Wahyu Budhi Khorniawan
Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Islam Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Studi Mikrofasies dan Diagenesis Batuan Karbonat Formasi Poh, Cekungan Luwuk - Banggai, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Luwuk, Provinsi Sulawesi Tengah Khorniawan, Wahyu Budhi
Geological Engineering E-Journal Vol 5, No 1 (2013): Volume 5, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Geological Engineering E-Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.489 KB)

Abstract

Formasi  Poh  merupakan  salah  satu  Formasi  yang  diendapkan  pada  zaman  tersier  dalam cekungan Luwuk – Banggai, Sulawesi Tengah. Cekungan ini sangat menarik karena semua batuan dari yang berumur pra tersier hingga sekarang ini dapat tersingkap di lapangan. Formasi Poh mempunyai susunan litogi berupa batugamping dengan sisipan batulanau karbonatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mikrofasies dan lingkungan pengendapan batuan karbonat, mengetahui proses diagenesis yang berkembang serta lingkungan diagenesis batuan karbonat, menentukan umur relatif berdasarkan kelimpahan foraminifera besar   pada batuan, dan yang terakhir menentukan dinamika sikuenstratigrafi berdasarkan data mikrofasies yang terdiri dari data petrografi dan paleontologi yang teramati. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan metode analisis. Metode deskriptif yang dilakukan menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan manfaat dari suatu masalah yang ingin dipecahkan, sedangkan untuk metode analisis yang digunakan  adalah  analisis  petrografi,  analisis  mikrofasies,  analisis  foraminifera  besar  dan analisis sikuenstratigrafi. Analisis mikrofasies dilakukan untuk menginterpretasi fasies, lingkungan pengendapan, tipe platform, proses dan lingkungan diagenesis, sedangkan analisis foraminifera  besar  diperlukan  untuk  menentukan  umur  batuan.  Berdasarkan  hasil  analisis tersebut dibuatlah kolom zonasi fasies yang disusun secara vertikal untuk memudahkan pendeteksian stacking pattern dari sebuah parasequence set. Dari hasil pengamatan sayatan tipis didapatkan 13 tipe dari batuan karbonat berdasarkan klasifikasi Dunham (1962), yang dimodifikasi Flugel (2010) , yaitu: Bioclast Large Foram Packstone, Bioclast Plangtonik Forams Packstone, Bioclast Plangtonik Forams Packstone with Quartz, Bioclast Red Algae Wackstone, Bioclast Red Algae Grainstone, Packstone with Dolomitation, Ooid Grainstone, Ooid Packstone, Bioclast Coral Rudstone, Bioclast Milliolids Grainstone, Bioclast Plangtonik Forams Packstone with Microspar, Interdeterminate Bioclast Packstone, dan Bioclast Red Algae Packstone with Microspar. Ke tigabelas tipe batuan tersebut tersebar kedalam 6 zonasi fasies Wilson (1975), yakni FZ 1 Deep Sea, FZ 3 Toe-Of-Slope Apron (Deep Shelf Margin), FZ 4 slope, FZ 5 Platform-Margin Reefs, FZ 7 Open Marine, dan FZ 8 Platform Interior – Restricted. Lingkungan pengendapan dari singkapan batuan karbonat ini adalah shallow marine shelf  dengan bentuk platform berupa rimmed carbonate.  Proses diagenesis yang berkembang diantaranya semen isopach yang menandai lingkungan marine phreatic, terbentuknya circumgranular cement yang menandai lingkungan meteoric phreatic, serta pertumbuhan mineral equant calcite, deformasi butiran, dan neomorfisme yang menandai lingkungan burial. Umur relatif singkapan menunjukkan kisaran umur P21 sampai N11 yaitu Oligosen  Akhir    -  Miosen  Tengah.  Data  yang  terkumpul  dari  analisis  sayatan  ini  dapat digunakan untuk mengidentifikasi sikuen pada batas parasequence set yang menunjukkan agradasi dan retrogradasi stacking pattern, dari sebuah system tracts yang diperkirakan sebagai transgressive system tracts dan highstand system tracts.
POLA PERSEBARAN DAN ESTIMASI CADANGAN ANDESIT PADA DESA CILULUK, KECAMATAN CICALENGKA, KABUPATEN BANDUNG Arif Swastika; . Syafriyono; Caesario Dipo; Ahmad Yuda Pratama; Sony Malik Kartanegara; Wahyu Budhi Khorniawan; Muhammad Sayyidi; Nanda Natasia
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 16, No 2 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.448 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v16i2.17919

Abstract

Abstrak - Andesit merupakan komoditas mineral non-logam yang berpotensi sebagai sumber bahan galian C. Desa Ciluluk, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung secara tatanan geologi termasuk ke dalam Satuan Batuan Gunungapi Mandalawangi-Mandalagiri yang terdiri dari tuf dan lava berkomposisi andesit. Oleh karena itu, daerah ini dipilih sebagai lokasi studi untuk mengetahui pola persebaran andesit dan estimasi cadangannya. Pola persebaran andesit di daerah penelitian diprediksi berdasarkan data hasil survey geolistrik 1D dan 2D. Kemudian, estimasi cadangan dihitung menggunakan model sebaran 3D yang terbagi menjadi 2 skenario penambangan dengan mempertimbangkan kondisi topografi dan sebaran andesit. Berdasarkan pengamatan lapangan, andesit di daerah penelitian tersebar tidak merata dan dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu soft dan hard andesite. Kedua tubuh andesit ini memiliki pola sebaran barat-timur dengan kenampakan fisik serta nilai resistivitas yang berbeda dimana hard andesite memiliki nilai resistivitas yang lebih tinggi (>350 Ωm). Hasil perhitungan cadangan menunjukkan bahwa cadangan andesit berkisar antara 3.861.267 ton untuk skenario 1 hingga 9.617.227 ton untuk skenario 2. Lebih lanjut, nilai cadangan ini bisa dibandingkan dengan melakukan perhitungan cadangan terukur berdasarkan data pengeboran disertai pengukuran topografi secara lebih rinci. Kata kunci – Andesit, Geolistrik, Cicalengka
Studi Mikrofasies dan Diagenesis Batuan Karbonat Formasi Poh, Cekungan Luwuk - Banggai, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Luwuk, Provinsi Sulawesi Tengah Wahyu Budhi Khorniawan
Geological Engineering E-Journal Vol 5, No 1 (2013): Volume 5, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.489 KB)

Abstract

Formasi  Poh  merupakan  salah  satu  Formasi  yang  diendapkan  pada  zaman  tersier  dalam cekungan Luwuk – Banggai, Sulawesi Tengah. Cekungan ini sangat menarik karena semua batuan dari yang berumur pra tersier hingga sekarang ini dapat tersingkap di lapangan. Formasi Poh mempunyai susunan litogi berupa batugamping dengan sisipan batulanau karbonatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mikrofasies dan lingkungan pengendapan batuan karbonat, mengetahui proses diagenesis yang berkembang serta lingkungan diagenesis batuan karbonat, menentukan umur relatif berdasarkan kelimpahan foraminifera besar   pada batuan, dan yang terakhir menentukan dinamika sikuenstratigrafi berdasarkan data mikrofasies yang terdiri dari data petrografi dan paleontologi yang teramati. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan metode analisis. Metode deskriptif yang dilakukan menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan manfaat dari suatu masalah yang ingin dipecahkan, sedangkan untuk metode analisis yang digunakan  adalah  analisis  petrografi,  analisis  mikrofasies,  analisis  foraminifera  besar  dan analisis sikuenstratigrafi. Analisis mikrofasies dilakukan untuk menginterpretasi fasies, lingkungan pengendapan, tipe platform, proses dan lingkungan diagenesis, sedangkan analisis foraminifera  besar  diperlukan  untuk  menentukan  umur  batuan.  Berdasarkan  hasil  analisis tersebut dibuatlah kolom zonasi fasies yang disusun secara vertikal untuk memudahkan pendeteksian stacking pattern dari sebuah parasequence set. Dari hasil pengamatan sayatan tipis didapatkan 13 tipe dari batuan karbonat berdasarkan klasifikasi Dunham (1962), yang dimodifikasi Flugel (2010) , yaitu: Bioclast Large Foram Packstone, Bioclast Plangtonik Forams Packstone, Bioclast Plangtonik Forams Packstone with Quartz, Bioclast Red Algae Wackstone, Bioclast Red Algae Grainstone, Packstone with Dolomitation, Ooid Grainstone, Ooid Packstone, Bioclast Coral Rudstone, Bioclast Milliolids Grainstone, Bioclast Plangtonik Forams Packstone with Microspar, Interdeterminate Bioclast Packstone, dan Bioclast Red Algae Packstone with Microspar. Ke tigabelas tipe batuan tersebut tersebar kedalam 6 zonasi fasies Wilson (1975), yakni FZ 1 Deep Sea, FZ 3 Toe-Of-Slope Apron (Deep Shelf Margin), FZ 4 slope, FZ 5 Platform-Margin Reefs, FZ 7 Open Marine, dan FZ 8 Platform Interior – Restricted. Lingkungan pengendapan dari singkapan batuan karbonat ini adalah shallow marine shelf  dengan bentuk platform berupa rimmed carbonate.  Proses diagenesis yang berkembang diantaranya semen isopach yang menandai lingkungan marine phreatic, terbentuknya circumgranular cement yang menandai lingkungan meteoric phreatic, serta pertumbuhan mineral equant calcite, deformasi butiran, dan neomorfisme yang menandai lingkungan burial. Umur relatif singkapan menunjukkan kisaran umur P21 sampai N11 yaitu Oligosen  Akhir    -  Miosen  Tengah.  Data  yang  terkumpul  dari  analisis  sayatan  ini  dapat digunakan untuk mengidentifikasi sikuen pada batas parasequence set yang menunjukkan agradasi dan retrogradasi stacking pattern, dari sebuah system tracts yang diperkirakan sebagai transgressive system tracts dan highstand system tracts.
Litofasies dan Diagenesis Batugamping Formasi Rajamandala di Lintasan Cikamuning Wahyu Budhi Khorniawan
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 8 No.1 (Januari, 2020) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Sains & Teknol
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v8i1.5077

Abstract

Abstract. Limestone of Rajamandala Formation is one of formation that located in North West Java basin with Late Oligocene age based on  Martodjojo, 1984. Rajamandala Formation is well exposed in Padalarang area extends to Sukabumi area of West Java. Due to its vast expanse and sufficient variety of rocks in the carbonate platform system, it can be a good model for studying Tertiary reef systems in Indonesia. The method used in this research is the outcrop collection data in the field and petrographic analysis which aims to find out the facies, diagenesis, and age of the Rajamandala Formation especially on the Cikamuning track. The results of the study there are 10 litofasies foraminiferal grainstone, skeletal- coralclast grainstone, skeletal-intraclast rudstone (breccia), platy coral boundstone, foraminiferal packstone, skeletal - coralclast grainstone, large benthic foram grainstone, coral boundstone, compositional grainstone, and compositional breccia grainstone. These facies are covering at least 4 diagenesis environment : marine phreatic, meteoric phreatic, burial diagenesis and meteoric vadose, deposited in Late Oligocene based on paleontology analysis where depositional environment is shallow marine.Key words: Cikamuning, Diagenesis, Facies, Rajamandala Formation Abstrak. Batugamping Formasi Rajamandala merupakan salah satu formasi yang berada di cekungan Jawa Barat Utara yang mempunyai umur Oligosen Akhir berdasarkan Martodjojo, 1984. Formasi Rajamandala ini tersingkap dengan baik di daerah Padalarang dan melampar sampai dengan daerah Sukabumi Jawa Barat. Dikarenakan pelamparannya yang sangat luas dan variasi batuan yang cukup lengkap dalam sistem platform karbonat sehingga dapat dijadikan model yang baik untuk mempelajari sistem terumbu Tersier di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data singkapan di lapangan serta analisis petrografi yang bertujuan untuk mengetahui fasies, diagenesis, serta umur dari Formasi Rajamandala khusunya pada lintasan Cikamuning. Hasil dari penelitian terdapat 10  litofasies: foraminiferal grainstone, skeletal- coralclast grainstone, skeletal-intraclast rudstone (breccia), platy coral boundstone, foraminiferal packstone, skeletal - coralclast grainstone, large benthic foram grainstone, coral boundstone, compositional grainstone, dan compositional breccia grainstone. Batuan karbonat pada lintasan penelitian telah mengalami setidaknya 4 lingkungan diagenesis, yaitu marine phreatic, meteoric phreatic, burial diagenesis, dan meteoric vadose. Umur batuan pada lokasi penelitian adalah Oligosen Akhir berdasarkan analisis foraminifera besar, dengan lingkungan pengendapan adalah laut dangkal.Kata Kunci: Cikamuning, Diagenesis, Fasies, Formasi Rajamandala