Usman Mulbar
Jurusan Matematika FMIPA UNM Makassar

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Disain Pembelajaran Matematika Realistik yang Melibatkan Metakognisi Siswa pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Sekolah Menengah Pertama Mulbar, Usman
AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 01 (2012)
Publisher : AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meihat keterlaksanaan disain pembelajaran matematika realistik yang melibatkan metakognisi siswa pada pokok bahasan aritmetika sosialdi SMP. Hasil yang diperoleh, yaitu: Pertama, kemampuan guru mengelola pembelajaran termasuk dalam kategori cukup baik. Kedua,siswa memberikan penilaian positif terhadap buku siswa dan LKS, sehingga dapat digunakan dengan baik dalam proses pembelajaran. Selain itu,  siswa senang terhadap suasana pembelajaran dan cara guru mengajar di kelas dan pendekatan pembelajaran tersebut termasuk baru bagi siswa. Ketiga, tes hasil belajar matematika diperoleh bahwa  87,64% siswa yang memperoleh skor 65 ke atas. Selain itu, terdapat: 12,36% siswa yang memperoleh skor rendah (belum mencapai ketuntasan belajar); 31,24% siswa yang memperoleh skor sedang; 35,53% siswa yang memperoleh skor baik; dan 20,87% siswa yang memperoleh skor sangat baik. Kata Kunci: Pembelajaran Matematika Realistik yang Melibatkan Metakognisi Siswa
Disain Pembelajaran Matematika Realistik yang Melibatkan Metakognisi Siswa pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Sekolah Menengah Pertama Mulbar, Usman
Aksioma Vol 1, No 01 (2012)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meihat keterlaksanaan disain pembelajaran matematika realistik yang melibatkan metakognisi siswa pada pokok bahasan aritmetika sosialdi SMP. Hasil yang diperoleh, yaitu: Pertama, kemampuan guru mengelola pembelajaran termasuk dalam kategori cukup baik. Kedua,siswa memberikan penilaian positif terhadap buku siswa dan LKS, sehingga dapat digunakan dengan baik dalam proses pembelajaran. Selain itu,  siswa senang terhadap suasana pembelajaran dan cara guru mengajar di kelas dan pendekatan pembelajaran tersebut termasuk baru bagi siswa. Ketiga, tes hasil belajar matematika diperoleh bahwa  87,64% siswa yang memperoleh skor 65 ke atas. Selain itu, terdapat: 12,36% siswa yang memperoleh skor rendah (belum mencapai ketuntasan belajar); 31,24% siswa yang memperoleh skor sedang; 35,53% siswa yang memperoleh skor baik; dan 20,87% siswa yang memperoleh skor sangat baik. Kata Kunci: Pembelajaran Matematika Realistik yang Melibatkan Metakognisi Siswa
Deskripsi Kemampuan Siswa Sekolah Dasar Dalam Mengerjakan Soal Proporsi Assagaf, Said Fachry; Djadir, Djadir; Mulbar, Usman; Arwadi, Fajar
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 5, No 2 (2016): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.975 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat5264502016

Abstract

Proporsi merupakan salah satu topik matematika yang mulai diajarkan di tingkat sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana siswa sekolah dasar kelas 5 memecahkan masalah kontekstual proporsi ditinjau dari perbedaan kemampuan matematika. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD yang terdiri dari kemampuan matematika rendah, sedang, dan tinggi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Soal tentang konsep proporsi. Hasil menunjukkan bahwa subjek dengan kemampuan matematika rendah tidak menggunakan konsep proporsi untuk menyelesaikan masalah terkait perbandingan. Subjek tersebut hanya membandingkan antara kuantitas yang satu dengan kuantitas yang lain secara langsung. Subjek dengan kemampuan matematika sedang mampu menggunakan konsep proporsi untuk menyelesaikan masalah terkait perbandingan. Akan tetapi, mereka belum menunjukkan alasan yang kuat dalam hal membandingkan tiga buah kuantitas. Subjek dengan kemampuan matematika tinggi mampu menggunakan konsep proporsi untuk menyelesaikan masalah terkait perbandingan. Subjek tersebut mampu membandingkan ketiga kuantitas dalam masalah yang diberikan.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah Menengah Pertama Mulbar, Usman
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (2012): Maret
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.073 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat114622012

Abstract

DOWNLOAD FILEThe aim of the research was to produce a good quality of realistic mathematics instructional package at the Junior High School in Makassar. This study was a qualitative research which preceded by developing a realistic mathematics instructional package (PMR Package). The development of the PMR package was employed based on instructional system which developed by Thiagarajan’s et al. (1974). The development phases which took place were: (1) defining phase, (2) designing phase, and (3) developing phase.   Key words: Development, mathematics education, realistic
PENGGUNAAN DWIBAHASA (BAHASA INDONESIA-BAHASA KONJO) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sartika, Dewi; Tahmir, Suradi; Mulbar, Usman
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 6, No 1 (2017): Maret
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.094 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat6164592017

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan alasan penggunaan dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa konjo) dalam pembelajaran matematika. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VII di SMPN 1 Tombolopao. Data diperoleh dengan menggunakan Instrumen penelitian, yaitu observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan dua bahasa dalam pembelajaran matematika yang berhubungan dengan kalimat diubah menjadi bahasa Konjo dan bahasa sehari-hari siswa. Penggunaan Bahasa Indonesia digunakan saat guru menjelaskan materi dan saat guru mengadakan evaluasi pada siswanya, guru akan membimbing siswa dengan menggunakan bahasa Konjo. Selanjutnya, bahasa Konjo digunakan saat guru ingin menyampaikan hal-hal penting yang menekankan penjelasan dalam kalimat Konjo. Faktor penyebab penggunaan komunikasi dua bahasa antara guru dan siswa dalam pembelajaran matematika adalah terbatasnya penggunaan Bahasa dengan alasan sebagai berikut; 1) Membantu siswa memahami materi yang diajarkan dengan menggunakan bahasa sehari-hari. 2) Guru merasa ada jarak dengan siswa saat menggunakan bahasa formal. Maka guru mengajak siswa untuk mengekspresikan pendapat mereka dalam bahasa yang sering digunakan. 3) Sifat Siri' dan Sipakatau dialami oleh siswa.
EFEKTIVITAS MODEL EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS XI Amral, Amral; Mulbar, Usman; Minggi, Ilham
JURNAL NALAR PENDIDIKAN Vol 6, No 1 (2018): JURNAL NALAR PENDIDIKAN
Publisher : Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.75 KB) | DOI: 10.26858/jnp.v6i1.6044

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) dalam pembelajaran matematika materi Keliling dan Luas Bangun Datar pada kelas XI SMKT Somba Opu Sungguminasa Kab. Gowa dan mendeskripsikan hasil belajar, respon, aktivitas, kemandirian belajar, dan kemampuan komunikasi matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Everyone is A Teacher Here (ETH). Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen yang melibatkan satu kelas (One Grup) sebagai kelas eksperimen, dengan pemilihan sampelmenggunakan teknik Simple Random Sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Everyone is a Teacher Here (ETH)pada materi Keliling dan Luas Bangun Datardalam kategori terlaksana dengan baik. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe ETHpada materi Keliling dan Luas Bangun Datar pada siswa kelas XI SMKT Somba Opu Sungguminasa Kab. Gowa efektif ditinjau dari aspek hasil belajar, aktivitas belajar, respon, kemampuan komunikasi matematika dan kemandirian belajar siswa.Kata Kunci: ETH, Komunikasi Matematika, Kemandirian Belajar
Metakognisi Siswa SMA dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Mulbar, Usman; Alimuddin, A.; Mukarramah, St.
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.18 KB) | DOI: 10.35580/imed23840

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan metakognisi siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan akademik siswa.Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI pada salah satu SMA yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes pemecahan masalah yang didukung oleh data hasil wawancara.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa,siswa berkemampuan matematika tinggi dan rendah memiliki kesadaran tentang fakta yang dimilikinya dan menyadari bagaimana menggunakan suatu strategi, namun hanya siswa berkemampuan tinggi yang memiliki kesadaran kapan dan mengapa suatu strategi seharusnya diterapkan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan masalah matematika, siswa berkemampuan akademik tinggi melibatkan tiga aspek pengetahuan metakognitif yakni pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional dengan baik sedangkan, siswa berkemampuan akademik rendah hanya mampu melibatkan dua aspek pengetahuan metakognitif yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.Kata Kunci: Metakognisi, Pengetahuan Metakognitif,Menyelesaikan Masalah MatematikaThis research is a descriptive research that aims to describe the metacognition of high school students in solving mathematical problems regarding students' academic abilities. The subjects were students in grade XI on a High School that selected based on certain criteria with snowball sampling technique. The data were collected through problem-solving test which was supported by interview data. Based on the research result, can be concluded thatstudents with high and low academical abilities had an awareness of the facts they had and were aware of how to use a strategy. However, only high-ability students had an awareness of when and why a strategy should be applied. It showed that in solving mathematical problemsstudents with high academical ability involve three aspects of metacognitive knowledge namely declarative knowledge, procedural knowledge, and conditional knowledge nicely, while students with low academical ability only involve two aspects of metacognitive knowledge i.e declarative knowledge and procedural knowledge.Keywords: Metacognition, Metacognitive Knowledge, Mathematical Problem-solving
Deskripsi Kesulitan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Adversity Quotient Amirullah, A.; Mulbar, Usman; Djam'an, Nurwati
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 3, No 1 (2019): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.125 KB) | DOI: 10.35580/imed10769

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan pemecahan masalah matematika siswa climbers (AQ tinggi), campers (AQ sedang), dan quitters (AQ rendah). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP di Kota Makassar tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan subjek dilakukan dengan memberikan angket Adversity Quotient. Dari hasil pengisian angket dilakukan pengkategorian subjek berdasarkan AQ yang dimilikinya. Selanjutnya diberikan tes pemecahan masalah matematika. Setelah melihat hasil tes, dipilih secara purposif tiga subjek yang mewakili siswa climbers (AQ tinggi), campers (AQ sedang), dan quitters (AQ rendah) untuk diwawancarai lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Subjek climbers mengalami lebih sedikit kesulitan dalam memecahkan masalah dibandingkan subjek campers dan subjek quitters. Subjek climbers mengalami dua kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah matematika yaitu kesulitan konsep dan kesulitan operasi. 2) Subjek campers mengalami lebih sedikit kesulitan dalam memecahkan masalah dibandingkan subjek quitters. Subjek campers mengalami tiga kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah matematika yaitu kesulitan konsep, kesulitan prinsip, dan kesulitan operasi. 3) Subjek quitters mengalami paling banyak kesulitan dalam memecahkan masalah. Subjek quitters mengalami empat kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah matematika yaitu kesulitan konsep, kesulitan prinsip, kesulitan operasi, dan kesulitan karena kecerobohan.Kata kunci: Deskripsi, Kesulitan, Pemecahan Masalah, Adversity Quotient, Bentuk AljabarAbstract. This research aims to know the difficulties of mathematical problem solving of climbers (high AQ), campers (moderate AQ), and quitters (low AQ). The type of this research is qualitative research with descriptive approach. Subjects of this research are students of class VII Junior High School in Makassar, academic year 2017/2018. Retrieval of the subject is performed by providing questionnaire of AQ. From the results of the questionnaire, categorize the subject by type of AQ. Then giving the test of mathematical problem-solving. After giving the test, selected purposively three subjects based on climbers student (high AQ), campers (moderate AQ), and quitters (low AQ) to be interviewed. The results of the research show: 1) Climbers subject experience a little more difficulty in problem-solving compared to campers subject and quitters subject. Climbers subject experiences two difficulties in working the test of mathematical problem solving that are the conceptual difficulty and operational difficulty. 2) Campers subject experience a little more difficulty in problem-solving than quitters subject. Campers subject experience three difficulties in working the test of mathematical problem solving that are the conceptual difficulty, principle difficulty, and operational difficulty. 3) Quitters subject experience the most difficulty in problem-solving. Quitters subject experience four difficulties in working the test of mathematical problem solving that are the conceptual difficulty, principle difficulty, operational difficulty, and careless difficulty.Keywords: Description, Difficulties, Problem Solving, Adversity Quotient, Algebraic Form