Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN KUNYIT DAN JAHE DALAM RANSUM, TERHADAP ERITROSIT, LEUKOSIT DAN HEMOGLOBIN PUYUH JANTAN Naela Sa’adah, Nella Nor; Muryani, Rina; Sunarti, Dwi
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Pengembangan Penyuluhan Peternakan
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.692 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kunyit dan jahe dapat mempengaruhi eritrosit, leukosit dan hemoglobin puyuh jantan. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu 100 ekor puyuh jantan jenis Coturnix-coturnix japonica umur 2 minggu dengan bobot rata-rata 27,90±1,17 g dan CV 9,39% yang didatangkan dari Ds. Pulosari Rt.05/Rw.01 Kecamatan Karang Tengah Demak. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengakap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu T0 (Ransum Kontrol) T1 ( Ransum + 0,5 % kunyit dan 0,25% jahe), T2 (ransum + 1,00% kunyit dan0,50% jahe), T3 (ransum + 1,50% kunyit dan 0,75 jahe), Perlakuan masing- masing diulang sebanyak 5 kali, dan setiap ulangan terdiri dari 5 ekor puyuh. Parameter yang diamati yaitu eritrosit, leukosit dan hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kunyit dan jahe berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Rataan jumlah eritrosit T0 : 3,47x106/mm3 ±0,12, T1 : 3,32x106/mm3 ±0,12, T2 : 3,84x106/mm3 ±0,12, T3 : 3,83x106/mm3 ±0,12, rataan kadar hemoglobin T0 : 7,31/µ±0,28, T1 : 8,63 g/dl ±0,28, T2 : 8,61 g/dl ±0,28, T3 : 8,56g/dl±0,28. Penambahan kunyit dan jahe tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap leukosit ,T0 : 8830/µ, T1 : 10545/µ, T2 : 10355/µ, T3 : 7615/µ. Simpulan dari penelitian ini penambahan tepung kunyit 1% dan jahe 0,5%, merupakan level yang terbaik dan mampu meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada puyuh jantan.Kata kunci: kunyit, jahe, eritrosit, leukosit, hemoglobin. 
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var Amarum) DALAM RANSUM TERHADAP LAJU PAKAN DAN KECERNAAN PAKAN AYAM KAMPUNG UMUR 12 MINGGU Setyanto, Andri; Atmomarsono, Umiyati; Muryani, Rina
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.46 KB)

Abstract

This study aims to determine the effect of ginger powder emprit use in the diet on passage rate and feed digestibility of 12 weeks old native chicken. The material used in the study were 240 DOC native chickens. Diet was divided into two phases, namely stater phase with protein 19% and 2.900 EM kcal/kg and finisher phase with protein 17% and 2.900 EM kcal/kg. The experiment was conducted using the Completely Randomized Design(CRD) on split plot pattern with 2 main plot, 4 subplot and 5 replications, there was 40 experimental units. The experimental unit consisted of 6 bird chicken. The diet given adlibitum fed DOC to 4 weeks. Old after 5 weeks old the chicken male and female were separate and gave ginger powder in the diet T1 = 1%, T2 = 2%, T3 = 3% and the control diet (with out ginger powder). The results showed an average digestibility of the diet (T0 = 75,38%, T1 = 75,83%, T2 = 73,95%, T3 = 73,26%), passage rate (T0 = 179,2 min, T1 = 174,0 min, T2 = 186,0 min, T3 = 163,0 min), protein digestibility (83,97% males and females 80,67%). The conclusion of this study showed that the effect of ginger powder in the diet significant on passage rate. The treatment use ginger powder in the diet no significant effect on digestibility of diet and the protein digestibility, but significant effect on the digestibility protein male and female show that the males chicken more can ulitize the protein digestible than the female.Key words: native chicken, ginger powder, passage rate, feed digestibilityABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung jahe emprit dalam ransum terhadap laju pakan dan kecernaan pakan ayam kampung umur 12 minggu. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 240 ekor ayam kampung berumur 1 hari unsex yang berjumlah 240 ekor. Ransum dibagi menjadi dua fase, yaitu fase starter dengan protein 19% EM 2.900 kkal dan fase finisher dengan protein 17% EM 2.900 kkal. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola split plot dengan 2 petak utama, 4 sebagai anak petak dan 5 ulangan, sehingga ada 40 unit percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari 6 ekor ayam kampung, sehingga ayam yang dibutuhkan adalah 240 ekor. Ransum diberikan ad libitum sampai umur 4 minggu. Setelah umur 5 minggu dan diketahui jantan betina dilakukan pemberian ransum perlakuan dengan penggunaan tepung jahe 1%, 2%, 3% dan ransum kontrol tanpa penggunaan tepung jahe. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kecernaan ransum (T0 = 75,38%, T1 = 75,83%, T2 = 73,95%, T3 = 73,26%), laju pakan (T0 = 179,2 menit, T1 = 174,0 menit, T2 = 186,0 menit, T3 = 163,0 menit), kecernaan protein (jantan 83,97% dan betina 80,67%). Kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan tepung jahe dalam ransum berpengaruh terhadap laju pakan. Perlakuan penggunaan tepung jahe tidak berpengaruh terhadap kecernaan ransum dan kecernaan protein, tetapi pada kecernaan protein berpengaruh terhadap jantan dan betina yang menunjukan ayam jantan dapat memanfaatkan protein yang di cerna dari pada betina.Kata Kunci : tepung jahe, ayam kampung, laju pakan, kecernaan pakan
PENGARUH BERBAGAI FREKUENSI PEMBERIPENGARUH BERBAGAI FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN DAN PEMBATASAN PAKAN TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN PROTEIN AYAM BROILER Iqbal, Fahim; Atmomarsono, Umiyati; Muryani, Rina
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.538 KB)

Abstract

The research was aims to determine the influence of various feeding frequency and feed restriction on protein utilization of broiler chicken which includes the consumption of protein, protein efficiency ratio and nitrogen retention The experiment used 200 days old chick broilers unsex. Feed rations were calculated 22,69% crude protein; 2930 kcal/kg metabolizable energy. Completely Randomized Design with 4 treatments and 5 replication was used in this experiment. Feed provided ad libitum at the age of 1-7 days. feed restriction (75% standard) with frequency of 8-21 days with treatment at T0 = ad libitum-feed; T1 = 4 times given at 06.00, 10.00, 14.00 and 18.00, T2 = 3 times gave at 06.00, 14.00 and 18.00, T3 = 2 times were gave at 06.00 and 14.00. Feed provided ad libitum at the age of 22-35 days. The results showed that the influence of feeding frequency and feed restriction no significant effect (P> 0.05) on protein consumption, protein efficiency ratio and nitrogen retentionKey words: feed restriction, consumption of protein, protein efficiency ratio, nitrogen retention, broiler chicken
PERFORMANS AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa TERFERMENTASI (A Performance Broilers Were Given Rations of Fermented Containing Seaweed Gracilaria verrucosa) Yulma, Yori Ermando; Muryani, Rina; Mahfudz, Luthfi D.
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.851 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan tepung rumput laut G. verrucosa terfermentasi dalam ransum terhadap performans ayam broiler. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2013 di Kandang Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah 150 ekor ayam broiler jantan dan betina umur 7 hari dengan bobot badan rata-rata 163,38 ± 24,67 g (CV 3,04). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 6 ulangan yang tiap unit percobaan diisi 5 ekor ayam broiler. Perlakuan pakan yang diterapkan adalah T0 (penggunaan 0% tepung rumput laut), T1 (penggunaan 5% tepung rumput laut), T2 (penggunaan 5% tepung rumput laut terfermentasi), T3 (penggunaan 7,5% tepung rumput laut terfenmentasi), T4 (penggunaan 10% tepung rumput laut terfermentasi). Pemberian pakan diberikan secara adlibitum dan terkontrol. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi : pertambahan bobot badan, konsumsi ransum dan konversi ransum. Data dianalisis ragam menggunakan uji F dan dilanjutkan uji Duncan jika ada pengaruh perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Kesimpulan bahwa penggunaan tepung rumput laut G. verrucosa terfermentasi dapat digunakan dalam ransum ayam broiler sampai dengan 10%. Kata kunci : Ayam Broiler; Rumput Laut; Performans ABSTRACT The experiment was to determine the effect of fermented seaweed (Gracilaria verrucosa) meal in the diet on broiler performance art. The experiment was conducted in November-December 2013 at the Faculty of Animal Husbandry and Agriculture Diponegoro University, Semarang. The material used is 150 broiler chickens males and females aged 7 days with an average body weight of 163.38 ± 24.67 g (CV 3.04). Research using completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 6 replicates of each experimental unit filled 5 broiler chickens. Feed treatment applied is T0 (use 0% seaweed meal), T1 (use 5% seaweed meal), T2 (use 5% meal fermented seaweed), T3 (7.5% use meal fermented seaweed), T4 (use 10% meal fermented seaweed). Feeding adlibitum administered and controlled. Parameters observed in this study include: weight gain, feed intake and feed conversion. Data were analyzed using a variety of testing and continued F Duncan test if the effect of treatment. The results showed that the treatment had no significant effect (P> 0.05) on feed consumtion, body weight gain and feed conversion. Conclusion that the use of meal seaweed (Gracilaria verrucosa) fermented can be used in broiler rations up to 10%. Keyword : Broiler Chicken; Seaweed; Performans
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN A SINTETIK DALAM PAKAN TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS, DAN MORTALITAS EMBRIO TELUR ITIK MAGELANG PEMBIBIT YANG DIPELIHARA SECARA IN SITU Imam, Sokhirul; Muryani, Rina; Mahfudz, Luthfi Djauhari
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 3 (2013): Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.328 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin A sintetik dalam pakan itik Magelang pembibit terhadap fertilitas, daya tetas dan mortalitas embrio. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November 2012 di Village Breeding Centre Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia, Satker Itik Banyubiru, Banyubiru, Ambarawa. Materi yang digunakan adalah 84 ekor itik Magelang betina umur 45 minggu dengan bobot badan rata-rata1663,33 ± 38,79 g dan 12 ekor itik Magelang jantan umur 48 minggu bobot badan rata-rata 1746,11±39,83 gram. Pakan yang digunakan terdiri dari jagung kuning, bekatul dan konsentrat itik. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = ransum basal (vitamin A 4500 IU/kg pakan) dan T1 = ransum basal + vitamin A 1500 IU/kg pakan, total menjadi 6000 IU/kg pakan. Parameter yang diamati meliputi fertilitas, daya tetas, dan mortalitas embrio. Data penelitian yang sudah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji t-test. Hasil penelitian menunujukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang nyata (P>0,05) antara level penambahan vitamin A terhadap fertilitas, daya tetas, dan mortalitas embrio. Fertilitas telur T0 = 85,97% dan T1 = 91,19%, daya tetas telur T0 = 47,52% dan T1 = 51,07%, dan mortalitas embrio telur T0 = 53,31% dan T1 = 50,37%. Simpulan dari penelitian adalah penambahan vitamin A sintetik pada pakan itik Magelang pembibit sebanyak 1500 IU/kg pakanbelum dapat meningkatkan fertilitas dandaya tetas serta menurunkan mortalitas embrio.
POTENSI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN REMBANG Dwi Retno Lukiwati; Rina Muryani
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 4 No 1 (2006): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v4i1.93

Abstract

The availability and quality of fodder resources is the principal constraint to cow cattle production. The fodder available usually include grasses, legumes and crops residues such as straw of paddy rice. The objective for the observation research is to study the production and potency of paddy rice straw as beef cattle fodder, using survey method, in Rernbang Regency: Data were col.lected through interviewing using structured questionnaires with 66 respondents in 3 district: Kragan, Pamotan and Surnber, for 6 months. Data of production and potency of paddy rice straw were analyzed by usual method. The result showed that population of cow cattle inyear2004 was 95.288 head, which increased in the first 3 months of2005 co be IO 1.634 head. The potency of the paddy rice straw for beef cattle fodder was 46,23% in 2004, whereas in 2005 was 43,02%. As conclusion, the availability and quality of cow canle fodder which is very low in the dry season will affect the productivity of cow cattle.
PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN GULA KELAPA DAN JUS UMBI BIT TERHADAP BOBOT ORGAN USUS HALUS, PROVENTRIKULUS DAN VENTRIKULUS PADA ANAK AYAM BROILER Zitni Ilma; Retno Murwani; Rina Muryani
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 14 No 2 (2016): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v14i2.388

Abstract

The aim of this study was to determine the effect of palm sugar and beet juice in drinking water on relative weight of small intestine, proventriculus, and ventriculus of broiler chickens. One hundred and ninety five unsexed day old chicks (DOC) strain cobb were completely randomized into 5 treatments: T0 (control), T1 (1% palm sugar solution), T2 (1% beet root juice), T3 (2% palm sugar solution), and T4 (2% beet root juice). Palm sugar solution and beet root juice were given as drinking water. Chick from each treatment was taken on 2th, 3th, and 4th day. The chicks were sacrificed then dissected, small intestine, proventriculus, and ventriculus were taken and weighed. The results showed that 1 % and 2% palm sugar and beet juice in dringking water increased relative weight of small intestine at 4th day.
Performans Itik Tegal Betina dengan Sistem Pemeliharaan Intensif dan Semi Intensif di KTT Bulusari Kabupaten Pemalang Agam Pradipta Adi; Dwi Sunarti; Rina Muryani
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 14, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.518 KB) | DOI: 10.31186/jspi.id.14.3.237-245

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sistem pemeliharaan intensif dan semi intensif pada performans itik Tegal berupa komposisi dan konsumsi nutrien, konversi pakan dan produksi telur. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Mei 2018 di peternakan rakyat Desa Bulu, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu 2265 ekor itik Tegal betina dari 13 peternak itik di KTT Bulusari yang terdiri dari 6 peternak dengan sistem pemeliharaan semi intensif dan 7 peternak dengan sistem pemeliharaan intensif. Itik Tegal dipelihara selama 40 hari. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang menginterprestasikan suatu data dari sampel penelitian yang dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi pakan dan HDP itik Tegal betina yang dipelihara  secara intensif sebesar 7,09 dan 57,57%, sedangkan  itik yang dipelihara secara semi intensif adalah sebesar 1,43 dan 58,84%.  Sistem pemeliharaan semi intensif lebih menguntungkan karena lebih sedikit pakan dapat memproduksi secara optimal.
PROFIL SALURAN PENCERNAAN ITIK TEGAL BETINA YANG DIBERI PAKAN TAMBAHAN KOMBINASI LIMBAH EKSTRAK DAUN PEPAYA DAN BAKTERI ASAM LAKTAT Ari Fandi; Rina Muryani; Edjeng Suprijatna
Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan Vol 17, No 1 (2019): Sains Peternakan
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.446 KB) | DOI: 10.20961/sainspet.v17i1.25120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemanfaatan limbah ekstrak daun pepaya (EDP) yang dikombinasikan dengan bakteri asam laktat (BAL) sebagai pakan tambahan terhadap profil saluran pencernaan itik tegal. Penelitian ini menggunakan 96 itik tegal betina berumur 22 minggu dan diberi 4 macam perlakuan yang terdiri dari 4 ulangan pada tiap perlakuannya. Perlakuan pada pakan adalah T0 = Pakan basal, T1 = Pakan basal + 1% (EDP+BAL), T2 = Pakan basal + 2% (EDP+BAL), dan T3 = Pakan basal + 3% (EDP+BAL. Parameter yang diamati adalah bobot relatif hati, usus halus, ventrikulus serta panjang jejenum, ileum, duodenum dan sekum. Data yang diperoleh di analisis menggunakan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukan penambahan EDP+BAL pada pakan tidak berpengaruh signifikan terhadap panjang dan bobot saluran pencernaan.
Signifikasi Kualitas Daging Ayam Broiler Siap Konsumsi Berdasarkan pada Pengaturan Setting Zona Produksi di dalam Panjang Closed House Berbeda di Musim Kemarau Kartika Yaning Alifia; Teysar Adi Sarjana; Rina Muryani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.5127

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan kualitas daging ayam broiler akibat peningkatan mikroklimatik amonia pada zona penempatan ayam dan panjang kandang di musim kemarau. Materi yang digunakan yaitu 600 ekor DOC broiler unsexed. Parameter yang diamati adalah kualitas daging ayam yang meliputi pH, Water Holding Capacity (WHC), kadar air, kadar lemak, kadar protein dan ukuran white striping. Parameter makroklimat, mikroklimat, mikroklimatik amonia dan Heat Stres Index (HSI) pada setiap zona juga diamati sebagai gambaran kondisi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona penempatan ayam lebih jauh dari inlet dan kandang lebih panjang berimplikasi terhadap perubahan mikroklimat dan peningkatan mikroklimatik amonia. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi antara zona penempatan ayam dan panjang kandang. Nilai pH dada dan kadar air paha yang ditempatkan pada zona penempatan lebih jauh dari inlet signifikan lebih rendah. Nilai pH paha dan kadar air dada tidak mengalami perubahan signifikan akibat zona penempatan lebih jauh dari inlet dan kandang dengan panjang 60 m namun signifikan lebih rendah pada penempatan ayam zona 4 dan kandang 120 m. Sebaliknya, dimensi lebar white striping signifikan lebih besar pada zona penempatan ayam lebih jauh dari inlet dan pada kandang 60 m. Kandang dengan panjang 120 m signifikan memiliki WHC dan kadar lemak dada lebih rendah. Disimpulkan dari penelitian ini, zona penempatan ayam lebih jauh dari inlet dan kandang lebih panjang berimpilkasi pada peningkatan mikroklimatik amonia sehingga dapat menurunkan kualitas fisik dan kimiawi daging ayam broiler.Changes in Broiler Meat Quality due to Increased Microclimatic Ammonia in Chicken Placement Zone and House Length Differences in the Dry Season Abstract The aim of this research is to examine changes in broiler meat quality due to placement zone and length of farm in the dry season. Six hundred DOC broilers unsexed were used in this research. The parameters were meat quality, i.e. pH, Water Holding Capacity (WHC), water content, fat content, protein content, and size of white striping. The parameters of macroclimate, microclimate, microclimatic ammonia, and Heat Stress Index (HSI) in each zone were also observed. As found in the research, the farther zone from the inlet and the longest house, the higher microclimatic ammonia. The results showed that there was interaction between chicken placement zone and house length differences. The chicken placement zone farther from the inlet had significantly lower breast pH and thigh water content. No significant changes on thigh pH value and breast water content upon the placement zone farther from the inlet and house of 60 m length, but significantly lower in the chicken placement of zone 4 and the house with 120 m of length. Whereas the width dimensions of white striping were significantly greater in the placement zones of chickens farther from the inlet with 60 m of house length. The 120 m house length was significantly having a lower WHC and fat content on breast meat. As conclusion, chicken placement in farther zone from inlet and longer house had implications on the increase of microclimatic ammonia, which led to decrease the physical and chemical broiler chicken meat quality.