Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGARUH SANDBLASTING TERHADAP STRUKTUR MIKRO PADA SEKRUP IMPLAN BAJA TAHAN KARAT AISI 316L Mukhsen, Muhammad Iqbal; Mahardika, Muslim; Suyitno, Suyitno
Jurnal MEKANIKAL Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Mekanikal Januari 2017
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.167 KB)

Abstract

Penelitian kali ini menjelaskan tentang terjadinya perubahan struktur mikro pada material baja tahan karat 316L.Penggunaan bahan Stainless Steel 316L sangat cocok digunakan dalam pembuatan sekrup implan.Perlakuan sandblasting kepada sekrup implan dapat meningkatkan kekerasan dan kekasaran permukaannya sehingga terjadinya perubahaan struktur mikro.Tekanan penembakan dilakukan secara konstan dengan tekanan 7kg/cm2.Metode penembakan dilakukan dengan cara berputar untuk mendapatkan keseragamaan pada permukaan sekrup implan. Hasil perubahaan setelah sandblasting menunjukkaan perubahaan pada struktur mikro.Perubahaan terlihat dengan mengecilnya butiran pada daerah yang terkena sandlasting dan adapula yang mengalami abrsi pada beberapa percobaan.Kata Kunci :Sandblasting, Struktur Mikro, Sekrup, Implan, AISI 316L
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKAAN PADA STAINLESS STEEL 316L DENGAN METODE COLD WORKING Mahardika, Muslim; Saputra, Yosferi
Jurnal Teknologi Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam dunia industri, kemampuan untuk memproduksi sendiri alat-alat industri manufaktur sangat dibutuhkan oleh semua pihak, siapapun yang memiliki industri manufaktur yang lebih lengkap dan baik akan menghasilkan produk-produk manufaktur yang baik pula. Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini dilakukan berbagai macam penelitian untuk meningkatkan kualitas produk-produk setelah dilakukan proses permesinan, seperti halnya dengan proses pengerjaan dingin (cold working). Hal ini akan mempengaruhi pula pada nilai jual dan persaingan dalam industri. Dalam penelitian ini, dilakukan proses cold working yaitu dengan proses penekanan pada permukaan benda kerja. Untuk melakukan proses penekanan, ada beberapa hal yang harus disediakan dan ditentukan terlebih dahulu, yaitu parameter-parameter yang di inginkan untuk melakukan proses penekanan antara lain kedalaman penekanan dan lama waktu penekanan. Setelah dilakukan proses penekanan maka dilakukan pengujian pada permukaan benda kerja tersebut. Pengujian yang dilakukan antara lain yaitu: uji surface roughness, uji hardness dan uji struktur mikro. Dari pengujian surface roughness, didapat bahwa nilai kekasaran permukaan benda kerja bisa diturunkan dengan pengerjaan cold working pada permukaan benda kerja tersebut. Sebelum dilakukan penekanan, kekasaran permukaan berkisar Ra: 1,18 µm dan setelah dilakukan penekanan nilai kekasarannya menjadi Ra: 0,24 µm. Dari pengujian kekerasan didapat juga bahwa nilai kekerasan permukaan benda kerja bisa dinaikan dengan pengerjaan cold working. Sebelum penekanan yaitu 220 HV dan setelah dilakukan penekanan nilai kekerasan permukaannya mencapai 285 HV. Sedangkan dari pengujian struktur mikro dapat juga dilihat bahwa pada butir-butir strukturnya yang berada didekat daerah proses penekanan berukuran lebih kecil dan rapat dibandingakan dengan ukuran butir struktur didaerah yang jauh dari proses penekanan. Kata Kunci : cold working, surface roughness, kekerasan permukaan
COMPARISON OF SURFACE CHARACTERISTICS OF MEDICAL-GRADE 316L STAINLESS STEEL PROCESSED BY SAND-BLASTING, SLAG BALL-BLASTING AND SHOT-BLASTING TREATMENTS Arifvianto, Budi; Mahardika, Muslim; Salim, Urip Agus; Suyitno, Suyitno
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 52, No 1 (2020)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In this research, a comparative study was carried out to examine the surface characteristics of medical-grade 316L stainless steel after blasting treatments by using angular silica particles, spherical slag balls and spherical metallic shot. The surface roughness, morphology, elemental composition and microhardness distribution of the stainless steel were determined and the possible mechanisms in the evolution of the surface characteristics of the steel exposed to the blasting treatments were established. The results showed that all the blasting treatments conducted in this research increased the roughness and hardness of the steel surface. In this case, the roughest stainless steel surface was achieved by the slag ball-blasting treatment, but the stainless steel with the hardest surface and the thickest hard subsurface layer was obtained by the shot-blasting treatment. On the basis of the findings in this research it can be concluded that the physical properties and surface morphology of particles or shot used in the blasting treatment are critical parameters in determining the surface characteristics of blasted stainless steel.
Rancang bangun mesin separator magnetik untuk proses daur ulang baterai litium 18650 Akhmad Tito Fismatika; Muslim Mahardika; Budi Arifvianto; Muhammad Akhsin Muflikhun
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 17 No 1 (2022): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v17i1.286

Abstract

Kebutuhan baterai litium ion dalam kehidupan sehari-hari terus meningkat. Dengan beragamnya peralatan yang menggunakan baterai litium ion, maka semakin tinggi pula jumlah limbah baterai ini. Limbah baterai litium ion digolongkan dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Oleh karena itu, daur ulang baterai litium ion perlu dilakukan guna mengurangi limbah B3. Proses daur ulang baterai dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, dimulai dengan mengosongkan baterai (discharging), pembongkaran baterai (dismantling), penghancuran baterai (crushing), pengambilan litium (mining), dan pemurnian litium (purification litium). Tahapan yang dibahas dalam kajian ini yaitu tahapan pengambilan litium (mining). Pengambilan litium dilakukan dengan cara pemisahan magnetik hasil penghancuran baterai litium ion dengan harapan dapat mempermudah proses daur ulang baterai. Tujuan kajian ini untuk merancang mesin magnetik separator yang aman saat dioperasikan. Kajian ini dilakukan untuk merancang dan mengetahui tingkat keamananan mesin separator magnetik yang berfungsi sebagai alat proses daur ulang baterai litium ion 18650. Metodologi yang dilakukan dalam merancang mesin separator magnetik ini dilakukan dengan beberapa proses. Proses awal yaitu perancangan magnetik separator menggunakan software Autodesk Inventor 2020 Student Version. Berikutnya desain magnetik separator dianalisis menggunakan software Ansys 2021 Student Version sebagai perhitungan finite element analysis. Hasil analisis dari software Ansys 2021 Student Version berupa tegangan Von Mises Stress, Deformation, dan Maximum Shear Stress. Dari data hasil software Ansys 2021 Student Version dapat diketahui bahwa mesin magnetik separator sudah aman untuk dioperasikan. Dengan adanya mesin magnetik separator ini diharapkan mampu menambah efisiensi dan efektivitas dalam proses pengambilan logam aktif litium dari hasil penghancuran baterai dalam proses daur ulang baterai litium ion.
Comparison of Surface Characteristics of Medical-grade 316L Stainless Steel Processed by Sand-blasting, Slag Ball-blasting and Shot-blasting Treatments Budi Arifvianto; Muslim Mahardika; Urip Agus Salim; Suyitno Suyitno
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 52 No. 1 (2020)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2020.52.1.1

Abstract

In this research, a comparative study was carried out to examine the surface characteristics of medical-grade 316L stainless steel after blasting treatments by using angular silica particles, spherical slag balls and spherical metallic shot. The surface roughness, morphology, elemental composition and microhardness distribution of the stainless steel were determined and the possible mechanisms in the evolution of the surface characteristics of the steel exposed to the blasting treatments were established. The results showed that all the blasting treatments conducted in this research increased the roughness and hardness of the steel surface. In this case, the roughest stainless steel surface was achieved by the slag ball-blasting treatment, but the stainless steel with the hardest surface and the thickest hard subsurface layer was obtained by the shot-blasting treatment. On the basis of the findings in this research it can be concluded that the physical properties and surface morphology of particles or shot used in the blasting treatment are critical parameters in determining the surface characteristics of blasted stainless steel.
Penentuan Waktu Optimal Electrochemical Machining Pada Pembuatan Plat Pembentuk Multilayered Microfilters Sakir Sakir; Andi Sudiarsi; Muslim Mahardika
Dinamika : Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.48 KB) | DOI: 10.33772/djitm.v9i2.4181

Abstract

Electrochemical Machining (ECM)merupakan salah satu alternatif permesinan yang dapat digunakan pada pembuatan plat pembentuk multilayered microfilters.Penggunaan metode ECM sendiri dipilih sebagai suatu metode pemesinan material karena dapat melakukan permesinan pada produk micromachining yang berukuran kecil dan memiliki struktur yang kompleks yang tidak bisa dilakukan pada mesin konvensional karena material yang terlalu getas, kuat, kecil, atau dapat menimbulkan tegangan sisa bila menggunakan permesinan konvensional.Dalam penelitian ini menggunakan material stainless steel 204 sedangkan elektroda yang digunakan adalah die shinking berbahan stainless steel 204. Pada pembuatan plat pembentuk multilayered microfilters kegiatan yang dilakukan adalah analisis mengenai pengaruh tegangan yang digunakan (6, 10, dan 14 Volt) dan working gap (4, 5, dan 6 mm), dengan replikasi sebanyak tiga kali menggunakan pendekatan full factorial design dan metode permesinan ECM statis. Respon yang diuji dalam penelitian ini diantaranya Material Removal Rate (MRR) dan overcut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata MRR tertinggi pada  tegangan 20 Volt dengan working gap sebesar 4 mm sebesar 17,949 x 10-4 g/s, sementara untuk nilai MRR terendah diperoleh pada konsentrasi tegangan 6 Volt dengan nilai working gap 6 mm yaitu sebesar 4,878 x 10-4g/s. Sedangkan rata-rata overcut tertinggi diperoleh pada tegangan 14 Volt dengan working gap 4 mm yaitu sebesar 0,4010 mm, sedangkan nilai rata-rata overcut terendah diperoleh pada tegangan 6 Volt dengan working gap 6 mm yaitu sebesar 0,1200  mm. Berdasarkan hasil validasi perbandingan yang telah dilakukan, rata-rata validai overcut pada tegangan 8 Volt dan working gap 4.5 mm yaitu sebesar 0,076 mm sedangakan overcut terkecil pada tegangan  8 Volt dan working gap sebesar 5.5 mm yaitu sebesar 0.061 mm. Berdasarkan validasi diperoleh waktu permesinan optimal yaitu pada tegangan 12 volt dengan working gap 4,5 mm sebesar 546 detik. Kata kunci: Electrochemical machining, multilayered microfilters, material removal rate, overcut
Pendekatan Baru Penentuan Kemudahan Proses ?-EDM dengan Menggunakan Analis Dimensional Teorema Buckingham ? Nidia Lestari; Muslim Mahardika
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 8 No 1 (2015): April 2015
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baru-baru ini, kemudahan permesinan benda kerja menggunakan proses ElectricalDischarge Machine (EDM) telah ditentukan oleh teori ?·?·?. Berdasarkan teori ?·?·?kemudahan proses EDM ditentukan oleh konduktivitas termal (?), temperatur titik leleh (?),dan tahanan listrik sebuah material (?). Keuntungan menggunakan permesinan EDM adalahketidakbergantungnya kekerasan sebuah material benda kerja untuk diproses. Namun dariteori ?·?·? dibutuhkan energy yang berbeda untuk memproses 12 jenis material bendakerja. Studi kasus dari penelitian ini adalah menganalisa secara dimensional TeoremaBuckingham ? hubungan antara teori ?·?·? dengan sifat fisik kekerasan sebuah material.Proses EDM tidak terlepas dari efek akibat adanya pemberian tegangan dan kapasitansiyang akibat proses ini terjadinya ionisasi yang menimbulkan stokastik termal. Performasebuah material dikaitkan dengan titik leleh material tersebut. Pada saat titik leleh sebuahmaterial tercapai maka akan ada gerakan atom, dimana akan menimbulkan dislokasi dantegangan sisa pada material tersebut. Hasil menunjukkan bahwa ada koefisien korelasipositif antara kekerasan dengan teori ?·?·? dalam menentukan kemudahan proses EDMdan dengan menggunakan Teorema Buckingham ? didapat formula matematika hubungankekerasan dengan teori ?·?·?.Kata kunci: electrical discharge machining; Buckingham ?; teori ?·?·?, kekerasanMore recently, the easy of machining the work piece using the Electrical Discharge Machine(EDM) has been determined by the theory of ? • ? • ?. Based on the theory of ? • ? • ? EDMprocess is determined by the thermal conductivity (?), melting point temperature (?), and amaterial electrical resistivity (?). The advantage of using EDM machining is not dependencyviolence a workpiece material to be processed. But from theory ? • ? • ? different energyneeded to process 12 different types of material objects. Studi case of this study is toanalyze Buckingham ? Theorem dimensional relationship between theory ? • ? • ? with thephysical properties of a material hardness. EDM process can’t be separated from the effectsof the provision of the voltage and capacitance as a result of this process that raises thestochastic thermal ionization. The performance of a material associated with the meltingpoint of the material. By the time the material's melting point is reached there will be amovement of atoms, which would lead to dislocation and residual stresses in the material.Results showed that there is a positif coeficient corelation between violence with the theoryof ? • ? • ? in determine the EDM process and Buckingham ? theorem by using amathematical formula derived violent relationship with the theory of ? • ? • ?.Keywords: electrical discharge machining; Buckingham ?; teori ?·?·?, violence
Aplikasi Cetakan Permanen untuk Meningkatkan Produksi dan Kualitas Produk IKM Pengecoran Logam Kuningan di Ngawen, Sidokarto, Godean, Yogyakarta Suyitno Suyitno; Urip Agus Salim; Muslim Mahardika
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 2, No 1 (2016): September
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.076 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.22218

Abstract

Small and Medium Enterprises (SME) brass foundry in Ngawen Sidokarto, District of Godean, Sleman, Yogyakarta mostly produced cow necklace accessories (klonthong) and jathilan accessories (klinthing). Te industry and business management are arranged within the scope of family. Te products are relatively low in quality and its market share is limited and tend to be traditional. Tis condition is caused by the weak knowledge of the management and the method of casting metals and metal science. Brass casting methode, that was used at IKM partner, is casting with mold of sand or soil. Tis process requires the making process of sand molds, that is removed afer the brass solidify. For large quantities products, this process is inefcient and takes a long time. It would require a more efcient and faster method in the production process. Method of sand casting and ceramics have been used by SMEs cast brass in Yogyakarta, however it  has many disadvantages in terms of increased productivity and quality as well as the expansion of product applications. Te permanent mold casting of iron is a casting method which has many advantages over other methods, but the use for SMEs has not been applied in the SME of cast brass. Te permanen mold casting methods was introduced to SME partners. Tis replaces the sand mold materials and molding sand. It is expected the casting process is faster because the mold can be used for a large number of products. Te results show that the application of the technology results in products with precision and consistent in shape and size. Community Service of UGM with Appropriate Technology has also collaborated with  Industry and Trade service of Yogyakarta donation of production machinery for making permanent mold. It can be concluded that the application of permanen mold in the brass foundry industry improve the product precision and the speed of produsction.
Reducing the punch force in the circular punching process by preheating under the recrystallization temperature Yani Kurniawan; Muslim Mahardika; Muhammad Haritsah Amrullah; Bambang Cahyadi
SINERGI Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/sinergi.2022.1.005

Abstract

Punch force is the main factor in the success of making holes using the punching process. However, the punching process cannot make a hole when the punch force in the machine is smaller than the punch force in the material. Preheating can be used to reduce the punch force in the material. This research aims to develop the preheating method with low current electricity for reducing the punch force in the material. The preheating method is used two tubular type heating elements with an electric current of about 0.9 A. This method can be heating the material below recrystallization temperature (100 and 150 °C). Preheating at 100 and 150 °C can reduce the punch force by 4 and 11% compared to without preheating. These results can be concluded the material heating below recrystallization temperature is effectively enough to reduce the punch force. Thus, the punching process is able to make a hole even though the punch force in the machine is smaller than the punch force in the material.
Desain Wire Winding Machine Sebagai Alat Bantu Pembuatan Kabel Pemandu Stent Koroner Muslim Mahardika; Miftakhudin Miftakhudin; Budi Yuli Setianto
Journal of Mechanical Design and Testing Vol 1, No 1 (2019): Articles
Publisher : Departemen Teknik Mesin dan Industri, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.803 KB) | DOI: 10.22146/jmdt.46738

Abstract

Guide wires (kabel pemandu) merupakan perangkat pendukung utama untuk melakukan operasi pada lumen (pipa pembuluh darah), pemasangan stent koroner atau ring organ jantung, serta pada operasi urology. Perangkat ini berfungsi sebagai pemandu dan pembawa agar dapat mencapai pembuluh darah (atherosclerosis) yang mengalami penyempitan atau penyumbatan karena penimbunan plak. Sejak guide wire diperkenalkan pada tahun 1980an, pemasangan coronary stent (stent koroner) pada pasien bisa dilakukan tanpa pembedahan. Dokter spesialis cenderung lebih suka melakukan operasi dengan pemasangan stent koroner dibandingkan dengan operasi pembedahan. Kebutuhan stent koroner yang begitu besar di Indonesia dan semua perangkat tersebut merupakan produksi luar negeri (impor), memunculkan dorongan untuk mengkaji stent terlebih guide wire dan membuat suatu mesin wire winding machine yang dapat memproduksi guide wire di dalam negeri sendiri, sehingga dapat menggantikan ketergantungan perangkat pemasangan stent dari luar negeri. Pada penelitian ini desain dilakukan dengan menggunakan software CAD dan analisis dilakukan dengan menggunakan software analisis tegangan. Hasil simulasi analisis tegangan pada mesin didapatkan bahwa tegangan maksimum pada model wire winding machine adalah sebesar 20,9 MPa, safety factor minimum pada model mesin, yaitu sebesar 11,93, dan nilai displacement yang terjadi pada wire winding machine adalah sebesar 0,435 mm.