limited study time. Therefore, it is necessary to possess the skill of self-regulation of studying for residents studying the C package. Self-regulation of studying is influenced by internal factors namely self-efficacy and external factors, namely social support. This study aims to determine and examine the role of self-efficacy and social support in self-regulation of studying. This research used correlational method with 83 participants participating in the C package program at X PKBM, aged 16 to 37 years. Participants were selected using purposive sampling technique. Instruments measuring the three research variables were adapted from Learning Strategies Scales, Self Efficacy Learning and Performance Scales and Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Research data were analyzed using multiple regression. The results show that specifically, self-efficacy plays a role in self-regulation of studying (R2 = 0.245, p <0.05). Social support plays a role in self-regulation of studying (R2 = 0.210, p <0.05). Simultaneously, self-efficacy and social support contribute to self-regulation of studying (R2 = 0.359, p <0.05). Pendidikan nonformal merupakan salah satu pelengkap, pengganti, dan penambah pendidikan formal untuk mencapai pemerataan pendidikan di Indonesia. Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan nonformal setara MA/SMA disebut dengan paket C. Pelaksanaan paket C terpusat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), yang saat ini semakin diminati oleh masyarakat. Pembelajaran yang fleksibel menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi peminat paket C. Meskipun fleksibel dalam pembelajaran, tuntutan penguasaan materi dan persyaratan ujian paket C sama dengan pendidikan formal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi warga belajar paket C yang rata-rata merupakan warga putus sekolah, sudah bekerja dan berkeluarga, atau memiliki keterbatasan waktu belajar. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan regulasi diri belajar pada warga belajar paket C. Regulasi diri belajar dipengaruhi oleh faktor internal yaitu efikasi diri dan faktor eksternal yaitu dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji peran efikasi diri dan dukungan sosial terhadap regulasi diri belajar. Metode penelitian adalah korelasional dengan partisipan berjumlah 83 orang warga belajar program paket C di PKBM X, berusia 16 hingga 37 tahun. Pemilihan partisipan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang mengukur ketiga variabel penelitian diadaptasi dari Learning Strategies Scales, Self Efficacy Learning and Performance Scales dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Data penelitian dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara spesifik, efikasi diri berperan terhadap regulasi diri belajar (R2 = 0.245, p < 0.05). Dukungan sosial berperan terhadap regulasi diri belajar (R2 = 0.210, p < 0.05). Secara simultan, efikasi diri dan dukungan sosial berperan terhadap regulasi diri belajar (R2 = 0.359, p < 0.05).
PROFIL KUALITAS LAYANAN JASA PENDIDIKAN TINGGI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAKARTA Mularsih, Heni; Aritonang, Lerbin
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmieb.v1i2.896

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kualitas pelayanan pada pendidikan tinggi swata di Jakarta. Penelitian dilakukan pada perguruan tinggi swasta (PTS) yang tergabung pada Kopertis Wilayah III. Instrumen pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner. Materi kuesioner dikembangkan dari lima dimensi kualitas pelayanan pada SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry atau disingkat PZB (1985, 1988, 1991, 1994). Validasi instrumen yang digunakan yaitu validitas isi (untuk mencocokkan pernyataan angket dengan 5 dimensi SERQUAL). Validasi isi dilakukan oleh pakar. Revisi instrumen hasil validasi pakar kemudian diuji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS. Sampel dipilih secara Convenience sebanyak 5  PTS di Jakarta Barat. Sampel dalam penelitian ini  mahasiswa sebagai pengguna jasa. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pelayanan jasa pendidikan tinggi, baik  dari 5 perguruan tinggi yang menjadi sampel, maupun dari lima dimensi pengukuran termasuk dalam kategori “cukup” sehingga  pelayanan jasa masih perlu untuk ditingkatkan. Kata kunci: Instrumen, Kualitas pelayanan, Pendidikan tinggi
SELF-EFFICACY SISWA SD YANG MENGHADAPI SOAL CERITA MATEMATIKA: DAMPAK PENGAJARAN STRATEGI METAKOGNITIF IDEA Darmawan, Natalia W.; Tiatri, Sri; Mularsih, Heni
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i2.3487.2019

Abstract

Performa pemecahan soal cerita matematika pada siswa SD di Indonesia masih rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya performa pemecahan soal cerita matematika adalah self-efficacy rendah pada siswa. Untuk mengembangkan self-efficacy siswa diperlukan penguasaan strategi belajar yang efektif. Beberapa penelitian yang menguji keterkaitan antara strategi metakognitif dan pemecahan masalah matematika telah banyak dilakukan, namun di Indonesia menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pengajaran strategi metakognitif IDEA terhadap peningkatan self-efficacy soal cerita matematika pada siswa kelas 5 SD. Strategi metakognitif IDEA merupakan metode pengajaran soal cerita matematika yang dikembangkan berdasarkan teori Polya (1973) terdiri dari empat langkah, yaitu memahami masalah, membuat rencana perhitungan, melakukan perhitungan, dan melakukan pengecekan kembali. Self-efficacy pemecahan soal cerita matematika merupakan suatu keyakinan individu atas kemampuannya dalam mengatur diri dan menyelesaikan tugas pemecahan soal cerita matematika. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD X Jakarta Barat berjumlah 6 siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengukuran self-efficacy soal cerita matematika menggunakan kuesioner self-efficacy yang disusun berdasarkan teori Bandura (1997) meliputi dimensi level, generality, dan strength. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan desain penelitian quasi experiment, one group pretest-posttest. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik paired sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada self-efficacy pemecahan soal cerita matematika sebelum dan sesudah pengajaran strategi metakognitif (t = -1.535, ρ > 0.05). Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengajaran strategi metakognitif terhadap peningkatan self-efficacy soal cerita matematika pada siswa kelas 5 SD.    Elementary school students in Indonesia still struggle to solve mathematical word problems. One factor that causes this is low self-efficacy among students. To develop self-efficacy, students need mastery of effective learning strategies. Several studies examining the link between metacognitive strategies and mathematical problem solving have been carried out, however in Indonesia they show varied results. This study aims to examine the effect of teaching IDEA metacognitive strategies on increasing self-efficacy of 5th grade students in doing mathematical word problems. IDEA metacognitive strategy is a method of teaching mathematical world problems developed based on Polya's (1973)  theory consisting of four steps, namely understanding the problem, making a calculation plan, doing the calculation, and re-checking. Self-efficacy in solving mathematical word problems is an individual's belief in his/her ability to organize themselves and complete the task of solving mathematical word problems. The samples in this study were six 5th grade students of SD X West Jakarta. The sampling technique is purposive sampling. Measurement of self-efficacy in solving mathematical word problems used a self-efficacy questionnaire that was compiled based on Bandura's (1997)  theory which includes levels, generality, and strength dimensions. The research method is quantitative, with a quasi-experimental research design, one group pretest-posttest. Data analysis was performed using paired sample T-test statistical test. The result shows that there is no significant differences in the self-efficacy in solving mathematical word problems before and after teaching metacognitive strategies (t = -1.535, ρ > 0.05). Based on the results of the analysis, it was concluded that teaching metacognitive strategies has no effect on increasing self-efficacy in solving math word problems among 5th grade students.     
PENGELOLAAN RUANG KELAS DALAM RANGKA MENINGKATAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DI PKBM INSAN CENDIKIA Mularsih, Heni; Hartini, Hartini
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.388 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i1.4312

Abstract

Pengelolaan ruang kelas yang baik dapat berdampak pada pembelajaran efektif. Namun, Pengelolaan ruang kelas yang belum ideal masih ditemui di berbagai lembaga pendidikan nonformal, yang salah satunya adalah PKBM Insan Cendikia. Permasalahan yang ditemui di PKBM Insan cendikian tampak dalam (1) Ketidakpahaman pengelolan PKBM tentang kaitan antara pengelolaan kelas yang baik dan nyaman dengan pembelajaran yang efektif dan (2) Kurangnya kemampuan pengelola untuk menciptakan kondisi ruang kelas dengan area terbatas menjadi ruang kelas yang baik, tertata rapi, dan nyaman dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan pengembangannya. Dengan demikian, tujuan Tim melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk membantu pengelolaan ruang kelas yang baik sehingga proses pembelajaran menjadi nyaman dan bagus/estetik. Sebagai bentuk kepedulian Tim PKM kepada lembaga pendidikan nonformal (PKBM) untuk mengatasi permasalahn dialami, solusi yang diberikan yaitu melalui (1) sosialisasi dengan ceramah tentang pentingnya pengelolaan kondisi ruang kelas yang nyaman dan (2) melakukan perancangan dan implementasi perbaikan kondisi pengelolaan ruang kelas yang baik. Target kegiatan PKM yang dilakukan (1) terkait dengan sosialisasi yaitu adanya pemahaman tentang pentingnya mengelola fasilitas yang ada dan pengembangannya yang diaplikasikan pada pengelolaan kelas yang baik dan nyaman bagi warga belajar maupun tutor sehingga menunjang terciptanya pembelajaran yang efektif dan (2) terkait dengan implentasi lay out pada ruang kelas pada area terbatas yaitu terciptanya kondisi ruang kelas yang rapi dan nyaman sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Luaran kegiatan PKM adalah: (1) Pemahaman baru tentang perlunya mengelola fasilitas yang ada dan pengembangannya dan (2) Kondisi ruang kelas yang tertata dengan rapi sehingga nyaman sebagai penunjang terciptanya pembelajaran yang efektif.
PERAN PENGETAHUAN AWAL TENTANG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN EFIKASI GURU TERHADAP SIKAP GURU PADA PENDIDIKAN INKLUSIF Dewi, Tita Tri Utami; Tiatri, Sri; Mularsih, Heni
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.2972.2021

Abstract

In inclusive education, children with special needs (ABK) should get educational services together with normal children. However, inclusive education services that occur in Indonesia are still experiencing obstacles. Previous research has found that the problems are the lack of knowledge of teachers about children with special needs, the lack of teacher skills in dealing with children with special needs, and teachers' attitudes towards children with special needs. Current research intended to analyse the attitude of inclusive education teachers. The measurement of knowledge is developed by researchers using prior knowledge theory. In measuring teacher efficacy, we use the Teacher Efficacy for Inclusive Practices (TEIP) measurement. Teacher attitudes towards inclusive education was measured by the Multidimensional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES). The participants were 60 teachers from state primary school, and incusive private primary school in Bogor Regency. Participants were recruited by convenience sampling technique. The research method uses correlational quantitative methods. The results showed that the knowledge and efficacy of teachers together did not provide a significant contribution to the attitude of teachers in inclusive education. Partially, knowledge about children with special needs has no effect on teachers' attitudes on inclusive education. However, independently, only teacher efficacy contributed significantly to teachers' attitudes regarding inclusive education. bersama dengan anak yang normal. Namun, pelayanan pendidikan inklusif yang terjadi di Indonesia masih mengalami hambatan. Penelitian terdahulu menemukan bahwa hambatan yang terjadi selama ini adalah kurangnya pengetahuan guru tentang anak berkebutuhan khusus, minimnya keterampilan guru dalam menangani ABK, dan sikap guru terhadap ABK yang dilihat masih memandang sebelah mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pengetahuan awal tentang ABK dan efikasi guru terhadap sikap guru pendidikan inklusif. Pengukuran pengetahuan dikembangkan oleh peneliti dengan menggunakan teori prior knowledge. Untuk pengukuran efikasi guru, digunakan alat ukur The Teacher Efficacy for Inclusive Practices (TEIP). Pengukuran sikap guru terhadap pendidikan inklusif menggunakan alat ukur The Multidimensional attitudes toward inclusive education scale (MATIES). Partisipan berjumlah 60 guru dari SDN dan SD Swasta Inklusi di Kabupaten Bogor, yang terpilih dengan teknik sampling convenience. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan efikasi guru secara bersama-sama tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap sikap guru pendidikan inklusif. Secara parsial, pengetahuan mengenai anak berkebutuhan khusus tidak memberikan pengaruh terhadap sikap guru pada pendidikan inklusi. Namun secara independen hanya efikasi guru yang memberikan sumbangan yang signifikan terhadap sikap guru mengenai pendidikan inklusif. 
Encouraging Student’s Pro-environmental Behavior in East Beji, Depok Kartika Nuringsih; Heni Mularsih; Edalmen Edalmen
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2019): MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitra.v3i1.498

Abstract

The commitment to green behavior can be implemented through some activities in Raudhatul Athfal Toufiqurrahman. However, the implementation of such commitment faces two problems, namely social cultural aspects and the lifestyles of society. Differences in knowledge, educational background, and experience or lifestyle may hinder parents and teachers from being able to give proper guidance to their children and students about environment-friendly activities. Schools have limitation in organizing these activities and therefore they need to be helped. The goal of the community service program reported in this paper was to supervise teachers when introducing and evaluating environment-friendly activities. Teachers were chosen to be involved in this program so that they would be able to improve parents’ and students’ awareness about environment-friendly activities. The results showed that there was a change in students’ behavior, for example in using different types of garbage bin, in maintaining the cleanliness of the river, and in recycling unused materials for students’ crafts. However, other types of behavior such as energy-saving behavior and parents’ supervision tended to be getting lower and some were similar to those others observed before. We found that parents and students would support the green behavior movement and encourage pro-environmental behavior among kindergarten students.
PERAN PARENTAL CAREER SPECIFIC BEHAVIOR DAN TRAIT KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU EKSPLORASI KARIR SISWA SMA KELAS XI (STUDI PADA SEKOLAH X DI JAKARTA BARAT) Mutiara Mei Permata; Sri Tiatri; Heni Mularsih
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i2.2221

Abstract

Pada masa transisi yang dialami saat remaja, individu harus mempersiapkan landasan karir untuk masa dewasa. Persiapan karir ini, secara umum dikenal sebagai pemilihan jurusan di perguruan tinggi, sehingga remaja perlu mengusahakan beragam cara untuk mengidentifikasi alternatif pilihan karir, serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan karir (perilaku eksplorasi karir). Ada beragam faktor yang memengaruhi perilaku eksplorasi karir, di antaranya trait kepribadian dan parental career specific behavior. Secara spesifik, ada inkonsistensi dalam hasil penelitian sebelumnya mengenai peran masing-masing dimensi trait kepribadian terhadap perilaku eksplorasi karir, sedangkan peran orang tua terhadap perilaku eksplorasi karir anak lebih banyak diteliti berdasarkan attachment atau pola asuh orang tua, sehingga menghasilkan efek yang linear. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran parental career-specific behavior dan trait kepribadian terhadap perilaku eksplorasi karir. Metode yang digunakan adalah korelasional, dengan 154 partisipan yang merupakan siswa kelas XI SMA X, Jakarta Barat, berusia 16 hingga 17 tahun. Partisipan penelitian dipilih dengan menggunakan teknik non-random sampling, dengan menggunakan total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner, yaitu adaptasi Career Exploration Survey, adaptasi Parental Career-Specific Behavior, dan adaptasi Five Factor Model Short-Form Inventory. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait kepribadian memiliki peran terhadap perilaku eksplorasi karir (R2 = 0.493, p < 0.05). Secara spesifik, empat trait kepribadian berperan signifikan dengan arah hubungan yang positif, yaitu openness (β = 1.500, p < 0.05), conscientiousness (β = 1.122, p < 0.05), extraversion (β = 0.756, p < 0.05), dan neuroticism (β = 0.478, p < 0.05); sedangkan trait agreeableness tidak memiliki peran terhadap perilaku eksplorasi karir (β = -0.028, p > 0.05). Variabel berikutnya, parental career-specific behavior juga memiliki peran terhadap perilaku eksplorasi karir (R2=0.693, p < 0.05). Secara spesifik, dimensi parental support dalam parental career specific behavior memiliki peran dengan arah hubungan yang positif (β = 1.785, p < 0.05), sedangkan peran signifikan dengan arah hubungan yang negatif ada pada dimensi parental interference (β = -3.138, p < 0.05) dan dimensi lack of parental engagement (β = -1.088, p < 0.05). Lebih lanjut, secara bersama-sama, trait kepribadian dan parental career-specific behavior memiliki peran yang signifikan terhadap perilaku eksplorasi karir (R2=0.740, p < 0.05). During the transition period experienced in adolescence, individuals must prepare a career foundation known as the selection of majors in college. Adolescents must explore various ways to identify alternative career choices, and consider various possibilities (career exploration behavior). Based on the results of previous studies, there are inconsistencies regarding the role of each personality trait dimension in career exploration behavior, while the role of parents in children's career exploration behavior is more researched based on parent's attachment or parenting, resulting in a linear effect. Therefore, this study aims to determine the role of parental career-specific behavior and personality traits on career exploration behavior. Using correlational research method, 154 participants who were grade XI students of SMA X, West Jakarta were selected using a non-random sampling technique, using total sampling. The instrument is a questionnaire which is an adaptation of the Career Exploration Survey, Parental Career-Specific Behavior, and Five Factor Model Short-Form Inventory. The research data were analyzed using multiple regression test. The result indicates that personality traits contribute to career exploration behavior (R2 = 0.493, p <0.05). Specifically, four personality traits play a significant role with positive direction, namely openness (β = 1,500, p <0.05), conscientiousness (β = 1,122, p <0.05), extraversion (β = 0.756, p <0.05), and neuroticism (β = 0.478, p <0.05); while the agreeableness trait has no role in career exploration behavior (β = -0.028, p> 0.05). Parental career-specific behavior plays a role in career exploration behavior (R2 = 0.693, p <0.05). Specifically, the dimension of parental support in parental career specific behavior plays a role with positive direction (β = 1,785, p <0.05), while the significant role with negative direction can be found in the dimension of parental interference (β = -3,138, p <0.05 ) and the dimension of lack of parental engagement (β = -1.088, p <0.05). Together, personality traits and parental career-specific behavior play a significant role in career exploration behavior (R2 = 0.740, p <0.05).Keywords: career exploration behavior, parental career-specific behavior, personality trait
Instructional Strategies, Personality Types and the Outcome of Junior High School Students on Learning Bahasa Indonesia Mularsih, Heni
Makara Human Behavior Studies in Asia Vol. 14, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of the research is to study the effect of the instructional strategies (cooperative and individual learning) and personality types (extrovert and introvert) on the outcome of students on learning Indonesian language. The research employed the experimental method with 2 x 2 factorial design on a sample of 48 students, conducted at the secondary school in Tangerang City. The result of the research shows that: (1) the outcome of students learning following the instruction with cooperative strategy are higher than those following individual instruction, (2) there are no significant differences of learning outcome between the students having extrovert type and introvert type of personality, (3) there is a significant interaction effect between the instructional strategy and the personality type on the secondary school outcome of the students learning Indonesian language, (4) the outcome of extrovert type students learning, following the instruction with cooperative strategy are higher than those following individual instruction, (5) the outcome of introvert type students learning, following the instruction with individual strategy are higher than those following cooperative instruction. In conclusion, the instructional strategy can increase the outcome of students learning Indonesian language by considering the students’ personality type.