Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) DAN PERT (PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE) Naura Mutia Astari; Ade Momon Subagyo; Kusnadi Kusnadi
Konstruksia Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.308 KB) | DOI: 10.24853/jk.13.1.164-180

Abstract

Pada Penelitian proyek Pembangunan Museum XYZ, menggunakan teknik expert judgement yaitu menggunakan penilaian dari ahli dan menggunakan teknik analogous estimating  Berdasarkan waktu estimating penyelesaian proyek yaitu 154 hari dengan total biaya Rp.8.599.654.905. Dilakukan analisis pada perencanaan proyek Museum XYZ dengan menggunakan metode PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Didapatkan hasil pada metode CPM dan PERT di dapatkan lintas kritis berada pada kegiatan A-C-E-G-H-I-P-Q-R-T dan waktu penyelesaian proyek dengan menggunakan metode CPM di dapatkan hasil 102 hari, sedangkan pada metode PERT didapatkan waktu penyelesaian proyek dalam jangka waktu 129 hari. Berdasarkan perencanaa biaya percepatan proyek digunakan crashing project,  maka didapatkan hasil percepatan biaya metode PERT yaitu senilai Rp.89.965.000 dan hasil waktu metode CPM penambahan biaya pada pekerja sebesar Rp115.775.313. pada penjadwalan proyek digunakan kurva S untuk menentukan bobot biaya dengan waktu penyelesain proyek Pembangunan Museum XYZ, dan menggunakan Gantt Chart. Pada pengendalian proyek digunakan analisis sensitivitas agar mengetahui selesih perubahan waktu pada penyelesaian proyek.  Berdasarkan Analisis Sensitivitas bahwa scenario yang telah di buat disimpulkan bahwa setiap percepatan waktu selama 6 hari mengalami kenaikan biaya proyek sebesar 1%. Biaya kenaikan tersebut didapatkan dari penambahan jumlah pekerja dan biaya lembur.
PENERAPAN METODE PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA) PADA SUSU KEDELAI DI DESA KUTAGANDOK Naura Mutia Astari; Vita Efelina
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 5 No 1 (2021): JULI
Publisher : Relawan Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v5i1.919

Abstract

Stunting pada anak masih menjadi masalah besar di Indonesia, berdasarkan pantauan status gizi (PSG) tahun 2017 bahwa 29,6% kasus stunting, diatas ketetapan WHO (20%). Faktor penyebab kasus Stunting pada balita sering di kaitkan dengan factor kemiskinan termasuk gizi, kesehatan, sanitasi dan lingkungan. Desa Kutagandok merupakan desa yang mengalami gizi krosnis atau stunting, salah satu upaya masyarakat desa dengan memberikan asupan gizi melalui susu kedelai. Susu kedelai memiliki gizi yang baik dapat dijadikan alternatif dari susu sapi karena memiliki kandungan protein yang hampir setara. Selain itu susu kedelai memiliki potensi yang memiliki harga nilai jual, oleh karena itu produk susu kedelai dijadikan sebagai produk UMKM Desa Kutagandok, upaya ini dapat meminimalisir stunting dan meningkatakan perkekonomian masyarakat desa. Berbagai program pemerintah maupun non pemerintah mengupayakan peningkatan perokonomian masyarakat, salah satunya Program Hibah Bina Desa (PHBD). Tujuan pada program hibah bina desa yaitu menjadikan produk susu kedelai menjadi produk UMKM, dengan harapan dapat meningkatkan pemasukan masyarakat desa. Untuk dapat mencapai tujuan digunakan metode pelaksanaan dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) yang merupakan pendekatan yang mengedepankan hasil perumusan sesuai dengan kebutuhan dalam penyelenggaraan program.
Otomasi Pemisah Kulit Ari Kacang Kedelai dan Penyaringan pada Pembuatan Susu Kedelai di Desa Kutagandok Gina Aulia Sari; Naura Mutia Astari; Vita Evelina; Billy Nugraha; Husna Rozaqqiyah
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 5 No 1 (2021): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v5i1.407

Abstract

Stunting in general is a failure condition growth against children, caused by malnutrition in a long time. Milk has a good nutritional content and required by the body for the process of growth. In Indonesia, there are still many toddlers and children who do not consume milk that can cause stunting. It is influenced by the high milk prices in the market. To overcome the problem, soy milk can be a solution, because it contains a substance which is equivalent to cow's milk. The village Kutagandok is one of the villages stunting, which is located in Karawang District. Countermeasures carried out of the village to reduce stunting is the provision of soy milk to toddlers and kids. The process of the production of soy milk is made by the people of the village Kutagandok. But the thing is, there are still some obstacles in the production of, namely the limited human resources (HR) for the separation process soy beans with the skin's epidermis. So then it takes a HR more to make the production time to be shorter. In addition, the length of time filtering soy milk which resulted in easy casserole. The purpose of this service is to help the village of reducing stunting, by way of automation peeler soybeans from the epidermis and the filter tool to separate the soy milk with the dregs. Initially the process of the production of soy milk is used in a conventional manner. Furthermore, through this service uses the peeler semi-conventional. With the filter tool, then the time the production process is faster and quality is better.