Alfa Narendra
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ANALISIS POLA PERMINTAAN SEPEDA KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Indriyaningrum, Lulut; Narendra, Alfa; -, Arfitriyani
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 14, No 1 (2012): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aims to discover and describes the patterns of demand for student campus bike and infrastructure needed by the student in Unnes. By quantitateive descriptive analysis method based on the data processing questionnaires and field  observations, it can be found relation to the choice of variables that make up the student transportation demand patterns and the desired infrastructure. The sampling technique was conducted by Stratified Cluster Sample.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan pola permintaan sepeda kampus mahasiswa Unnes dan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Dengan metode analisis diskriptif kuantitatif berdasarkan hasil pengolahan data angket/ kuesioner dan observasi lapangan, maka dapat ditemukan hubungan variabel terhadap pilihan transportasi mahasiswa yang membentuk pola permintaan serta sarana prasarana yang diinginkan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Stratified Cluster Sample.
HUBUNGAN ANTARA HOURLY FLOW DENGAN KECELAKAAN: KASUS JALAN TOL JAKARTA-CIKAMPEK Haryadi, Bambang; Narendra, Alfa; Riyanto, Bambang
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 11, No 2 (2009): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Accident prediction models is related to the quantification of the relationship betweenaccidents that occured at certain location with factors that influence it at a particular time. Themodels could provide ideas how each variable contributes to the accident that occured at aparticular location. The purpose of the strudy was to develop toll road accident prediction models byconsidering hourly traffic flow. Microscopic analysis result shows that the relationship betweenaccident frequency and hourly traffic can be represented by exponensial step-functions. Up to 700vehicle/hour accident frequency increases exponentially, then it decreases exponentially as trafficflow increases furthermore. This trend was common for total, single-vehicle, and multi-vehicleaccidents. Model prediksi kecelakaan merupakan kuantifikasi hubungan antara kecelakaan yangterjadi pada suatu lokasi dengan faktor-faktor yang berpengaruh pada waktu itu. Model prediksidapat memberi gagasan bagaimana masing-masing variabel tersebut berkontribusi menyebabkankecelakaan yang terjadi di lokasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modelprediksi kecelakaan yang terjadi pada ruas jalan tol dengan berdasarkan volume lalu lintas per jam(hourly traffic flow). Analisis secara mikroskopik dengan menggunakan volume lalulintas per jamsebagai variabel bebas menunjukkan bahwa hubungan antara besarnya frekuensi kecelakaandengan volume lalulintas per jam berbentuk eksponensial bertingkat. Sampai dengan nilai volumelalulintas 700 kendaraan/jam hubungan frekuensi kecelakaan dengan volume lalulintas per jamdapat dinyatakan dengan fungsi eksponensial positif, sedangkan di atas nilai volume lalulintas 700kendaraan/jam hubungannya dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi eksponensial negatif. Hal iniberlaku baik untuk kecelakaan total, tunggal, maupun jamak
LATAR BELAKANG PERILAKU BERSEPEDA DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Narendra, Alfa
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 14, No 2 (2012): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In late 2009, Conservation Development Team held a working meeting that one of them is related to the concept of campus bike. The result is a program of prioritizing bicycles and pedestrians, as part of Green Transport System Internal Framework. On March 20, 2010 Date of declared conservation campus. In the same year, in 1000 the bike Unnes get grants from the Corporate Social Responsibility 3rd party. From the cordon line survey closed, recorded at least 3,000 motorcycles were on campus at the time sama.Berdasarkan Sekaran other surveys, boundary surveys tiered, has been growing interest in citizen UNNES for cycling and berjalankaki on campus have now UNNES, and on the other , UNNES managers are trying hard to meet the demand ini.Tulisan is trying to focus on the facts obtained from the results of the 2010-2012 survey, and make recommendations based on those facts. Di akhir tahun 2009, Tim Pengembang Konservasi mengadakan rapat kerja yang salah satunya berkenaan dengan konsep sepeda kampus. Hasilnya adalah program pengutamaan sepeda dan pejalan kaki, sebagai bagian dari Kerangkakerja Sistem Transportasi Hijau Internal. Pada Tanggal 20 Maret 2010 di deklarasikan kampus konservasi. Pada tahun yang sama, Unnes mendapatkan hibah 1000 sepeda dari program Corporate Social Responsibility pihak ke 3. Dari survei cordon line tertutup, dicatat setidaknya ada 3000 sepeda motor berada di dalam kampus Sekaran pada saat yang sama.Berdasarkan survei yang lain, survei berjenjang berbatas, sudah tumbuh minat warga unnes untuk bersepeda dan berjalankaki di lingkungan kampus sekaran unnes, dan di sisi lain, pengelola unnes sedang berusaha keras untuk memenuhi permintaan ini.Tulisan ini berusaha fokus pada fakta-fakta yang didapat dari hasil survei dari 2010-2012, dan memberi rekomendasi berdasar fakta-fakta tersebut
PENGEMBANGAN METODE ANALISIS KINERJA SIMPANG-T TAK-BERSINYAL Haryadi, Bambang; Narendra, Alfa; Budiwirawan, Agung
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 3 No 1 (2015): The 17th FSTPT of International Symposium
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Road capacity guidelines of the developed countries can not be applied with success in Indonesia. Because, that guidelines are generally developed based on homogeneous traffic mainly consists of four-wheeled vehicles, so the presence of motorcycles can be ignored. In addition, traffic behavior patterns in Indonesia is different from that of  the developed world. For Indonesian case, guidelines which ignores the existence of motorcycle is clearly unappropriate, because the road traffic is dominated by motorcycles. The purpose of the study was to better understand the actual Indonesian traffic characteristics and driver behavior by taking into account heterogeneous traffic conditions. To achieve the objectives, models were developed for speed, capacity and delay at unsignalized T-intersections using streams of conflicting traffic as predictor. Analysis was done using regression techniques. The study produced speed models, aproach capacity models, and delay models for  unsignalized T-intersection as a function of traffic flow. The models can be used as tools for performance analysis of unsignalized T-intersection.
PENGEMBANGAN MODEL TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS JALAN TOL Haryadi, Bambang; Narendra, Alfa; Budiwirawan, Agung
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 3 No 1 (2015): The 17th FSTPT of International Symposium
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study aim was to develop models that can be used to assess the level of toll road traffic safety. Model development was done with a focus on microscopic traffic conditions in the form of hourly traffic flow, which was expected to represent the traffic conditions at the time of accidents. To achieve the research objectives,  data in the form of tollroad geometric characteristics, crash , and traffic volume, was collected from Jagorawi, Jakarta-Cikampek, Padaleunyi, and Palikanci toll road operators. Level of safety assessment models were developed from these data with generalized linear modeling (GLM) approaches, and calibrated using statistical techniques. This study successfully model the effect of hourly traffic flow and a number of toll road road geometry elements to the total accidents frequency. It was found that the negative binomial distribution fits to the data describing the incidence of traffic accidents on inter urban Indonesian toll roads.
PERILAKU PENYEBERANG PEJALAN KAKI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA LALU LINTAS Nugroho, Untoro; Narendra, Alfa; Wicaksono, Ridho
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are not many pedestrians crosser using pedestrian overhead bridges nowadays. They are more likely at-Grade Pedestrian Crosserseven though there were pedestrian overhead bridges.Like what we observed at BrigjendKatamso street. This paper described pedestrians crossing behavior around SMPN 2 Semarang’s pedestrian overhead bridges. Furthermore,their side friction impact on traffic flows are measured and noted. Preliminary survey was conductedon 40 hours traffic counting based on video-recordedtraffic data. This survey shows there are two peak hours, morning period at 05:45-08:45 and noon period at 14:30-17:30. On each peak hours, we observe at-grade pedestrian crosser for their impact on car travel-timeand spot-speed. In morning peak-time most of pedestrian crosser use overhead pedestrian bridge, otherwise in noon peak-time at-grade crossing preferred. During day-peak-time, single pedestrian crosser could delayedtwo passenger cars for 1.37 sec, meanwhile in the noon-peak-time they delayed one passenger car for 1 sec. In the morning peak hour, Spot-speed before disturbance is 22.43 km/hour, during crossing occur is 18.35 km/hour, and after the crossing is 19.1 km/hour. Meanwhile, during 3 hours of noon peak hour, spot speed before crossing is 17.45 km/hour, during disturbance is 13.48 km/hour, after crossing is 24.07 km/hour. Thie research proofed that there are side frictions regarding at-grade pedestrian crossing around overhead pedestrian bridge in front of SMPN 2 Semarang.Banyak penyeberang pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyeberangan dan lebih memilih untuk menyeberang ke ruas jalan pada jalan Brigjend Katamso, meskipun pada jalan tersebut telah ada fasilitas jembatan penyeberangan. Tulisan ini menyajikan perbandingan perilaku penyeberang melalui jembatan dengan melalui jalan. Khusus penyeberang jalan apakah mempunyai pengaruh terhadap arus lalu lintas atau tidak. Bila terjadi pengaruh, seberapa besar pengaruh tersebut. Observasi/Survei awal dengan melakukan penghitungan arus lalu lintas harian selama 40 jam menggunakan metode pencacahan manual, serta metode visual dengan kamera video. Selanjutnya dari survei lalu lintas harian diketahui waktu puncak yaitu puncak pagi (05.45 – 08.45) dan puncak sore (14.30–17.30). Pada masing-masing waktu puncak kemudian dikaji perbandingan perilaku penyeberang melalui jembatan dengan melalui jalan. Khusus untuk perilaku penyeberang melalui jalan akan diteliti pengaruhnya terhadap jumlah lama kendaraan tertahan serta kecepatan mobil penumpang ketika terjadi aktifitas penyeberangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada waktu pagi hari perilaku penyeberang melalui jembatan lebih banyak dari pada melalui jalan. Sedangkan pada waktu sore hari perilaku penyeberang melalui jembatan lebih sedikit dari pada melalui jalan. Pada puncak pagi rata-rata penyeberang jalan menghambat 2 kendaraan selama 1.37 detik sedangkan puncak sore menghambat 1 kendaraan selama 1 detik. Pengaruh terhadap kecepatan mobil penumpang selama 3 jam puncak pagi menghasilkan temuan kecepatan sebelum kejadian 22.43 km/jam, sesaatkejadian 18.35 km/jam, setelahkejadian 19.1 Km/jam. Sedangkan 3 jam selamapuncak sore menghasilkan temuan kecepatan sebelum kejadian 17.45 km/jam, sesaatkejadian 13.48 km/jam, setelahkejadian 24.07 km/jam. Hal ini menunjukkan penyeberang melalui jalan menjadi penghambat lalulintas di sekitar Jembatan Penyeberangan Orang, di depan SMPN 2 Semarang, di Jalan Brigjend Katamso. 
STUDI PENANGANAN TUNDAAN PERGERAKAN DI PERSIMPANGAN EMPAT BANARAN-SEKARAN Narendra, Alfa; Budiwirawan, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

At Banaran, Sekaran intersection. Morning peak hour occurs before 7am, since the first classes begins at 7am. Generally, traffic flows decline after 12am. On site Origin-Destination pattern shows that south to north streams are dominant. There was single peak hour, 12:15-13:15. There are three alternatives based on Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Indonesia Highway Capacity Manual). Firstly do nothing, secondly geometric enhancement and the latest is building a roundabout. First alternative will drive into saturated intersection. Whereas its degree of saturation will became 0,74 which closed to 0,75 saturated value. Second alternative is relative small impact in DS, reducing only 0,06 into 0,68. Meanwhile, selected roundabout alternative is reduce DS into mentioned directionN-E 0,25, E-S 0,25, S-W 0,24, W-N 0,27.Di Simpang Empat Lengan Banaran – Sekaran, peningkatan volume dominan terjadi sebelum jam 07.00 WIB, karena kegiatan perkuliahan jam pertama adalah jam 07.00 WIB, dan penurunan volume dominan terjadi setelah jam 12.00 WIB. Pola asal-tujuan menunjukkan pergerakan didominasi pergerakan Utara-Selatan, dengan asal pergerakan dominan dari Selatan. Hanya ada satu jam puncak, 12.15 – 13.15.Dari hasil perhitungan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia, alternatif pertama, yaitu alternatif dengan kondisi saat ini (do nothing), menghasilkan derajat kejenuhan (Degree of  Saturation=DS) sebesar 0,74, mendekati DS jenuh yang sebesar 0,75.  Perhitungan alternatif kedua, berupa perbaikan geometrik, pemberian rambu dan marka jalan hanya mampu menurunkan DS sebesar 0,06 menjadi 0,68. Alternatif ketiga sebagai alternatif terpilih, berupa jalinan bundaran, menghasilkan Derajat kejenuhan bagian jalinan arah U-T sebesar 0,25, T-S 0,25, S-B 0,24, B-U 0,27.
ANALISIS POLA PERMINTAAN SEPEDA KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Indrianingrum, Lulut; Narendra, Alfa; Arfitriyani, Arfitriyani
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 14, No 1 (2012): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v14i1.7105

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan pola permintaan sepeda kampus mahasiswa Unnes dan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Dengan metode analisis diskriptif kuantitatif berdasarkan hasil pengolahan data angket/ kuesioner dan observasi lapangan, maka dapat ditemukan hubungan variabel terhadap pilihan transportasi mahasiswa yang membentuk pola permintaan serta sarana prasarana yang diinginkan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Stratified Cluster Sample.
PERILAKU PENYEBERANG PEJALAN KAKI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA LALU LINTAS Wicaksono, Ridho; Nugroho, Untoro; Narendra, Alfa
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v16i2.7228

Abstract

There are not many pedestrians crosser using pedestrian overhead bridges nowadays. They are more likely at-Grade Pedestrian Crosserseven though there were pedestrian overhead bridges.Like what we observed at BrigjendKatamso street. This paper described pedestrians crossing behavior around SMPN 2 Semarang’s pedestrian overhead bridges. Furthermore,their side friction impact on traffic flows are measured and noted. Preliminary survey was conductedon 40 hours traffic counting based on video-recordedtraffic data. This survey shows there are two peak hours, morning period at 05:45-08:45 and noon period at 14:30-17:30. On each peak hours, we observe at-grade pedestrian crosser for their impact on car travel-timeand spot-speed. In morning peak-time most of pedestrian crosser use overhead pedestrian bridge, otherwise in noon peak-time at-grade crossing preferred. During day-peak-time, single pedestrian crosser could delayedtwo passenger cars for 1.37 sec, meanwhile in the noon-peak-time they delayed one passenger car for 1 sec. In the morning peak hour, Spot-speed before disturbance is 22.43 km/hour, during crossing occur is 18.35 km/hour, and after the crossing is 19.1 km/hour. Meanwhile, during 3 hours of noon peak hour, spot speed before crossing is 17.45 km/hour, during disturbance is 13.48 km/hour, after crossing is 24.07 km/hour. Thie research proofed that there are side frictions regarding at-grade pedestrian crossing around overhead pedestrian bridge in front of SMPN 2 Semarang.Banyak penyeberang pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyeberangan dan lebih memilih untuk menyeberang ke ruas jalan pada jalan Brigjend Katamso, meskipun pada jalan tersebut telah ada fasilitas jembatan penyeberangan. Tulisan ini menyajikan perbandingan perilaku penyeberang melalui jembatan dengan melalui jalan. Khusus penyeberang jalan apakah mempunyai pengaruh terhadap arus lalu lintas atau tidak. Bila terjadi pengaruh, seberapa besar pengaruh tersebut. Observasi/Survei awal dengan melakukan penghitungan arus lalu lintas harian selama 40 jam menggunakan metode pencacahan manual, serta metode visual dengan kamera video. Selanjutnya dari survei lalu lintas harian diketahui waktu puncak yaitu puncak pagi (05.45 – 08.45) dan puncak sore (14.30–17.30). Pada masing-masing waktu puncak kemudian dikaji perbandingan perilaku penyeberang melalui jembatan dengan melalui jalan. Khusus untuk perilaku penyeberang melalui jalan akan diteliti pengaruhnya terhadap jumlah lama kendaraan tertahan serta kecepatan mobil penumpang ketika terjadi aktifitas penyeberangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada waktu pagi hari perilaku penyeberang melalui jembatan lebih banyak dari pada melalui jalan. Sedangkan pada waktu sore hari perilaku penyeberang melalui jembatan lebih sedikit dari pada melalui jalan. Pada puncak pagi rata-rata penyeberang jalan menghambat 2 kendaraan selama 1.37 detik sedangkan puncak sore menghambat 1 kendaraan selama 1 detik. Pengaruh terhadap kecepatan mobil penumpang selama 3 jam puncak pagi menghasilkan temuan kecepatan sebelum kejadian 22.43 km/jam, sesaatkejadian 18.35 km/jam, setelahkejadian 19.1 Km/jam. Sedangkan 3 jam selamapuncak sore menghasilkan temuan kecepatan sebelum kejadian 17.45 km/jam, sesaatkejadian 13.48 km/jam, setelahkejadian 24.07 km/jam. Hal ini menunjukkan penyeberang melalui jalan menjadi penghambat lalulintas di sekitar Jembatan Penyeberangan Orang, di depan SMPN 2 Semarang, di Jalan Brigjend Katamso. 
STUDI PENANGANAN TUNDAAN PERGERAKAN DI PERSIMPANGAN EMPAT BANARAN-SEKARAN Narendra, Alfa; Budiwirawan, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v16i1.7224

Abstract

At Banaran, Sekaran intersection. Morning peak hour occurs before 7am, since the first classes begins at 7am. Generally, traffic flows decline after 12am. On site Origin-Destination pattern shows that south to north streams are dominant. There was single peak hour, 12:15-13:15. There are three alternatives based on Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Indonesia Highway Capacity Manual). Firstly do nothing, secondly geometric enhancement and the latest is building a roundabout. First alternative will drive into saturated intersection. Whereas its degree of saturation will became 0,74 which closed to 0,75 saturated value. Second alternative is relative small impact in DS, reducing only 0,06 into 0,68. Meanwhile, selected roundabout alternative is reduce DS into mentioned directionN-E 0,25, E-S 0,25, S-W 0,24, W-N 0,27.Di Simpang Empat Lengan Banaran – Sekaran, peningkatan volume dominan terjadi sebelum jam 07.00 WIB, karena kegiatan perkuliahan jam pertama adalah jam 07.00 WIB, dan penurunan volume dominan terjadi setelah jam 12.00 WIB. Pola asal-tujuan menunjukkan pergerakan didominasi pergerakan Utara-Selatan, dengan asal pergerakan dominan dari Selatan. Hanya ada satu jam puncak, 12.15 – 13.15.Dari hasil perhitungan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia, alternatif pertama, yaitu alternatif dengan kondisi saat ini (do nothing), menghasilkan derajat kejenuhan (Degree of  Saturation=DS) sebesar 0,74, mendekati DS jenuh yang sebesar 0,75.  Perhitungan alternatif kedua, berupa perbaikan geometrik, pemberian rambu dan marka jalan hanya mampu menurunkan DS sebesar 0,06 menjadi 0,68. Alternatif ketiga sebagai alternatif terpilih, berupa jalinan bundaran, menghasilkan Derajat kejenuhan bagian jalinan arah U-T sebesar 0,25, T-S 0,25, S-B 0,24, B-U 0,27.