Jamur tiram putih banyak dibudidayakan petani di Indonesia karena sifatnya yang adaptif terhadap lingkungan, produktifitas tinggi, kaya nutrisi, dan rendah lemak sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Namun, jamur tiram putih yang telah dipanen akan mudah sekali rusak karena kandungan airnya tinggi yaitu 86,6%. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk memperpanjang daya simpan jamur tiram putih setelah dipanen dengan mengolah jamur tiram putih menjadi tepung. Salah satu tahapan penting dalam pembuatan tepung jamur tiram adalah proses pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi faktor suhu dan lama pengeringan terhadap mutu tepung jamur tiram putih dan berapakah suhu dan lama pengeringan yang tepat untuk menghasilkan tepung jamur tiram putih dengan mutu terbaik. Diketahui semakin tinggi suhu dan lama pengeringan maka rendemen, kadar abu, kadar protein, dan derajat putih tepung jamur tiram akan semakin meningkat, sedangkan kadar airnya menurun. Begitu pula sebaliknya. Disamping itu, diketahui pula bahwa suhu pengeringan 650C dan lama pengeringan 5,5 jam akan menghasilkan tepung jamur tiram putih terbaik dengan rendemen 7,34%, kadar air 4,30%, kadar abu 4,75%, kadar protein 19,20%, dan derajat putih 82,17.