This Author published in this journals
All Journal Media Wisata
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

LEGENDA RATU KIDUL, MERAPI, KRAPYAK Murnianto, Gatut
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i2.17

Abstract

(PENUTUP) Legenda Ratu Kidul - Tugu - Merapi - Krapyak menggambarkan alam pikir orang Jawa yang sederhana. Menurut alam pikir orang Jawa, realitas tidak dapat dibagi dalam berbagai bidang yang terpisah-pisah dan tanpa hubungan satu kesatuan yang menyeluruh. Dunia, masyarakat dan alam adikodrati (supranatural) bagai orang Jawa merupakan satu kesatuan pengalaman. Jadi masing-masing tidak berdiri sendiri. Dalam alam pikir sederhana, alam (semesta) itu dianggap mempunyai kekuatan adikodrati atau supranatural. Dengan kekuatan ini alam (semesta) dianggap keramat atau sakral. Sikap manusia terhadap alam adikodrati ini diwujudkan dengan nilai yang praktis untuk mencapai suatu keadaan yang psikis tertentu, yaitu ketenangan, ketentraman, dan keseimbangan batin, ini akan membawa pada hidup sejahtera bagi anggota masyarakat. Ratu Kidul - Merapi adalah wujud personifikasi dari supranatural. Ratu Kidul adalah sosok yang diakui sebagai penguasa Laut Kidul yang diyakini oleh penduduk memiliki kekuatan supranatural. Merapi atau Gunung Merapi dalam Kosmologi Jawa dikatakan sebagai wujud Bathara Siwa yakni alam semesta, yang banyak menyimpan kekuatan supranatural dan bila lebih diperluas adalah manusia, dalam hal ini Poerbatjaraka (1952) menyebutkan : Bathara Siwa = Suwung Sipatipun ingkang alus, inggih puniko aluso dhonyo Yen karingkes, dados aluse meru Yen karingkes malih, dados alusing manungso. (Bathara Siwa = Kosong = Alam semesta sifatnya yang halus dunia apabila diringkas adalah Gunung Bila diringkas lagi adalah manusia) Dalam konsep Hindu, Gunung atau Meru itu tempat para Dewa. Karena itu Gunung atau Meru ini menyimpan kekuatan supranatural. Tugu yang lalu dikatakan golong-gilig adalah wujud kemanunggaling kawula dengan Gusti atau Penguasa (Pemimpin Negara). Tugu ini juga merupakan gambaran kedekatan manusia dengan Tuhan. Karena itu Sri Sultan sebagai pengayom kawula meletakkan tugu yang lurus dengan singgasana tempat duduk Sri Sultan. Krapyak dibuat sebagai lambang awal dari hidup manusia, sangkaning dumadi. Jadi bila diurutkan letak Krapyak - Tugu - Merapi - sampai Laut Kidul, menggambarkan tentang : Sangkan Paraning Dumadi. "Laut Kidul merupakan sumber kekuatan manusia. Ingat cerita "Dewa Ruci" ini satu hal yang menarik bila dikaji lebih mendalam. Dari ini Yogyakarta membuktikan bahwa tidak saja kaya obyek wisata secara fisik tetapi juga isi dari obyek wisata itu.