Nanang Setiawan
Magister Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Eksistensi Perempuan dalam Tari Masa Mangkunegera IX Bercermin pada Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Bedhaya Suryasumirat Nanang Setiawan
Jurnal Wanita dan Keluarga Vol 1 No 1 (2020): Juli 2020
Publisher : Pusat Studi Wanita dan Keluarga UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.286 KB) | DOI: 10.22146/jwk.765

Abstract

Mangkunegara IX mempunyai peran yang sangat besar pada kaum perempuan karena memberi ruang dalam berkesenian. Bedhaya Anglir Mendhung dan Bedhaya Suryasumirat menjadi tarian yang ditampilkan pada acara-acara sakral kerajaan yang diperankan oleh perempuan. Kedua tari tersebut menggambarkan pandangan hidup orang Jawa terhadap sikap ideal perempuan Jawa. Pengambaran Perempuan Jawa harus mampu ditampilkan dalam karakter tari yang dibawakan. Kajian historis pada Bedhaya Anglir Mendhung dan Bedhaya Suryasumirat menunjukkan bahwa perempuan Jawa digambarkan bertutur kata halus, tenang, diam, tidak suka konflik, mementingkan harmoni, menjunjung tinggi nilai keluarga, mampu mengerti dan memahami orang lain, sopan, pengendalian diri, memegang peranan ekonomi, dan setia. Perempuan Jawa digambarkan sebagai perempuan yang tata dan semeleh. Melalui tari yang telah diciptakan dan dibawakan tersebut perempuan Jawa mampu mengerahkan potensi dan kecerdasannya dalam mengekpresikan budaya Jawa yang sangat komplek melalui etika, religi dan rasa.