Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

DAYA HAMBAT BIORASIONALEKSTRAK SIRIH DAN TEMBAKAU PADA Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI Oktarina, O; Tripama, Bagus; Rohmah, Wheni Nur
AGRITROP Vol 15, No 2 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.934 KB) | DOI: 10.32528/agr.v15i2.1173

Abstract

Colletotrichum capsicimerupakan jamur patogen pada tanaman cabai besar (Capsicum annum) yang menimbulkan gejala penyakit antraknosa.Pengendalian penyakit menggunakan fungisida kimiawi menimbulkan berbagai permasalahan baru Sehingga diperlukan pengendalian yang aman bagi lingkungan dan makhluk hidup.Ekstrak sirih dan tembakau merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai fungisida nabati.Pengujian campuran ekstrak sirih dan tembakau dengan rasio yang berbeda diharapkan dapat menghambat pertumbuhan Colletotrichum capsici dan dapat menurunkan keparahan penyakit pada buah cabe merah. Biorasional ekstrak sirih dan tembakau yang diuji yaitu1:1, 1:2, 2:1, 1:3, 3:1 dan kontrol sebagai pembanding.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, biorasional ekstrak sirih dan tembakau yang tepat dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichumcapsici secara in vitro adalah biorasional 3:1 dengan daya hambat  30,44% dan dapat menekan munculnya jumlah spora jamur Colletotrichum capsici yaitu 4,6x106 spora/ml. Keparahan penyakit pada buah cabai mencapai 25% dengan masa inkubasi 12 hari.
PENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN DAYA SAING GULA MERAH UNTUK MEMPERKUAT EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN Santosa, Teguh Hari; Salim, Noor; Prayuginingsih, Henik; Oktarina, Oktarina
AGRITROP Vol 14, No 1 (2016): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.596 KB) | DOI: 10.32528/agr.v14i1.409

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model peningkatan daya saing gula merah sebagai upaya memperkuat ekonomi masyarakat  pedesaan. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan metode PRA, FGD, RRA,  indept interview dan survei. Sampel  ditentukan melalui stratified random sampling sebanyak 150 orang. Teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan DRCR dan PCR. Analisis kualitatif adalah fenomenologis dan pola kecenderungan yang dilakukan sepanjang rentang waktu penelitian. Penelitian dilakukan di dua kecamatan penghasil gula merah di Kabupaten Jember sejak bulan Pebruari 2016 sampai Juni 2016. Hasil penelitian pada agroindustri rumah tangga gula merah di Kabupaten Jember menunjukkan: (1) Keuntungan per 25 pohon/bulan sistem kemitraan Rp 1.014.575, sistem non mitra  sebesar  Rp 301.408 (skala kecil), Rp 668.113 (menengah) dan Rp 691.369 (besar); (2) pendapatan usaha gula merah/bulan sistem kemitraan Rp 4.426.688,  sistem non mitra sebesar Rp 2.545.469 (skala kecil), Rp 3.467.260 (menengah) dan Rp 4.355.938 (besar),  dengan kontribusi terhadap pendapatan total keluarga  sebesar 94,36% pada sistem kemitraan, dan non mitra  85,83% (skala kecil), 90,52% (menengah) dan 93,36% (besar); (3) Daya saing kompetitif termasuk dalam kategori rendah (nilai PCR mitra=  0,84; non mitra skala menengah =0,92;  besar = 0,90) bahkan skala kecil non mitra masuk dalam kategori sangat rendah (PCR =1,031); (4) Daya saing komparatif baik sistem kemitraan maupun non mitra termasuk dalam kategori sedang  (nilai DRCR mitra = 0,65; non mitra skala kecil= 0,72; menengah= 0,70; besar= 0,67).
APLIKASI BIORASIONAL EKSTRAK SIRIH DAN TEMBAKAU PADA PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI DI LAPANG O, Oktarina; Tripama, Bagus; Supartha, Alif Darmawan
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.318 KB) | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1558

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biorasional ekstrak sirih dan  tembakau  yang efektif dalam menekan penyakit antraknosa cabai. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember.  Metode penelitian menggunankan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan E1 ( kontrol, tanpa perlakuan), E2  (Ekstrak sirih:tembakau  1:1), E3  (Ekstrak Sirih : tembakau 2:1), E4 (Ekstrak Sirih : tembakau 1:2). E5 (Ekstrak Sirih:Tembakau 3:1), E6 (Ekstrak Sirih:Tembakau 1:3) yang masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biorasional ekstrak sirih dan  tembakau berpengaruh terhadap Intensitas serangan penyakit, Jumlah total buah pertanaman, Jumlah total buah perplot, Berat total buah pertanaman, Berat total buah perplot, Intensitas kerusakan buah perplot.. Biorasional ekstrak sirih dan tembakau 3:1 memberikan  efektivitas tebaik.
UJI EFEKTIVITAS WAKTU APLIKASI BAHAN ORGANIK DAN DOSIS PUPUK SP-36 DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI OKRA (Abelmoschus esculentus) Ichsan, Muhammad Chabib; Santoso, Ivan; Oktarina, Oktarina
AGRITROP Vol 14, No 2 (2016): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.297 KB) | DOI: 10.32528/agr.v14i2.428

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu aplikasi bahan organik Petroganik yang paling efektif dalam meningkatkan produksi tanaman okra, untuk mengetahui dosis pupuk SP-36 yang paling efektif dalam meningkatkan produksi tanaman okra, dan untuk mengetahui adanya interaksi antara waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 dalam meningkatkan produksi tanaman okra. Oleh karena itu penelitian ini akan memberikan pengetahuan tentang waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 sehingga memberikan masukan kepada ilmu pertanian khususnya dalam pemupukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 berbeda nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman 40 dan 60 hst, jumlah buah per sampel, berat buah per sampel, jumlah buah per petak, berat buah per petak, dan berat brangkasan kering. Disarankan adanya penelitian lebih lanjut pada waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 dikarenakan tidak memberikan pengaruh pada semua variabel pengamatan.
RESPON TANAMAN MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L) TERHADAP PESTISIDA NABATI DAN PUPUK CAIR GREEN TONIC Efendi, Mangsur; O, Oktarina; Wijaya, Insan
AGRITROP Vol 17, No 1 (2019): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.596 KB) | DOI: 10.32528/agritrop.v17i1.2188

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Jenis bahan pestisida nabati yang tepat terhadap pertumbuhan, hasil dan intensitas serangan OPT  tanaman mentimun. (2) Waktu pemupukan pupuk cair green tonic yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. (3). Interaksi antara jenis bahan pestisida nabati dengan waktu pemupukan pupuk cair green tonic yang tepat terhadap pertumbuhan, hasil dan intensitas serangan OPT tanaman mentimun. Penelitian dilakukan dengan pola dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor yaitu faktor 1 : jenis bahan pestisida nabati, yaitu: P0: tanpa pestisida, P1: Ekstrak Daun Pepaya, P2: Ekstrak Daun Lamtoro, P3: Campuran Ekstrak Daun Pepaya dan Ekstrak Daun Lamtoro (1: 1) dan Faktor 2 : waktu pemberian pupuk cair tonik hijau G1: Tampa Green Toninc, G2: 7 dan 14 hst, G3: 14 dan 28 hst, diulang 3 kali. Hasil menunjukkan bahwa pestisida nabati berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil dan intensitas serangan OPT. Jenis campuran  Ekstrak Daun Pepaya dan Ekstrak Daun Lamtoro (P3) memberikan pengaruh terbaik. Pupuk cair green tonik (G3 pada 14 dan 28 hst) memberikan yang terbaik.
PENAMPILAN SEPULUH VARIETAS KEDELAI YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN TEBU Iskandar Umarie; M. Hazmi; Oktarina Oktarina
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 20, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jipi.20.2.60-65

Abstract

[PERFORMANCES OF TEN SOYBEAN VARIETIES AS INTERCROPPED WITH SUGARCANE]. An intercropping system between soybean and sugarcane may be an alternative to increase soybean production in Indonesia, but not all soybean varieties are suitable for intercropping system as different soybean varieties may perform differently under intercropping system and monoculture system. Therefore, suitable soybean varieties for intercropping should be identified to warrant the higher crop productivity. This study was conducted to to compare the growth and yield performances of ten soybean varieties in monoculture and soybean-sugarcane intercropping systems. The experiment was laid in a Split Plot Design with three replications. The cropping systems (monoculture and intercrop) were allotted in the main plots, while the soybean varieties (Gepak Kuning, Kaba, Wilis, Tanggamus, Burarang, Sinabung, Anjasmoro, Agromulyo, Ring-1, and Gema) were assigned as the sub plots and allotted randomly in each main plot. On overall, the intercropping system had significantly reduced the soybean pod number, seed number, wight of 100 seed, and, seed yield/plant, but increased plant height as compared to the monoculture system. The exceptions were observed for seed number and weight of 100 seed. The reduction of seed number was not significant on Agromulyo and Dering-1.On the other hand, Anjasmoro and Dering-1were the only varieties showed significant reduction in weight of 100 seed. Kaba, Willis, Tanggamus, Burarang, Sinabung, and Dering-1 showed their consistant performormances across the cropping systems. However, the higher seed yield/plant in both systems was observed on Gepak Kuning, Willis, Burarang, Agromulyo, Dering-1, and Gema.
Model Peningkatan Daya Saing Kopi Robusta Bagi Petani Di Kabupaten Bondowoso Teguh Hari Santosa; Oktarina Oktarina; Danu Indra Wardhana
AGRIBEST Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agribest.v4i2.3405

Abstract

Daya saing kopi rakyat dari masyarakat pinggiran hutan umumnya rendah yang berakibat pada lemahnya ekonomi masyarakat. Upaya peningkatan daya saing kopi rakyat tersebut akan memperkokoh ekonomi masyarakat melalui perbaikan teknologi budidaya, pengolahan pasca panen, struktur industri dan kondisi permintaan terhadap kopi rakyat.    Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui daya saiang kopi robusta dikabupaten bondowoso. Untuk mencapai tujuan tersebut menggunakan metode survei. Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso selama 6 bulan pada tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:  daya saing kompetitif dan komparatif kopi rakyat hasil olah kering  adalah tinggi yang ditunjukkan dengan nilai PCR  0,4261  dan nilai DRCR 0,4397.  Kopi olah basah juga mempunyai daya saing  kompetitif tinggi dengan nilai PCR 0,3679, namun daya saing komparatif cukup tinggi dengan nilai DRCR 0,5135. Meskipun daya saing kompetitif dan komparatif tinggi, namun keuntungan rata-rata per hektar kopi rakyat olah kering hanya sebesar Rp 743.681/ha/bulan lebih kecil dari UMR Kabupaten Bondowoso dan memberikan kontribusi kepada pendapatan keluarga sebesar 33,96%.  Sedangkan kopi olah basah meskipun mempunyai daya saing komparatif dengan kategori cukup tinggi namun keuntungannya lebih tinggi, yaitu Rp 1.483.742/ha/tahun  dan mempunyai kontribusi 48,05% terhadap pendapatan keluarga. Terdapat enam sarana produksi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing kopi rakyat, yaitu sumberdaya manusia, teknologi, modal, bahan baku, mesin dan pasar.
The Perspective of Food Sustainability and Security for Forest Edge Community through Increasing Coffee Competitiveness for Income Sustainability Toni Herlambang; Noor Salim; Oktarina Oktarina
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 1, No 3 (2018): Budapest International Research and Critics Institute October
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v1i3.50

Abstract

The consumption of rice on the edge of the forest tends to increase unbalanced with production causing food insecurity. Efforts to strengthen the food security of forest-edge communities can be through diversification of non-rice food (corn, sweet potato, banana, cassava and arrowroot) and increased income of smallholder coffee farmers. The objectives of the research are to obtain a model of increasing the competitiveness of the people's coffee to strengthen the resilience and security of forest-edge communities. Research location in  Bondowoso District.. The results of the research show that: (1) The model of enhancing the competitiveness of coffee people can strengthen the resilience and security of marginalized communities by involving local institutions in Jember (Perhutani, Plantation Department, Industry Office, Coffee and Cocoa Research Center, Cooperative Service, and Higher Education) . (2) The strategy to strengthen the resilience and security of the food of marginalized forest communities can also through the diversification of non-rice food consumption. (3) Diversification of non-rice food consumption (66-77%) and rice (23-34%). (4) In general, the food security and security of forest-edge communities in the category is quite steady.
UJI EFEKTIVITAS WAKTU APLIKASI BAHAN ORGANIK DAN DOSIS PUPUK SP-36 DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI OKRA (Abelmoschus esculentus) Muhammad Chabib Ichsan; Ivan Santoso; Oktarina Oktarina
AGRITROP Vol 14, No 2 (2016): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v14i2.428

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu aplikasi bahan organik Petroganik yang paling efektif dalam meningkatkan produksi tanaman okra, untuk mengetahui dosis pupuk SP-36 yang paling efektif dalam meningkatkan produksi tanaman okra, dan untuk mengetahui adanya interaksi antara waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 dalam meningkatkan produksi tanaman okra. Oleh karena itu penelitian ini akan memberikan pengetahuan tentang waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 sehingga memberikan masukan kepada ilmu pertanian khususnya dalam pemupukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 berbeda nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman 40 dan 60 hst, jumlah buah per sampel, berat buah per sampel, jumlah buah per petak, berat buah per petak, dan berat brangkasan kering. Disarankan adanya penelitian lebih lanjut pada waktu aplikasi bahan organik Petroganik dan dosis pupuk SP-36 dikarenakan tidak memberikan pengaruh pada semua variabel pengamatan.
APLIKASI BIORASIONAL EKSTRAK SIRIH DAN TEMBAKAU PADA PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI DI LAPANG Oktarina O; Bagus Tripama; Alif Darmawan Supartha
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1558

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biorasional ekstrak sirih dan  tembakau  yang efektif dalam menekan penyakit antraknosa cabai. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember.  Metode penelitian menggunankan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan E1 ( kontrol, tanpa perlakuan), E2  (Ekstrak sirih:tembakau  1:1), E3  (Ekstrak Sirih : tembakau 2:1), E4 (Ekstrak Sirih : tembakau 1:2). E5 (Ekstrak Sirih:Tembakau 3:1), E6 (Ekstrak Sirih:Tembakau 1:3) yang masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biorasional ekstrak sirih dan  tembakau berpengaruh terhadap Intensitas serangan penyakit, Jumlah total buah pertanaman, Jumlah total buah perplot, Berat total buah pertanaman, Berat total buah perplot, Intensitas kerusakan buah perplot.. Biorasional ekstrak sirih dan tembakau 3:1 memberikan  efektivitas tebaik.